Tawamu Bahagiaku

Kevin segera turun dari pangkuan deddy nya, berjalan menuju sofa dan duduk disebelah Nabila. Rehan mengekor dibelakang Kevin dan memilih duduk tepat di hadapan Nabila.

"Mau pulang sekarang?" tanya Rehan pada Nabila.

Nabila mengangguk, "iya, tadi Kevin juga udah nge bolehin... iya kan sayang?" sambil menatap kearah bocah kecil di sampingnya.

"Tapi kita tadi udah buat kesepakatan ded..." ucapnya antusias.

"Kesepakatan?" Rehan menautkan kedua alisnya, "apa itu...?" tanya nya tak mengerti.

"Tante mommy tiap weekend akan selalu menemani Kevin bermain,,, benar kan tante mommy?" jawab Kevin sambil meminta persetujuan pada Nabila.

"Iya sayang,,," ucap Nabila meyakinkan sambil mengelus pucuk kepala Kevin.

"Baguslah kalau begitu,,, jadi kalau weekend deddy juga bisa berlibur dan pergi sendiri," kelakar Rehan sambil mengerlingkan sudut matanya menggoda Kevin.

"No,,, no deddy, deddy gak boleh pergi sendiri, deddy harus ajak Kevin juga tante mommy, tiap weekend kita harus selalu bersama, janji..." protes Kevin panjang lebar sambil berdiri dan menjulurkan jari kelingking nya kearah Rehan.

Melihat tingkah lucu bocah kecil itu membuat Rehan dan Nabila tak bisa menahan tawa, Rehan tergelak begitupun dengan Nabila. Tawa mereka pecah,,, bahkan Nabila sampai mengeluarkan air mata.

Kevin yang merasa dirinya jadi bahan tertawaan pun ikut hanyut dalam suasana bahagia itu, mereka bertiga tertawa bersama hingga beberapa saat.

Rehan yang duduk persis di depan Nabila dan menyaksikan bagaimana gadis itu tertawa lepas merasa sangat bahagia,,, "tawamu adalah bahagiaku Bill," gumamnya dalam hati.

Sejenak kemudian suasana menjadi hening,,,

"Ded, bolehkah aku minta satu hal?" tanya Kevin memecah kesunyian.

"Hmmm,, apa itu sayang? Apapun asal Kevin bahagia deddy akan mewujudkannya," jawab Rehan sungguh-sungguh.

"Kevin sayang sama mommy,,," sambil menunjuk kearah bingkai foto yang terletak di atas meja kerja Rehan, "tapi..." sejenak Kevin menghentikan ucapannya sambil melirik kearah Nabila yang berada di sampingnya, "Kevin mau punya mommy yang bisa peluk dan main sama Kevin seperti tante mommy," lanjutnya sambil menunjuk Nabila.

Mendengar permintaan Kevin Nabila tersentak, tapi dia hanya bisa diam membisu, terlihat sikapnya jadi salah tingkah.

Rehan pun tak kalah kaget seperti Nabila, sekilas melirik kearah Nabila dan memahami apa yang dirasakan gadis itu. "Kevin berdoa aja sama Allah ya,,, minta agar Allah menghadirkan mommy bidadari untuk kita," ucap Rehan dengan bijak mencoba memberi pengertian kepada putranya.

"Ok boy,,, kalau kita ngobrol terus nanti tante mommy nya gak jadi pulang," Rehan mengingatkan, "sekarang Kevin mandi sama bibik dan siap-siap," titahnya pada bocah kecil itu, "deddy sama tante mommy mau sholat ashar dulu," sambil melihat kearah Nabila untuk mengajaknya sholat berjamaah.

"Siap Bos,,," ucap Kevin sambil bersikap hormat menghadap kearah deddy nya.

Rehan dan Nabila hanya menggeleng-geleng kan kepala sambil tersenyum bersama.

*****

Alex terlihat sudah bersiap membukakan pintu mobil untuk tuan muda dan putranya, "silahkan Bos kecil," sambil menuntun putra Bos nya untuk masuk kedalam mobil.

"Tidak mau di belakang," rajuk Kevin, "Kevin duduk di sebelah om Alex di depan," menunjuk kearah bangku depan dan berlalu mengitari mobil.

Rehan yang sudah bersiap duduk di depan pun mengalah, setelah memasangkan seat belt untuk putranya, menutupkan pintunya kemudian dia membuka pintu belakang dan duduk di sana.

Nabila masih terdiam di samping mobil, dia merasa sungkan jika harus duduk bersebelahan dengan Rehan, pria yang baru hari ini dikenalnya.

"Bill,,," panggil Rehan sambil melongok kan kepala nya kearah Nabila yang masih setia berdiri disamping mobil, "ayo masuk," titahnya agar Nabila segera masuk dan duduk di samping nya.

Nabila dengan masih membisu mengikuti kemauan Rehan, dengan perlahan dia mendudukkan dirinya dan segera menutup pintu mobil perlahan.

"Pulangnya kemana Bill?" tanya Rehan menoleh kearah Nabila sesaat setelah pintu tertutup.

"Ke Jalan XX, daerah Jakarta Barat," jawabnya pelan, "maaf, cukup jauh dari sini... jadi merepotkan," dengan nada menyesal

"Kita berangkat Lex," titahnya kepada Alex, Asisten Pribadinya "buka ponselmu Lex," lanjutnya sebelum Alex mulai melajukan kendaraan.

Rehan sudah mengetikkan pesan singkat kepada Alex,,,

"Jangan membahas urusan kantor,,, dan jangan bicara apapun tentang masalah keluargaku dihadapannya, mengerti?" Peringatan keras dari bos nya itu hanya ditanggapi dengan senyuman dan gelengan kepala oleh Asisten Pribadi itu.

"Oke Bos,, kita bisa berangkat kan?" tanpa menunggu jawaban tuan mudanya, Alex segera melajukan kendaraan keluar dari basemen menuju jalan raya untuk mengantarkan Nabila pulang.

Sepanjang perjalanan suasana hening, hanya sesekali terdengar ocehan bocah kecil yang duduk di samping Alex, hingga akhirnya Kevin tertidur.

Kurang lebih satu jam, mobil yang mereka tumpangi memasuki daerah tempat tinggal Nabila.

"Perempatan depan itu ambil kanan, sekitar 500 meter ada pertigaan, nanti bisa berhenti di kiri jalan dekat halte," Nabila mengarahkan kepada Alex.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan halte, Alex menghentikan mobilnya... "berhenti disini Nona?" tanya Alex menoleh kebelakang memastikan kepada Nabila.

"Iya bang, disini aja," jawabnya sambil bergegas membuka pintu hendak turun.

"Tunggu Bill,,, kenapa turun disini? memang tempat tinggal kamu dimana?" tanya Rehan penuh selidik, "kenapa gak langsung sampai ke rumah?" sambil menatap Nabila meminta penjelasan.

"Gak perlu bang, tempat kos saya sudah deket kok, masuk kesitu..." sambil menunjuk kearah belokan pertigaan di kanan jalan.

"Kalau tempat kerja kamu dimana?" tanya Rehan lagi.

"Itu bang di depan," sambil menunjuk ke gedung yang menjulang tinggi diantara bangunan yang lain, "di Perusahaan Garmen XX" Nabila menjelaskan.

Rehan terlihat manggut-manggut tanda mengerti.

Alex mengamati obrolan mereka berdua dari kaca spion hanya tersenyum, Rehan yang menyadari bahwa Alex mengawasinya sontak melotot kearah Alex, "kenapa Lex?"