"Al... Bukannya kamu ada Cafe di Kota B ya...katamu juga ada peninggalan kebun teh peninggalan orang ruamu disana..kenapa nggak ke Sana aja.."kata Haikal.
" masyAllah.. Aku lupa Kal...! " kata Birri.
" gini nih Kalo pengantin baru yang diinget pasti yang enak enak aja..!nasib jomblo kayak aku si apalah daya..! "ledek Haikal.
"tadi emang nggak kepikiran sampai sana Kal...namanya aja baru dapat musibah, ya mana sampai kepikiran ke sana Kal..!" sungut Birri.
"musibah apa barokah???" ledek Haikal lagi.
Birri hanya menatap tajam sahabatnya itu.
"eits... Jangan marah marah bro...udh ada bini sukanya masih lempeng lempeng aja.." goda Haikal lagi.
"Kalo gak lempeng ya kagak bisa masuk bro...!" sahut Reno menahan tawanya. Semua yang di dalam ruangan itu pun tertawa meledek. Hanya Birri Dan Ansha yang memelototkan matanya seakan akan ingin segera menendang keluar teman teman yang gak ada akhlak itu.
"Sha.. Kamu suka masak kan ya??" Tanya Haikal
"Iya bisa kok.." jawab Ansha.
"ya Kalo gitu tenang kamu bro..berarti Ansha jago dalam mengasah senjata apapun.. Kamu yang rajin rajin dech mempertajam Sen... Ja... Ta.. Mu.." kata Haikal memberikan penekanan.
Muka Birri sudah merah padam. Begitu juga Ansha. Mereka benar benar diam tidak berkutik setelah mendapat bom bardir dari temen temen yang kurang kerja an. Sedangkan yang lainnya masih tergelak tawanya, melihat kedua insan muda mudi itu merona malu.
"kapan kalian mau ke Kota B?" Tanya Reno.
"insyAllah kalo Ansha sudah diperbolehkan pulang..rencananya saya akan berpamitan dengan ibu kos dulu kemudian baru kembali ke kampung halaman.."kata Birri.
"kamu gimana Sha?" Tanya Sherryl.
"aku ikut aja.. Lagian juga aku bingung mau kemana.." keluh Ansha.
"ih... Sha... Emangnya Al ngajakin kamu apa...kepedean ih jadi orang..!" kata Sherryl sambil ketawa.
Ansha merasa seakan akan dunianya runtuh, di permalukan seperti itu.
Iya ya Kan Birri juga nggak ngajak aku ikut. Kenapa kok kepedean gitu... Haduuh... Gimana ni... Batin Ansha menahan malu.
"tenang Sha...temenku yang satu ini nggak mungkin ninggalin bininya sendirian... Dia Lelaki yang bertanggung jawab si... Tapi ya harus ada timbal baliknya lah Sha...asah senjata Al ini biar tajam Dan asoyyy.." goda Haikal lagi.
"woy asooi wooooiii" timpal Sherryl.
Ansha dan Birri hanya saling mencuri curi pandang.
"o Iya Sha... Ini ada sedikit dari kami... Nggak banyak si... Tapi insyAllah cukup untuk menyambung hidup sampai kalian bisa dapet kerja an lagi.." kata Sherryl.
"Sher... Ndak perlu... Aku masih ada tabungan kok.." tolak Ansha.
"please dech Sha..terima saja...nanti nih kalau kalian sukses imbalannya traktir kita makan sepuasnya..! Oke??!"jawab Sherryl.
Ansha mau tidak mau akhirnya menerima amplop dari Sherryl. Setelah hampir dua jam mereka disana akhirnya mereka bertiga pamit pulang.
" Mas...sepertinya malam ini kita pulang saja... "kata Ansha ketika Birri sudah menutup pintu ruang tersebut.
Birri hanya terdiam. Dia memikirkan bagaimana dia pulang ke kos bersama Ansha. Karena mereka bahkan belum memiliki buku nikah. Birri pun menghela nafas panjang.
Melihat Birri yang terdiam, Ia pun hanya bisa diam menyelami perasaannya Dan bertanya tanya mengapa Birri seperti melamun memikirkan pertanyaannya.
"besok saja pulangnya... Aku akan mengurus buku nikah kita dulu di pencatatan sipil...kalo kamu pulang ke kosku yang ada kita dituduh berzina. Nanti aku akan ke pak RT dan Ibu kos untuk memberitahukan tentang status kita..." kata Birri.
"ya sudah Mas...Aku ikut saja...memang benar perkataanmu...aku yang nggak kepikiran sampai Sana.. Maaf.." kata Sheena.
"aku hanya tidak ingin menjadi bebanmu saja..Ma..af...melibatkanmu dalam masalahku.." lanjut Ara sedih.
"misal Mas Birri keberatan dengan pernikahan ini juga Ansha nggak papa Mas... Bener.. Ansha hanya takut membebani Mas lebih banyak....sekali lagi Ansha minta ma'af. .."ucapnya lagi.
Birri yang melihat kegundahan hati Ansha merasa iba. Ia merasa harus melindungi gadis ini.
"bukankah Allah membenci perceraian?? Jadi insyAllah aku sudah menerimamu sebagai istriku.. Dan kuharap kamu juga menerimaku sebagai suamimu dengan segala kekuranganku.." kata Birri.
Ansha yang mendengar kata kata itu pun berkaca kaca.
Pria asing ini, Pria yang telah menyelamatkannya dua kali ini, mengikhlaskan dirinya menerima pernikahan dadakan seperti ini dan mau melanjutkan hubungan pernikahan ini selamanya.. Batin Ansha.
Ansha akhirnya menangis dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
Birri mencoba memdekati Ansha. Ia sebenarnya bingung harus seperti apa. Ia bahkan tidak pernah bersinggungan dengan wanita. Almarhum Abi Dan Ummanya mengajarkan agar selalu menjaga diri dari hal hal yang mendekati maksiat. Karena itu Birri hampir tidak pernah mempunyai teman dekat wanita. Karena itu pernikahan mendadak seperti ini menjadikan Birri sangat kesulitan Bagaimana berinteraksi dengan istrinya itu.
Birri duduk di sampling Ansha.
"Sudahlah jangan menangis.. Aku bahkan tidak akan bisa menenangkanmu.. Tapi Mari kita lalui kejadiaan ini dengan bahagia.. Karena bahagia itu yang menciptakan diri kita sendiri.. Tidak usah terlalu jauh berfikir ke depan.. Jalani saja apa yang akan kamu lakukan esok.. Setelahnya biar Allah saja yang mengaturnya... Pasti ada rencana Indah di balik ini semua.. "kata Birri.
Ansha melihat Birri sekilas sambil masih terisak.
" bolehkah aku minta Satu hal Mas..? "kata Ansha.
" maksudnya..?? "Tanya Birri.
" Mari kita mulai dengan berteman yang benar"lanjut Ansha.
"namaku Ansha Aghnia Sabira.. boleh dipanggil Ansha, Aghnia ataupun Sabira.." ucapnya sambil mencoba tersenyum sambil mengulurkan tangan ke arah Birri.
"Namaku Albirri Zeeshan Muhammad, panggil saja Birri ato Al juga boleh.." kata Birri menyambut uluran tangan Ansha. Baru pertama kali ini mereka bersentuhan secara resmi. Tangan Ansha yang lembut dirasakan Birri sangat menenangkan hatinya. Begitu juga Ansha. Tangan kokoh itu seakan akan sebagai penyemangatnya untuk mengarungi rumah tangganya, tempat Ia bersandar dan menuangkan keluh kesah.
Mereka akhirnya melepaskan jabatan tangan tersebut. Ada perasaan aneh yang menyelimuti kedua nya. bahagia bercampur dengan sedih. Tak menyangka ternyata Allah yang menentukan takdir setiap manusia. Kita boleh berencana setinggi tingginya. Namun, Allah lah yang menentu Kan segalanya. Kita hanya bisa bertawakkal dan berikhtiar agar selalu berada dalam lindungnNya.
"o Iya Mas.. Ini ada kartu ATM ku.. Biar bisa banyu bayar rumah sakit..." kata Ansha mengambil kartu ATM dari dompetnya dan menyodorkannya ke Birri.
Birri yang merasa terkejut pun menolak kartu ATM tersebut.
"simpan saja dulu... Nanti Kalo memang aku sangat butuh uang.. Nanti pasti akan kuberitahu.." tolak Birri halus.
"tapi Mas.." lanjut Ansha.
"Nggak papa... lagian aku masih ada uang.." lanjut Birri.
Akhirnya Ansha mengalah dan memgembalikan lagi ke dalam dompetnya.
Tok tok tok
Sura pintu kamar terdengar di ketuk dari luar.
Birri pun melanglahkan kakinya membuka pintu tersebut. Setelah terbuka, sosok gagah dan tampan berdiri di Sana. Ansha menoleh ke arah pintu. Betapa terkejutnya Ia melihat sosok yang muncul di depan pintu.
"Mas miftah..!" ucapnya kaget.
Dukung author ya kak... Klik like comment ato votenya... Terimakasih... 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
ErGion Vernando Caprut Caprut
lho berati mba ansha ini mantannya gus miftah to😂😂✌✌
2021-11-01
1
uyhull01
laki yang di jodohkan oleh ayah nya ansha ??
2021-10-28
0
naviah
semangat thor 💪
2021-10-27
1