Un-Break My Heart
Shinta baru saja menutup panggilan teleponya dengan Nayla, dia meminta sepupunya itu untuk sekalian menjemput Ilham putranya saat pulang sekolah, karena Raka putra Nayla juga sekolah, disekolah yang sama dengan Ilham.
Sudah satu minggu Shinta terus dibayangi ke khawatiran sejak tahu Cindy sudah ada di Indonesia dan sekarang ada di Bandung. Wanita mantan kekasih suaminya itu sekarang menginap di kediaman Mery dan Zein.
"Gimana kabar kamu disana Put?" Shinta mendengar dengan jelas, saat ini Nayla sedang berbicara dengan Putri, keponakannya yang saat ini sedang di Belanda untuk mengikuti tes masuk peguruan tinggi disana, saat dia baru sampai di sekolah untuk menjemput Ilham putranya.
"Kenapa dengan Tante Cindy?" Mendengar Nayla menyebut nama Cindy membuat Shinta menajamkan pendengarannya.
Shinta yakin, bahkan sangat yakin kalau Cindy yang dibicarakan Nayla adalah Cindy mantan kekasih suaminya.
"Ada apa dengan Cindy?" Shinta langsung menodong pertanyaan pada Nayla sesaat setelah saudara sepupunya itu menutup panggilan telepon.
"Teteh" Nayla tampak terkejut dengan kehadiran Shinta.
"Putri bicara apa tentang Cindy, Nay?" Shinta mengulangi lagi pertanyaanya.
"Oh, itu, Putri bilang kalau Mbak Cindy akan pulang ke Indonesia" jawab Nayla jujur.
"Si Jo, kangen sama Zein" sambung Nayla.
Itu percakapannya satu bulan yang lalu dengan Nayla, sejak hari itu dia sudah cemas, tapi Nayla menasehatinya kalau semua akan baik-baik saja.
"Teh Shinta harus percaya sama Bang Rey" mendengar itu, sampai saat ini Shinta mengikuti apa yang disarankan Nayla.
Shinta mencoba untuk menepis pikiran buruk yang hanya menyiksa hatinya, namun nalurinya sebagai seorang istri tetap harus waspada. Ketakutannya yang beberapa waktu lalu masih bisa dia singkirkan tidak dapat berlaku lagi saat ini.
Kecemasannya bertambah saat Mery mengatakan kalau Cindy sekarang di kediaman mereka. Seketika ingatan Shinta kembali berputar saat melihat Reyhan dan Cindy berpelukan, tampak jelas keduanya masih saling mencintai saat itu, dan ada kerinduan dari keduanya.
"Zein, Teteh minta tolong bisa?" Itu adalah awal Shinta menyelidiki hubungan Reyhan suaminya dengan Cindy mantan kekasihnya.
"Minta tolong apa Teh? Kalau bisa pasti Zein bantu" balas Zein dari seberang sana yang saat itu masih memutuskan untuk tinggal beberapa hari lagi di Belanda.
"Tolong kirimin teteh copyan rekaman CCTV dihalaman depan, tepatnya setelah kita jalan keliling komplek. Bisa?" Pinta Shinta tanpa ragu.
"Oh itu, siap Teh, nanti Zein kirim. Tapi ada apa Teh Shinta mau melihatnya?" tanya Zein yang curiga, mengapa tiba-tiba tetehnya menginginkan itu.
"Permintaan dedek" jawab Shinta berbohong, karena dengan begitu dia yakin Zein akan menuruti permintaannya.
Satu hari Shinta menunggu hasil rekaman kamera pengintai dihalaman depan kediaman Harley di Belanda, tapi belum juga dikirimkan Zein. Sekilas rasa curiga terbesit dihatinya,
"Mungkinkah yang aku pikirkan benar-benar terjadi dan Zein tidak mau memberikannya" gumam Shinta, yang sangat menunggu kebaikan Zein untuk mengirimkan hasilnya, walau apapun yang terlihat didalam rekaman itu.
Ditengah kegalauannya, Reyhan suaminya pulang, segera Shinta menghilangkan rasa curiganya dan bersikap biasa pada suaminya.
"Bang" sapa Shinta, lalu meraih tangan suaminya untuk di cium, yang dibalas Reyhan dengan mencium keningnya.
"Bagaimana kabar mama dan baby kita hari ini?" tanya Reyhan yang selalu menanyakan itu, setiap pulang kerja.
"Kami baik-baik saja pa" jawab Shinta dengan senyum terbaiknya.
Reyhan membalas senyuman Shinta, mencium perut istrinya lalu pergi kekamar mereka untuk membersihkan diri, sedangkan Shinta kedapur untuk membuatkan minuman Reyhan, setelah dia meletakkan tas kerja Reyhan di ruang kerjanya.
Sore itu Shinta akan duduk menunggu Reyhan di teras belakang seperti biasanya, Reyhan akan menemuinya disana, lalu menikmati minuman yang dibuat Shinta beserta makanan ringan untuk sore hari.
Baru saja dia duduk, satu notifikasi masuk ke telpon selularnya. Segera Shinta meraih ponselnya
"Zein" gumamnya, setelah membaca siapa pengirimnya. Tanpa menunggu lama Shinta langsung membuka dan menyaksikan apa yang dia takutkan.
Shinta berlari ke kamar mandi yang ada di dekat dapur, saat melihat Reyhan mendekat. Dia tidak ingin Reyhan tahu, kalau dia mengetahui apa yang terjadi dengan suaminya. Cukup lama Shinta berada didalam sana, sampai Reyhan menghampirinya.
"Sayang ada apa? kamu baik-baik sajakan? Kenapa lama sekali?" Reyhan datang dengan pertanyaan beruntun.
Shinta yang sudah menetralkan lagi hatinya menjawab dengan yakin.
"Tidak ada apa-apa Bang" jawab Shinta sambil membuka pintu kamar mandi.
"Beneran, tidak apa-apa?" tanya Reyhan meyakinkan lagi, sambil melihat dan meneliti keseluruh tubuh istrinya.
"Beneran" Shinta mengajak Reyhan kembali ke teras belakang.
Berusaha tenang dan memasang wajah seperti biasa, itulah yang dilakukannya sampai Reyhan mengajaknya masuk kedalam rumah, karena sudah mendekati maghrib.
"Ayo sayang kita masuk, ibu hamil tidak boleh diluar saat maghrib" ajakan Reyhan diikuti oleh Shinta.
Shinta mendesah lega saat, Reyhan meninggalkannya untuk pergi sholat ke masjid.
"Kalau ada produser yang melihat, mungkin mereka akan mengontrakku jadi artis mereka" gumam Shinta, memuji aktingnya sendiri.
Keesokan harinya Shinta pergi ke kediaman Nayla diantar Reyhan, sebelum ke kantor. Shinta menunjukkan rekaman yang dikirim Zein pada Nayla. Dari Nayla lah, Shinta tahu kalau Cindy adalah mantan kekasih Reyhan yang meninggakannya tanpa kabar.
Dari Nayla juga Shinta tahu, kalau Cindy pergi meninggalkan Reyhan karena hamil dari hasil perkosaan.
"Teteh harus bersikap wajar kalau memang ingin mendengar langsung penjelasan dari Bang Rey" nasehat Nayla.
Saat itu Shinta memutuskan tidak akan menanyakan apapun dengan Reyhan, sampai suaminya dengan jujur mengatakan langsung padanya.
Sejak hari itu Shinta terus memendam perasaan dan bersandiwara seakan-akan tidak terjadi apa-apa, dan terus berharap Reyhanlah yang akan mengatakan dengan jujur padanya.
Menunggu adalah sesuatu yang banyak dibenci oleh hampir seluruh manusia yang ada di muka bumi ini, tidak terkecuali Shinta. Reyhan memang tidak pernah berubah, dia tetap memberikan perhatian pada Shinta sama seperti biasanya.
Sejak mereka memutuskan menerima perjodohan mereka, sejak itu juga, mereka memutuskan untuk saling menyayangi. Empat bulan pertunangan mereka cukup memberi waktu bagi mereka untuk saling jatuh cinta.
Awal perkenalan mereka, sama-sama tidak tahu kalau akan dijodohkan, semua berjalan seperti apa adanya. Saat itu Mama Syila mengajak Shinta untuk menemaninya belanja. Itu bukan sesuatu yang baru dilakukan Shinta dan Mama Syila. Mereka biasa melakukan itu, bahkan saat Nayla masih tinggal bersama mereka, mereka sangat sering melakukannya, dan menjadikan Dewa sebagai supir pribadi mereka.
Tidak berbeda dengan Shinta, hari itu juga Mama Diana, mamanya Reyhan minta diantar Reyhan belanja. Tanpa rasa curiga Reyhan melakukannya dengan senang hati, bukan kali pertama Mama Diana meminta dia mengantar belanja.
Seakan tidak sengaja, mereka bertemu disalah satu resto yang ada di Bandung Indah Plaza yang biasa disingkat dengan BIP.
...◇◇◇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Dharni Dharmawan
lanjut
2022-04-07
1