Fajar menyingsing di ufuk timur, burung-burung pun berkicau keluar dari sarangnya dengan riang melompat kesana kemari, pindah dari dahan yang satu ke dahan yang lain dan tetesan embun yang masih menempel di dedaunan menambah kesejukan dan keasrian suasana pagi di halaman belakang rumah kontrakan Zia.
Setelah melaksanakan kewajiban menyembah Rob nya, Zia pun mengerjakan pekerjaan rumah mencuci pakaian, membersihkan rumah beserta pekarangan dan membuat sarapan sekaligus memasak kebutuhan makan siang keluarganya.
Semenjak ibunya sakit-sakitan, dia mengambil alih semua pekerjaan rumah yang biasa dikerjakan ibunya.
Sebenarnya sang ibu tidak tega melihat Zia yang harus mengurus rumah, bersekolah, bekerja di loundry dan mengajar di malam hari.
Zia nyaris tidak memiliki waktu untuk bermain, bercengkrama, bersenda gurau bersama dengan teman-temannya seperti anak-anak yang lain.
Kondisi keuangan keluarganya yang serba kekurangan ditambah penyakit ibunya yang membutuhkan biaya perawatan yang cukup besar dan biaya sekolah adiknya serta biaya kontrakan yang harus dibayarnya setiap bulan membuat Zia harus memikul tanggung jawab yang besar.
Untung saja sejak SLTP sampai dengan SMU Zia selalu berprestasi disekolahnya jadi Zia maupun orang tuanya tidak pernah mengeluarkan biaya untuk pendidikannya.
Sementara Ayah Zia hanya seorang tukang becak, yang mangkal di perempatan jalan menuju pasar tradisional tidak jauh dari rumah kontrakannya. Penghasilan ayahnya perhari hanya cukup untuk membeli kebutuhan pokok dapur saja.
Bahkan sering juga tidak cukup saat penumpang sepi dan saat becak mengalami kerusakan belum lagi untuk membayar setoran atau sewa becak setiap harinya kepada pemilik becak.
Hampir separuh dari becak yg mangkal disana semuanya milik seorang juragan kaya, pengusaha becak bermotor atau betor dikota itu.
Pekerjaan rumah pun telah selesai dikerjakan oleh Zia. Kini rumah sudah rapi, pekarangan sudah bersih, pakaian pun sudah terjemur, sarapan serta lauk untuk makan siang pun sudah tertata di lemari kecil tempat ia selalu menyimpan stok makanan.
Kemudian ia membersihkan diri, memakai seragam sekolah, lalu sarapan bersama ibunya. Setelah selesai sarapan Zia mengantarkan ibunya kembali ke kamar agar bisa beristirahat, lalu berpamitan kepada ibunya.
"Bu, Zia berangkat dulu ya", sambil mengulurkan tangannya ia salim ibunya dan mengucap salam,
Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, Hati hati ya nak", jawab sang ibu.
"Ia bu", jawab Zia lagi sambil berjalan keluar kamar.
Sementara Adik dan Ayahnya sudah berangkat lebih dulu. Ayahnya membawa penumpang yg akan pergi ke pasar dan adik laki-lakinya berangkat lebih pagi karena mendapat giliran piket di sekolahnya.
Ketika Zia sedang menunggu angkutan umum, berhentilah sebuah mobil sport di hadapannya. Sang pengemudi membuka kaca perlahan dengan tampang dingin iapun berkata," Ayo naik, jika kamu tidak mau terlambat sampai kesekolah."
Zia terperanjat menatap kearah datangnya suara.
Seorang pemuda yang penampilannya nyaris sempurna, tampan, berhidung mancung, berkulit putih memiliki lesung pipi tepatnya di pipi sebelah kanannya tapi tetap berwajah dingin yang tidak pernah sama sekali bertegur sapa dengannya di dalam maupun di luar kelas tiba-tiba menghampiri dan mengajaknya berangkat bareng dengan naik mobil mewahnya.
Dia adalah Angga wiguna teman sekelasnya, kemenakan dari Bapak Walikota. Kabarnya, papa nya adalah seorang pengusaha pertambangan dan maminya memiliki butik ternama di ibu kota yang langganannya adalah ibu-ibu pejabat dan para artis.
Angga wiguna tinggal sendiri di kota ini menempati apartemen milik orang tuanya. Dia ingin hidup mandiri jauh dari keluarga yang terlalu banyak aturan, memaksa dia untuk segera mempelajari bisnis orang tuanya karena dia anak laki-laki satu satunya di dalam keluarganya dan merupakan pewaris yang akan meneruskan bisnis papanya.
Sementara mamanya terlalu sibuk mengurus bisnisnya hingga jarang dirumah. Makanya ia memutuskan untuk tinggal jauh dari mereka.
Dengan gugup Zia menjawab ajakan Angga,"Terima kasih tuan muda, biar saya naik angkutan umum saja, pasti sebentar lagi ada yang lewat", tolak Zia.
"Apa sedari tadi kamu melihat ada angkutan yang lewat", lanjut Angga.
"Iya juga ya, kenapa dari tadi tidak ada satupun angkutan umum yang lewat ya", gumamnya dalam hati.
"Ayo cepat, jangan bengong saja, nanti kita terlambat. Jika kamu tidak mau naik ya sudah, saya akan biarkan kamu menunggu terus disini. Mau kamu menunggu sampai besokpun tidak akan ada angkutan yang lewat."
Mendengar perkataan Angga membuat Zia heran, sepertinya Angga tau sesuatu kenapa hari ini angkutan nggak ada yg lewat disitu.
Dengan ragu ia melangkah mendekati mobil Angga kemudian Anggapun membukakan pintu mobil untuknya.
Angga segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah sekolah mereka.
Selama dalam perjalanan keduanya hanya diam, Angga fokus menyetir dengan tetap menampilkan wajah dinginnya, sementara Zia merasa tidak nyaman dan sungkan untuk memulai percakapan.
Akhirnya Zia berusaha membuka percakapan dengan menanyakan kenapa angkutan umum sedari tadi tidak ada yg lewat disana.
"Kenapa tidak ada angkutan yang lewat pagi ini ya Tuan?"
"Kamu tidak tau ya, kalau hari ini semua angkutan umum yang biasa melintas disini sedang demo mogok narik akibat kenaikan BBM, para pemilik kendaraan dan tentunya para supir meminta kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif ongkos atau menarik kembali kebijakan kenaikan BBM yang menurut mereka tambah menyengsarakan rakyat kecil", jawab Angga tanpa menoleh sedikitpun ke arah Zia dan tetap fokus dengan Stirnya.
"Oh gitu ya, pantaslah sepi sekali jalanan sejak tadi."
Keduanya kembali terdiam, sesaat kemudian Angga berkata," Kenapa kamu memanggil saya tuan muda, panggil saja namaku Angga Wiguna atau yang lain terserah kamu asal jangan tuan muda, aku bukan tuanmu dan kamu bukan abdiku", ucap Angga.
"Baiklah, aku akan panggil kamu Angga saja."
Akhirnya mereka sampai juga di gerbang sekolah, kemudian Zia berkata," Aku turun disini aja ya Ngga, nggak usah ikut kamu turun di parkiran", ucap Zia.
"Memangnya kenapa?", dengan wajah terlihat sedikit kecewa Angga bertanya.
"Kamu malu ya terlihat jalan bareng aku?"
"Bukan gitu Ngga, aku nggak enak aja, ntar malah kamunya yang malu karena teman-teman dan para guru melihat kita datang bareng apalagi melihat aku ikut di mobil kamu, apalagi jika dilihat oleh...", tiba tiba Zia terdiam ia tidak jadi meneruskan kata katanya, ia teringat pengomongan Bella dan Lusy yang tak seorangpun boleh tahu kalau mereka mengancam Zia.
Zia nggak boleh berteman dengan murid-murid yang sosial ekonominya tidak sederajat dengannya.
"Kenapa kamu terdiam, memangnya ada yang melarang kamu untuk bergaul denganku."
"Nggak lho ngga, nggak ada kok yang melarang aku, cuma aku aja yang merasa nggak sederajat dengan kamu dan teman teman yang lain."
"Derajat, level manusia itu bukan kita yg menentukan Zia, kita semua sama dimata Allah.
Harta, kedudukan atau status apapun bukan ukuran bahwa derajat manusia itu lebih tinggi atau lebih rendah dari manusia yang lain."
Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 :
...yang artinya :...
..."Wahai manusia! sungguh, kami telah menciptakanmu dari seorang laki laki dan seorang perempuan kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal....
...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa....
"Jadi Zia, derajat seseorang itu ditentukan oleh ketaqwaannya kepada Allah. Kamu nggak perlu minder, nggak perlu takut, kamu berhak berteman dengan siapapun yg menurut kamu baik termasuk aku", sambil tersenyum manis Angga berkata dan menatap Zia.
Zia hanya tersipu malu, baru kali ini ia melihat Angga tersenyum, ternyata di balik wajah yang dingin itu tersimpan kebaikan yang tak pernah ia duga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ika Purbaningsih
aduh,,, dimusuhi LG tuh zia gara2 berteman SM angga
2023-03-02
0
Mata Air
terima kasih tor..... dapat ilmu dr Otor.
sepertinya Angga suka sama Zia.
2022-05-26
0
Dwi Alin. nama panjang Ayshia Ashalina M.
baru baca 4 bab aja aku merasa seneng.krn ada hadist² nya.. bs buat pembelajaran.. semangat ya kak..
2022-02-24
1