Part 3 Hewan Kontrak

'Teteskan saja kami dengan darahmu di kepala kami, maka kami sudah menjadi hewan kontrak mu. Dan kamu menjadi tuanku. Jika kamu butuh bantuan, maka panggil saja kami.'

Aku pusing dengan penjelasan mereka, aku tidak bisa mencerna kata-kata dari mereka. Karena aku sangat lelah sekarang, tanpa berpikir panjang aku menusukkan jariku dengan duri. Darah mulai menetes, lalu aku meneteskan nya di kepala kedua hewan ini.

Lalu aku bangkit dan berlalu meninggalkan mereka.

'Apakah anda butuh tumpangan tuan?'

Suara ini lagi? aku sudah sangat lelah. Terpaksa aku membalikkan badan dan siapa lagi ini?

Harimau putih yang sangat besar daripada harimau pada umumnya, dan ada naga berwarna emas juga yang amat begitu besar.

'Jangan takut tuan, kami adalah hewan kontrak mu.'

Hewan kontrak ku? Jadi mereka bisa menjadi besar dan kecil?

"Bisakah kau menjadi kecil seperti tadi?"

Aku menatap naga emas itu, menyuruh nya untuk kembali kecil. Dia pun menurut dan duduk dipunggung harimau putih ini.

Aku pun menaiki harimau putih ini, dia lalu berjalan pelan sembari mengobrol tapi tidak aku hiraukan.

Hingga sampai di sungai yang tadi aku lewati, aku menyuruh harimau ini untuk berhenti.

Aku mulai menangkap ikan-ikan ini dengan tangan kosong. Kenapa bisa ya? entah yang penting aku mendapatkan lauk untuk dimakan nanti.

Waktu sudah sore, aku begitu lama berada di hutan ini.

Tak berselang lama, aku dan kedua hewan ini sampai di rumah. Mereka tampak mencariku mondar mandir di sana.

Aku melambaikan tangan,dan berteriak.

"Yein She!"

Dia menengok kearah ku, menatapku bingung dan ketakutan. Kenapa dia? Oh ternyata karena hewan ini.

Prajurit sudah menodongkan tombak kepada harimau ini.

"Hati-hati Putri, anda bisa terluka nanti," ucap Yein, tubuhnya bergetar karena takut.

Aku turun dari penggung harimau ini dan menenangkan mereka.

"Tenanglah, jangan takut. Mereka adalah hewan kontrak ku."

Mereka tampak terkejut dengan apa yang aku ucapkan.

Harimau yang tadi menjadi besar, kini menjadi kucing kembali.

"Apakah Putri tidak apa-apa?"

Yein tampak begitu khawatir kepadaku, maafkan aku Yein sudah membuatmu khawatir.

Aku tersenyum pertanda bahwa aku baik-baik saja.

"Yein, bisakah kau menaruh semua tanaman ini didalam air?" Dia mengangguk lalu mengambil karung kecil yang dibawa oleh ku tadi. "Tapi hanya akarnya saja ya. Besok saja aku akan menanamnya," lanjutku menatapnya.

Aku berjalan ke dapur, memasak ikan yang tadi aku dapat. Aku ingin memasaknya untuk mereka yang setia denganku.

Hanya beberapa menit saja makanan sudah matang.

Nasi putih sudah ku letakkan di meja, beserta ikan yang sudah aku masak.

Aku hanya akan memakan sayuran saja tanpa nasi, agar aku bisa kurus dan tidak gemuk seperti ini.

"Ya ampun Putri, memasak kan sudah menjadi tugas saya putri."

Yein, dia terkejut melihat aku memasak untuk makan malam ini.

"Tidak apa-apa Yein, aku hanya ingin memasak untuk kalian."

Aku tersenyum lalu duduk di kursi yang sudah ada.

"Tap--"

"Tolong panggilkan para prajurit untuk makan malam bersama ya Yein."

Dia tidak membantah, berlalu dari tempat nya berdiri lalu memanggil para prajurit.

Mereka sudah datang, tampak sangat takut. Emangnya apa sih yang ditakutkan?

"Sini makan bersama," ajakku kepada mereka yang masih mematung ditempat.

"Tapi Putri, kami adalah bawahan putri. Kami tidak pantas makan satu meja dengan Putri."

Salah satu dari mereka berkata, aku mendongakkan kepala menatap mereka.

"Anggap saja kita keluarga ya."

Aku terus memandangi mereka dengan penuh harap, aku sangat kesepian.

Kulihat mereka tampak saling dorongan, tapi akhirnya ikut duduk bersama ku. Kedua hewan kontrak milik ku pun ikut makan, dengan makanan yang sudah aku siapkan.

Para prajurit terlihat melihat makanan yang aku hidangkan, tampak ragu-ragu untuk memakannya. Jelas saja, karena putri Sioa sebelumnya tidak bisa masak.

Mereka mencoba memakan makanan yang aku buat, dan salah satu dari mereka tampak ketagihan dengan masakan ku.

"Ini sungguh enak! bahkan baru pertama kali aku merasakan masakan seenak ini."

Aku terkekeh, menatapnya dengan senang hati. Syukur lah ada yang suka.

Ada yang ragu-ragu untuk mencoba, tapi akhirnya mereka ketagihan dan menambah nasi bahkan lauk nya.

"Putri, mengapa anda hanya memakan sayur saja?"

Yein tampak melihat kearah ku, lalu beralih menatap piring.

"Diet," ucapku sambil cengengesan, dia hanya mangut- mangut.

Setelah selesai makan malam, aku hendak membereskan tempat ini.

"Eh Putri istirahat saja, biar saya yang beres kan ini semua."

Aku mengangguk, lalu berjalan menuju kamar. Melihat bulan yang bersinar terang di sana.

Lalu datanglah kedua hewan tadi, aku merasa terganggu dengan mereka.

Apakah kau tidak suka dengan kehadiran kami?

Aku menghembuskan nafas panjang, dan menatap kedua hewan itu bergantian.

"Aku lelah, bisakah kalian pergi dulu."

Aku mengusir mereka, maafkan aku teman.

Mereka tampak kesal dan berlalu pergi. Entah kemana yang penting aku bisa tenang.

"Putri, mengapa anda belum tidur? Ini sudah larut malam."

Yein memperingatkan ku, aku berjalan menuju kasur dan duduk di sana. Memandangi Yein yang selalu ada untukku.

"Yein, apakah kamu masih mempunyai uang?"

Aku bertanya kepada nya, kalau dia punya uang aku akan membeli bibit buah-buahan dan sayuran di pasar besok.

"Punya, Putri. Maaf, untuk apa putri menanyakan uang?"

Yein tampak hati-hati jika bertanya kepada ku.

"Besok kita akan membeli bibit buah-buahan dan sayuran."

Aku merebahkan diri di kasur, menatap ke atas.

"Baiklah Putri, kalau begitu selamat malam Putri."

Yein berlalu meninggalkan ku sembari menutup pintu.

Huh! Kalau aku hidup kembali dan menetapi tubuh yang berbeda, aku harus berubah! Agar aku tidak mudah dibodohi!

Oh iya, aku lupa mau menanyakan sesuatu padanya. Besok saja deh, mungkin Yein lelah sekarang.

Aku pun lelah karena seharian ini mencari tanaman herbal, hingga aku cepat tertidur.

***

Pagi hari ini aku sudah bangun, beranjak menuju ke kamar mandi dan segera mandi.

Memilih baju yang mana ya, disini bajunya sudah sobek semua. Terpaksa aku harus menyuruh Yein untuk ke pasar sendiri, kalau aku ikut bisa-bisa nanti malu sendiri.

Aku terpaksa memakai baju yang longgar, dan sudah kusam pula.

Aku menuju dapur, biasa nya Yein sedang masak di sana. Dan benar saja, Yein sedang memasak makanan untuk makan nanti.

"Yein," panggilku padanya, Yein menengok.

"Ada apa Putri?" tanyanya.

"Nanti kamu saja ya yang ke pasar, aku tidak ada baju. Semuanya sobek."

"Baiklah Putri, tidak apa-apa."

Yein tersenyum, aku membalas senyumnya. Lalu aku berjalan ke kebun kecil, menanam tanaman herbal yang aku cari kemarin.

next lagi nggak nih guys, koreksinya ya siapa tau ada yg salah:)

Terpopuler

Comments

Kania Rahman

Kania Rahman

kenapa di asingkan,,💪💪👍👍

2023-07-04

0

Sulati Cus

Sulati Cus

anak nya Raja tp miris

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!