Panggil Aku Rey

Panimbang Raya, 04 Maret 2001.

"Panggil saja aku Rey!" Ucap cowok itu sambil tersenyum ramah.

Nama yang familiar. Senyuman, yang meneduhkan menurut Renata.

Cowok itu, mengulurkan tangan kehadapan Renata.

Gadis itu!  Menatap tingkah laku Rey.

Akhirnya, gadis itu menyambut tangan Rey dengan riangnya.

Melihat cowok itu. Ia seperti 'dejavu' beberapa tahun yang lalu.  Tapi untuk memikirkannya, ia merasa kepalanya akan pecah!

Terpaksa.  Renata hanya tersenyum manis, dan menyambut hangat uluran tangan cowok itu.

Gadis itu. Seperti, merasakan ada kekuatan yang diluar nalar dirinya.

Hangat sekali. Untuk berpikir jauh. Renata hanya bisa diam. Melihat cowok dihadapannya.

"Katanya Lo! Bulan Februari, bakal ulang tahun ya. Tanggal berapa? Boleh dong gw nanti diundang ke acara  yang Lo buat," kata Rey renyah.

Kata kata itu! Batin Renata bergejolak.

Kata kata yang sama. Kata kata yang pernah didengar tapi kapan. Entah.

Belum sempat. Renata menjawab, pertanyaan cowok yang dihadapannya.

Cowok itu! Tanpa ba bi bu lagi, duduk disebelah kiri Renata.

Gadis itu agak terkejut saat Rey duduk disampingnya.

Renata mengangguk.

" 21." Jawabnya pelan.

Masih, terasa kikuk didekati oleh Rey.  cowok yang seperti telah mengenal dirinya.

Untuk bertanya jauh pada Rey, ia seakan tidak mampu melakukannya.

"Wow bulan penuh cinta." Teriak histeris Rey.  Melonjak kegembiraan, saat gadis itu menyebut tanggal lahirnya.

Renata tersenyum simpul.

Ada galau dihatinya. Ingin mengingat sesuatu, tapi tidak bisa. Renata menyerah.

Renata hanya tersipu. Hati gadis itu merasa aneh.

Pada cowok itu, kerena Rey bisa menyebutkan bulan lahirnya. Sedangkan mereka baru saja bertemu.

Ada pikiran lain,  yang masuk tapi ia langsung menepiskan..

Februari, menurut Rey penuh cinta. Mungkin kerena di bulan Februari,  ada tanggal 14.  Sering  di sebut Valentine. Tapi Renata sendiri belum pernah merayakan hari Valentine.

Tapi entah lah.

Menurut teman temannya, Valentine adalah

bulan penuh gairah.

Penuh kehangatan, penuh bunga,

coklat dan penuh kemesraan.

Apalagi kalau kita punya cowok.

"Kita bisa ditraktir coklat lho!" Kata Widya jenaka.

Ya, Widya adalah gadis, yang tiap bulan Februari wajib merayakan Valentine.  Kerena cowoknya, anak kuliahan.  Berasal dari keluarga konglomerat se Indonesia.

Tidak, konglomerat bagaimana. Cowok Widya. Mobilnya banyak mungkin ada 7 mobil, tiap mobil ada supirnya.

Rumahnya, juga mewah banget. Berpagar besi yang tinggi menjulang.

Pembantunya, juga ada 20 orang!

Renata, bisa tahu itu.  Kerena, ia pernah ke rumah Widya.

"Lo, mau nggak kalau jadi pendamping gw?

Di hari valentine, di bulan depan."

Ajak Rey tanpa basa basi.  Langsung mengajak Renata.

Gadis itu, belum siap atas kata kata cowok itu.

Melihat Rey yang berbicara  ceplos itu. Renata seperti pernah dekat, tapi dimana? Kapan?

Apa jarak Serang dan Panimbang yang jauh telah menyatukan mereka?

Pikir Renata. Gadis itu, benar benar merasa heran.  Melihat Rey seperti itu.

Kalau memang mereka kenal? Kenal dimana? Sedangkan Renata baru ketemu Rey.

Gadis itu hanya melihat tingkah laku Rey dihadapannya.

Renata terlihat gugup menerima tawaran Rey.

Hatinya berdegup sangat kencang sekali.  Tangan terasa berkeringat, tapi dingin. Mukanya? Kalau dilihat pasti kaya kepiting rebus.

Cowok itu, tidak memperdulikan perubahan pada diri Renata.

Rey tersenyum manis. Tanpa diduga Rey memegang tangan Renata erat.

Hangat. Gadis itu terkesiap.

Awalnya.  Ia, ingin melepaskan genggaman tangan Rey.  Tapi, cowok itu.  Memegang tangan Renata, dan tidak mau melepaskannya.

Akhirnya.   Renata diam dan membiarkan, tangannya digenggam oleh cowok cakep.

Ada sesuatu, yang mengalir di dalam tubuhnya.  Sekelebat bayangan yang samar, menghampiri pikirannya. Tidak begitu jelas, tapi kelebatan itu seperti nyata sekali.

Angin di siang hari begitu sejuk. Rey dan Renata, masih asyik duduk, di rerumputan di lingkungan sekolah Rey.

SMUN I Panimbang.

Mereka bertemu di SMU itu.

Kerena, sekolah Renata mengadakan pertukaran siswa, bersama  SMUN I Panimbang.

SMU, berada di teluk lada Panimbang.

Renata, kost di rumah di depan SMU. Sedangkan Rey, berasal dari kampung itu! Rumahnya berjarak 10 menit jalan kaki.

Renata ikut penukaran siswa. Selama 2 Minggu lamanya, dan ia harus kost untuk tidur.  Sedangkan untuk makan ia membeli.

Renata, beli makan di pasar panimbang. Kerena, jarak antara pasar Panimbang.

Dan, sekolah hanya 15 menit.  Menggunakan kendaraan roda 2.

Kalau untuk sarapan, Renata beli nasi uduk. Siang dan malam ia makan di Panimbang.

Memang, kalau di pikir sih boros.  Tapi, mau bagaimana lagi.

Untuk menambah uang kost. Kalau, makan di rumah kost.

Ia tidak mampu, membayarnya. Apalagi ayahnya hanya pekerja serabutan saja.

Ya terpaksa ia harus ngirit.

Bukan terpaksa sih! Tapi kenyataan.

Awalnya, pak Iskandar tidak mengizinkan.

Renata, melakukan pertukaran belajar selama 2 Minggu.

Di daerah Panimbang, tapi gurunya Renata yang menjelaskan.

Kalau pertukaran siswi ini. terjadi tiap tahun.  Dan, sekolah mengajukan Renata.

Sebagai siswa pertukaran,  kerena Renata aktif dalam segala kegiatan sekolah.

Pak Iskandar.  Hanya diam, mendengarkan apa yang ibu guru jelaskan tentang Renata.

Pak Iskandar. Membenarkan kalau Renata selalu aktif, dari segala aktifitas sekolah.

Tapi, bukan itu yang ia khawatirkan.

Renata, harus masuk ke lingkungan yang sama. Dimana dirinya, pernah disana selama beberapa tahun yang lalu.

Kalau ingat. Pak Iskandar, ingin menyusul Renata. Menyelamatkan Renata.

Tapi, ia tidak bisa berbuat apa apa.

Akhirnya.  Pak Iskandar, mengizinkan Renata pergi, dengan syarat jangan berkenalan dengan cowok.

Renata mendengar, hanya tertawa renyah.

Ya, gadis itu tahu. Kalau ayahnya selalu wanti wanti,  untuk tidak dekat dengan cowok.

Lulus kuliah saja. kata ayahnya.

Di sekolah itu.  Ia, bertemu dengan Rey di ruang perpustakaan.

Rey duduk dikelas 2 B sedangkan ia duduk di kelas 2C.

Pertemuan pertama. Menurut Renata, tapi tidak untuk cowok itu--Rey.

Ya, Rey telah lama mengenal Renata.  Dan, ia tidak, menceritakan apa apa tentang dirinya.

Kerena, menurut ayahnya.  Renata akan tahu kejadian yang sebenarnya.  Dengan sebuah permainan yang diciptakan Rey sendiri.

Rey, masih mengingat nama itu.  Tapi, ia pura pura tidak kenal Renata.

Kerena permainan itu. Akan dimulai sejak pertemuan Renata dengan Rey.

Apa yang di rasakan Rey, sebenarnya dirasakan oleh Renata.

Ia, seperti pernah diam di suatu tempat.  tapi ia tidak ceritakan ini pada Rey.

kerena menurut Renata. Mereka baru bertemu ditempat asing.

Sejak, bertemu dengan Rey.  Renata sering bermimpi hal aneh, pada dirinya sendiri.

Kalau, ia bermimpi ingatannya; pasti ke Rey trus.

ia merasa aneh sendiri.

SMP, jalan kaki, hujan, perkampungan terasa nyata sekali.

Tapi, gadis itu tidak bisa berbuat apa apa.

Saat mengingat semuanya, seperti ada sesuatu yang menghalangi pikirannya.

Akhirnya, Renata berusaha melupakannya.  Tapi saat ia berusaha, melupakan bayangan,  semakin jelas dan menganggu pikirannya.

Ini  sangat menyenangkan, bagi Renata sendiri. Tinggal di kp Teluk lada Panimbang

Apalagi bertemu dengan Rey,  cowok yang baik, perhatian, ia tiba tiba merasa nyaman dekat Rey.

Renata, sepertinya pernah mengenal Rey. Sebelumnya, tapi entahlah.

Renata, kalau di samping Rey. Ia, sering banget melihat banyangan banyangan buram.

Banyangan itu! Seperti sosok anak remaja tanggung, tapi siapanya Renata tidak bisa menjawabnya.

Setiap keduanya bertemu. Rey, sering banget bawa panda. lucu. cowok bawa boneka panda kemana mana.

Awalnya Renata heran. Tapi lama lama ia merasa suka pada panda.

Dan tanpa disadari oleh Renata.  Kalau siluman panda, hampir saja merenggut nyawa dirinya.

Rey melakukan itu! Kerena ingin Renata, mengingat kenangan yang hilang oleh tragedi itu!

"Aku suka aja boneka ini." kata Rey saat ditanya oleh Renata.

Itu hanya alasan Rey saja.

Gadis itu.  Hanya tersenyum manis, melihat Rey selalu menimang  boneka. Kaya seperti menimang bayi aja.

"Emang lho nggak suka?"tanya Rey menatap bola matanya Renata.

"Suka. Kalau mau jujur, dari dulu aku suka sama boneka panda.  Tapi ayah, nggak pernah punya uang buat beli boneka panda,"ujar Renata.

Menatap dedaunan yang bergoyang tertiup angin.

"Kalau kamu mau, pas ultah kamu, aku kasih kado panda, mau?"

tatap lembut Rey, menatap wajah Renata yang putih dan bersih.

Apalagi, rambut Renata yang sepinggang.

"Itu mah bukan kejutan dong! kalau udah dikasih tahu mah,"Rajuk Renata manyun.

Cowok itu tersenyum. Secara reflek, ia mengucek rambut hitam Renata gemas.

Renata tidak berusaha, menghindar dari tangan Rey.

Ia seperti membiarkan saja, tangan Rey mengacak  rambutnya.

sentuhan Rey, mengingatkan sesuatu yang telah hilang.

Itu pertemuan Renata dengan Rey.

Pertemuan pertama yang membuat Renata memikirkan Rey tiap harinya.

Kalau tidak ketemu dengan Rey, Renata seperti kehilangan arah saja.

Tiap hari Renata menelepon Rey.

Dan Rey. Seperti membiarkan saja, kalau Renata telpon.  Rey berusaha bertemu dengan Renata.

cowok itu pun kalau diajak bertemu.  Selalu mau, tapi tidak pernah menghubungi Renata. alasan klasik. hpnya tidak ada pulsa.*

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

aku udah like rate fav

2021-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!