Cinta Lelaki Biasa
Genap 27 tahun usia Lelaki yang kini sedang menapakkan kakinya menuju sebuah gedung yang menjulang tinggi di pinggiran Kota S. Masih teringat semasa dia berada di kampungnya dulu, suasana yang hangat dan jauh Dari hingar bingar kendaraan serasa mendamaikan hatinya. Namun, semenjak di tinggal oleh satu satunya keluarga, ibu yang menguatkan karakter dirinya, membesarkan dengan penuh cinta kasih, akhirnya Ia memilih meninggalkan kampung kelahirannya dan mengadu nasib di Kota S. Albirri, nama yang begitu Indah yang di berikan oleh kedua orang tuanya dan dia berjanji akan tetap membawa kebaikan dengan nama yang telah di sematkan kepadanya walaupun berada pada kehidupan yang bebas di Kota S ini.
"pagi sekali datangnya, Al!" Sapa Reno, teman sekantor Albirri.
"iya Mas.. Masih Ada pekerjaaan yang belum selese kemarin" jawab Albirri.
Lelaki itu pun membungkuk dan tersenyum melewati Reno yang sedang asyik memainkan handphonenya.
Menikmati perjalanan di sepanjang lorong menuju ruangannya sembari melihat kotak kotak ruang dimana rekan kerjanya bekerja setiap hari disana membuatnya menyunggingkan senyum simpul betapa rasa syukur yg Ia panjatkan bisa di pertemukan dengan orang orang yang luar biasa.
Setibanya di ruangannya, Birri segera membuka nasi bungkus yang dia beli di depan gang kos nya untuk sarapan. Agar bisa segera menyelesaikan beberapa tugas kemarin yang masih terbengkelai.
"selamat pagi Al!" sapa Melissa yang baru saja datang.
"selamat pagi Mel.." balas Albirri dengan senyuman.
Sembari meletakkan tas brandednya, Melissa membuka kotak bekal yang IA Bawa. Melirik ke Albirri sebentar dan menyunggingkan sebuah senyum penuh arti.
"aku Ada bekal Al...yuk makan bareng..!" kata Melissa mendekati Albirri.
"makasih Mel... Tapi ini aku sudah kenyang...Baru saja makan..!" tolak Albirri sopan.
"owh..!" sahut Melissa kecewa. Melissa yang tadi sudah mendekat ke meja Albirri akhirnya kembali ke mejanya sendiri dengan perasaan kesal.
Seharian ini, Birri benar benar disibukkan dengan segala urusan kantor. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Albirri mengakhiri kegiatannya dan beranjak menuju musholla kantor. Hari ini dia puasa Daud jadi dia tidak perlu bingung mencari Makan siang atau mengantri Makan siang di kantin. Semenjak Sekolah menengah Pertama, Albirri memang di ajarkan oleh Abinya untuk puasa Daud. Jadi dia sudah terbiasa sampai sekarang.
"Mas... Jadi Imam ya..." kata seseorang Dari belakang sambil menepuk bahu Birri.
Birri yang kaget pun hanya menatap seorang bapak yang sudah berumur yang berbicara kepadanya.
"Mas...sampeyan yang jadi imam ya.." ulang bapak bapak tadi.
"maaf pak...bapak saja yang jadi imam... Bacaan Saya masih amburadul..masih tahap belajar soalnya.."tolak Birri sopan. Ia merasa tidak enak Hati harus menjadi imam.
" waah.. Apalagi Saya Nak...malah gak nyampe nyampe nanti sholatnya karena penyakit lupa Saya...hahahhaa" jawab bapak bapak tadi.
Akhirnya mau tidak mau Birri pun mengiyakan untuk menjadi imam. Ia juga tidak mungkin berdebat dengan bapak bapak yang sudah seumuran Abinya itu.
Setelah selese sholat dhuhur, IA menyandarkan tubuhnya di tiang tiang musholla. Meregangkan ototnya sejenak sambil memjamkan Mata.
Sesaat kemudian, Ia mendengar suara langkah kaki mendekat dan menepuk bahunya. Ini kedua kalinya Ia tersentak kaget ketika tiba tiba di tepuk seperti itu.
"bapak mengagetkan ya..." kata bapak bapak itu lagi.
"nggak kok pak..." jawab Birri yang masih kaget.
"hmm.... Nama Mas nya siapa Kalo boleh tau?" lanjut bapak bapak terse but.
"nama Saya Albirri pak... Panggil saja Birri.. Kalo bapak boleh tahu juga namanya siapa? " lanjut Birri.
"Ardan... Panggil saja pak Ardan.."lanjut bapak tersebut.
" sudah lama bekerja disini Mas?"tanya pak Ardan sejurus kemudian.
" belum pak...baru be berapa bulan di sini....ikut perpindahan karyawan..." jawab Birri.
" dulu di Kota mana? "Tanya pak Ardan kembali.
" Dari kota Y pak.. " lanjut Birri.
Pak Ardan hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Dari pakaian beliau, Birri menyimpulkan mungkin dia karyawan lama di bagian gudang.
Birri kemudian melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah waktunya kembali kerja dan Ia berniat untuk pamit undur diri kepada pak Ardan.
"maaf pak... Saya duluan nggih...ini Sudah masuk jam kerja.." pamit Birri.
"owh Iya Nak... Maaf..maaf.. Bapak juga mau lanjut kerja.." jawab Pak Ardan.
Mereka akhirnya berpamitan dan menuju ke divisi masing masing.
Setelah berjibaku dengan berbagai pekerjaaan di kantor akhirnya Para karyawan segera bergegas meninggalkan kantor. Di luar hujan sangat deras. Birri yang naik sepeda motor melajukan kendaraannya secara perlahan. Karena jalan yang licin dan angin yang bertiup sangat kencang. Di persimpangan jalan dia melihat seseorang sedang melambai lambaikan tangannya menghentikan laju kendaraannya. Dalam Hati Birri seakan akan muncul sisi devil Dan angel yang sailing bersahut sahutan Antara meno long atau tidak. Hatinya bear benar bimbang. Ada rasa iba tapi juga khawatir.
"Bismillah.." ucap nya pelan sambil. Menghentikan kendaraannya.
"Maaf Mas.. Saya boleh ikut nebeng sampai halte depan.. Motor Saya mogok dan hujannya sangat deras sekali... Khawatir kemalaman Kalo nubggi angkot Dari sini.." kata sosok gadis itu.
"naik saja..tapi kita bukan muhrim... Jadi Kalo bisa.." belum sempat Birri melanjutkan omongannya sejurus kemudian di jawab oleh gadis terse but.
"Iya... Saya paham Maaf merepotkan..." kata gadis tersebut dan segera naik ke motor Birri.
Selama perjalanan Mereka hanya terdiam tanpa bicara sepatah katapun karena hujan yang semakin deras.
Sesampainya di halte, Birri memarkirkan motornya Dan segera berteduh juga.
" terimakasih.. "ucap gadis itu.
" hmm... "Tanpa berkata apapun Birri hendak melanjutkan perjalanannya. Namun sejurus kemudian dia kembali sambil melepaskan jaketnya.
" ini ambillah..kalo bisa besok besok lebih baik pakai jacket kalo mau keluar...kita tidak tahu apa yang akan yerjadi nantinya.. "kata Birri sambil memalingkan wajahnya.
Gadis itu nampak bingung namun Setelah melihat penampakan dirinya Ia baru tersadar.
" astaghfirullah.. "ucapnya menahan malu yang teramat sangat karena air hujan Sudah membuat dirinya memperlihatkan bentuk tubuhnya itu.
Sejenak kemudian, Birri duduk di halte tersebut. Entahlah perasaannya mengatakan bahwa tidak baik meninggalkan wanita tersebut sendiriann ditengah hujan seperti itu.
"eh..kok masnya malah duduk? Nggak Jadi pulang Mas? Ini kayaknya hujannya bakal lama" kata gadis itu sambil mengenakan jaket yang di berikan oleh Birri.
"nunggu sampeyan dapet angkot dulu... Udah malam dan hujan lagian di sini sangat sepi.." jawab Birri.
"terimakasih kalo begitu" kata gadis itu tetap berdiri sambil sesekali melihat ke arah kiri menunggu angkot datang menjemput.
Hanya keheningan yang Ada di halte tersebut. Birri yang sibuk memainkan ponselnya Dan si gadis tadi yang masih saja berdiri menunggu angkot.
Waktu Sudah menunjukkan jam 6 petang. Suara ad an Sudah bertalu talu dikumandangkan. Birri melihat ke arah kanan Dan kiri mencari apakah Ada musholla terdekat. Namun sayangnya..tidak terlihat adanya musholla terdekat dari situ. Sejenak kemudian Ia melihat warung kopi di seberang jalan.
"Saya mau numpang sholat di warung seberang..disini kelihatannya tidak Ada musholla terdekat.." kata Birri.
"aku ikut.." jawab si gadis tersebut.
"pake jas hujan ini kalo ke Sana.."lanjut Birri.
"kita sama sama saja.."jawab si gadis itu.
Biri sedang berpikir keraa bagaimana memakai jas hujan itu untuk berdua ke seberang.
" tidak usah.. Aku juga Haris memarkirkan motorku ke sana.. Anda duluan saja...!" kata Birri sembari menuju ke motornya Dan menyalakannya.
Gadis itu masih menatap Laki Laki tersebut dengan penuh kekaguman.
"ah.. Aku harus segera kesana sebelum Waktu sholat maghrib selese.." gumam Gadis tersebut.
Gadis itupun juga berlari ke seberang jalan untuk melaksanakan sholat maghrib.
Sesampainya di warung tersebut nampak Birri sedang bserbincang bincang dengan pemilik warung. Kemudian menoleh ke arah gadis tersebut.
" silahkan neng ke belakang.. Ada mukena Dan sarung bersih insyAllah.. Walaupun jelek.." kata pemilik warung tersebut.
Sepertinya pemilik warung ini suami istri. Mereka bahagia sekali kelihatannya. Pikir Gadis itu.
"neng.. Kok ngelamun?" kata si bapak tersebut.
"eh.. Nggak pak.. Iya.. Ini Saya mau ke belakang lewat mana ya pak?" Tanya gadis itu sembari melempar senyum.
"lewat sini aja neng...bisa jama'ah juga si Mas nya..." lanjut ibu pemilik warung.
Setelah mengambil wudhu dan sholat berjama'ah. Mereka berbincang sebentar dengan pemilik warung tersebut. Dari kejauhan terlihat angkot berjalan mendekat.
"Maaf pak.. Buk.. Saya permisi... Itu sidah Ada angkotnya.." kata gadis itu.
Gadis itu kemudian mencium tangan bapak Dan ibu tersebut dan tersenyum kepada Birri. Kemudian dia berlari keseberang untuk naik angkot.
Birri hanya mengamati Gadis tersebut Dari kejauhan.
"pacarnya ya Mas..?" Tanya bapak pemilik warung tersebut..
"eh.. Bukan pak..." Kat Birri sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"cantik lho Mas.." lanjut bapak tersebut.
"Kalo begitu Saya juga pamit ya pak.." ucap Birri seraya tersenyum.
Ia pun melajukan motor nya menuju tempat kosnya.
Sesampainya di tempat kos, Ia memarkirkan motornya dan menggantung jas hujannya di garasi.
"assalamualaikum..." kata Birri memasuki tempat kos nya tersebut. Tempat kos tersebut berisi 3 kamar dengan bentuk seperti rumah biasa. Dan baru ada dua orang yang menempatinya. Birri dan Angga, namun Angga jarang sekali berada di kos karena lebih banyak menghabiskan waktu di tempat pacarnya. Dan walaupun tidak ada yang menjawab salamnya namun Birri selalu terbiasa mengucapkan salam sebelum dia memasuki rumah.
Birri membuka pintu depan rumah kosnya yang masih terkunci, melangkahkan kakinya ke dalam dan menghidupkan lampu rumah kos tersebut. Setelahnya, Birri pun menuju ke kamarnya. Meletakkan tas punggung di atas lemari kayu dan pergi ke kamar mandi karena badan yang sudah lengket Dan badan yang basah karena hujan.
Setelah selese mandi Birri pun merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Mencoba memejamkan matanya sebentar sebelum Ia makan malam. Tubuhnya seakan akan but uh istirahat. Sangat lelah sekali. Namun, bayangan gadis itu muncul ketika dia Mencoba memejamkan Mata.
Ia pun membuka mata dan menatap langit langit kamarnya.
"gadis yang cantik, siapakah gerangan nama mu??" mungkin itu yang dipikirkan akang Birri ya gengs... Haduuh...Haduuh...akang Birri mah gitu...Lupa nanya namanya neng geulis tadi...aKang...akang...besok Kalo diketemuin Lagi sama otor yang baik ini jangan lupa nanya namanya ya Kang.... Wkwkwkwkwk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
范妮
Hai, ka. Perkenalkan saya Pocipan dari Gc Bcm, ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm untuk belajar bersama mentor senior kita dan di Gc kita juga sedang mengadakan Event dengan reward yang menarik.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih.
2024-10-17
0
Ariyanti
aku udah mMpir ya ka,,semangat ya kak,,lanjutkan
2021-11-28
0
zelindra
q mampir kesini jg kkk... semngt ya up nya kk 👍👍👍
2021-11-03
0