Pertemuan

Keesokan harinya...

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, hari ini adalah hari dimana aku berjanji untuk bertemu dengan pemuda bernama Damar itu, aku memang besikap tenang dan terkadang tersenyum di hadapan ibu, tapi dilubuk hatiku yang terdalam aku masih merasa takut dan juga cemas, aku tidak dapat mengingkarinya...

Tidak tau apa yang akan aku katakan saat aku bertemu dengannya nanti, aku tidak peduli. kecemasan ini hanya membuat ku kehilangan kepercayaan diriku... perlahan-lahan aku mencoba untuk menenangkan diriku...

Aku menunggu pemuda bernama damar itu yang belum kunjung datang, aku berfikir mungkin dia tidak akan datang sehingga aku memutuskan untuk pergi ke kamar, tapi sebelum aku beranjak dari ruang tamu, tiba-tiba...

"Assalamu'alaikum..." ucap pemuda itu sambil mengetok pintu, dan berdiri di depan pintu

"Wa'alaikum salam..." ucap ibu yang menghampiri pemuda itu di depan pintu...

"Maaf bu, damar terlambat" ucap pemuda itu sambil bersalaman kepada ibu...

Aku yang terkejut akan kedatangannya hanya terpaku melihat pemuda itu di depan pintu

"Silahkan duduk nak" ucap ibu sambil mempersilahkan pemuda itu untuk duduk

"Terimakasih bu..." ucap pemuda itu sebelum akhirnya duduk di sofa

"Vivian sini..." ucap ibu sambil mengayunkan tangannya, mengisaratkan aku untuk duduk

Aku pun berjalan menuju sofa, dengan perasaan yang campur aduk, tetapi aku tetap memberanikan diriku...

Aku pun duduk di sofa

"Ini nak damar, silahkan diminum" ucap ibu sambil menyuguhkan segelas teh...

"Maaf sudah merepotkan ibu..." ucap pemuda itu dengan sungkan

"Tidak apa-apa nak, jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri..." ucap ibu sambil tersenyum

Saat melihat ibu tersenyum hatiku merasa senang, mungkin ini yang ibu inginkan selama ini, akupun tidak mau mengecewakan ibu lagi... pikirku

"Silahkan di minum dulu kak..." ucapku yang tidak bisa mengatakan apapun lagi

Pemuda itu meminum segelas teh yang ibu suguhkan kepadanya...

"Nak damar, vivian, ibu masih ada urusan di luar... kalian ngobrol-ngobrol dulu saja... " ucap ibu sambil berjalan keluar membawa dompet

"Ibu..." ucapku yang tidak rela ibu pergi

"Ibu mau pergi kemana?" ucap pemuda itu

"Ibu hanya pergi sebentar, vivian ngobrol saja dengan nak damar, ibu pergi dulu ya..." ucap ibu bergegas pergi meninggalkan kami...

Ibu pun pergi meninggalkan kami...

Aku sebenarnya tau, ibu pergi bukan karena ada urusan... tetapi sengaja pergi agar kami bisa berbincang-bincang. tetapi kepergian ibu membuat suasana menjadi canggung, di antara kami tidak ada yg saling bicara, hanya saling pandang dan tersenyum...

Sampai pada akhirnya...

"Ehem,,, namamu vivian kan?" ucap pemuda itu untuk mengawali pembicaraan

"Iya kak, nama saya vivian..." ucapku dengan gugup

"Apakah kamu tidak keberatan bertemu dengan saya seperti ini..." ucap pemuda itu

"t

"Ti..dak, saya tidak keberatan sama sekali, malahan yang mengajak kak damar untuk bertemu adalah saya sendiri..." ucap ku dengan sedikit gugup dan canggung

"Oh begitu..." ucap pemuda itu sambil tersenyum kearah ku

Aku yang salah tingkah tidak tau harus bicara apa lagi, karena memang tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan, tetapi di sisi lain aku masih penasaran tentang perasaan dia kepadaku, dan mengapa dia melamarku... itulah tujuan utama aku ingin bertemu dengannya.

dengan gugup aku memberanikan diriku untuk menanyakan hal itu kepadanya...

"Ehm,, kak damar apa boleh saya bertanya sesuatu?" ucapku dengan gugup

"Tentu saja boleh, apapun yang ingin kamu ketahui tanyakan saja kepadaku..." ucap pemuda itu dengan tenang

Aku tidak tau mengapa, tapi pemuda bernama damar itu seperti tau apa yang ada di fikiranku...

karena dia berkata seperti itu, aku pun tidak segan lagi untuk bertanya...

"Ehm,,, apakah kakak tertarik dengan saya?..." ucapku dengan gugup kepada pemuda itu

Pemuda itu tampak diam sejenak, mendengar pertanyaanku,,, kemudian...

"Uh,,, iya... aku tertarik kepadamu..." ucap pemuda itu yang mulai salah tingkah

"Kita kan baru bertemu kemarin, bagaimana bisa kakak langsung menyukaiku?" tanya ku penasaran

Pemuda itu tampak sedikit tegang, namun tetap tenang...

dia menghela nafasnya sebentar,,, lalu...

"Aku akan berkata jujur kepadamu vivian..." ucap pemuda itu yang mulai berani menatap wajahku...

"Silahkan, apa yang ingin kakak katakan maka katakan saja sejujurnya, apapun yang akan kakak katakan saya tidak akan tersinggung..." ucapku dengan tenang, karena aku tau mungkin saja kak damar ingin menikahiku karena paksaan dari orang tuanya juga, jadi mungkin saja kak damar ingin menolak pernikahan ini...

Kalau aku yang menolak pernikahan ini, mungkin saja ibu akan kecewa, tetapi kalau pemuda ini yang menolak mungkin saja ibu tidak akan menyalahkan aku...

Saat ini aku merasa sedikit tenang, karena aku tau mungkin saja dia juga ingin menolak untuk menikahiku...

Tetapi tiba-tiba...

*ikuti terus kisah selanjutnya ya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!