MEMETIK KETULULUSAN CINTA
Ranty seorang pustakawan yang telah menyelesaikan studinya dan mengabdi di SMP tempat ia sekolah dulu.
Ranty menikah dengan Bayu, kepala sekolah dan sekaligus gurunya waktu di SMP.
Sejak suaminya meninggal Ranty hidup sendiri, ia pernah menikah sebelum bertemu dengan Bayu.
Pernikahan Ranty berakhir sejak 2 tahun yang lalu, suami Ranty yang dulu meninggal dunia akibat kecelakaan menuju kantor.
Dan ia menerima lamaran Bayu yang saat itu masih menyandang suami dari Wulan kakak kelasnya sewaktu SMP.
Wulan dan ia adalah alumni SMPN l Angsana. Sebuah sekolah yang berada di sebuah perbukitan kecil termasuk kp Citoke desa Angsana, kecamatan Angsana.
Ranty alumni SMPN l Angsana 1999. Dan, Wulan alumni tahun 1998 di sekolah yang sama.
Pernikahan antara Ranty dan Bayu, yang telah melukai hati putri bungsunya Anindya gadis 14 tahun yang kini duduk di kelas 8 C di SMPN l Angsana. Bukan hanya Anindya yang terluka oleh pernikahan Bayu, tapi melukai hati Wulan dan Riri.
Keputusan ayahnya yang menurut Anindya keterlaluan. Apalagi ia dan Ranty harus tiap hari ketemu dan bersua di perpustakaan. Itu yang membuat Anindya kadang suka uringan sama Ranty, apalagi melihat Bayu yang suka mepet pada Ranty kalau di perpustakaan.
Apa yang dipikirkan Anindya , itupun yang dirasakan oleh Ranty. Ranty rindu Anindya yang dulu, Anindya yang selalu menemani dirinya di ruang perpustakaan. sejak memutuskan menikah dengan Bayu, hubungan Ranty dan Anindya renggang seketika juga.
Tapi masih untung dengan Wulan tidak begitu kentara. Wulan bersikap biasa saja kalau bertemu dengan Ranty.
Tapi Ranty hanya bisa menebak, kerena kalau bertemu kadang Wulan menghindar seperti tidak ingin bertemu dirinya.
Itu yang dirasakan oleh Ranty sendiri.
Apalagi saat Anindya tahu kalau Ranty kini sedang mengandung, anak Bayu. otomatis itu juga adik kandungnya. Anindya, jujur tidak bisa menganggap janin yang dikandung gurunya adalah adik.
Tapi itu fakta yang harus diakuinya.
Anindya dari dulu ingin punya adik. Ya sejak mamanya keguguran dan vonis dokter mengatakan kalau mama tidak akan hamil lagi.
kandungannya lemah. sejak itu keinginan punya adik dipendam saja, ia kadang iri melihat teman temannya mengasuh seorang adik. Tapi, Anindya tidak boleh egois.
Mama bisa hamil tapi itu resiko lebih tinggi kata dokter. Bisa bisa nyawa mama jadi taruhannya.
Anindya awalnya senang mendengar ibu Ranty hamil ya ibu Ranty adalah sebutan Anindya saat itu. Kerena ia tidak ingin menyebut mama sama Ranty.
Ranty juga tidak akan memaksa Anindya untuk sebutan mama. kerena ia lebih nyaman kalau Anindya menganggap gurunya bukan sebagai ibunya. Tapi di lubuk hati paling dalam ingin rasanya Anindya menganggap dirinya seperti menganggap pada Wulan.
Tapi Ranty tidak memaksa Anindya untuk menganggap lebih dari itu. Ranty hanya ingin Vira tidak membencinya lagi. itu keinginan saat ini. Tapi, itu mustahil sekali kerena, ia tahu kelakuan dirinya salah apalagi pada Anindya. Ya, mungkin kalau ia berada diposisi gadis 14 tahun itu, ia akan melakukannya.
Ya untuk sementara ini, Ranty hanya mengambil dari sudut Anindya itu saja tidak lebih Bukan hanya Ranty yang merasakan perubahan Anindya . Bayu pun juga merasakan.
Apalagi kalau di rumah Anindya sering mengurung diri di kamar. Hanya makan dan shalat saja ia keluar kamar. Pas, ditanyakan pada Wulan, Wulan hanya menggelengkan kepala tanpa ada penjelasan sama sekali.
Bayu menikah dengan Ranty bukan kerena Wulan kurang perhatian. Tapi, melihat hidup Ranty yang tidak karuan apalagi harus ditinggal meninggal oleh suaminya yang dulu.
Ranty, juga harus mengikhlaskan janin yang dikandung gugur akibat kecelakaan bersama suaminya..
Kecelakaan yang membuat dirinya, tidak punya tujuan hidup yang berarti sama sekali. satu tahun setelah suaminya meninggal akhirnya Bayu melamar.
Tanpa diduga Ranti langsung menyetujui ajakan Bayu untuk ke pelaminan. Satu tahun setelah menikah, Bayu mendapat khabar kalau istrinya yaitu Ranty hamil. Usia kehamilan menginjak 27 minggu.
Mendengar kehamilan Ranty. Anindya ngamuk kalang kabut. Histeris. Wulan pun begitu. Tapi, Bayu tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Wulan maupun Anindya
Bayu lebih memperhatikan kondisi Ranty! itu yang tidak disuka oleh Anindya , ya sejak kehamilan Anindya tahu perhatian ayahnya lebih ke Ranty. Biarpun ayah tiap malam selalu ada di rumah tapi Vira nyakin kalau hati dan pikiran ayah ada di rumah Ranty itu yang tidak disuka oleh Anindya.
Biarpun Anindya tidak pernah mengungkapkan pada Wulan. Wulan merasakan kalau hati Anindya pada Bayu agak berubah sama sekali. Wulan hanya pura pura tidak tahu saja, kerena ia juga menjaga perasaan Anindya, Riri dan dirinya.
Kalau mau mengakui Wulan lebih menjaga perasaan dirinya. Ia bukannya tidak sakit harus membagi cinta dan perhatian.dengan wanita lain. Tapi percuma kalau ia berontak pun Bayu tidak bakal mengubris kata kata yang ia lontarkan itu akan membuat mereka bertengkar.
Wulan masih bertahan, kerena ia lebih memperhatikan kedua anaknya. Anak yang seharusnya diberikan kasih sayang yang cukup oleh dirinya dan Bayu malah di sia siakan begitu saja.
"Ma, apa mama harus diam saja ayah seperti itu?" protes Anindya waktu itu.
"Mama harus ikhlas, Nin. Mereka menikah secara sah dimata Allah maupun manusia, kenapa harus marah?" ujar Wulan membalikan pertanyaan pada Anindya.
Mereka melakukan obrolan itu disaat rumah tidak ada siapa siapa kecuali keduanya. Riri sedang mengantar neneknya ke pasar Panimbang sedangkan Bayu masih di sekolah. Itu yang Bayu katakan pada Wulan. Wulan hanya diam saja saat mendengar kata kata Bayu saat laki laki itu memberitahukannya.
Wulan tidak menanggapi apa yang Bayu katakan. Tapi apa yang Bayu katakan pada Wulan memang benar apa adanya. Ia ada kegiatan Pramuka disana bersama guru guru lainnya, sedangkan Ranty sama sekali tidak ikut.
"Ma, kenapa harus ikhlas. Ayah seharusnya tidak pernah menduakan mama, mama tidak pantas untuk disakiti, apalagi sama dia." kata Anindya sinis saat ia menyebut nama Ranty mengunakan kata dia.
Anindya sebenarnya geram melihat Wulan bersikap seperti itu. Wulan hanya tersenyum manis kearah putrinya, sambil tersenyum.
Anindya yang masih di kamar masih mendengar pertengkaran demi pertengkaran diantara mama, ayah dan kakaknya. Ia sudah bosan mendengar pertengkaran yang terjadi di rumah ini. Gadis itu akhirnya keluar diam diam dari kamarnya tanpa sepengatahuan kedua orang tua dan kakaknya.
Untung motor belum dimasukan ke dalam, jadi ia masih bisa mengunakannya. Apalagi kuncinya juga ada di motornya. Anindya langsung menuju rumah Ranty, ia ingin membuat perhitungan pada wanita itu! Wanita yang membuat keluarganya hancur seperti ini. Kalau bisa Anindya ingin sekali kalau wanita itu mengakhiri pernikahan dengan ayahnya demi keutuhan rumah tangga yang lain.
Anindya berpikir seperti itu hanya untuk dirinya saja, ia tidak tahu kalau Bayu tidak akan mungkin meninggalkan Ranty apalagi Ranty sekarang sedang hami. Kalau Bayu meninggalakan Ranty bagaimana anak yang ada dalam kandungan Ranty, itu yang belum Anindya pikirkan.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Arvilia_Agustin
Aku mampir ni Thor cerita nya bagus, Mampir ya ke karyaku di "Wanita Tangguh" ka Author jangan lupa like, komen, subscribe dan berikan vote, ok💪👍
2024-05-09
0
Fenti
benar-benar bayu ini. masa lupa tanggung jawabnya mentang-mentang ada istri barunya😤
2023-01-27
1
Fenti
jahat banget sih bayu ini, diawal-awal tadi aku kira bayu ini anak sekolah sama seperti Anindya ternyata guru
2023-01-27
1