Pelukan Di Supermarket

Sementara itu di kelas lain Angel tengah menggoda Azriel yang hanya diam saja di kelas.

"Eh lu enggak pegel apa dari tadi diem terus ke patung? Gue yang liatnya aja pegel apalagi elu nya," tanya Angel memandangi wajah Azriel yang hanya fokus menatap ke arah depan.

Azriel tidak menjawabnya.

Angel memalingkan tatapannya ke arah lain sambil menghembuskan nafas beratnya, "Besok gue jualan kacang ah, udah banyak kayaknya gue dapet kacang hari ini," ledek Angel capek ngajak Azriel bicara dari tadi tapi tidak di gubris sama sekali.

"Sabar-sabar aja, kita yang jadi sahabatnya juga kadang di cuekin ape bosen gue ngomongnya," Ardi dari belakang menepuk pundak Angel.

"Iya, untung kalian sabar orangnya. Kalau gue jadi sahabatnya udah gue ceburin dah ke sumur," balas Angel tersenyum miris.

Waktu berjalan begitu cepat, waktunya istirahat telah tiba Angel pergi ke kelas Senja untuk mengajaknya makan di kantin, "Senja makan di kantin yuk," ajak Angel di depan pintu kelas sambil melambaikan tangan ke arah Senja.

Senja berjalan menghampiri Angel mereka pun segera berjalan menuju kantin untuk makan siang, Erik berjalan mengikuti mereka sampai kantin. Sayangnya di kantin semua meja penuh, "Lah kok udah penuh aja," gumam Angel.

"Sini," dari kejauhan Ardi melambaikan tangannya dan mempersilahkan Angel duduk satu meja bersama mereka.

Angel menghela nafas beratnya, "Sebenarnya gue males sih, tapi karena enggak ada tempat lain ya udahlah di sana aja."

"Biar aku yang pesan makanannya, kamu mau makan apa?" tanya Senja.

"Mie goreng sama teh manis aja, aku tunggu di sana yah," balas Angel berjalan mendekati meja Azriel.

Sedangkan itu Erik pergi entah kemana, Angel duduk di sebelah Mahesa padahal di kursi itu sudah penuh, ia terlalu malas untuk sebelahan dengan Azriel saat ini.

"Ih di sana tuh, masih kosong di pinggir Azriel," ucap Mahesa karena kesempitan.

"Enggak, lu aja sana pindah tempat," balas Angel sinis.

Tidak lama setelah itu Senja datang sambil membawa makanan yang di pesan Angel dan juga punya dirinya, Senja duduk di sebelah Azriel karena memang hanya itu tempat yang kosong saat ini, Senja memegang detak jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Ya ampun baru duduk berdampingan saja aku sudah seperti ini," gumam Senja dalam hatinya, wajah Senja bahkan memerah saat ini.

"Senja lu sakit?" tanya Angel khawatir.

Senja menatap Angel dengan kikuk, lalu menggelengkan kepalanya memberi syarat kalau ia Baik-baik saja saat ini.

"Bagus deh kalau baik-baik aja, soalnya muka lu merah banget kek udang rebus," balas Angel.

Angel kemudian makan dengan lahap tanpa bicara sepatah katapun, sampai saat ia selesai makan barulah ia kembali bicara, "Eh nanti pulang sekolah ke supermarket yuk anter gue belanja," ucap Angel menatap Senja.

"Boleh," setuju nya.

"Kita ikut boleh?" tanya Ardi menatap Angel.

"Gue juga mau ikut ah," Mahesa juga ingin ikut ternyata.

"Boleh, tapi ngapain lu berdua mau ikut ke supermarket? Mau belanja juga?" tanya Angel heran sambil menatap keduanya bergantian.

"Iya mau beli makanan sama beberapa minuman buat nanti malam," jawab Ardi.

"Emangnya kalian nanti malam mau ngapain?" tanya Angel lagi.

"Gue sih mau nginep di rumah Mahesa sekalian mau nonton balap motor."

"Wah seru tuh kayaknya, nanti malam gue boleh ikut kan nonton balap motor? Soalnya gue emang suka liatnya," dengan Girang Angel ingin ikut nonton balap liar.

"Boleh sih, ya udah nanti kita berangkat bareng," setuju Ardi.

Beberapa jam berlalu, kini telah waktunya pulang sekolah. Azriel ikut bersama Mahesa dan yang lainnya pergi ke supermarket untuk belanja, sebenarnya niat utama Angel ke supermarket bukan semata-mata belanja untuk dirinya sendiri melainkan untuk Senja, kemarin Angel telah menawarkan tinggal bersama pada Senja tetapi Senja menolaknya dan tetap mau tinggal di rumahnya saja.

"Lu beli deh apapun yang lu butuhin," ucap Angel pada Senja yang ada di sampingnya.

Mahesa dan yang lain pergi entah ke rak mana.

"Enggak usah, lagian uangku mana cukup buat beli belanjaan di sini," balas Senja tersenyum manis.

"Biar gue yang bayar, tenang aja gue enggak bakalan minta ganti kok."

"Enggak usahlah lagian di rumahku masih banyak kok stok makanan, aku enggak mau ngerepotin kamu."

"Ih..... Enggak repot kok, yuk bawa yuk atau anggap saja ini untuk saudaramu yang tinggal di rumahmu."

Karena Angel terus memaksa Senja pun akhirnya mau, ia sejujurnya hanya tidak mau merepotkan Angel. Angel terlalu baik menurutnya, tanpa mereka sadari sudah sedari tadi sebenarnya Azriel memperhatikan mereka dari kejauhan, bibirnya melengkung membentuk senyuman tulus yang jarang sekali Azriel lakukan.

"Eh liat deh, lagi ada yang terpesona kayaknya," bisik Mahesa pada Ardi.

Ardi tertawa pelan, "Iya kayaknya ada yang mulai luluh," timpa nya.

"Enggak sabar liat kutub utara meleleh," tambah Ardi sambil cengengesan.

Azriel yang mendengar kebisingan kecil dari kedua temannya langsung menatap ke arah mereka, suasana dan tatapan wajahnya kembali berubah menjadi dingin mengalahkan dinginnya AC di supermarket itu.

"Kok gue malah ngerasa tambah dingin yah, padahal biasanya supermarket enggak dingin-dingin amat," ucap Mahesa mengalihkan pandangan dan arah pembicaraan mereka.

"Sama," setuju Ardi kembali fokus memilih snack makanan.

"Kalian ngomongin gue barusan?" tanya Azriel.

"Enggak, enggak kok," balas keduanya mengibaskan tangan.

Trang, Suara sebuah pintu yang terbuat dari kaca di pecahkan oleh seseorang, Tiba-tiba tiga orang pria masuk ke supermarket sambil membawa pistol dengan ketiga wajah dari mereka di tutup topeng hitam, Azriel yang panik segera berlari ke arah Angel dan memeluknya untuk melindungi Angel dari ketiga orang itu, Ardi dan Mahesa ikut lari karena mereka juga harus melindungi Senja yang berada di samping Angel.

Senja menatap Azriel dan Angel, ia tersenyum, "Sepertinya Azriel lebih menyukai Angel," gumamnya dalam hati.

Semua pengunjung supermarket juga dikagetkan dengan kedatangan ketiga perampok tersebut, mereka segera mencari tempat untuk bersembunyi. Perampok itu menyimpan tas di atas meja dan meminta kasir yang bertugas memasukkan semua uangnya ke dalam tas itu.

Angel yang berada di pelukan Azriel memperhatikan ketiga orang itu dengan teliti, "Lu bisa bela diri enggak?" tanya Angel mendongkrak menatap Azriel.

"Udah deh enggak usah ikut campur, kalaupun gue bisa lawan mereka tapi mereka punya pistol," balas Azriel sinis.

"Tenang aja-" belum juga Angel menyelesaikan ucapannya Azriel langsung bicara.

"Gue bilang enggak ya enggak yah," tegas Azriel.

"Tapi mereka kasian, udah pintu nya pecah eh uangnya juga malah di ambil lagi," balas Angel tidak tega.

"Ya namanya juga di rampok."

"Ya makannya kita tolongin."

"Kan udah gue bilang mereka bawa pistol ANGEL."

"Ya gue juga tau kan gue enggak buta."

Terpopuler

Comments

Nur Aini

Nur Aini

kira kira Azril jodoh m siapa y 🤔 angel p senja ...hmmmm penasaran

2021-10-17

0

Dhut Nakzt Bunkzzhu

Dhut Nakzt Bunkzzhu

angel jodoh azriel kah 🤔 berarti senja harus sama salah satu temen azriel 🤗

2021-10-05

0

Rizki Amalia

Rizki Amalia

nextt thorrr sru ni crtany..ayo anggel lwan prmpokny

2021-10-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!