Bab 2. Kembali mendapat ancaman

Siang ini cuaca sangat terik, sang surya dengan sinarnya yg menyilaukan mata membuat murid-murid enggan berlama-lama berada di tempat terbuka, mereka bergegas menuju area parkir untuk mengambil kenderaannya masing-masing.

Ada yang mengendarai mobil dan sepeda motor sendiri dan ada pula yang menunggu jemputan mereka datang. Hanya beberapa orang murid saja yg naik angkutan umum salah satunya adalah Zia.

Dengan terburu buru zia berjalan keluar gerbang sekolah karena angkutan umum yg biasa ia tumpangi sudah menunggu disana. Rania berlari mengikuti Zia, sesegera mungkin ia mensejajarkan langkahnya dengan langkah sahabatnya itu.

"Zia tunggu", panggil Rania.

Zia pun menoleh kearah datangnya suara yg memanggilnya.

"Ya, ada apa Rania?"

"Kamu pulang bareng aku saja ya, kita ngobrol dulu yuk disana sambil menunggu supir keluargaku datang menjemput kita", Rania menunjuk ke sebuah bangku yg ada di bawah pohon mangga disudut dekat gerbang sekolah.

"Kita kan berlawanan arah Rania dan lagian aku akan singgah ke apotik dulu untuk membeli obat buat Ibu ku", elak Zia.

Zia tidak ingin jika nanti ada yg melihat dirinya diantar pulang dengan mobil Rania, mereka akan menganggap dirinya benar-benar memanfaatkan nilai persahabatan hanya demi kepentingannya biar bisa dianggap sebagai anak orang kaya seperti yg sering dituduhkan Bella dan Lusy.

"Memang nya ibu kamu sakit apa Zia?"

Seketika wajah Zia berubah murung, Zia menjawab sambil menundukkan kepala takut air mata yg sudah membayang dipelupuk matanya jatuh dan terlihat oleh Rania.

"Ibu aku sakit pembengkakan di area jantung."

"Oh maaf ya Zia, kasihan sekali ibu, aku jadi teringat almarhumah mamaku yang meninggal setelah bertahun-tahun dirawat di RS dan harus cuci darah dua kali dalam satu minggu."

Sambil menghela napas panjang dan ada bulir air mata yg hampir jatuh disudut matanya Rania pun melanjutkan ucapannya," Penyakit gagal ginjal telah merenggut nyawa mamaku, waktu itu aku masih berusia 8 tahun ketika mamaku menghembuskan napas terakhirnya dipangkuan Papa karena mama tidak mau di rawat di RS lagi, mama ingin disaat-saat terakhirnya selalu berada disisi orang-orang yg paling disayanginya."

Akhirnya menetes juga air mata Rania yg sudah dengan susah payah ia menahannya.

"Hiks...hiks...hiks", dengan suara tangisannya yang terdengar sangat sedih.

Zia mengambil sapu tangan dari dalam tasnya lalu memberikannya kepada Rania kemudian ia memeluk Rania dan berkata," Menangislah kalau itu bisa mengurangi kesedihanmu."

"Terima kasih Zia, maafkan aku ya, telah membuat bajumu basah dengan air mataku."

"Tidak apa-apa Rania, aku tahu kehilangan seorang ibu pasti sangat menyakitkan, melihat ibuku yang sakit-sakitan aja rasanya aku tidak tega, aku ingin Allah memindahkan rasa sakit itu kepadaku saja."

Keduanya akhirnya sama-sama menangis.

"Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan kepada ibu ya Zia", lanjut Rania.

"Aamiin", jawab Zia.

"Dan mudah-mudahan almarhumah ibu kamu juga diberikan tempat yg terbaik di surga-Nya Allah, Aamiin."

Yang ditunggupun akhirnya datang, Mang Asep segera membukakan pintu mobil buat Rania, lalu beliau berkata," Ayo non, kita harus cepat pulang karena tadi Papa non telephone agar saya cepat kembali ke kantor setelah mengantar non pulang."

"Memangnya Papa mau kemana Mang?"

"Kata Tuan sih mau bertemu klien penting yang baru datang dari luar kota non", jawab mang Asep.

"Baiklah mang, ayo kita segera pulang."

"Oh ya Zia, terima kasih untuk hari ini walaupun kamu tidak bisa pulang bareng aku tapi kuharap besok kita bisa pulang bareng ya."

Zia hanya mengangguk agar sahabatnya tidak kecewa.

"Aku sangat senang lho, bisa kenal dan bersahabat dengan kamu Zia, sampai ketemu besok ya, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam", jawab Zia.

Setelah mobil Rania pergi, Zia pun segera bergegas menuju angkutan umum yg sudah sedari tadi menunggu.

"Ayo non naik", sapa Pak kondektur dengan ramah.

"Iya pak", jawab Zia.

Ketika Zia hendak naik tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang," Tunggu Pak, teman saya tidak jadi naik, dia akan pulang bareng saya", ucap Bella sembari menarik tangan Zia untuk menjauh dan terus menarik Zia kearah mobilnya.

Pak kondektur hanya bisa geleng kepala saja melihat penumpangnya sudah dibawa pergi.

Zia terus ditarik mendekat ke pintu mobil oleh Bella dan ternyata disana juga sudah ada Lusy duduk di dalam mobil. Lusy segera menarik tangan Zia agar masuk ke dalam mobil.

"Lepaskan saya, apa maksud kalian dan akan kalian bawa kemana saya. Tolong lah Bella, Lusy, biarkan saya keluar, saya masih ada pekerjaan yg harus saya kerjakan siang ini."

"Diam !" kata Lusy, " kamu harus ikut kami biar kamu jera, jangan coba-coba menentang kami lagi."

Bella pun kemudian melajukan mobilnya kearah luar kota. Setelah tiba ditempat sepi dan jauh dari lalu-lalang kenderaan Bella tiba-tiba menghentikan mobilnya dan berkata,"Turun kamu Zia!", bentak Lusy.

"Mau apa kalian menurunkan saya disini, dimana ini kok sepi, tak ada satupun kenderaan yang lewat."

"Kamu mau tau dimana ini, kita sedang berada di jalan menuju ke luar kota yg hanya akan dilewati orang saat akhir pekan. Jika kami tinggalkan kamu disini tidak ada yang akan menolong kamu,

kalaulah kamu beruntung masih bisa bertahan hidup sampai akhir pekan barulah ada yang menolongmu itupun jika ada yang melewati jalan ini", jawab Lusy.

"Berikan tas kamu!", Bella dengan kasar menarik tas yang tersandang di tangan Zia hingga talinya putus.

Bella segera memeriksa isi tas Zia dan dia menemukan ponsel, lalu mengambilnya, kemudian melemparkan tas yang telah putus talinya itu kearah Zia.

"Tolong Bella, Lusy, jangan ambil handphone ku, tolong kembalikan handphone ku Bell, aku ingin menelphone ibuku, kasihan ibuku beliau pasti khawatir jika aku tidak pulang."

"Handphone jadul saja, untuk melempar anjing pasti mati anjingnya", lanjut Bella.

Bella dan Lusy saling melemparkan handphone itu. Zia berusaha merebut handphonenya dari tangan mereka tapi akhirnya dia malah terjatuh karena didorong oleh Lusy.

"Aduuuuh, sakit sekali tanganku", keluh Zia.

Telapak tangan Zia pun terluka akibat tergores aspal dan mengeluarkan darah.

"Itulah akibatnya karena kamu selalu menentang kami", ucap Bella.

"Sejak kita dikelas satu kami selalu bilang jangan coba dekati teman-teman yang tidak selevel dengan kamu baik itu cowok maupun cewek disekolah kita", lanjut Bella.

"Jangan kepedean kamu ya, mentang-mentang kamu pintar, kamu fikir bisa mengambil perhatian mereka dari kami", umpat Lusy.

"Maaf Bella, Lusy, aku tidak bermaksud mendekati mereka tapi merekalah yang mendekatiku. Jadi tolonglah ayo kita kembali, aku janji akan menjauh dari mereka", ucap Zia.

"Dulu kamu juga pernah bilang seperti itu, akan tetapi tetap kamu langgar kan", bentak Lusy.

Bella membuka handphone Zia lalu mengeluarkan kartu yang ada di dalamnya, kemudian dia melemparkan handphone itu ke arah Zia.

Zia pun menangkap handphone yg melayang diudara itu agar tidak jatuh dan pecah. Disaat Zia sedang berusaha menangkap handphonenya, keduanya bergegas menuju mobil dan suara mobil menderu berlalu meninggalkan Zia sendirian disana.

Terpopuler

Comments

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

org kok jahat GT,, mentang2 anak org kaya

2023-03-02

0

Mata Air

Mata Air

ih jahat banget sih.....
lawan aja Zia... Ndak usah takut2

2022-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teman baru
2 Bab 2. Kembali mendapat ancaman
3 Bab 3. Yakin akan pertolongan Allah
4 Bab 4.Kebaikan yang tersembunyi
5 Ban 5. Rasa yang Aneh
6 Bab 6. Lempar batu sembunyi tangan
7 Bab 7. Diantar pulang
8 Bab 8. Bermanfaat bagi orang lain
9 Bab 9. Bersandiwara demi kebaikan
10 Bab 10. Mendapat kesempatan
11 Bab 11. Pernyataan Cinta
12 Bab 12. Perjalanan pulang yang romantis
13 Bab 13. Cinta membawa pengaruh yang positif
14 Bab 14. Bak Cinderella
15 Bab 15. Misi telah berhasil
16 Bab 16. Rencana masa depan
17 Bab 17. Menjalankan kewajiban
18 Bab 18. Sahabat sejati
19 Bab 19. Cinta lebih berharga dari harta
20 Bab 20. Mendapatkan jalan keluar
21 Bab 21. Seperti Tom and Jerry
22 Bab 22. Hadiah untuk sebuah senyuman
23 Bab 23. Rencana yang gagal
24 Bab 24. Ibu sambung idaman
25 Bab 25. Hari kelulusan
26 Bab 26. Naas dalam merayakan kelulusan
27 Bab 27. Mencari pendonor darah
28 Bab 28. Papa terbaik
29 Bab 29. Cobaan yang beruntun
30 Bab 30. Hati yang telah terpaut
31 Bab 31. Janji sebelum berangkat
32 Bab 32. Kebersamaan terakhir di rumah sakit
33 Bab 33. Ciuman jarak jauh pengobat rindu
34 Bab 34. Cinta karena Allah
35 Bab 35. Pasangan idaman
36 Episode 36. Mengungkap kecurangan dalam perusahaan
37 Episode 37. Restu keluarga Angga
38 Episode 38. Setuju menikah
39 Episode 39. Klien menyebalkan
40 Episode 40. Berhasil Mempengaruhi
41 Episode 41. Mengundang Tetangga
42 Episode 42. Jalan-jalan sebelum pernikahan
43 Episode 43. Pernikahan Sederhana
44 Episode 44. Balasan untuk setiap kebaikan
45 Episode 45. Gangguan di saat malam pertama
46 Episode 46. Hidup mandiri
47 Episode 47. Usaha baru
48 Episode 48. Menanti Kehamilan
49 Episode 49. Pesan Terakhir
50 Episode 50. Mendapat kabar buruk
51 Episode 51. Mencari keberadaan Angga
52 Episode 52. Identitas Baru
53 Episode 53. Melahirkan
54 Episode 54. Saling memaafkan
55 Episode 55. Kontak Batin
56 Episode 56. Permintaan Gara
57 Episode 57. Sepakat untuk menjodohkan
58 Episode 58. Menjadi Mak Comblang
59 Episode 59. Mempertimbangkan lamaran
60 Episode 60. Silaturahmi
61 Episode 61. Menerima lamaran
62 Episode 62. Berhasil mengambil hati Gara
63 Episode 63. Belanja keperluan pernikahan
64 Episode 64. Memajukan acara akad nikah
65 Episode 65. Kembali ke tanah kelahiran
66 Episode 66. Menghadiri undangan makan malam
67 Episode 67. Menemukan putra yang hilang
68 Episode 68. Bertemu Sang Istri
69 Episode 69. Takdir menunjukkan jodoh mereka
70 Episode 70. Hadiah untuk persahabatan sejati
71 Episode 71. Bersikap mesra
72 Episode 72. Surprise buat Mama
73 Episode 73. Kebahagiaan perlahan kembali
74 Episode 74. Ingatan Angga telah pulih
75 Episode 75. Berakhir Bahagia ( END)
76 MENYAPA PEMBACA (BAB PENGUMUMAN)
77 PENGUMUMAN KARYA BARU "BERI AKU CINTA" (Lomba YAAW 7)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Teman baru
2
Bab 2. Kembali mendapat ancaman
3
Bab 3. Yakin akan pertolongan Allah
4
Bab 4.Kebaikan yang tersembunyi
5
Ban 5. Rasa yang Aneh
6
Bab 6. Lempar batu sembunyi tangan
7
Bab 7. Diantar pulang
8
Bab 8. Bermanfaat bagi orang lain
9
Bab 9. Bersandiwara demi kebaikan
10
Bab 10. Mendapat kesempatan
11
Bab 11. Pernyataan Cinta
12
Bab 12. Perjalanan pulang yang romantis
13
Bab 13. Cinta membawa pengaruh yang positif
14
Bab 14. Bak Cinderella
15
Bab 15. Misi telah berhasil
16
Bab 16. Rencana masa depan
17
Bab 17. Menjalankan kewajiban
18
Bab 18. Sahabat sejati
19
Bab 19. Cinta lebih berharga dari harta
20
Bab 20. Mendapatkan jalan keluar
21
Bab 21. Seperti Tom and Jerry
22
Bab 22. Hadiah untuk sebuah senyuman
23
Bab 23. Rencana yang gagal
24
Bab 24. Ibu sambung idaman
25
Bab 25. Hari kelulusan
26
Bab 26. Naas dalam merayakan kelulusan
27
Bab 27. Mencari pendonor darah
28
Bab 28. Papa terbaik
29
Bab 29. Cobaan yang beruntun
30
Bab 30. Hati yang telah terpaut
31
Bab 31. Janji sebelum berangkat
32
Bab 32. Kebersamaan terakhir di rumah sakit
33
Bab 33. Ciuman jarak jauh pengobat rindu
34
Bab 34. Cinta karena Allah
35
Bab 35. Pasangan idaman
36
Episode 36. Mengungkap kecurangan dalam perusahaan
37
Episode 37. Restu keluarga Angga
38
Episode 38. Setuju menikah
39
Episode 39. Klien menyebalkan
40
Episode 40. Berhasil Mempengaruhi
41
Episode 41. Mengundang Tetangga
42
Episode 42. Jalan-jalan sebelum pernikahan
43
Episode 43. Pernikahan Sederhana
44
Episode 44. Balasan untuk setiap kebaikan
45
Episode 45. Gangguan di saat malam pertama
46
Episode 46. Hidup mandiri
47
Episode 47. Usaha baru
48
Episode 48. Menanti Kehamilan
49
Episode 49. Pesan Terakhir
50
Episode 50. Mendapat kabar buruk
51
Episode 51. Mencari keberadaan Angga
52
Episode 52. Identitas Baru
53
Episode 53. Melahirkan
54
Episode 54. Saling memaafkan
55
Episode 55. Kontak Batin
56
Episode 56. Permintaan Gara
57
Episode 57. Sepakat untuk menjodohkan
58
Episode 58. Menjadi Mak Comblang
59
Episode 59. Mempertimbangkan lamaran
60
Episode 60. Silaturahmi
61
Episode 61. Menerima lamaran
62
Episode 62. Berhasil mengambil hati Gara
63
Episode 63. Belanja keperluan pernikahan
64
Episode 64. Memajukan acara akad nikah
65
Episode 65. Kembali ke tanah kelahiran
66
Episode 66. Menghadiri undangan makan malam
67
Episode 67. Menemukan putra yang hilang
68
Episode 68. Bertemu Sang Istri
69
Episode 69. Takdir menunjukkan jodoh mereka
70
Episode 70. Hadiah untuk persahabatan sejati
71
Episode 71. Bersikap mesra
72
Episode 72. Surprise buat Mama
73
Episode 73. Kebahagiaan perlahan kembali
74
Episode 74. Ingatan Angga telah pulih
75
Episode 75. Berakhir Bahagia ( END)
76
MENYAPA PEMBACA (BAB PENGUMUMAN)
77
PENGUMUMAN KARYA BARU "BERI AKU CINTA" (Lomba YAAW 7)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!