The Rise Of A Princess

The Rise Of A Princess

Part 1 Prolog

Bangkitnya Seorang Putri

"Heh! Dasar kau tak tahu malu!" Suara itu adalah orang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang aku buat.

Dia adalah kakakku, Gifer Meysa. Berumur 22 tahun, dia selalu memarahi ku setiap kali aku pulang sore. Entah kenapa, kedua orang tua kami sudah tiada sejak 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Kakakku sangat pengangguran, dia tidak mau bekerja katanya sangat melelahkan. Aku lah yang selalu dimanfaatkan oleh nya. Aku yang selalu memenuhi kebutuhan rumah, kakakku hanya terima beres saja.

Aku adalah Sioa Gradsi berumur 20 tahun, aku bekerja sebagai guru besar di bidang apa saja. Ya terbilang tidak mungkin bukan? tapi itulah takdirku. Aku juga belajar berbagai macam pencak silat dari berbagai negara, sekarang aku sudah lumayan ahli dalam hal itu. Terkadang mencari obat-obatan herbal dari alam untuk berjaga-jaga saja. Kalau ada waktu luang biasanya aku membuat kue yang enak untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

"Woy kenapa diam saja, cepat masak!" Dia selalu begitu, padahal aku baru saja pulang dari restoran yang terkenal tempatku bekerja.

Aku harus bisa membagi waktu untuk bekerja yang lainnya juga.

Masakan sudah terhidangkan dimeja makan, sungguh menggiurkan. Aku juga jadi lapar, belum sempat mengambil nasi Kakakku sudah mengomel lagi.

"Eh! Siapa yang nyuruh kamu makan?" Kakakku mengambil paksa piring yang ada ditangan ku. "Udah sono pergi, kalo ada sisanya nanti buat kamu!" Dia mendorongku hingga aku tersungkur kebawah.

Aku bangkit dan berlalu menuju kamar, yang banyak kisah pedih didalamnya.

Aku terus memandangi bulan yang bersinar terang disana, sembari membaca komik yang berdunia fantasy. Aku sangat suka dengan hal-hal yang berbau fantasy sangat keren menurutku.

Didalam komik ini menceritakan adik dan kakak yang jauh berbeda watak, sama halnya dengan aku dan Kakakku.

Andai aku bisa kedunia itu, pasti aku akan membalaskan dendam kepada kakak yang ada di komik ini. Sungguh kejam kakak ini, bisa-bisanya ia meracuni adiknya.

Aku menghembuskan nafas panjang, menatap bulan yang bersinar terang disana.

"Sioa!"

Hah! baru saja aku istirahat sejenak dia sudah memanggilku lagi. Segera aku beranjak dari tempat dan menghampiri kakakku.

Kakakku sudah berkacak pinggang, memandangi ku dengan tatapan tajam.

"Dari mana saja kau ha! dari tadi aku panggil gak nyahut!"

"Maaf kak, tadi ak--"

"Alaah udah sana beliin aku bakso!"

"Tapi aku bisa membuatkannya untuk kakak."

"Kelamaan! Udah sana!"

Dia mendorongku hingga aku hampir saja terjatuh, tak mau menjawab akhirnya aku keluar rumah untuk membelikan kakakku bakso seperti biasanya.

Sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi hidup bersama kakakku lagi, ingin rasanya kabur dari rumah. Pernah aku mencoba untuk kabur, tapi selalu gagal.

"Mau kemana kamu!" Kakakku sudah berdiri di depanku hanya beberapa langkah saja jarak antara aku dan Kakakku.

Aku yang sudah bersiap untuk kabur pun tak jadi, dia tampak marah besar kepadaku yang mengetahui ku bahwa aku akan kabur dari rumah.

"Mau kabur ha!"

Tanpa menunggu jawabanku, ia menarik paksa tanganku menuju ke gudang penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai.

Lalu dia mendorongku sangat kuat, membuat aku menabrak sesuatu yang amat keras. Sakit rasanya sampai aku tak ingat apa-apa lagi.

"Dek! mau pesan apa?"

Seseorang telah membuyarkan lamunanku, Pak Surjie ia adalah seorang pedagang bakso disetiap malam hari.

"Bakso ya Pak, satu," ucap ku padanya.

Setelah beberapa lama kemudian ia menyerahkan satu kantong plastik kecil kepadaku.

"Ini dek baksonya."

Lalu aku menyerahkan uang kepada nya.

Ingin rasanya aku berlama-lama disini, tidak ada yang memarahi ku hingga aku merasa ketenangan.

Aku menuju ke sungai yang mengalir, di sana ada beberapa Orang-orang yang sedang menikmati indahnya bulan yang bersinar di atas sana.

Aku berdiri ditepi sungai, menatap aliran air yang begitu jernih.

Saat hendak membalikkan badan, aku terjatuh ke sungai ini akibat seseorang mendorongku dari belakang.

Byur!

Sungai ini sangat dalam, kukira tidak sedalam ini maka aku masih bisa berenang keatas sana.

'siapapun tolong aku!'

Percuma saja aku meminta tolong, tidak ada yang bisa menolongku.

'Andai aku bisa hidup kembali, maka aku akan membalaskan dendam ku kepada kakak biadab itu!'

Perlahan pandanganku gelap, sunyi dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi.

Yah aku akan menjemput kedua orang tua ku, terima kasih kak untuk semuanya.

***

Aku mengerjap mata beberapa kali, dimana ini? Di hutan kah? Tapi bukankah aku sudah mati?

Perlahan aku berdiri, menatap sekeliling hanya ada pohon-pohon yang hijau.

Apakah aku sudah di surga?

Sejenak aku mendengar suara langkah kaki berjalan, tidak mungkin kan orang berkeliaran sampai sini. Siapakah dia? Atau pemburu.

Kepalaku masih terasa sakit sekali, hingga aku sempoyongan mau berjalan.

"Putri, apakah anda baik-baik saja?"

Aku mendongakkan kepala menatap dua prajurit serta satu maid ini, terlihat dari baju yang mereka kenakan. Aku menatap bingung kepada mereka, siapa mereka? Dan apa tadi, mereka memanggilku putri? Aku bukan putri, aku Sioa.

Aku tidak menghiraukan mereka, aku berjalan tak tentu arah hingga maid tadi menuntun ku. Mungkin melihat aku yang berjalan sempoyongan.

Aku meringis kesakitan, sakit dikepala ini sungguh menyakitkan sekali. Perlahan pandanganku gelap, ah sudahlah lupakan saja.

***

Perlahan aku membuka mata dan menatap sekeliling ruangan ini, dimana lagi ini?

Aku beranjak dari kasur, mengelilingi ruangan ini dengan seksama. Sangat berdebu dan kotor, tidak layak untuk ditempati apalagi untuk tidur.

Aku harus membereskan semuanya, untung saja ada alat untuk membersihkan disini.

Perlahan aku membuka lemari yang sudah lapuk itu, ada baju yang sudah tidak dapat dipakai lagi. Lalu kenapa ini masih disini, bukankah seharusnya para maid membersihkan tempat ini dan mendekorasi menjadi lebih baik.

Aku lelah sekali, berjalan ke arah meja rias. Aku duduk dan berkaca di sana.

"AAARRHH!!"

Aku berteriak sangat kencang, bagaimana tidak? Dicermin ini bukanlah aku, bukankah wajah ini sama seperti di komik yang aku baca itu? apakah aku hidup kembali dengan tubuh yang berbeda? apakah aku masuk ke dalam tubuh orang yang ada dikomik itu? jika ia, aku akan membalaskan dendam nya sampai membuat keluarga nya sadar. Hanya saja, kenapa wajah yang ku lihat ini menjadi jerawatan, kusam, dekil, rambut berwarna hitam sangat acak-acakan sekali dan bahkan gendut? Sangat mengenaskan nasibmu putri, seharusnya kau disayang sama seperti kakakmu.

"Ada apa putri? kenapa anda berteriak?"

Maid ini, dia yang tadi menolongku bukan. Iya tidak salah lagi dia maid yang selalu setia denganku, maksudku dengan orang yang pemilik tubuh ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sehat

2023-07-23

1

Sulati Cus

Sulati Cus

kknya nyesel g thor tau adiknya g balik2 dr beli bakso nyesel g adiknya g kembali krn tercebur sungai / jgn2 yg dorong kknya? ada kk kandung kejam kek gini klu ak jgn kasar sm adik2 ku yg ada kdg ikut sedaih klu adikku lg sedih

2023-02-03

0

Feni Deona

Feni Deona

semangat

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!