Misteri Pernikahan Remaja
Perkampungan: 06 Agustus 2001.
Malam itu! Dua mahluk yang berbeda. Menyelusuri jalan setapak. Menuju sebuah hutan yang rimbun. Sejak pukul 22.00, keduanya meninggalkan sebuah desa, menuju hutan.
Hutan larangan! Ya, mereka adalah Renata dan pak Iskandar. Anak dan ayah. Renata anak tunggal, ibunya telah meninggal 3 tahun yang lalu.
Akibat kecelakaan. Sewaktu Renata SMP. Pak Iskandar membawa Renata ke sebuah tempat yang begitu sunyi. Jauh dari keramaian. Apalagi, ini malam yang pekat.
Hanya suara binatang yang terdengar, serta gonggongan anjing hutan.Bulu kuduk Renata berdiri. Tangan gadis itu, memegang tangan ayahnya yang berjalan di depan. Renata, berkali kali melirik kebelakang. Ia merasakan kalau ada orang yang mengikutinya. Tapi, saat menengok kebelakang. Ia tidak melihat apa apa kecuali warna pekat.
Daun daun yang besar telah menutupi jalan yang mereka lalui. Biarpun jam menunjukan pukul 22.00 seakan akan tengah malam saja. Terdengar ******* yang menyeramkan.
Sangat menakutkan. Kalau sendirian masuk hutan. Mustahil dilakukan. Kerena saking takutnya.
Pohon pohon besar, menjulang tinggi. Akar akar pohon, keluar dari tanah. Ada juga, beberapa pohon beringin, yang berukuran besar berdiri dengan ponggahnya. Pohon beringin. Sangat menyeramkan.
Apalagi, rambut rambut kecil bermunculan di setiap dahan pohon. Renata, berkali kali bergidik. Setiap kali mendengar suara yang aneh. Tapi, pak Iskandar tidak demikian. Pria, yang berusia kira kira kepala 5 lebih. Berjalan tanpa rasa takut. Ia, berjalan seakan akan di siang hari. Suasana yang gelap, tidak membuat hati pak Iskandar ciut.
Malah, pak Iskandar bahagia. Kerena malam Jumat ini, adalah penentuan kehidupan yang ia dan putrinya jalani. Malah, ia begitu semangat untuk memasuki hutan lebih dalam lagi. Hatinya, semakin berbunga bunga saat tahu. Kalau malam ini, adalah babak akhir untuk menjauhkan Renata pada Rey.
Renata tidak habis pikir. Ia tidak tahu apa yang ada dipikiran ayahnya.Malam malam, seperti ini bukannya di dalam rumah. malah kelayaban tidak tentu arah. Hutan yang ditujunya, membuat nyali gadis cantik itu ciut.
Apalagi malam itu. Adalah malam Jumat Kliwon! Malam Jum'at menurut orang. Syetan dan kawan kawannya berkeliaran mencari mangsa.
Entah benar atau tidaknya. Itu hanya kata orang tua jaman dulu. Tapi, semakin kedalam tiba tiba Renata seperti mencium aroma sesuatu. Menyengat hidung.
Bulu roma Renata tiba tiba berdiri. Bau khas kemenyan masih mengiringi langkah mereka berdua. Mungkin, kalau manusia jaman sekarang, tidak akan percaya ocehan dunia mistik.
Kerena menurut orang orang modern. mustahil kalau di jaman maju ini, harus ada jin, syetan, dan mahluk halus lainnya.
Bukan ia tidak percaya. Kerena dalam hidupnya ada dua dunia yang di ciptakan Tuhan. Yaitu, kehidupan nyata dan kehidupan ghaib.
Jalan yang dilalui mereka, adalah jalan setapak menuju sebuah hutan. Terpaksa Renata hanya bisa memegang baju ayahnya dari belakang.
Ya, perjalanan ini Renata berada di depan. Sedangkan ayahnya berada di belakang Renata. Semak perdu menutupi perjalanan. Apalagi, pak Iskandar tidak membawa lentera. Selama perjalanan mereka hanya diam saja.
Tadi pak Iskandar hanya mengajak Renata pergi. Awalnya, Renata menolak. Tapi, pak Iskandar memaksa. Tanpa, menyebutkan tempat yang mereka tuju.
Saat, pak Iskandar mengajak Renata. Saat itu juga, Renata sudah terlelap tidur sejak isya. Tadi pagi, ia sekolah sampai jam 13.00. Setelah itu, melakukan ekstrakulikuler dulu di sekolah. Pulang sekolah jam 17.00, tadinya mau langsung istirahat. Tapi, ayahnya mengajak Renata untuk melakukan ritual. Meminum cairan yang Renata tidak tahu apa itu. Ritual itu, dilakukan setiap hari Kamis sore.
Biarpun, ia malas melaksanakannya. Renata mengikuti saja. Kerena percuma. Menolak pun, ayahnya akan memaksa seperti tiga bulan yang lalu. Ayahnya, memaksa meminum cairan yang berbau anyir. Hampir saja, Renata memuntahkan cairan itu. kerena mual dan jijik.
Setiap cairan yang terbuang akan diberikan lagi. Sejak itu, Renata harus meminumnya. Kerena telah menjadi kebiasaan. Akhirnya Renata meminumnya seperti air putih biasa lagi.
Dengan malasnya, Renata akhirnya mengikuti ayahnya masuk hutan. Ya, ini pertama kali Renata masuk hutan. Awalnya, pak Iskandar meminta Renata untuk pergi sendiri. Tapi, Renata keburu menggigil ketakutan.
Pikiran gadis itu melayang, kalau ia pergi sendirian. Menembus hutan tanpa ditemani siapapun. Ya, akhirnya mereka pergi juga. Renata menanyakan kemana pergi dan tujuannya, ayahnya hanya diam saja.
Terpaksa. Renata, tidak mencari tahu biarpun penasaran juga. Biarpun, beberapa kali Renata meminta pada ayahnya untuk pulang. tapi rengekan, Renata tidak digubris oleh sang ayah.
Rengekan Renata, hanya didengar oleh telinga kiri, keluar lagi dari telinga kanan. Sebuah hutan, yang jauh dari jangkauan orang orang kampung.
Mungkin, sebagian orang kampung tidak akan berani berkunjung ke hutan, Apalagi pada malam yang sunyi seperti ini.
Boro boro malam. Siang juga, jarang ada manusia yang masuk hutan. Untuk apa coba? Apalagi, malam malam seperti ini, kecuali?
Tapi, pak Iskandar. Tidak memperdulikan ajakan, Renata. Untuk balik lagi ke rumah. Pekatnya malam, yang mulai merayap.
Angin mulai dingin. Mulai menyusup ke tulang dan kulit, membuat bibir Renata bergetar, menahan dingin. Kerena hawa di hutan itu begitu dingin dimalam hari.
Mungkin, Kalau siang hari pun dingin. Kerena, banyak pohon yang berdaun lebar. Dan pohonnya saling berdekatan satu sama lainnya.
Di sebuah pondok di dalam hutan. Pondok itu, terbuat dari papan yang mulai lapuk. Dimakan usia. Mungkin. Ukuran pondok itu hanya 3x3m².
Di dalam pondok itu, tercium bakaran kemenyan yang baunya menyengat hidung. Ya, jaman dahulu kala. Di pedesaan, atau perkampungan. Kalau malam Selasa dan Jum'at, akan dijadikan ritual membakar kemenyan.
Entah? untuk apa! Menurut mereka, asap dupa kemenyan itu. Makanan para roh yang telah lama di kubur. Benar atau tidaknya. Itu hanya keyakinan seseorang saja.
Keduanya. Pak Iskandar dan Renata, telah sampai ke depan pondok. Lalu lelaki itu, mengetuk pintu pondok. Sedangkan, Renata hanya memandang sekelilingnya.
Seseorang, keluar dari pondok. Seorang pria tua dengan baju hitam, mengunakan kupluk senada dengan bajunya.
Kerena gelap keadaan sekitarnya. Renata, tidak bisa melihat jelas. Sosok pria tua, pemilik pondok di tengah hutan.
Dalam hati gadis itu, bertanya tanya. Kenapa, masih ada orang yang mau hidup di tengah hutan. Tanpa penerang seperti listrik.
Tanpa, disuruh masuk pak Iskandar dan Renata masuk gubug itu. Mengikuti pria tua, dari belakang. Pria tua. Mempersilahkan pak Iskandar, untuk duduk di dekat pembakaran dupa. Pondok yang tidak pantas! Untuk dihuni. Kerena, sebagian pondok itu roboh. Tanpa diperbaiki oleh pemiliknya.
Bangku, yang terbuat dari bambu terlihat tua dan lapuk. Dinding pondok itu. Begitu memperhatikan sekali. Di dalam lebih parah lagi.
Sebuah bangku, tanpa wujud. Teronggok di sudut ruangan yang redup. Ditengah ruangan. Terlihat asap kecil, dari sebuah dupa, yang dibakar pemiliknya.
Pak Iskandar dan Renata, akhirnya duduk di depan dupa. masih terlihat meninggalkan asap kecil. Saat duduk, Renata merapatkan tubuhnya ke tubuh ayahnya. Pak Iskandar hanya diam saja. saat putrinya merapatkan tubuhnya.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
auliasiamatir
penasaran ya
2023-09-06
0
Anindya K Setiawan
Teman teman yang baca Misteri Pengantin Remaja karya Hanum Anindya. terimakasih atas dukungan kalian pada novel ini, semoga apa yang kalian berikan bisa Tuhan balas dengan kebaikan kalian.
Kerena akun Hyunjihen dengan nama pena Hanum Anindya tidak bisa dibuka kembali. Mungkin Misteri Pengantin Remaja akan pindah akun ke akun Anindya K Setiawan tapi masih mengunakan nama pena Hanum Anindya. Dan ini akun baru Hanum atas nama Anindya K Setiawan, tadinya ingin nama Hanum Anindya tapi tidak bisa. Maaf ya teman teman😊🙏🙏🙏
2022-07-14
1
Hanum Anindya
kenapa kak🤔🤔
2022-06-25
0