Gadisku Pembunuh

Gadisku Pembunuh

Pendahuluan

"Azriel," suara itu terdengar menusuk ke telinganya.

Seorang pria dengan gagah berjalan di Koridor kelas yang berada di lantai satu, suara panggilan tadi berhasil menghentikan langkah kaki panjang milik pria itu. Pria itu kini mencari asal suara orang yang barusan memanggilnya, hingga akhirnya ia menemukan dua pria yang sedang melambaikan tangan di tangga menuju lantai dua.

Pria yang memanggilnya adalah kedua temannya yang bernama Mahesa dan Ardi, sedangkan dirinya bernama Azriel Weizmann Smith. Azriel berjalan menghampiri kedua temannya dan menyapa mereka dengan ramah.

"Tumben senyum?" tanya Mahesa setelah Azriel berada di sampingnya.

"Emangnya kenapa kalau gue senyum? Masalah?" tanya balik Azriel berjalan mendahului mereka menuju kelas yang ada di lantai dua.

Saat di tangga seorang wanita menghentikan jalannya, "EM..... Kamu orang yang kemarin yah?" tanya wanita itu sambil memperhatikan wajah Azriel.

Azriel mencoba mengingat wanita di hadapannya, hingga pada akhir ia ingat siapa wanita di depannya itu, "Oh..... Yang kemarin di depan supermarket?"

Wanita itu menganggukkan kepalanya, jadi kemarin Azriel hampir menabrak orang di depan supermarket karena ia membawa motor dalam keadaan marah dan kesal.

"Jadi lu sekolah di sini?" tanya Azriel kembali.

"Makannya kalau sekolah tuh perhatiin orang-orangnya juga, jangankan sama cewek ini yang beda kelas. Lu mah sama temen satu kelas aja enggak kenal semua," timpa Ardi menyela obrolan Azriel dan wanita itu.

"Ini, aku mau balikin uang yang kemarin," wanita itu menyodorkan beberapa lembar uang, jadi kemarin untuk ganti rugi Azriel juga memberikan uang pada wanita itu.

"Enggak usah, kan udah gue bilang enggak usah di balikin," tolak Azriel.

"Tapi....." wanita itu tidak biasa menerima uang dari orang lain jadi ia sedikit ragu untuk menerima uang itu.

Azriel tanpa pikir panjang meninggalkan wanita itu, Ardi dan Mahesa ikut mengejar Azriel.

"Kalau enggak mau, nanti pulang sekolah kasih gue aja," teriak Mahesa bercanda.

Azriel mendekap mulut Mahesa dan menyeretnya menuju kelas, Ardi bukan membantunya malah menertawakan Mahesa. Sampailah ketiganya di kelas, tidak lama setelah duduk di kursi Bel pertanda masuk kelas telah berbunyi di barengi dengan masuknya seorang guru dengan seorang perempuan yang kemungkinan akan menjadi murid baru di sekolah ini.

Perempuan itu membulatkan matanya saat melihat Azriel, ia juga menelan ludahnya sendiri dengan susah payah.

"Bu boleh pindah kelas enggak?" tanya wanita itu sambil berbisik pada guru di sampingnya.

"Kenapa? Bukannya tadi kau semangat masuk ke kelas ini," tanya gurunya tanpa mengecilkan suaranya.

Wanita itu tidak berani menatap ke arah depan terutama ke arah Azriel, "Bu jangan keras-keras dong ngomongnya, pokoknya pindah kelas yuk," wanita itu terus meminta di pindahkan.

"Tidak bisa, sekarang lebih baik kau perkenalan," tolak guru itu.

Perempuan itu menghela nafasnya lalu perkenalan, "Halo, nama aku Angelina Margaret, kalian bisa panggil aku Angel."

"Baik Angel kau duduk di samping Azriel, karena cuman di sana yang kosong," guru itu meminta Angel duduk di sebelah Azriel.

"Maaf Bu, Azriel yang mana yah? Saya kan baru masuk mana kenal sama yang namanya Azriel," tanya Angel bingung.

"Kau tinggal lihat saja Angel mana kursi yang kosong, bukannya tadi ibu sudah bilang kalau kursi yang kosong tuh cuman tinggal satu," balas guru itu.

"Oh iya bu maaf," dengan terpaksa ia akhirnya duduk di sebelah Azriel, tapi sampai ia duduk ia tidak mau menatap Azriel.

"Lu cewek yang kemarin yah?" tanya Azriel tanpa menatap Angel.

Deg, suara detak jantung Angel berdenyut dengan keras dan kencang, "Perasaan gue enggak punya riwayat penyakit jantung deh, tapi ini kenapa jantung gue jadi kek gini," gumam Angel dalam hatinya.

"Di tanya bukannya jawab malah ngelamun," tambah Azriel masih tanpa menatap Angel.

Angel seketika langsung menatap Azriel sambil cengengesan, "Kok masih kenal sih? Iya gue cewek yang kemarin, jadi gue minta enggak usah di bahas lagi yah," Angel pun mengaku kalau ia adalah wanita yang kemarin.

Jadi setelah tidak sengaja menabrak wanita di depan supermarket, Azriel juga bertemu dengan Angel di jembatan. Angel yang melihat Azriel berdiri di pembatas jembatan malah menganggap kalau Azriel akan bunuh diri, tanpa menunggu penjelasan dari Azriel, Angel terus memperingati Azriel bahwa bunuh diri itu tidak baik.

Padahal Azriel memang tidak ingin bunuh diri, itulah mengapa Angel malu saat harus bertemu lagi dengan Azriel hari ini.

"Lu tau enggak, padahal gue berharap kita enggak akan ketemu lagi," tambah Angel.

"Mungkin takdir," balas Azriel menatap Angel hingga membuat tatapan mereka bertemu untuk beberapa detik saja, Angel segera memalingkan tatapannya ke arah lain.

Beberapa menit kemudian, waktunya jam istirahat pertama telah di mulai Azriel mengajak Angel pergi ke kantin bersama dengan teman-temannya juga. Di kantin Angel tidak sengaja menabrak wanita yang tadi di awal ingin mengembalikan uang Azriel.

Wanita itu bernama Senja ia murid di kelas sebelah, Senja memiliki paras yang cantik dengan otak yang lumayan pintar. Karena itulah beberapa wanita di kelasnya sering membully dan tidak mau berteman dengan Senja. Angel membantu Senja yang terjatuh ke lantai.

"Enggak papah kan?" tanya Angel takut Senja kenapa-napa.

Senja berdiri berkat bantuan Angel, ia membereskan rok pendeknya yang kusut, "Enggak papah kok," balas Senja juga dengan senyuman ramahnya.

"Makannya kalau jalan tuh pakai mata," sindir Azriel tanpa melirik keduanya.

Angel memukul lengan Azriel, "Jangan banyak bicara dulu," balasnya.

"Sendirian aja?" tanya Angel pada Senja kembali.

Senja menganggukkan kepalanya.

"Gabung sama kita aja yuk? Kebetulan aku belum punya temen," ajak Angel tanpa ragu.

"Tapi..... Nanti kalau yang lainnya enggak boleh gimana?" tanya Senja ragu kalau Azriel akan mengizinkannya duduk di meja yang sama.

"Iya boleh juga tuh," setuju Mahesa.

"Beneran?" tanya Senja sekali lagi.

"Iya beneran, ya udah yuk kita cari meja kosong," Angel merangkul Senja dan membawanya pergi untuk segera duduk.

"Sini woy," panggil Ardi menunjuk meja yang biasa mereka tempati.

Angel membawa Senja ke meja itu dan duduk berdampingan, semua mata tertuju pada mereka berlima. Para siswa heran dengan tingkah aneh yang Azriel perlihatkan hari ini, pasalnya selama ini Azriel di kenal sangat pendiam dan tidak pernah bersama dengan wanita di sekolah.

Walaupun sebenarnya banyak wanita yang mencoba mendekati Azriel, namun pria itu selalu menolaknya dengan tegas bahkan tidak membiarkan wanita manapun duduk di sebelahnya. Tapi kali ini ia bahkan banyak bicara pada wanita yang merupakan murid baru tersebut.

"Karena gue baik hati dan tidak sombong, kalian gue traktir deh," ucap Angel.

"Wah...... Emang enggak salah lu jadi temen kita sekarang," balas Ardi kegirangan.

"Denger traktiran aja lu semangat," sindir Mahesa.

Ardi langsung menatap Mahesa dengan tatapan datar, "Emangnya lu enggak semangat denger ada yang mau traktir lu?" tanyanya.

"Ya semangat sih," balas Mahesa cengengesan.

"Ah sama aja kalau gitu," sinis Ardi memalingkan wajahnya.

"Udah jangan pada ribut, mending kalian pesan makanannya sekarang sana," Angel melerai keributan kecil antara Mahesa dan Ardi.

Terpopuler

Comments

juni

juni

mampir

2022-01-31

0

Nur Aini

Nur Aini

nyimak. Thor 🤔 💪💪💪💪💪❤️❤️

2021-10-16

0

Haryati

Haryati

mampir....

2021-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!