Shinta duduk di sisi Mama Syila, sedangkan Reyhan duduk dihadapannya. Mereka bertemu ketika akan masuk ke resto pavorite Mama Syila yang ada di BIP.
"Teh Syila" sapa Mama Diana sesaat setelah pelayan resto membukakan pintu untuk mereka.
"Mbak Diana, apa kabar?" Mama Syila membalas sapaan Mama Diana.
"Alhamdulillah baik. Mau makan disini, barengan aja kalau gitu, biar bisa ngobrol, udah lama tidak bertemu" ajak Mama Diana, yang langsung disetujui Mama Syila.
Tanpa curiga, Shinta dan Reyhan mengikuti dua wanita yang diusia mereka masih terlihat cantik.
"Habis belanja Teh?" tanya Mama Diana memulai perbincangan, sambil menunggu pesanan mereka.
"Iya nih, cari tambahan baju kerja untuk Shinta"
"Shinta kerja dimana?" tanya Mama Diana.
Shinta hanya diam, dia tidak begitu suka menceritakan tentang pribadinya pada orang yang tidak begitu dikenal, walau dia sudah pernah bertemu Mama Diana beberapa kali, tapi ada Reyhan yang baru di kenalnya, walaupun pria didepannya ini hanya diam, sibuk menatap pada gawainya, entah menyimak percakapan di hadapannya atau tidak.
"Baru mau nyari lagi Mbak" akhirnya Mama Syila yang menjawab, setelah melihat Shinta hanya diam.
"Saya suruh kerja diperusahaan papanya, tapi ditolak. Ditawarin sama suaminya Aisyah juga ditolak, malah sibuk masukin lamaran kemana-mana. Kalau diperusahaan papanya atau omnya, dia bisa sedikit santai, tidak perlu repot-repot melamar, malah bisa langsung tunggu lamaran" kekeh Mama Syila setelah menjelaskan.
"Mama" Shinta menegur Mama Syila, dia malu dengan ucapan mamanya.
Wajah Shinta yang merona merah karena malu dengan ucapan Mama Syila, membuat Reyhan menatapnya dengan senyum yang ditahan.
"Mengemaskan" batin Reyhan melihat Shinta. Dia mencuri pandang dari balik ponselnya.
"Sebelumnya kerja dimana?" tanya Mama Diana lagi.
Shinta kembali diam, malu kalau harus jujur pernah kerja dikantor mantan kekasihnya, terlebih lagi sekarang dia berhenti kerja karena kekasihnya selingkuh.
"Tadinya ikut kerja di kantor pacarnya, saya juga tidak keberatan dia kerja disana, setidaknya sebelum melanjutkan ke hal yang lebih serius, Shinta bisa lebih tahu tentang kekasihnya" jelas Mama Syila.
Penjelasan Mama Syila benar-benar membuat dia malu, terlebih lagi dia melihat pria yang didepannya ikut menyimak ucapan Mama Syila.
"Terus kenapa Shinta cari kerja lagi?" tanya Mama Diana.
"Pacarnya selingkuh Mbak, keciduk sama Shinta tidur dengan wanita lain" Mama Syila kembali menjelaskan.
"Namanya juga laki-laki tante, tidak bisa dapat dari saya cari kepuasan dengan yang lain" ucap Shinta, yang akhirnya membela dirinya, sudah terlanjur Mama Syila membuka hal pribadinya.
"Hem" Rehan berdehem memberi reaksi jawaban Shinta.
"Maaf disini ada laki-laki ya" ucap Shinta menatap Reyhan yang juga menatapnya. Mata mereka bertemu untuk pertama kalinya.
"Shitt, ternyata dia tampan" batin Shinta yang terpesona melihat Reyhan.
Reyhan tersenyum dan akan membalas ucapan Shinta, belum sempat dia berucap, pelayan resto datang membawa pesanan mereka.
Suasana hening seketika, hanya suara piring yang terdengar saat pelayan meletakkannya di meja.
"Sikakan dinikmati" ucap pelayan itu, setelah dia meletakkan semua pesanan di meja.
"Terima kasih Mbak" jawab Shinta pelan, dan mendapat anggukan dari pelayan tersebut, yang langsung berbalik meninggalkan mereka.
Reyhan dan Shinta sama-sama diam, menikmati makanan mereka. Hanya Mama Syila dan Mama Diana yang sesekali berbincang, itupun tidak lama, mereka kembali menikmati makan dalam diam sampai selesai.
Tidak ada obrolan penting setelah makan siang itu, sampai Mama Syila meminta ijin ke toilet.
"Saya ke toilet sebentar Mbak Diana" ucap Mama Syila.
"Barengan aja Teh Syila, saya juga mau ketoilet" jawab Mama Diana.
Tinggallah Reyhan dan Shinta yang sama-sama diam. Tidak ada satupun dari mereka memulai percakapan, sampai akhirnya Reyhan berdehem lalu menggulurkan tangannya.
"Kita belum kenalan dari tadi" ucap Reyhan yang tetap mengulurkan tanggannya.
Shinta melihat Reyhan, setelah mendengar Reyhan bicara, dia segera menerima uluran tangan Reyhan.
"Reyhan" ucap Reyhan setelah Shinta menerima uluran tangannya.
"Shinta" yang langsung menarik tangganya, saat merasa Reyhan tidak bermaksud melepaskan jabatan tangan mereka.
"Sebelumnya kamu kerja dibagian apa?" tanya Reyhan, menghilangkan rasa canggungnya.
"Hanya bagian administrasi, maklum belum punya pengalaman kerja" jawab Shinta.
"Kalau anda?" tanya Shinta.
"Kamu bisa panggil saya Abang Rey atau Bang Reyhan" ucap Reyhan penuh keyakinan.
"Baiklah, Bang Rey" jawab Shinta, lalu keduanya tertawa.
"Saya baru beberapa bulan ini diminta papa saya membantunya di perusahaan"
"Sebelumnya Bang Rey kerja dimana?"
"Jadi pegawai biasa di Paris" jawab Reyhan merendah.
"Keren dong Bang, punya pengalaman kerja diluar" puji Shinta tulus.
"Hanya jadi kuli" Reyhan terkekeh dengan ucapannya sendiri yang membuat Shinta juga terkekeh.
"Tetap aja keren Bang, yang dilihat orangkan luar negerinya"
Keduanya asik berbincang, sesekali tertawa bersama, lupa kalau Mama Syila dan Mama Diana belum juga kembali dari toilet.
Sementara dua pasang anak muda itu asik berbincang, kedua mama mereka sibuk melihat dari jauh, bersorak gembira, karena rencana mereka berhasil, membuat Shinta dan Reyhan saling kenal.
"Semoga mereka jodoh, seperti yang kita mau" ucap Mama Diana dan di aamiinkan oleh Mama Syila.
"Wahhh, cerita apa nih sampai tertawa begini" Sapa Mama Syila mengagetkan Shinta dan Reyhan yang tengah asik berbincang.
"Mama, kenapa lama ke toiletnya?" tanya Shinta saat menyadari kehadiran kedua wanita paruh baya yang masih sangat cantik diusia mereka.
"Toiletnya penuh, jadi antri tadi" Mama Diana yang menjawab.
"Jadi apa yang kalian bicarakan?" lanjutnya dengan memberikan pertanyaan pada keduanya.
"Saya menawarkan Shinta untuk kerja di perusahaan Ma" jawab Reyhan.
"Akhh benar. Reyhan baru beberapa bulan ini membantu pekerjaan papanya di perusahaan. Dia lagi cari sekertaris. Bagaimana kalau Shinta saja yang jadi sekertaris Rey?" tawar Mama Diana.
Shinta terkejut dengan tawaran Mama Diana. Sementara Reyhan hanya tersenyum dan Mama Syila hanya mengangguk-anggukan kepala tanda setuju.
"Sekertaris bukan bidang saya tante, takut nanti saya mengecewakan" jawab Shinta, menolak secara halus, walau sejujurnya dia sangat ingin.
Bukan rahasia lagi dikeluarga Shinta, kalau dia itu sangat mudah tertarik dengan pria tampan dan mengagumi mereka, terlebih lagi pria itu dewasa seperti Reyhan. Bahkan Dewa yang sebagai kekasihnya dulu harus benar-benar memaklumi kebiasaan Shinta. Tapi walaupun begitu, Shinta wanita yang setia, dia hanya mengagumi tidak lebih dari itu.
Walau banyak pria tampan yang dikaguminya, cintanya tetap satu untuk Dewa, meski terkadang hubungan mereka sering putus nyambung karena sifat Shinta yang begitu.
Berbeda dengan sekarang, dia sudah tidak terikat dengan Dewa, jadi tidak ada salahnya jika dia bisa mengenal Reyhan lebih jauh, walau belum bisa menghadirkan cinta dihatinya.
"Di coba saja dulu, kamu bisa belajar dengan Reyhan, bagaimana jadi sekertarisnya dia" balas Mama Diana.
"Bukan begitu Rey?" tanya Mama Diana pada Reyhan.
Reyhan yang terkejut karena sedang memikirkan yang lain, hanya mengiyakan pertanyaan Mama Diana.
"Beri Shinta waktu untuk memikirkannya tante" jawab Shinta, dia tidak ingin terlihat terlalu semangat dengan penawaran Mama Diana.
...◇◇◇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments