EPISODE 4

...Kayaknya aku suka kamu👩‍❤️‍👨...

Pagi ini Tornado sudah sangat rapi dengan pakaian sekolahnya itu. Harus terlihat tampan di depan Siska nanti.

Incaran lelaki ini adalah Siska.

Gadis yang berhasil membuat Tornado begitu penasaran saat pandangan pertama.

Pandangan pertama....

Awal aku berjumpa....

Seolah olah hanya....

Impian yang berlalu....

Tepat sekali lagu ini menggambarkan hati Tornado. Ketika tukang kebun rumahnya menyetel lagu di radio butut itu.

Tak mau diam. Tornado ikut berjoget. Mengajak 20 pelayannya untuk ikut berjoget bersama tukang kebun itu.

Sungguh tak kusangka....

Dan rasa tak percaya....

Cowok setampan dia....

Datang menghampiriku....

Setelah lagu usai. Tornado kembali bingung memilih kendaraan yang akan ia bawa.

Berhadapan dengan 30 motor miliknya di tempat parkir khusus motor. Setiap hari motor ini selalu di lap bersih agar tampak masih baru.

"Pagi-pagi udah joget. Sekarang bingung milih motor," ucap Melanie saat menghampiri anaknya.

"Ma, Tornado udah gak punya motor nih. Beliin dong," rengek Tornado manja pada Mamanya. Ia anak semata wayang keluarga konglomerat.

Melanie tertawa renyah. "Ini 30 motor mau dikemanain?"

"Buang, buang, buang, buang, buang." Tornado menunjuk motornya yang ingin dibuang.

Notifikasi pada ponsel lelaki itu sangat menganggu sekali. Tornado berdecak kesal, merogoh ponselnya yang berada di saku celana.

Ayang beb 💕: Bangun sayang

Ayang beb 4 💕: Tornado.....

Semut kesayangan 💕: Aku gak mau berlian!!

Pacar baru yang ke sebelas 💕: Mana? Katanya malam mau ketemuan

Baru pacaran tadi pagi: pagi sayang

Pacar 1 💕: bajunya nggak muat

Pacar 2 💕: sepatunya kebesaran

Perkumpulan para mantan 💕: #kitagakmaudiputusinTornado

Baru pacaran tadi malam 💕: sayang aku pergi dulu ya

Baru putus 5 menit: aku mau kita balikan!! Atau aku bunuh diri

Lova kesayangan ❤️: makasih mobil barunya. Aku suka, lain kali kerumah ya

Tornado dibuat pusing sendiri dengan notifikasi yang banyak lope-lope ini. Aduh susah kalo berbisnis pacar begini.

Bisnis andalan Tornado.

Hadiah yang ia kasi kepada para pacar-pacarnya tidak main-main juga.

"Belum ada yang pas jadi bini Tor kalo kayak gini," gumam Tornado.

"Mau kriteria gimana, sih?" tanya Melanie mengusap rambut anaknya.

Melanie seperti ibu sosialita dan baik. Perhiasan dan baju yang dipakai Melanie harganya tidak pernah bercanda. Serius mulu.

Bahkan untuk ikat rambutnya saja dibandrol harga puluhan juta. Rambut sudah berharga :)

"Oh iya Ma. Tor ada perempuan yang spesial. Dia itu unik banget Ma. Nanti Tor kenalin ya kalo udah bisa miliki hatinya."

"Apapun yang dipilih Tor, Mama yakin pilihan terbaik. Ingat pulang sekolah langsung pulang, malam ikut Mama sama Papa. Mau ketemu teman lama Papa kamu."

Tornado bergaya hormat pada Mamanya. "Siap Ma."

Ia memilih membawa mobil pick-up ke sekolah. Lain dari yang lain memang. Kayaknya Tornado terkena gangguan jiwa deh.

Gerbang besar dirumahnya terbuka lebar. Tiba-tiba mobil pick-up Tornado berhenti. Ia segera berlari menghampiri Mamanya.

"Kenapa sayang?"

"Lupa salam."

Tornado mencium tangan Mamanya tak lupa mengecup pipi Mamanya juga. Setelah itu baru ia pergi ke sekolah.

...👩‍❤️‍💋‍👨huaaa tuing... hamil deh🤰...

Sekolah SMA Raksa mulai ramai dengan kedatangan para murid sekolah. Mereka masuk kedalam sambil berbincang.

Ada juga yang menunggu temannya di gerbang sekolah, dan ada juga yang masih bercanda di koridor sekolah.

Siska menikmati suasana sekolah bersama kedua temannya sembari bercengkrama dan tertawa.

"AWAAASS!!"

"PALENTINO ROSSA LEWAAT!!"

"TEPI! TEPI!"

"TEPI WOY!"

"BUDEK LO GUE BILANG TEPI!"

Iwak heboh menyuruh anak yang berada di lapangan untuk minggir. Berbeda dengan Stevanno yang mabuk.

Mereka berdua berada di belakang mobil pick-up. Tornado bawa mobil sangat ugal-ugalan.

Terkena umpatan dan amukan kendaraan lain saat di jalanan hingga ke sekolah.

Iwak yang berdiri akhirnya runtuh di samping Stevanno dengan napas tersengal-sengal.

"Gue nyesal nerima tumpangan sultan," ucap Iwak diangguki Stevanno.

Rasanya sudah sangat mual. Perutnya bergejolak hebat terlalu banyak makan angin. Stevanno pun berlari menuju toilet.

Tornado turun dari mobil pick-up nya. Sekolah dibuat heboh dengan kedatangan mobil pick-up.

Siska dan kedua temannya kaget karena mobil pick-up Tornado tepat berhenti di depannya.

"Eh calon istri," tegur Tornado ramah pada Siska.

Riantika dan Anindya mengulum senyuman. Menggoda Siska dengan menyenggol bahu gadis itu.

"Calon mobil kita untuk bawa anak."

Kening Siska berkerut. Bawa anak. Anindya segera menghampiri pacarnya.

"Baby, kenapa?" tanya Anindya mengibas-ngibas tangannya di udara tepat di depan wajah Iwak.

"Ayang Anin, aku mual."

"Yah, Baby mual. Hamil? Siapa yang hamilin? Biar Anin minta tanggungjawab ya. Masa goyang sama-sama nggak mau tanggungjawab."

Iwak menggaruk kepala yang tak gatal. Sabar menghadapi pacarnya ini.

"Ayang Anin. Bukan hamil, aku cowok."

Anindya mengusap leher belakangnya. "Iya juga, ya. Salah hehe."

Riantika dan Siska kompak memutar bola matanya malas. Tornado menarik tangan Siska, refleks gadis itu tertarik.

"Gimana cukup gak bawa anak kita di belakang?" tanya Tornado menaik turunkan alisnya.

"Bucin," ketus Riantika dan memilih meninggalkan keduanya.

"Anak kita? Lo ngigo, atau mau gue hajar!"

"Jangan galak-galak. Nih mobil khusus untuk kita. Kita berdua duduk di depan, keempat puluh anak kita duduk di belakang."

Siska membelalakkan matanya sempurna. Em-empat puluh? Ini anak manusia apa anak ayam.

"Lah buset. Banyak amat," celetuk Iwak yang sudah turun dari mobil pick-up.

"Baby, jangan ikut campur," ujar Anindya dengan bibir yang ia cebikkan.

Iwak mencubit gemas pipi Anindya. "Ayang Anin. Biar aku antar ke kelas ya."

"Ayuk."

Siska menatap kedua pasangan yang memang romantis alay ini. Meninggalkan dirinya dan angin ribut disini.

"Jadi gimana, empat puluh cukup gak? Kalo kurang aku siap goyang."

Plak

Siska menampar pipi Tornado. Ngaco anak empat puluh, terlalu berkhayal tinggi. Emang dipikir perempuan mesin buat anak apa.

"Gue bukan mesin buat anak!" sarkas Siska dan pergi.

Bukannya marah. Tornado malah tersenyum, memegang pipinya yang terasa sedikit panas.

"Tamparan pertama awal cinta. Lihat tamparan kedua benih cinta."

Senang sekali Tornado hari ini membawa mobil pick-up ke sekolah. Lain kali ia akan membonceng anak perempuan sekolah ini di belakang mobil pick-up nya.

Biar orang tau kalo Tornado memiliki banyak pacar. Pamer dulu.

"Shella," panggil Tornado saat Shella lewat di depannya.

"Iya," jawab Shella dengan senyuman.

"Duh, meleleh ginjal gue lihat lo senyum. Jangan sering senyum."

"Kenapa?"

"Nanti gue diabetes."

Shella tertawa pelan mendengar gombalan Tornado. Lelaki itu memamerkan kendaraannya ke sekolah pada Shella.

Tornado ini unik bagi Shella. Sekolah bawa mobil pick-up. Apa tidak ada mobil lain.

"Ke kelas bareng yuk," ajak Tornado dengan manis.

Ia tau jika Shella adalah Kakaknya Siska. Siapa tau dapat informasi tentang Siska atau bisa lebih dekat dengan Siska melalui perantara Kakaknya.

"Oh iya, hari ini ada PR Pak Gundul 'kan?" Tornado pura-pura lupa.

"Iya ada. Aku udah selesai."

"Boleh minjam buku PR-nya nggak? Gue nggak nyontek kok. Cuman nyalin jawaban lo aja. Boleh ya," mohon Tornado dengan sangat modus.

Shella mengangguk. "Iya, boleh."

"Duh makin getar ginjal gue hahay!"

...👶Jadi deh debaynya🤱...

Terpopuler

Comments

shychylove❤️❤️

shychylove❤️❤️

Lucuuuuu.... 😀😀

2021-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!