"Selamat pagi. Perkenalkan saya Rahmat Darmawan, manager keuangan. Panggil saja Rahmat," sapa laki-laki muda tersebut hangat sambil mengulurkan tangannya kearah Nabila.
Mendengar laki-laki muda itu mengenalkan dirinya, Nabila segera mendongakkan wajah menatap laki-laki tersebut dengan senyum ramahnya dan menyambut uluran tangan Rahmat. "Saya Nabila Ayunda, biasa disapa Billa," tutur Nabila dengan sopan.
"Selamat bergabung di perusahaan ini Billa, kita bisa bekerja bersama-sama untuk kemajuan perusahaan," tegas Rahmat. "Mari, ikut ke ruangan saya. Ada beberapa hal yang akan saya jelaskan sama kamu," titahnya sambil berlalu menuju ruang manager keuangan.
"Baik Pak," jawab Nabila menganggukkan kepala. Lalu, dia berjalan mengikuti langkah manager keuangan tersebut menuju ruangannya.
"Silahkan duduk Billa," perintah Rahmat begitu mereka tiba didalam ruangan. Ruangan tempat Rahmat bekerja cukup luas dan nyaman. Nabila duduk di kursi tepat di seberang meja kerja Rahmat, seperti yang telah ditunjukkan tadi.
Mereka duduk berhadapan, hanya dipisahkan oleh meja kerja tempat Rahmat bekerja yang diatasnya dipenuhi berkas-berkas penting miliknya. Rahmat mulai menjelaskan kepada Nabila, apa-apa saja yang akan menjadi tugasnya. Nabila nampak tekun menyimak setiap apa yang disampaikan oleh Rahmat. Sesekali, dia mengangguk tanda mengerti. Terlihat dari pancaran wajahnya, Nabila sangat antusias mendengarkan setiap penjelasan dari manager keuangan itu.
"Dan mulai pagi ini, kamu sudah bisa langsung mengerjakan tugasmu Billa. Silakan bawa berkas-berkas ini dan pelajarilah," titah Rahmat dengan nada tegas dan berwibawa. "Atau, barangkali ada yang mau kamu tanyakan?" sambung Rahmat lagi.
"Baik Pak, saya sudah cukup mengerti. Saya akan segera mempelajari berkas-berkas ini dengan sungguh-sungguh," ucap Nabila dengan sopan. "Nanti jika ada yang saya belum pahami, saya akan bertanya pada Bapak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membuat Pak Rahmat kecewa," imbuhnya lagi.
"Kalau begitu, saya mohon undur diri pak," pinta Nabila dengan sopan. Lalu, dia berdiri dan membungkukkan sedikit badan.
"Silakan, Billa. Kalau ada kendala jangan sungkan untuk menghubungi saya," balas Rahmat seraya tersenyum penuh arti.
Nabila pun berlalu meninggalkan ruangan manager keuangan itu. Dengan langkah pasti, dia kembali ke meja tempatnya bekerja sambil membawa tumpukan berkas dalam dekapan. Setibanya di sana, Nabila segera menjatuhkan diri ke kursi tempatnya bekerja dan mulai membuka berkas-berkas yang tadi diberikan Rahmat. Nabila kemudian mulai membuka dan membacanya satu persatu dengan teliti.
Saking tekunnya Nabila mempelajari berkas-berkas yang ada di hadapan, dia sampai tidak mendengar suara langkah kaki seseorang seseorang yang sudah mulai mendekat ke mejanya.
Ehm!
Laki-laki itu berdeham tepat di depan meja kerja Nabila. Reflek, Nabila mendongak dengan ekspresi kaget. Namun, sedetik kemudian dia berhasil menguasai diri dan tersadar bahwa laki-laki yang kini berada dihadapannya adalah sang bos, pemilik perusahaan. Nabila pun buru-buru berdiri.
Ya, Nabila sudah pernah bertemu sebelumnya dengan bos pemilik perusahaan tempatnya kini bekerja. Yaitu ketika dia pertama kali datang ke perusahaan untuk wawancara. Saat itu, pemilik perusahaan itu ikut hadir ke ruangan HRD untuk melihat langsung calon sekretarisnya.
"Selamat pagi, Pak," sapa Nabila ramah dengan senyum manisnya. "Maaf, saya tidak mendengar ada suara langkah kaki tadi," ucapnya sopan dan dengan nada penuh penyesalan sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Iya, tidak mengapa. Silakan lanjutkan pekerjaan kamu," titah pak Bos dengan suara baritonnya yang tegas dan penuh wibawa, sambil berlalu menuju ruangan presiden direktur.
Yuda Atmadja namanya. Laki-laki paruh baya itu adalah pemilik perusahaan garmen yang cukup besar, tempat Nabila bekerja. Berperawakan tinggi dengan warna kulit sawo matang, berhidung mancung dan badannya tegap proporsional, membuat Pak Yuda terlihat memesona meski sudah sudah tak lagi muda. Karena itulah banyak wanita di luar sana yang mengejar-ngejarnya bahkan di antara mereka ada yang rela jika harus menjadi istri kedua ataupun ketiga.
Akan tetapi, Yuda adalah sosok suami yang setia. Meskipun istrinya tidak secantik karyawan-karyawannya di kantor, hal itu tidak membuat Yuda berpaling. Tapi, sang istri yang sudah terkena hasutan saudara-saudaranya tidak mempercayai kesetiaan suaminya. Bahkan, seringkali Kinanti menuduh suaminya mendua tanpa adanya bukti nyata. Pun demikian Yuda tetap menyayangi istrinya. Sungguh, bos yang satu ini adalah sosok suami impian bagi setiap wanita.
*****
"Kapan kalian akan mulai misinya?" tanya seorang wanita dari seberang telepon.
"Secepatnya, Tante. Tapi, belum untuk sekarang karena ini baru hari pertama dia bekerja," jelas seorang gadis dengan dandanan mencolok dan berpenampilan seksi dari balik meja resepsionis.
"Baiklah. Lakukan secepatnya dan kamu akan segera mendapatkan posisi yang sudah lama kamu idam-idamkan," tegas suara di ujung telepon.
"Apakah ibumu sudah paham dengan apa yang harus dia lakukan pada anak baru itu?" tanya wanita yang dipanggil dengan sebutan tante itu lebih lanjut.
"Iya, Tante. Ibu sudah mengerti," jawab sang gadis.
"Oke, Sell. Tante tutup dulu telponnya. Segera kabari Tante kalau ada apa-apa. Dan ingat, jangan gegabah! Ada banyak CCTV di perusahaan tempatmu bekerja," peringatnya pada Selly.
Selesai menutup telponnya, Selly bergegas ke ruang pantry untuk menemui seseorang. Ya, gadis muda itu adalah Selly Anastasya, keponakan kesayangan Kinanti Andara istri dari pemilik perusahaan garmen tempat Nabila bekerja.
Ayah Selly adalah sepupu Kinanti. Sedangkan bu Runi, ibunya Selly adalah bibi jauh dari Kinanti. Itu sebabnya, Selly memanggil Kinanti dengan panggilan Tante, mengikuti garis keturunan dari sang ayah. Sedangkan Kinanti memanggil Bi Runi tetap dengan panggilannya semula, yaitu Bibi.
Sesampainya di ruang khusus pantry, Selly mengedarkan pandangannya tapi dia tidak menemukan sosok yang dia cari.
"Huh, sialan! kemana, sih, dia? Giliran dibutuhkan malah ngilang! Dasar, orang tua tak berguna!" Sambil mengumpat, Selly berjalan keluar dari pantry dan bermaksud untuk menghubungi seseorang melalui panggilan telepon.
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
himmy pratama
wach ada yg mau berbuat jahat..Napa baru awal 2 mst ada yg berlaku GK baik..bikin GK nyaman ngebacanya klo ada kejahatan..JD gk asyik
2024-04-29
1
Praised94
terima kasih.......
2024-04-19
1
Merica Bubuk
Baru mulai dah muncul Perusuh, 🤔🤔🤔
2024-04-15
1