Setelah kepergian Bella dan Lusy, Zia hanya terduduk lemas dipinggir jalan yg sepi itu sambil memegangi kedua lututnya dan menumpukan wajah diatas lututnya sambil menangis.
Keberanian dan ketegaran Zia pun runtuh seketika melihat sekelilingnya yang hanya terlihat pepohonan besar, semak belukar dikanan kiri jalan, gemerisik dedaunan yang tertiup angin dan suara kicau burung dan binatang-binatang kecil lainnya.
Sambil terus menangis dia membayangkan bagaimana seandainya jika tidak ada satu orangpun yang lewat disana. Bagaimana dia akan bertahan hidup jika tidak ada air dan makanan sampai menunggu adanya orang yg melintas disana sesuai dengan perkataan Bella dan Lusy.
Bagaimana saat malam tiba yang ada pasti hanya kegelapan dan udara dingin, belum lagi jika ada binatang buas dan muncul orang yg bermaksud jahat misal memperkosa dirinya.
Bayangan kekhawatiran keluarganya, khususnya ibunya terus bermunculan menambah keresahan hatinya.
Satu persatu bayangan tersebut terus berputar putar dikepalanya. Tapi akhirnya ia kembali pasrah, ia tanamkan kembali keyakinan dalam hatinya bahwa Allah tidak tidur. Allah pasti akan membantu dirinya agar bisa kembali pulang ke rumah.
Dengan yakin Zia berdiri memantapkan hati dan mengusap sisa air matanya sambil melangkahkan kakinya mencoba untuk kembali. Bayangan ibu, ayah dan adiknya yang sedang tersenyum menunggu dirinya mengembalikan keberanian dan semangat dalam dirinya.
"Bismillah", ucap Zia.
"Aku harus berani, aku harus kuat, aku harus semangat, aku harus bisa kembali kerumah bagaimanapun caranya demi ibu, demi ayah dan adikku", Zia terus mengucapkan itu sambil melangkah pergi.
Setengah jam kemudian, ia dikejutkan oleh suara mobil yang datang, mobil itu menuju kearah Zia. Zia segera melambaikan tangannya untuk meminta pertolongan agar bisa kembali kerumahnya.
Setelah mobil mendekat," Itukan mobil Bella, mengapa mereka kembali ya", tanya Zia dalam hati.
Apakah mereka akan menolong Zia atau akan menyakiti Zia lagi?, Zia pun tidak perduli. Dia terus melangkah tanpa memperdulikan keberadaan Bella dan Lusy yang sudah memberhentikan mobil didekatnya.
"Ayo cepat naik!", seru mereka.
"Ayo cepat!, atau kamu mau tetap disini, biar dimakan binatang buas. Makanya sudah tau gembel jangan bermimpi untuk bisa sejajar dengan level kami, gembel ya tetap saja gembel dan jangan coba-coba melawan kami lagi", bentak Lusy lagi.
"Ayo cepat !, dasar cengeng, kamu tadi pasti menangis kan, tuh lihat mata kamu sudah seperti mata ikan asin", Bella pun ikut menimpali.
Tanpa memperdulikan omongan Bella lagi Zia segera naik, daripada dia harus bermalam ditempat itu. Di dalam hati dia berkata," Terima kasih ya Allah, inilah bukti pertolongan-Mu. Engkau telah membukakan pintu hati kedua sahabatku ini, walau mereka sempat jahat kepadaku tapi Engkau masih menunjukkan sisi kebaikan di hati nurani mereka. Aku yakin dengan pertolongan-Mu ya Allah."
"Ini kartu handphone kamu!", Lusy mengembalikan kartu hp Zia yg tadi sempat mereka ambil secara paksa.
"Kali ini kami berbaik hati memberi kamu kesempatan, lain kali kami akan benar-benar membuang kamu ketempat tadi biar nggak ada seorangpun yang akan menolongmu", lanjut Lusy.
Mobil melaju kencang meninggalkan tempat itu dan sampailah mereka di terminal angkutan umum yg menuju rumah kontrakan Zia.
"Turun! teriak Lusy, kamu bisa pulang sendiri kan? jangan-jangan Bell dia juga nggak punya uang untuk sekedar ongkos."
" Hemmm", Bella hanya berdehem mendengar cemo'ohan Lusy.
Sambil tersenyum mengejek, Lusy pun mengeluarkan satu lembar uang pecahan senilai Rp.100.000,-dan memasukkan secara paksa ke dalam tas Zia.
"Nih buat ongkos kamu dan buat ngebenerin tali tas kamu tuh", lanjutnya.
Zia pun segera turun, pintu mobil pun ditutup dengan kuat oleh Lusy kemudian Bella melajukan mobilnya dengan kencang meninggalkan Zia di terminal itu sendirian.
Zia berjalan dengan cepat mendekati angkutan umum yg akan menuju ke daerah rumahnya. Dia berharap bisa secepatnya sampai dirumah, pasti ibunya sangat khawatir karena hari sudah mulai sore sementara Zia belum kembali juga ke rumah.
Biasanya sepulang sekolah Zia akan pulang ke rumahnya terlebih dahulu untuk mengganti seragamnya, makan dan menunaikan sholat baru berangkat ke loundry tempat ia bekerja. Siang tadi Zia terpaksa tidak masuk kerja akibat ulah Bella dan Lusy.
Akhirnya sampai juga Zia ke rumahnya, Zia langsung membuka pintu dengan mengucap salam, lalu berjalan ke arah kamar Ibunya. Dia ingin melihat ibunya terlebih dahulu sebelum membersihkan diri untuk menunaikan kewajiban sholat yang waktunya sudah tertunda.
Dilihat ibunya masih tertidur membuat rasa cemasnya hilang, kemudian ia menutup kembali pintu kamar ibunya dan menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan menjalankan ibadah.
Memang tadi ibunya sempat khawatir kenapa Zia belum pulang tetapi kemudian ibunya berpikir mungkin Zia langsung ke loundry untuk bekerja.
Karena kondisi ibu Zia yg tidak sehat membuat tubuhnya semakin lemah dan akhirnya ia ketiduran.
Di kediaman Rania terlihat lengang, hanya ada beberapa pelayan berlalu lalang disana melakukan tugasnya masing-masing.
Sementara Rania berdiri di balkon rumahnya menyaksikan datangnya senja dengan rasa sepi dihatinya. Ia melamun mengenang saat mamanya masih ada, ia merindukan belaian dan kasih sayang sang mama. Ayahnya terlalu sibuk mengurusi bisnisnya yang cabangnya hampir ada di setiap daerah.
Walau setiap hari ayahnya menelphone untuk menanyakan kabar, sudah makan atau belum dan bagaimana dengan sekolah Rania yg baru serta masih banyak lagi tetap tidak sama rasanya bila papanya ada didekatnya.
"Haahhh", dengan menghela napas panjang Rania berlalu dari tempat itu menuju kamarnya untuk beristirahat sambil menunggu datangnya maghrib.
Rumah besar, kenderaan banyak tinggal pilih mau pakai yg mana, mau makan enak juga tinggal makan sudah ada yang melayani, mau fasilitas apa aja ada dirumahnya, semua yang dimintanya selalu diberikan papanya tapi kesepian dan kehampaan dihati Rania tidak bisa terobati hanya dengan materi.
Berbeda pula yang dihadapi oleh Zia, kasih sayang dari Ayah dan ibu serta adiknya cukup banyak ia dapatkan tapi dari segi materi keluarganya sangat kekurangan hingga Zia harus ikutan bekerja untuk membantu keuangan keluarganya.
Selepas sholat maghrib, anak-anak tetangganya sudah mulai berkumpul dirumahnya untuk mendapatkan pengajaran dari Zia mulai dari yang belum pandai membaca, tingkat SD, SLTP bahkan ada beberapa orang muridnya yang setingkat dan seusia dengannya.
Dengan sangat sabar Zia mengajar satu persatu muridnya dalam waktu bergantian yang telah dijadwalkan sesuai dengan tingkatan pendidikan masing-masing muridnya.
Kegiatan ini selesai pada jam sepuluh malam. Murid murid les Zia sudah kembali pulang kerumah masing-masing. Selesai menjalankan tugasnya barulah Zia mengerjakan tugas-tugas pribadinya yang diberikan oleh guru sekolahnya.
Setelah semua tugas selesai ia baru bergegas ke kamarnya untuk beristirahat dan segera tertidur. Walau sesibuk dan selelah apapun Zia tidak pernah meninggalkan sholat.
Sesuai dengan Firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 103 yang artinya :
..." Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang orang yang beriman"....
Disitu dinyatakan dengan jelas bahwa sholat 5 waktu wajib dikerjakan.
Di setiap sepertiga malam Zia juga selalu bangun untuk melaksanakan sholat Tahajud.
Firman Allah dalam QS Al-Isra' 79 menyebutkan bahwa :
..."Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah karena sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji"....
Sepertiga malam adalah waktu terbaik bagi seorang hamba untuk berbicara kepada Rob nya, mengadu, menangis dan meminta. Dimana sebagian besar manusia lain sedang tertidur dengan lelapnya disitulah kesempatan semakin besar akan dikabulkannya permohonan seorang hamba. Yakinlah janji Allah itu pasti.
Keyakinan ini yang membuat Zia menjadi pribadi yang kuat dan santun. Zia hanya meminta disetiap sholatnya Allah memberikan dia dan keluarganya kekuatan untuk menghadapi semua cobaan yang datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ika Purbaningsih
semangat buat Zia n author
2023-03-02
0
Mata Air
Alhamdulillah.... ternyata Zia anak Sholihah.
2022-05-26
0
Ruang Rindu
semangat Zia. Fii pun masih pemula
2021-10-28
1