Anak Genius: Ayahku Konglomerat!
Ibu Ayah maaf aku harus pergi. Aku tidak bisa hidup tanpa Shawn, aku mencintai dia, Dan aku juga mencintai kalian, tapi maaf aku tidak bisa menuruti mau kalian untuk meninggalkan dia. Hatiku hanya untuk dia seorang. Jaga diri kalian baik-baik, semoga suatu hari kita bisa bertemu kembali.
...Anak Kalian...
...Shelia...
Itulah isi dari selembar surat yang di tinggalkan Shelia Jenner, untuk kedua orang tuanya. Dia memutuskan pergi dengan Shawn Flethcer ke negara S dan mulai hidup di sana sebagai sepasang suami istri.
'Mulai saat in aku Shelia Jenner, akan hidup jauh dari kedua orang tuaku.' Gumam Shelia dalam hati, walau sesungguhnya dia amat berat harus meninggalkan orangtuanya, namun dia juga tidak punya pilihan, dia terlalu mencintai Shawn.
"Selia, jangan sedih ada aku di sini." Ujar Shawn menguatkan.
"Aku tidak papa Shawn, aku hanya sedang berpikir apa yang kita lakukan ini benar?" Shelia menatap dengan pandangan sayu.
"Selia, apa kau mencintaiku?" Shawn menangkup pipi Shelia dengan kedua tangannya.
"Tentu saja, jika aku tidak mencintaimu mengapa aku mau lari ke negara asing ini bersamamu." Shelia tak terima dengan perkataan Shawn yang seolah tak percaya pada cintanya.
"Kalau begitu, jangan berpikir tindakan kita salah. Kita saling mencintai, jangan pedulikan apa pun lagi, lupakan keluargamu di sini ada aku yang akan selalu bersamamu, oke!" Shelia mengangguk sembari tersenyum lembut.
Cup...!!
Kecupan lembut mendarat di bibir Shelia, dia pun membalasnya dengan lembut pula.
Hari pun berlalu, Shelia dan Shawn Fletcher memang hidup bersama namun mereka tidur terpisah, seolah Shawn memang sengaja menjaga jarak, tapi bagi Shelia itu adalah poin penting yang di miliki Shawn yang membuatnya semakin jatuh cinta pada Pria itu. Dia bahkan tidak menaruh curiga sedikit-pun pada pria berwajah lembut itu.
Seperti biasa, Shelia tengah menyiapkan makan malam untuk Shawn. Dia menghayati perannya sebagi seorang istri, selama satu minggu, hidup dengan Shawn di Negara S ini.
Suara dering ponsel mengalihkan atensi Shelia, dengan segera ia menunda acara masaknya dan meraih ponselnya. Ternyata Shawn lah yang menelpon, dengan segera Shelia mengangkat dan menaruh ponsel tersebut di daun telinga.
'Halo Sayang, aku merindukanmu!' Ujar suara dari sebrang sana.
'Aku juga merindukanmu sayang, kapan kamu pulang?' Balas Shelia.
'Kamu datanglah ke Club XXX di jalan XXX aku tunggu kamu di sini, kita bersenang-senang malam ini!'
'Tapi--," Tut...tut... Belum sempat Shelia menyelesaikan perkataannya sambungan telpon sudah lebih dulu terputus.
Shelia berdecak kesal, "Shawn ini, tapi ada apa ya? Kenapa dia menyuruh aku datang ke tempat itu?" Pertanyaan itu, hanya dapat di jawab oleh sang penelpon tadi. Shelia pun lekas menyelesaikan masakan terakhirnya dan bergegas pergi setelah mengganti pakaian.
Suara musik keras dan bau alkohol yang pekat, menyeruak di indra penciuman Shelia. Dia sangat jarang datang ke tempat seperti ini dan minum minuman beralkohol, dia merasa sangat risih dengan aura tempat ini. Dia menyeruak di antara orang-orang yang tengah menari berpasang pasangan dengan pakaian minim, pandangannya dia edarkan ke sekeliling mencari keberadaan Shawn.
"Shelia!" Suara teriakan yang tak asing terdengar samar, mampu tertangkap di indra pendengaran Shelia, dia lantas menoleh ke asal suara tersebut.
Shelia tersenyum ketika melihat Shawn duduk di sudut ruangan dengan dua Pria berbeda usia.
Shelia lekas menghampiri Shawn dan duduk di sebelahnya, "Shawn kenapa kamu nyuruh aku datang ke tempat seperti ini?" Tanya Shelia setengah berbisik di daun telinga Shawn. Dia pun tersenyum canggung pada dua orang asing di hadapannya.
Shawn hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan yang Shelia lontarkan.
"Tuan, ini dia gadis yang saya bicarakan waktu itu. Bagaimana, menurut Anda? Cantik bukan?" Ujar Shawn meminta pendapat pada Pria paruh baya bertubuh tambun di hadapannya. Shelia mengernyitkan dahi, dia melempar pandang penuh tanya pada Shawn, namun lagi-lagi Pria itu hanya tersenyum penuh arti.
"Pilihanmu memang tidak pernah salah Shawn! Aku suka, gadis ini memang sangat cantik dan lihat kakinya terlihat indah!" Pria tambun itu, menyeka sudut bibirnya yang nampak berair.
Ya Shelia, gadis yang sangat cantik. Dia Gadis blasteran Indonesia dan Inggris, parasnya membuat semua laki-laki yang menatapnya seolah tak bisa berpaling. Namun, karena sang Ibu berasal dari Indonesia, Ibunya banyak menerapkan norma-norma kehidupan, dan melarang Shelia hidup dengan gaya bebas. Dia sangat jarang datang ke tempat seperti ini.
Shelia melempar pandang jijik pada pria hidung belang itu, "Shawn, aku tidak nyaman berada di sini. Ayo kita pulang." Selia bangkit, namun dengan gerakan cepat, Shawn mendorong tubuh Shelia ke pelukan Pria paruh baya itu.
Pria itu mencekal tangan Shelia dan merangkul pinggangnya, "Lepaskan aku berengsek!" Plak...!! Shelia menampar pipi Pria itu dengan keras.
"Wanita sialan! Berani sekali kamu menampar tuan Jhon!" Gertak Shawn penuh amarah, dia menarik tangan Selia dengan kasar. Plak...!! satu tamparan mendarat mulus di pipi gadis itu.
"Shawn?!" Shelia terperangah sembari memegangi pipinya yang nampak memerah karena tamparan. Dia tidak habis pikir bagaimana seorang Shawn yang selalu lembut padanya bisa menamparnya di depan orang lain, padahal orang itu hampir melecehkan kekasihnya sendiri.
"Apa hah?! Jangan menatap aku dengan tatapan seperti itu, sekarang layani Tuan Jhon dengan baik!" Shawn kembali mendorong tubuh Shelia pada Pria tua itu.
"Shawn, kau gila ya! Aku wanita mu, bagaimana kau memberikanku pada orang ini?!" Shelia menaikan nada bicaranya.
Gelak tawa, terdengar dari mulut ketiga pria yang ada di meja itu, "Wanita mu?!" Shawn, kau memang pandai menjerat wanita ya! Tapi sayangnya kau tidak pernah bisa mencicipinya, sayang sekali!" Ucap Pria itu sedikit mengejek.
"Haha Tuan, aku akan bisa menikmati semua wanita yang aku mau! Tapi, adalah uang nomor satu, aku bisa membeli banyak wanita seperti dia!" Shawn mencengkram pipi Shelia dengan keras, Shelia membalas tatapan tajam dari Pria berengsek itu. Shawn hanya menyeringai Devil.
"Shawn, Billy! Bawa dia ke atas!" Perintahnya dan dia pun berjalan lebih dulu.
"Tidak Shawn, lepaskan aku! Aku tidak sudi di jual pada laki-laki itu!" Teriak Shelia histeris, dia meronta dan terus berusaha melepaskan diri. Dia di seret ke lantai atas dengan kasar, tangannya terasa sakit, tapi dia tidak peduli, yang dia pikirkan saat ini dia harus bisa melarikan diri dari cengkraman pria ini. Namun, tenaga yang ia miliki kalah besar dengan dua orang Pria dewasa ini.
Bruk...!! Shelia di tekan kelantai dengan posisi berlutut, tangannya di ikat dan di apit ke belakang.
"Shawn, kamu benar-benar bajingan! Aku tidak akan pernah mengampuni mu!" Shelia menghunuskan tatapan tajam pada laki-laki yang telah menghianati nya itu.
Shawn menyeringai, dia membawa segelas wine di tangannya, dia membungkuk dan memaksa Shelia meminum minuman itu.
Uhuk...Uhuk...!! Shelia terbatuk-batuk karena tersedak,
"Lepaskan aku berengsek!" Shelia meronta, namun beberapa saat kemudian pergerakannya kian melemah dia tergeletak tumbang ke lantai kesadarannya perlahan menghilang, pandangannya buram, pun dengan pendengarannya yang kian melemah. Tulang-tulang di tubuhnya seolah lenyap, dia bahkan tidak punya tenaga hanya untuk menggerakan telunjuk sekali-pun.
"Tuan, wanitanya sudah siap!"
"Bagus, bawa ke tempatnya sekarang!" Percakapan dua orang itulah, yang terakhir di dengar Shelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Shawn tega menjual jahat
2023-06-10
0
Shuhairi Nafsir
kapok kamu rasainya Sheila. nasihat orang tua kamu abaikan. nah sekarang perawan mu dijual.
2023-01-07
0
Ai Hodijah
aku mampie thor
2022-12-13
1