Mawar Tak Berduri

Mawar Tak Berduri

Chapter 1

Acara pertunangan dua anak pengusaha terkenal yang di laksanakan di hotel bintang lima yang berada di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan itu terkesan begitu mewah. Anak laki-laki berasal dari pengusaha ternama yang memiliki banyak bisnis dimana-mana, baik itu dari properti, otomotif, mall bahkan memiliki stasiun televisi dan masih banyak lagi yang tersebar hingga keluar negeri.

Sedangkan dari pihak perempuan berasal dari keluarga yang cukup berada juga, dimana keluarganya merupakan pengusaha kontraktor yang namanya sudah tak asing bagi banyak masyarakat di negeri ini yang sudah sukses dalam mengerjakan banyak proyek.

Banyak mata tertuju pada pasangan itu dengan pandangan yang memuja, layaknya sepasang kekasih yang nampak serasi. Begitulah ungkapan hati dari para tamu undangan.

Baru saja acara pertukaran cincin dilangsungkan sebagai simbol telah resminya sebuah hubungan yang akan mengikat status keduanya, tepuk tangan gemuruhpun terdengar meriah, seolah ikut merasakan kebahagiaan pasangan itu.

Sesuai dengan permintaan dari pihak keluarga perempuan, mereka ingin acara ini dilangsungkan secara tertutup dari media.

Senyum merekah tak surut dari bibir kedua orang tua mereka, mengisyaratkan betapa bahagianya mereka, telah berhasil menyatukan kedua anaknya. Dengan ramah mereka menyambut para tamu undangan yang merupakan dari kolega mereka dan kalangan para pengusaha serta pejabat negara.

Ballroom hotel yang disulap bak istananya para princess di negeri dongeng. Hidangan mewah dengan berbagai macam makanan khas Indonesia maupun western menambah kesan mewah dan menunjukkan bahwa betapa kedua keluarga memang bukan dari kalangan keluarga biasa.

Namun tak banyak yang tahu, dibalik semua kemewahan dan kemeriahan pesta tersebut ada hati yang merasakan perih, harus berpura-pura bahagia dan selalu tersenyum, menutupi rasa yang tak bisa ia utarakan.

Melihat senyum yang tak surut dari kedua orang tuanya, membuatnya harus ikut larut dalam pesta yang memang ditujukan untuknya.

Teringat beberapa bulan lalu, untuk pertama kalinya orang tuanya meminta hal kepadanya, untuk menerima perjodohan ini. "Kamu harus menerima lamaran keluarga Mahardika Mawar. Saatnya kamu membalas Budi kepada kami. Bukankah kami telah membesarkanmu dengan baik, tumbuh dan besar dengan serba berkecukupan."

Tak bisa menolak atau membantah, Mawar cukup bahagia atas permintaan sang Ibu. Walau jauh dilubuk hatinya ia bertanya "Mengapa ibu mengatakan hal demikian? bukankah sudah tanggung jawabnya? bukankah memang sudah kewajiban ibu membesarkan anaknya tanpa harus mengharapkan balas budi.?" Dan ia pun tak pernah menuntut apapun kepada orang tuanya. Entahlah, yang Mawar tahu hanya dengan cara ini lah ia mampu membahagiakan kedua orang tuanya, walau dengan cara tak ia mengerti sekalipun.

"Sepertinya kamu cukup menikmati acara ini?" Sindir laki-laki yang telah menjadi tunangannya, menyadarkan pada lamunannya

Tak menjawab sindiran laki-laki tampan nan gagah yang mengenakan jas berwarna biru laut itu, yang nampak senada dengan kebaya yang ia kenakan dan disesuaikan dengan warna dekorasi hotel malam ini, yang juga merupakan lambang perusahaan keduanya. Ia hanya membalas dengan senyum getir.

Jika memang ia tak suka pesta ini kenapa ia tak pergi saja meninggalkan acara, bukankah lebih baik dia pulang atau bersenang-senang dengan teman-temanya?

Hingga pesta berakhir ia tak banyak berbicara, cukup memasang senyum kepada semua orang yang sama sekali tak satupun ia kenal. Menutupi hati yang terasa perih. Harus apa ia kedepannya? Sedang laki-laki yang berdiri disebelahnya ini dengan terang-terangan memintanya untuk menolak perjodohan ini, atau ia memilih untuk membahagiakan kedua orang tuanya dengan menerima perjodohan mereka?

* * *

Kini keduanya telah berada di perjalanan menuju kerumah Mawar, orang tua Rasya meminta untuk mengantarnya pulang. Sungguh mawar ingin sekali menolak, lebih baik dia pulang bersama supir sekaligus pengawalnya. Daripada harus berdua dengan laki-laki yang selalu berkata kasar padanya. Menghujam hati sampai berdenyut ngilu.

Namun melihat permohonan tulus dari orang tua Rasya membuatnya tak tega untuk menolak . Usapan lembut dan kata-kata tulus dari bibir tua itu membuat hatinya menghangat. Tak pernah ia dapatkan itu dari orang tuanya sendiri.

Selama perjalanan mawar memilih untuk memejamkan matanya, menghindari kontak langsung dengan laki-laki yang telah resmi menjadi tunangannya, yang beberapa bulan nanti akan menjadi suaminya.

"Aku seperti membawa mayat hidup? Bernyawa tapi tak bersuara." kalimat itu, kalimat menyakitkan itu kaluar lagi.

Mata yang tadinya terpejam harus ia paksa terbuka demi menatap lawan bicaranya yang selalu berkata ketus, membalas perkataan yang selalu membuat hatinya ngilu.

"Bukankah ini yang kamu mau? kamu yang minta untuk kita tak banyak bicara, kenapa kamu selalu nyalahin aku?. Sadar nggak sih bahwa kata-katamu membuat orang lain sakit hati? aku bukan robot yang tak punya hati. Kalau memang kamu nggak mau perjodohan ini, kenapa bukan kamu aja yang menolaknya, keluargamu yang datang meminta kapada orang tuaku untuk menjodohkan kita. Bukan aku yang meminta atau keluargaku yang minta. Bukannya sudah aku tekankan, aku punya alasan sendiri untuk menerima semuanya" ujar Mawar kesal, ia benar-benar sudah muak dengan laki-laki disebelahnya.

"Sudah bisa ngomong? gak nyangka anak pengusaha yang tak pernah bargaul dengan orang bisa punya rasa sakit hati?" jawabnya dengan senyuman mengejek.

Mawar nampak menarik nafasnya dalam, meredam emosi yang akan percuma jika membalas setiap ejekan Rasya yang selalu berakhir menyakitkan untuknya.

Mengambil ponsel dari tas kecil yang ia bawa, menghubungi sang supir untuk menjemputnya. Namun belum sempat ia membuka aplikasi panggilan teleponnya Rasya merebut ponsel itu.

"Kembalikan ponselku" pinta Mawar penuh penekanan, berusaha merebut ponselya yang sudah berpindah ditangan kanan Rasya. Laki-laki itu tak menghiraukan walau ia terus berusaha mengambil ponselnya.

"Diam cewek kaku, kamu bisa membuat kita dalam bahaya tau gak?." jawabnya ketus namun tetap fokus pada jalanan beraspal yang nampak lengang karena memang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Mawar tak mau kalah, dia terus menarik-narik"Kembalikan ponselku b*****k" tarik mawar tangan Rasya

"Mawar berhenti,kamu membuatku nggak bisa konsentrasi." Rasya menghalau tangan Mawar yang terus menarik tangan bahkan jas yg dikenakannya

Tarik menarikpun tak terelakkan lagi, keduanya tak ada yang mau mengalah, hingga

Gub**rak...

Gub**rak...

Gubr**ak...

Seketika Rasya menginjak rem mobilnya. Keduanya terperangah. Lalu mereka keluar dari mobil untuk memastikan apa yang terjadi

Mawar langsung menghampiri wanita yang tergeletak dengan sebuah sepeda yang tak jauh darinya, dengan darah yang mengalir dikeningnya.

Sedang Rasya nampak syok dengan apa yang ia lihat, Rasya memang tak bisa melihat darah, walau malam gelap, namun ia tetap dapat melihat dengan jelas darah yang mengalir di kening wanita yang ada didepannya dari sorot lampu mobilnya dan lampu penerangan jalan. Tiba-tiba saja kepalanya mendadak pening.

"Rasya cepat tolong Sya, dia bisa kehabisan darah kalo kita terlambat bawa dia kerumah sakit." Mawar berteriak panik, geram dengan Rasya yang hanya diam tak cepat membantu

"I-iya baiklah" Rasya berjongkok ingin menggendong wanita yang tak sadarkan diri itu, ia menahan gemetar tangannya

"Cepet Sya." wajah panik itu tak sabaran

"Ayo Sya kamu bisa, kamu pasti bisa, bagaimana jika dia menjadi korban karena kecerobohanmu lagi" Rasya menyakinkan dirinya sendiri. Akhirnya ia mengangkat tubuh mungil itu dengan tangan dan badan bergetar hebat, Mawar tak menyadari hal itu, karena ia juga dalam kepanikan.

Mobil mereka melaju dengan cepat mencari rumah sakit atau klinik terdekat, yang tanpa mereka sadari justru Mawar yang mengendarai mobil, sedang Rasya duduk di bangku belakang memangku gadis bertubuh mungil yang masih belum sadarkan diri itu.

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

aku hadir Thor 💪

2024-03-22

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-07-12

0

Eni Widiarsih

Eni Widiarsih

Nyimak

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!