Hari Kedua

Hari berikutnya, Angel tengah berjalan menelusuri lorong sekolah berjalan menuju kelasnya dengan sangat bahagia. Di perjalanan tiba-tiba ia bertemu dengan Senja, "Hay Senja," sapa Angel merangkul Senja dan membawanya berjalan.

"Mau kemana? Ini kan bukan jalan menuju kelasku ataupun kelas mu?" tanya Senja melirik Angel.

"Ke kantin yuk temenin aku makan, aku traktir deh," jawab Angel tanpa menghentikan langkah nya.

Baru saja mereka akan menginjakkan kakinya di kantin ransel milik Angel tiba-tiba ada yang menariknya hingga membuat Angel diam di tempat, saat Angel melirik ke orang yang menariknya ternyata itu adalah Erik.

"Apa?" tanya Angel melepas tarikan Erik.

"Berani-beraninya kemarin lu buat gue pingsan," balas Erik tegas dengan tatapan tajamnya yang menusuk.

Angel tertawa meremehkan, "Terus kenapa? Mau di buat pingsang lagi?" tanya Angel mengepalkan tangannya ke arah perut Erik.

"Sekarang gue pasti bisa buat lu kalah," balas Erik tidak takut.

Angel memasang kuda-kuda, kini dirinya kembali menjadi pusat perhatian. Namun tiba-tiba sebuah tangan menyeretnya agar pergi dari sana, "Aduh.... Apa lagi sih ini? Lepasin....." Angel berusaha berontak.

Erik mengejar Azriel dan berhenti di hadapan Azriel, "Lepasin, dia masih punya urusan sama gue," Erik melepaskan tarikan Azriel ke ransel Angel.

Azriel yang tidak mau kalah kembali menarik tangan kanan Angel, "Tapi urusan sama gue jauh lebih penting," balas Azriel datar dengan tatapan dinginnya.

"Enak aja, kemarin nih cewek udah buat gue pingsan jadi dia harus terima hukumannya," ujar Erik tidak mau kalah, ia juga menarik lengan kiri Angel.

Senja di belakang hanya bisa diam dan melihat kejadian itu sama hal nya dengan yang lainnya juga.

"Lagian tumben banget lu sekolah, biasanya juga lu sekolah kalau pas ada ulangan aja," sinis Azriel masih dengan tatapan dinginnya.

"Lu juga tumben peduli sama orang dan banyak omong, biasanya lu enggak pernah mau di ganggu," balas Erik.

"Ah..... Udah, lu berdua baru ketemu aja udah pada ribut. Lagian gue juga enggak mau ikut sama kalian berdua," timpa Angel melepas kedua pegangan pria itu.

"Udah yuk pergi ke kantin, gue lapar. Enggak kasian apa sama cacing di perut gue, dari tadi udah nangis pada minta makan tau," tambah Angel menarik Senja dan kembali meneruskan langkahnya menuju kantin.

Erik tersenyum dan berusaha mengejar Angel, mungkin pria itu sedikit tertarik pada Angel. Tapi Azriel malah menabraknya hingga mendahului langkahnya untuk mengejar Angel ke kantin. Di sisi lain Amanda yang melihat itu bersama teman-temannya malah kesal pada Erik.

"Gimana sih Erik? Kok kalah sama cewek sialan itu," gerutu Amanda cemberut.

"Gue juga semakin kesel liatnya," timpa Anggun.

Mery berdecak sebal. Kembali ke kantin, Mereka berempat telah duduk di satu meja yang sama, Angel telah memesankan beberapa makanan untuk dirinya dan untuk Senja.

"Hay semuanya," Sapa Ardi yang baru datang bersama Mahesa, keduanya langsung duduk di samping Azriel.

"Loh kok dia ada di sini?" tanya Mahesa menunjuk Erik.

"Entahlah," balas Azriel malas.

"Anggap aja enggak ada," balas Angel dengan mulut penuh makanan.

"Gue heran sama lu," ucap Erik walaupun tidak di ajak bicara, Erik memandangi Angel yang ada di hadapannya.

"Aneh kenapa?" tanya Angel dengan wajah menantang.

"Nama panjang lu Angel of Death yah? Soalnya tingkah lu lebih mirip malaikat kematian daripada Malaikat biasa pada umumnya yang lembut-lembut," jelas Erik.

Ardi dan Mahesa tertawa mendengar ucapan Erik, karena memang apa yang Erik katakan ada benarnya juga menurut mereka.

"Enak aja lu, emang lu pernah ketemu malaikat kematian sampai tau kelakuannya mirip gue? Wah curiga gue, jangan-jangan lu pernah mati suri yah?" bantah Angel bahkan sampai memukul pundak Erik.

"Yah dari namanya aja udah keliatan lah gimana sifatnya," balas Erik santai.

"Lu bisa pergi enggak sih?" tanya Azriel menatap Erik karena risih akan kehadirannya.

Erik membalas tatapan itu, "Lah emangnya kenapa? Semuanya Baik-baik aja kok ada gue," tanya Erik tidak terima dirinya di usir.

"Lu berisik ganggu ketenangan orang aja," balas Azriel memalingkan wajahnya, ia terlalu malas untuk melihat wajah Erik.

"Lah yang dari tadi berisik itu si Angel tuh, ngapain lu ngusir gue," Erik menunjuk Angel.

"Gue lempar lu yah pakai ini," Angel mengangkat mangkuk mie instannya.

Tring-tring, Suara bel pertanda masuk kelas telah berbunyi membuat Angel berdecak kesal, "Ah gara-gara kalian makanan gue belum abis nih," ujar Angel menyalahkan Azriel dan Erik.

"Bodoamat," jutek Azriel berjalan menuju kelas di ikuti oleh Mahesa dan Ardi di belakangnya.

Angel hanya bisa berdecak sebal melihat kepergian Azriel.

"Aku pamit ke kelas duluan yah, takut gurunya keburu masuk. Makasih loh buat traktirnya, lain kali aku bisa beli sendiri kok," pamit Senja.

"Oke dah," balas Angel.

Kini di kantin tersisa Angel dan Erik, "Yuk ke kelas," Erik merangkul Angel untuk segera ke kelasnya.

"Apaan sih gue bisa jalan sendiri, enggak usah di rangkul segala udah kek orang cacat aja gue di rangkul," balas Angel jalan duluan.

Erik memiringkan bibirnya lalu mulai berjalan ke kelasnya, Erik satu kelas dengan Senja. Sampailah Senja di kursinya ia duduk seperti biasa sambil mengeluarkan beberapa buku dari tas.

"HM sombong yah sekarang mentang-mentang temenan sama Azriel," ledek seorang wanita yang duduk di kursi paling depan.

Senja tau kalau itu sindiran untuknya tapi ia berusaha untuk tidak peduli sama sekali pada hal itu, masuklah Erik yang mengagetkan semua orang. Erik duduk di kursinya sambil menundukkan kepalanya ke atas meja karena ia ingin tiduran.

"Biasalah nanti juga makin sombong kalau udah deket banget, apalagi diakan emang suka sama Azriel dari dulu," sindir siswa lain.

Senja sekali lagi berusaha tidak peduli sambil menghela nafasnya. Erik lama-lama kesal mendengar sindiran demi sindiran yang di arahkan untuk Senja, "Lu semua bisa diem enggak? Berisik tau gue mau tidur," bentak Erik mengangkat kepalanya.

"Apaan sih lu? Tidur mah tidur aja kali," balas Seorang wanita di hadapannya.

"Gue lempar lu pakai tas gue," ancam Erik tidak pernah main-main.

"Oke gue diem," wanita itu pada akhirnya mengalah.

"Jangan cuman lu doang dong yang diem nya, tapi semua orang diem deh. Ganggu gue tidur aja," ujar Erik marah-marah.

"Eh Erik, lu kalau mau tidur di kamar jangan di sekolah," balas wanita lain yang ada di sebelah kanannya.

Erik mendadak menatap wanita itu dengan tatapan tajam, "Eh anak beasiswa, terserah gue lah orang ini sekolah bokap gue. Lu mau gue minta bokap gue cabut beasiswa lu?" ancam Erik yang akhirnya membuat wanita itu kembali Diam.

Setelah semuanya kondusif akhirnya ia kembali tidur, tidak lama setelah itu guru pun masuk untuk memberikan materi.

Terpopuler

Comments

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

erick dari niat dendam jadi cinta neh ...

2022-09-01

0

Nur Aini

Nur Aini

Erik kayakya suka ch m angel ..

2021-10-17

0

Dhut Nakzt Bunkzzhu

Dhut Nakzt Bunkzzhu

lanjut kak 🤗

2021-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!