Persahabatan Telah Mengubah Takdir
Bel sekolah berbunyi tanda proses belajar mengajar segera dimulai, para murid telah masuk ke kelasnya masing masing, kini Zia sudah duduk dibangkunya.
Rata-rata murid yg bersekolah disana berasal dari keluarga kaya, tidak termasuk dengan Zia. Ayah Zia hanya seorang tukang becak dan ibunya hanya seorang buruh cuci.
Sejak ibunya sakit-sakitan ayahnya melarang ibunya utk bekerja, tentunya situasi ini membuat keluarga Zia hidup serba kekurangan belum lagi mereka harus memikirkan biaya kontrakan rumah dan biaya pengobatan Ibunya.
Sebagai anak tertua dikeluarganya, Zia merasa harus ikut bertanggung jawab memikirkan bagaimana cara membantu perekonomian keluarga.
Zia seorang murid yg pintar, walau sebagian waktunya habis utk kerja paruh waktu di loundry, belum lagi dimalam hari ia harus mengajar les anak-anak tetangganya, semuanya itu tidak membuat prestasinya menurun.
Predikat penerima bea siswa tetap disandangnya sampai dia kini naik di kelas 3 SMU. Itu yg membuat dia dijuluki oleh teman-temannya sebagai murid kesayangan disekolahnya.
Hari ini sekolah dihebohkan oleh kedatangan murid baru pindahan dari kota Bogor, mereka penasaran kabarnya murid baru itu seorang cewek yang cantik, pintar dan keturunan campuran Indonesia Jerman. Apalagi para murid laki-laki, mereka lebih heboh lagi ingin cepat melihat teman baru mereka.
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki menuju kelas, mereka yg tadinya berisik seketika terdiam tatkala melihat Pak Amri guru matematika muncul diambang pintu diikuti oleh seorang gadis di belakangnya.
"Assalamu'alaikum ", sapa Pak Amri kepada murid-muridnya.
Murid-murid pun serempak menjawab " Wa'alaikum salam."
Kemudian pak Amri mengajak murid baru tersebut masuk ke dalam kelas, lalu Pak Amri berkata, " ayo nak, silahkan perkenalkan diri kamu kepada teman- teman kamu."
"Baik pak, saya akan segera memperkenalkan diri saya kepada teman-teman."
Murid-murid pun mulai kasak-kusuk tanda tak sabar ingin cepat berkenalan.
"Assalamu'alaikum teman-teman, perkenalkan nama saya Rania, Saya berasal dari Bogor tepatnya pindahan dari sekolah Kartika.
Saya anak tunggal dikeluarga pratama, Ibu saya berasal dari kota ini dan Papa saya kelahiran Jerman.
Kakek saya orang Jerman dan nenek asli dari jogja. Sejak papa saya berusia 2 tahun kakek nenek saya memutuskan untuk menetap di Jogja dan kakek telah mengubah kewarga negaraannya menjadi warga negara Indonesia atau WNI.
Mama saya meninggal ketika saya berusia 8 tahun dan dikebumikan disini di kota kelahirannya, maka dari itu setelah saya dewasa, saya dan papa memutuskan utk menetap disini agar saya bisa lebih mengenal kota kelahiran mama saya dan bisa lebih sering mengunjungi makamnya.
Belum selesai Rania berbicara tiba-tiba terdengar suara Bima menghentikan ucapannya," Sudah punya pacar atau belum, jika belum saya boleh daftar dong jadi pacar kamu?"
"Huuuuuu, dasar kamu Bima nggak boleh lihat cewek cantik sedikit langsung dech!", serempak yang lain menjawab.
Rania pun hanya tersenyum malu, Bima memang terkenal sebagai siswa yang usil khususnya terhadap cewek-cewek, kocak dan suka mengkritik teman-temannya. Tapi dia sebenarnya anak yang baik dan sering dimanfaatkn oleh teman-temannya dikelas karena fostur tubuhnya yg tinggi besar gempal sesuai dengan namanya.
Suasana yang tadinya riuh akibat ulah Bima pun kembali tenang setelah Pak Amri mempersilahkan Rania untuk duduk.
"Rania, kamu silahkan duduk disebelah Zia ya karena bangku yg kosong hanya ada disebelah bangku Zia", ucap Pak Amri.
Rania pun mengangguk sambil berjalan menuju bangku yang telah ditentukan. Sebelum duduk dibangkunya Rania mengulurkan tangannya ke Zia sebagai salam perkenalan.
"Hai, senang bisa berkenalan dan sebangku dengan kamu", sapa Rania sambil tersenyum manis.
Zia pun menyambut uluran tangan Rania dengan senyum.
Setelah acara perkenalan selesai, Pak Amri segera melanjutkan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Murid-murid belajar dengan tenang hingga jam pelajaran matematika pun selesai.
Baru satu hari saja bertemu, Zia dan Rania sudah terlihat akrab, mereka saling bertukar cerita, membahas pelajaran bersama dan Rania juga tidak segan membagi makanan yg dibawanya kepada Zia.
Bik Asih pembantu di keluarga Rania sekaligus yang telah menjadi pengasuhnya sejak mamanya meninggal sengaja membawakan bekal makanan karena takut sang nona muda belum terbiasa makan dikantin pada sekolah yang baru.
Disudut kelas ada yang melihat kedekatan Zia dan Rania dengan tatapan sinis, mereka merasa tidak senang jika Zia mendapatkan teman yang setara dengan mereka. Siapa lagi klu bukan Bella dan Lusy yg selama ini selalu iri dengan keberadaan Zia di sekolah mereka.
Bella dan Lusy berasal dari salah satu keluarga terpandang di kota ini, yang terkenal sombong sejak mendaftar menjadi siswi di sekolah mereka. Mereka menganggap Zia tidak pantas bersekolah disana karena Zia tidak se kasta dengan mereka.
Mereka sering mengolok-olok Zia, merasa jijik berdekatan dengan Zia dan menghasut teman-teman lain yg berusaha dekat dengan Zia. Apalagi bila teman-teman pria yang tampan berusaha mencari perhatian Zia.
" Huh, bodoh sekali tuh Rania mau berteman dengan si miskin yang sok kepedean tuh", umpat Bella.
"Nanti ketularan miskin baru tau rasa dia", lanjutnya.
"Ya, karena belum tau aja tuh Rania makanya mau berteman dengan dia", sahut Lusy.
"Jika dia tau, pasti jijik duduk dan makan bersamanya".
"Dasar gadis gembel, miskin nggak tau malu bisa-bisanya dia meminta makanan Rania, pasti dirumahnya dia nggak pernah makan-makanan enak seperti itu", kembali Bella berkata.
"Nanti saat pulang sekolah kita beritahu aja dia ya agar jangan berteman dengan si gembel Zia itu, biar gabung aja dia dengan kita. Kan seru kalau dia gabung, kita bisa bentuk trio Cansekkay".
"Apaan tuh?", tanya Bella.
"Ah, lu nggak gaul, singkatan gitu aja lu kagak ngerti dasar lemot lu !", jawab Lusy.
"Enak saja lu bilang gue lemot, begini begini lu kan sering mencontek sama aku saat ujian", balas Bella.
"He he he, iya dech, lu pinter", jawab Lusy sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Masih mau tau nggak, apa itu Cansekkay?", lanjut Lusy.
"Iya dong, cepatlah beritahu aku".
"Itu lho, trio cantik seksi kaya."
"Haaahaahaaa, bisa aja kamu Lusy."
"Benarkan, kita bertiga kan cantik, seksi dan juga kaya, pasti nanti cowok-cowok ganteng nempel semua dengan kita."
"Setuju", lalu keduanya bertoss tanda setuju dengan ide Lusy.
Sementara Zia dan Rania tetap asyiik dengan obrolan mereka. Mereka seperti sahabat lama yg bertemu kembali kadang tertawa, bercanda dan asyik berbagi ilmu hingga tak terasa jam sekolah pun usai yang mengharuskan mereka berpisah untuk pulang kembali kerumah masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Mata Air
menyimak Tor..... baru melipir.
2022-05-26
0
Indah Nihayati
bagus kak
2022-03-05
1
Rozh
💞💞
2022-02-07
0