Waktunya pulang sekolah pun tiba, Angel berjalan bersama Senja menuju parkiran.
"Pulang bareng yuk?" ajak Angel.
"Tapi emangnya enggak ngerepotin?" tanya Senja menatap Angel.
"Enggak lah, boleh enggak kalau misalkan nanti gue main dulu di rumah lu?"
"Rumahku jelek, emangnya enggak papah?"
"Ya ampun ya enggaklah, rumah gue juga jelek kok."
"Kalau kamu enggak keberatan dengan rumahku yang jelek sih enggak papah mau main dulu juga."
Setelah percakapan kecil itu selesai mereka segera masuk mobil, di belakang mereka Azriel dan temannya tengah berjalan juga menuju parkiran.
"Eh abis pulang sekolah kita main yuk di rumah lu lagi," ujar Mahesa dengan semangat.
"Kalau mau main jangan di rumah gue, soalnya masih ada nyokap sama bokap gue di sana," balas Azriel datar.
"Oh gitu...... Gimana kalau kita ke markas kita aja sekarang," usul Ardi.
"Kalian pergi aja, gue mau pulang mau tidur," balas Azriel berjalan mendahului mereka ke arah mobilnya.
"Ya elah enggak seru banget si dia, ya udahlah gue juga mau pulang mau tidur ganteng," ujar Ardi ikut berjalan ke arah mobilnya di susul oleh Mahesa yang juga memilih untuk pulang saja.
Sementara itu di mobil Angel sedang fokus menyetir, tapi tiba-tiba sebuah mobil Sedan berwarna putih berhenti di depan mobilnya secara mendadak membuat dirinya dengan cepat menghentikan mobilnya sebelum tabrakan. Tidak hanya ada mobil itu di belakang beberapa motor mengitari mobilnya.
"Ya ampun...... Untung aja nih yah mobil gue enggak lecet, kalau sampai lecet habis gue di marahin nyokap," kesal Angel yang malah memikirkan nasib mobilnya.
Sedangkan Senja kini malah sedang gelisah dan ketakutan, Angel menatap Senja, "Lu kenapa?" tanyanya.
"Mereka pasti Amanda dan teman-temannya," balas Senja.
"Wah..... Bagus dong, tadinya gue mau maafin dia tapi ternyata dia datang sendiri ke hadapan gue," bukannya takut Angel malah sangat bersemangat menghadapi Amanda dan yang lainnya.
Angel keluar dari mobilnya, ia juga mengunci mobilnya agar tidak ada yang masuk untuk menyerang Senja, Amanda dan kedua teman wanitanya keluar juga dari mobil dengan senyuman miringnya ia menghampiri Angel.
Erik dan beberapa temannya yang mengendarai motor juga menghampiri Angel.
"Kalian semua kalau mau ketemu sama gue bilang aja yah lain kali, jangan kayak gini. Kalau mobil gue lecet gimana?" ujar Angel dengan santainya.
Amanda tersenyum sinis, " Bisa-bisanya lu masih santai."
"Ya terus gue harus ngapain? Harus nangis-nangis gitu di sini?" tanya Angel.
Erik merangkul Angel, Angel pun menatap ke arah Erik yang berada di sampingnya, "Boleh juga lu jadi cewek," ujar Erik dengan tatapan menggoda.
Angel tersenyum pada Erik, "Maksud lu?" tanyanya.
Baru saja Erik akan membalas ucapan Angel tiba-tiba Angel mendaratkan pukulannya di perut Erik, Erik berniat membalas serangan Angel namun ternyata Angel bisa menghindarinya dengan sangat mudah. Angel menendang tengkuk kepala Erik dengan sangat keras hingga membuat Erik terkapar di aspal.
Temannya Erik juga berusaha menyerang Angel tapi sayang mereka juga kalah dengan mudahnya oleh Angel, "Cuman segini doang?" tanya Angel berkacak pinggang.
Amanda kini malah ketakutan dan memilih untuk kabur bersama yang lainnya, Erik yang masih pingsan di bawa masuk ke mobil Amanda. Saat mereka sedang kabur tiba-tiba mobil Mahesa dan Ardi datang bersamaan, mereka berdua keluar dari mobilnya dan menghampiri Angel.
"Mana? Katanya ada Erik di sini," tanya Mahesa celingukan.
"Udah kabur," balas Angel.
"Lu enggak papah kan?" tanya Ardi khawatir sembari memutar-mutar tubuh Angel.
"Ih pusing, enggak gue enggak papah," balas Angel melepas tangan Ardi di pundaknya.
"Lu tau dari siapa gue di sini?" tanya Angel.
"Senja tadi telpon gue, katanya lu di serang Amanda sama Erik, makannya gue langsung ke sini sama Ardi. Tadinya gue telpon Azriel juga cuman dia enggak angkat telpon gue," jelas Mahesa.
Angel hanya mengangguk kepalanya perlahan.
"Tapi ngomong-ngomong emangnya lu bisa berantem sampai ngalahin Erik dan teman-temannya?" Ardi penasaran dengan itu.
"Sebenarnya gue dulu sempat belajar karate dan udah sabuk item juga, terus gue juga belajar bela diri yang lainnya sedikit-sedikit," jelas Angel.
"Yah pantesan, ya udah ah kita pulang dulu," Ardi dan Mahesa pamit pulang karena nampaknya Angel tidak perlu di lindungi lagi.
"Ya udah makasih yah udah khawatir sama gue," balas Angel melambaikan tangannya ke arah Ardi dan Mahesa.
Di tempat lain Azriel baru sampai di rumahnya, ia berjalan menuju kamar.
"Azriel makan sini," panggil ibunya di meja makan.
"Aku ganti baju dulu," balas Azriel tidak menghentikan langkah kakinya.
"Oke."
Ibunya Azriel bernama Haruka sedangkan ayahnya bernama Nathan. Setelah beberapa menit berlalu Azriel keluar dan menghampiri meja makan untuk makan siang bersama orang tuanya, Haruka menyiapkan makanannya untuk Azriel.
"Gimana sekolahnya lancar?" tanya Haruka mencoba dekat dengan anaknya, karena ia baru bertemu lagi dengan Azriel setelah beberapa tahun berpisah.
"Lancar-lancar aja sih," balas Azriel sambil makan.
"Anak papa udah punya pacar belum? Masa ganteng kayak papa nya gitu enggak ada yang mau sih," tanya Nathan.
"Apaan sih Pa, aku belum punya pacar. Belum ada yang cocok aja," balas Azriel.
"Lagian masih sekolah tuh kalau bisa jangan pacaran dulu, kamu mah malah nyuruh dia pacaran," Haruka memukul tangan Nathan karena menyuruh anaknya pacaran.
"Aku enggak suruh dia pacaran, tadi tuh cuman nanya," balas Nathan menatap Haruka.
"Ah..... Sama aja, tadi tuh juga ada unsur nyuruhnya," kekeh Haruka.
Azriel yang melihat itu hanya dapat tersenyum tipis, ia senang bisa bertemu dengan orang tuannya kembali. Walaupun sebulan lagi mereka juga akan kembali pergi ke Amerika untuk menjalankan pekerjaannya sebagai Mafia.
Kembali ke Angel, kini ia sudah sampai di rumah Senja. Rumah sederhana yang ada di gang kecil.
"Sebenarnya aku sekolah di sana juga karena dapat beasiswa, aku enggak akan mampu bayar kalau bukan karena beasiswa," jelas Senja saat masuk ke rumahnya.
"KENAPA BARU PULANG? LU ENGGAK TAU APA KITA BELUM MAKAN. LU HARUS MASAK BUAT KITA KAN," Bentak seorang wanita tua di hadapan Senja.
Angel yang melihat itu hanya bisa terdiam, karena ia tidak bisa ikut campur dalam urusan keluarga.
"Aku masak sekarang, maaf tadi ada urusan kecil dulu," balas Senja lemah lembut.
"Tunggu dulu di luar yah? Nanti abis masak aku ke luar," ujar Senja pada Angel.
Angel berjalan keluar dan duduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu, beberapa menit berlalu Senja keluar dan menghampiri Angel, ia duduk di sebelah Angel.
"Maaf yah," Senja minta maaf pada Angel.
Angel menatap Senja, "Dia ibu lu?" tanya Angel.
"Bukan, orang tuaku udah lama meninggal, dan aku hidup sama kakak dari ibuku," jelas Senja mencoba tersenyum.
"Lu betah tinggal di sini?" tanya Angel.
"Yah mau gimana lagi aku enggak punya tempat tinggal lain selain ini," balas Senja.
"Gimana kalau lu tinggal aja di rumah gue," ajak Angel.
"Kebetulan rumah gue cukup luas dan orang tua gue enggak ada di rumah," tambah Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
juni
seruu
2021-12-03
0
poor senja
2021-10-15
0
alvalest
temen baik itu jarang se kdg anke baik ortue pilih" meski hny brtman kan...
2021-10-04
0