Bangkitnya Seorang Putri
"Heh! Dasar kau tak tahu malu!" Suara itu adalah orang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang aku buat.
Dia adalah kakakku, Gifer Meysa. Berumur 22 tahun, dia selalu memarahi ku setiap kali aku pulang sore. Entah kenapa, kedua orang tua kami sudah tiada sejak 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Kakakku sangat pengangguran, dia tidak mau bekerja katanya sangat melelahkan. Aku lah yang selalu dimanfaatkan oleh nya. Aku yang selalu memenuhi kebutuhan rumah, kakakku hanya terima beres saja.
Aku adalah Sioa Gradsi berumur 20 tahun, aku bekerja sebagai guru besar di bidang apa saja. Ya terbilang tidak mungkin bukan? tapi itulah takdirku. Aku juga belajar berbagai macam pencak silat dari berbagai negara, sekarang aku sudah lumayan ahli dalam hal itu. Terkadang mencari obat-obatan herbal dari alam untuk berjaga-jaga saja. Kalau ada waktu luang biasanya aku membuat kue yang enak untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
"Woy kenapa diam saja, cepat masak!" Dia selalu begitu, padahal aku baru saja pulang dari restoran yang terkenal tempatku bekerja.
Aku harus bisa membagi waktu untuk bekerja yang lainnya juga.
Masakan sudah terhidangkan dimeja makan, sungguh menggiurkan. Aku juga jadi lapar, belum sempat mengambil nasi Kakakku sudah mengomel lagi.
"Eh! Siapa yang nyuruh kamu makan?" Kakakku mengambil paksa piring yang ada ditangan ku. "Udah sono pergi, kalo ada sisanya nanti buat kamu!" Dia mendorongku hingga aku tersungkur kebawah.
Aku bangkit dan berlalu menuju kamar, yang banyak kisah pedih didalamnya.
Aku terus memandangi bulan yang bersinar terang disana, sembari membaca komik yang berdunia fantasy. Aku sangat suka dengan hal-hal yang berbau fantasy sangat keren menurutku.
Didalam komik ini menceritakan adik dan kakak yang jauh berbeda watak, sama halnya dengan aku dan Kakakku.
Andai aku bisa kedunia itu, pasti aku akan membalaskan dendam kepada kakak yang ada di komik ini. Sungguh kejam kakak ini, bisa-bisanya ia meracuni adiknya.
Aku menghembuskan nafas panjang, menatap bulan yang bersinar terang disana.
"Sioa!"
Hah! baru saja aku istirahat sejenak dia sudah memanggilku lagi. Segera aku beranjak dari tempat dan menghampiri kakakku.
Kakakku sudah berkacak pinggang, memandangi ku dengan tatapan tajam.
"Dari mana saja kau ha! dari tadi aku panggil gak nyahut!"
"Maaf kak, tadi ak--"
"Alaah udah sana beliin aku bakso!"
"Tapi aku bisa membuatkannya untuk kakak."
"Kelamaan! Udah sana!"
Dia mendorongku hingga aku hampir saja terjatuh, tak mau menjawab akhirnya aku keluar rumah untuk membelikan kakakku bakso seperti biasanya.
Sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi hidup bersama kakakku lagi, ingin rasanya kabur dari rumah. Pernah aku mencoba untuk kabur, tapi selalu gagal.
"Mau kemana kamu!" Kakakku sudah berdiri di depanku hanya beberapa langkah saja jarak antara aku dan Kakakku.
Aku yang sudah bersiap untuk kabur pun tak jadi, dia tampak marah besar kepadaku yang mengetahui ku bahwa aku akan kabur dari rumah.
"Mau kabur ha!"
Tanpa menunggu jawabanku, ia menarik paksa tanganku menuju ke gudang penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai.
Lalu dia mendorongku sangat kuat, membuat aku menabrak sesuatu yang amat keras. Sakit rasanya sampai aku tak ingat apa-apa lagi.
"Dek! mau pesan apa?"
Seseorang telah membuyarkan lamunanku, Pak Surjie ia adalah seorang pedagang bakso disetiap malam hari.
"Bakso ya Pak, satu," ucap ku padanya.
Setelah beberapa lama kemudian ia menyerahkan satu kantong plastik kecil kepadaku.
"Ini dek baksonya."
Lalu aku menyerahkan uang kepada nya.
Ingin rasanya aku berlama-lama disini, tidak ada yang memarahi ku hingga aku merasa ketenangan.
Aku menuju ke sungai yang mengalir, di sana ada beberapa Orang-orang yang sedang menikmati indahnya bulan yang bersinar di atas sana.
Aku berdiri ditepi sungai, menatap aliran air yang begitu jernih.
Saat hendak membalikkan badan, aku terjatuh ke sungai ini akibat seseorang mendorongku dari belakang.
Byur!
Sungai ini sangat dalam, kukira tidak sedalam ini maka aku masih bisa berenang keatas sana.
'siapapun tolong aku!'
Percuma saja aku meminta tolong, tidak ada yang bisa menolongku.
'Andai aku bisa hidup kembali, maka aku akan membalaskan dendam ku kepada kakak biadab itu!'
Perlahan pandanganku gelap, sunyi dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi.
Yah aku akan menjemput kedua orang tua ku, terima kasih kak untuk semuanya.
***
Aku mengerjap mata beberapa kali, dimana ini? Di hutan kah? Tapi bukankah aku sudah mati?
Perlahan aku berdiri, menatap sekeliling hanya ada pohon-pohon yang hijau.
Apakah aku sudah di surga?
Sejenak aku mendengar suara langkah kaki berjalan, tidak mungkin kan orang berkeliaran sampai sini. Siapakah dia? Atau pemburu.
Kepalaku masih terasa sakit sekali, hingga aku sempoyongan mau berjalan.
"Putri, apakah anda baik-baik saja?"
Aku mendongakkan kepala menatap dua prajurit serta satu maid ini, terlihat dari baju yang mereka kenakan. Aku menatap bingung kepada mereka, siapa mereka? Dan apa tadi, mereka memanggilku putri? Aku bukan putri, aku Sioa.
Aku tidak menghiraukan mereka, aku berjalan tak tentu arah hingga maid tadi menuntun ku. Mungkin melihat aku yang berjalan sempoyongan.
Aku meringis kesakitan, sakit dikepala ini sungguh menyakitkan sekali. Perlahan pandanganku gelap, ah sudahlah lupakan saja.
***
Perlahan aku membuka mata dan menatap sekeliling ruangan ini, dimana lagi ini?
Aku beranjak dari kasur, mengelilingi ruangan ini dengan seksama. Sangat berdebu dan kotor, tidak layak untuk ditempati apalagi untuk tidur.
Aku harus membereskan semuanya, untung saja ada alat untuk membersihkan disini.
Perlahan aku membuka lemari yang sudah lapuk itu, ada baju yang sudah tidak dapat dipakai lagi. Lalu kenapa ini masih disini, bukankah seharusnya para maid membersihkan tempat ini dan mendekorasi menjadi lebih baik.
Aku lelah sekali, berjalan ke arah meja rias. Aku duduk dan berkaca di sana.
"AAARRHH!!"
Aku berteriak sangat kencang, bagaimana tidak? Dicermin ini bukanlah aku, bukankah wajah ini sama seperti di komik yang aku baca itu? apakah aku hidup kembali dengan tubuh yang berbeda? apakah aku masuk ke dalam tubuh orang yang ada dikomik itu? jika ia, aku akan membalaskan dendam nya sampai membuat keluarga nya sadar. Hanya saja, kenapa wajah yang ku lihat ini menjadi jerawatan, kusam, dekil, rambut berwarna hitam sangat acak-acakan sekali dan bahkan gendut? Sangat mengenaskan nasibmu putri, seharusnya kau disayang sama seperti kakakmu.
"Ada apa putri? kenapa anda berteriak?"
Maid ini, dia yang tadi menolongku bukan. Iya tidak salah lagi dia maid yang selalu setia denganku, maksudku dengan orang yang pemilik tubuh ini.
Bersambung
"Ada apa putri? mengapa anda berteriak?"
Maid ini, dia yang tadi menolongku bukan. Iya tidak salah lagi dia maid yang selalu setia denganku, maksudku dengan orang pemilik tubuh ini.
Tiba-tiba kepala ku kembali sakit, ada gambaran tentang tubuh yang ditempati ku sekarang serta ada seorang wanita yang berambut hitam tapi bergelombang, dia sungguh cantik. Siapakah dia? tapi mengapa ia menyiksa ku?
Aku ragu-ragu untuk bertanya kepada maid ini, tapi daripada aku dibuat penasaran lebih baik aku bertanya.
"Apakah aku boleh bertanya." Aku ragu-ragu untuk bertanya kepada maid ini.
"Silahkan putri."
"Sebenarnya siapa kau? dan siapa diriku ini? Serta kita berada dimana?"
Aku sangat takut kalau dia marah, eh tapi bodo amat lah. Kan aku bisa balas dendam kepada kakak yang jahat kepada adiknya.
Terlihat jelas bahwa maid ini sangat terkejut dengan pertanyaanku.
"Pu-putri apakah a-anda baik-baik sa-saja?"
Kenapa dia malah balik nanya sih, kan aku bisa-bisa bingung sendiri mau jawab apa.
"Jelaskan saja!"
Kulihat dia mengangguk dan mulai menceritakan tentang diriku.
"Saya adalah Yein She, anda bisa memanggil saya dengan sebutan Yein."
Kulihat dia melirik kearah ku, lalu melanjutkan ucapannya.
"Anda adalah seorang Putri, Sioa Shi. Kita berada di tempat terasingkan."
Hanya itu? ah kenapa dia tidak menjelaskan secara detail sih. Dan apa tadi? namanya sama denganku. Bukankah dikomik yang aku baca namanya berbeda.
"Tolong jelaskan secara detail." Aku memandangnya penuh harapan.
"Tuan putri adalah orang dari kerajaan Queen, Kaisar zeng merupakan ayah anda putri. Sedangkan ibu, beliau sudah tiada sejak melahirkan seorang anak perempuan, sudah 4 tahun yang lalu. Anak pertama yaitu pangeran Leone, berumur 19 tahun. Anak kedua yaitu putri Zei Qi, berumur 18 tahun. Anak ketiga yaitu anda Putri, anda berumur 15 tahun. Anak keempat yaitu pangeran She Qiu, berumur 13 tahun. Dan yang terakhir adalah putri Chiu Yen, berumur 4 tahun,"
Saudaraku banyak juga, tapi siapa yang tega menyakiti adiknya ini. Apakah kak Zei? akan kucari tahu nanti.
"Lalu, mengapa kita diasingkan?"
"I-itu ka-karena anda me-menjadi seperti ini putri. Kakak anda iri dengan kecantikan yang dimiliki oleh anda, hingga dia melakukan sesuatu untuk menyingkirkan anda putri. Saya pantas dihukum mati putri, saya tidak bisa menjaga anda dengan baik."
Aku menganggukkan kepala, melihat dia yang mulai terisak. Mungkin dia sangat merasa bersalah.
Aku akan mencoba untuk menghiburnya, dengan mengajaknya keluar rumah.
Aku dan maid ini berjalan menelusuri halaman rumah, ada beberapa prajurit yang menjaga rumah ini. Kenapa masih dijaga? Bukankah aku sudah diasingkan? Itu kan sama halnya dengan dibuang bukan?
Setelah melihat rumah ini dari luar, sangat tidak layak untuk di jadikan sebagai tempat tinggal. Mereka sungguh kejam!
Banyak bunga-bunga yang bermekaran disini, bahkan berwarna warni. Aku berencana untuk membuat sebuah kebun kecil, aku akan menanam tanaman herbal disini. Siapa tahu ada yang mau membutuhkan.
Aku membutuhkan beberapa orang untuk membuat kebun kecilku, terlintas di dalam pikiran ku.
"Hei kalian, cepat kesini." Aku melambaikan tangan kepada para prajurit itu.
Mereka berjalan kearah ku, menatapku bingung.
"Ada apa putri?" tanya salah satu dari mereka.
"Tolong bantu aku membuat kebun kecil di sana."
Mereka tampak bingung denganku, aku tidak menghiraukan kebingungan mereka. Aku mulai membuat bersama dengan orang yang ku percaya.
Terlintas lagi di pikiranku, aku ingin mempunyai kebun buah disini agar bisa dijual di pasar.
Aku menyuruh sebagian prajurit untuk membuat kebun buah-buahan dan sayuran disebelah sana. Jadi, samping kanan rumah kebun buah-buahan dan sayuran nanti. Sedangkan samping kiri rumah kebun tanaman herbal.
Jadi aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kerajaan jahanam itu!
Hari sudah siang, terik matahari sangat menyengat kulit. Untung saja membuat kebunnya sudah selesai.
Aku menyuruh mereka untuk beristirahat, aku membawa karung kecil untuk menaruh tanaman herbal jika aku menemukannya.
Aku terus berjalan mencari tanaman herbal, hingga aku menemukan sebuah sungai yang sangat jernih. Dan, apa itu? Apakah itu ikan? Wah kenapa sangat besar ikan nya? Ingin rasanya aku menangkap ikan-ikan itu, tapi nanti saja deh setelah aku menemukan tanaman herbal.
Aku terus berjalan, hingga aku menemukan sebuah pohon. Aku beristirahat di bawah pohon itu. Memandangi sekitar, sangat asri dan sejuk.
Sejenak aku memandangi sekitar, lalu beralih memandang kebelakang pohon. Dan apa yang aku lihat, di sana ada banyak tanaman herbal. Kenapa bisa sekaligus? Entahlah. Aku segera mengambilnya hati-hati, agar akarnya tidak putus.
Sudah banyak tanaman herbal yang aku dapat, sisanya besok saja aku mencarinya bersama maid ku.
'Kau siapa?'
Suara siapakah itu? aku memutar tubuhku melihat sekeliling tapi tidak ada siapapun. Aneh, pikirku.
'Hei aku dibawah.'
Kembali terdengar suara itu lagi, aku pun melihat kebawah.
"AAA!"
Aku terlonjak kaget, bagaimana tidak? Di bawah ku ada 2 hewan yaitu seekor naga kecil berwarna emas, dan kucing berwarna putih.
Aku berjongkok, menatap kedua hewan imut ini lalu mengelusnya.
'Siapa kau?'
Aku kembali kaget, apakah naga ini yang berbicara? Mana mungkin hewan bisa bicara.
"Apakah kalian bisa bicara?" Tanya ku kepada kedua hewan aneh ini.
'Iya, kami hewan spirit.'
"Mengapa kalian bisa sampai kesini?"
Aku masih takut kepada mereka, tapi karena aku penasaran jadi rasa takut ku hilang.
'Karena kami merasa, baru kali ini ada kekuatan yang luar biasa sangat besar.'
'Apakah kau pemilik kekuatan itu? siapa kau sebenarnya?'
Aku melotot, mana mungkin aku mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sedangkan dirinya saja diasingkan oleh kerajaan. Dan aku pun tidak tahu kekuatan apa yang mereka katakan.
"Aku hanya putri yang diasingkan dari kerajaan, jadi mana mungkin aku mempunyai kekuatan yang luar biasa?"
'Tapi, kami merasa kekuatan itu ada di dalam dirimu.'
Aku yang sudah biasa saja sekarang terhadap hewan aneh ini pun hendak pergi ke rumah, namun mereka selalu mengikuti ku.
'Apakah kau mau memelihara kami?'
Lagi-lagi hal ini membuatku berhenti melangkah. Dan berbalik menghadap kedua hewan itu.
"Mengapa kalian ingin dipelihara olehku?"
Aku bingung dengan kedua hewan ini lucu sih, tapi bagaimana kalau maid dan prajurit di rumah kaget? Hmm dengan cara ini mungkin aku bisa balas dendam.
'Karena kamu sangat kuat, memiliki banyak keistimewaan.'
'Atau, jadikanlah kami hewan kontrak mu.'
Aku mengerutkan dahiku, hewan kontrak? Maksudnya apa ya?
'Teteskan saja kami dengan darahmu dikepala kami, maka kami sudah menjadi hewan kontrak mu. Dan kamu menjadi tuanku. Jika kamu butuh bantuan, maka panggil saja kami.'
hola? gimna nih ceritanya? nyambung gak? jangan lupa komen;)
'Teteskan saja kami dengan darahmu di kepala kami, maka kami sudah menjadi hewan kontrak mu. Dan kamu menjadi tuanku. Jika kamu butuh bantuan, maka panggil saja kami.'
Aku pusing dengan penjelasan mereka, aku tidak bisa mencerna kata-kata dari mereka. Karena aku sangat lelah sekarang, tanpa berpikir panjang aku menusukkan jariku dengan duri. Darah mulai menetes, lalu aku meneteskan nya di kepala kedua hewan ini.
Lalu aku bangkit dan berlalu meninggalkan mereka.
'Apakah anda butuh tumpangan tuan?'
Suara ini lagi? aku sudah sangat lelah. Terpaksa aku membalikkan badan dan siapa lagi ini?
Harimau putih yang sangat besar daripada harimau pada umumnya, dan ada naga berwarna emas juga yang amat begitu besar.
'Jangan takut tuan, kami adalah hewan kontrak mu.'
Hewan kontrak ku? Jadi mereka bisa menjadi besar dan kecil?
"Bisakah kau menjadi kecil seperti tadi?"
Aku menatap naga emas itu, menyuruh nya untuk kembali kecil. Dia pun menurut dan duduk dipunggung harimau putih ini.
Aku pun menaiki harimau putih ini, dia lalu berjalan pelan sembari mengobrol tapi tidak aku hiraukan.
Hingga sampai di sungai yang tadi aku lewati, aku menyuruh harimau ini untuk berhenti.
Aku mulai menangkap ikan-ikan ini dengan tangan kosong. Kenapa bisa ya? entah yang penting aku mendapatkan lauk untuk dimakan nanti.
Waktu sudah sore, aku begitu lama berada di hutan ini.
Tak berselang lama, aku dan kedua hewan ini sampai di rumah. Mereka tampak mencariku mondar mandir di sana.
Aku melambaikan tangan,dan berteriak.
"Yein She!"
Dia menengok kearah ku, menatapku bingung dan ketakutan. Kenapa dia? Oh ternyata karena hewan ini.
Prajurit sudah menodongkan tombak kepada harimau ini.
"Hati-hati Putri, anda bisa terluka nanti," ucap Yein, tubuhnya bergetar karena takut.
Aku turun dari penggung harimau ini dan menenangkan mereka.
"Tenanglah, jangan takut. Mereka adalah hewan kontrak ku."
Mereka tampak terkejut dengan apa yang aku ucapkan.
Harimau yang tadi menjadi besar, kini menjadi kucing kembali.
"Apakah Putri tidak apa-apa?"
Yein tampak begitu khawatir kepadaku, maafkan aku Yein sudah membuatmu khawatir.
Aku tersenyum pertanda bahwa aku baik-baik saja.
"Yein, bisakah kau menaruh semua tanaman ini didalam air?" Dia mengangguk lalu mengambil karung kecil yang dibawa oleh ku tadi. "Tapi hanya akarnya saja ya. Besok saja aku akan menanamnya," lanjutku menatapnya.
Aku berjalan ke dapur, memasak ikan yang tadi aku dapat. Aku ingin memasaknya untuk mereka yang setia denganku.
Hanya beberapa menit saja makanan sudah matang.
Nasi putih sudah ku letakkan di meja, beserta ikan yang sudah aku masak.
Aku hanya akan memakan sayuran saja tanpa nasi, agar aku bisa kurus dan tidak gemuk seperti ini.
"Ya ampun Putri, memasak kan sudah menjadi tugas saya putri."
Yein, dia terkejut melihat aku memasak untuk makan malam ini.
"Tidak apa-apa Yein, aku hanya ingin memasak untuk kalian."
Aku tersenyum lalu duduk di kursi yang sudah ada.
"Tap--"
"Tolong panggilkan para prajurit untuk makan malam bersama ya Yein."
Dia tidak membantah, berlalu dari tempat nya berdiri lalu memanggil para prajurit.
Mereka sudah datang, tampak sangat takut. Emangnya apa sih yang ditakutkan?
"Sini makan bersama," ajakku kepada mereka yang masih mematung ditempat.
"Tapi Putri, kami adalah bawahan putri. Kami tidak pantas makan satu meja dengan Putri."
Salah satu dari mereka berkata, aku mendongakkan kepala menatap mereka.
"Anggap saja kita keluarga ya."
Aku terus memandangi mereka dengan penuh harap, aku sangat kesepian.
Kulihat mereka tampak saling dorongan, tapi akhirnya ikut duduk bersama ku. Kedua hewan kontrak milik ku pun ikut makan, dengan makanan yang sudah aku siapkan.
Para prajurit terlihat melihat makanan yang aku hidangkan, tampak ragu-ragu untuk memakannya. Jelas saja, karena putri Sioa sebelumnya tidak bisa masak.
Mereka mencoba memakan makanan yang aku buat, dan salah satu dari mereka tampak ketagihan dengan masakan ku.
"Ini sungguh enak! bahkan baru pertama kali aku merasakan masakan seenak ini."
Aku terkekeh, menatapnya dengan senang hati. Syukur lah ada yang suka.
Ada yang ragu-ragu untuk mencoba, tapi akhirnya mereka ketagihan dan menambah nasi bahkan lauk nya.
"Putri, mengapa anda hanya memakan sayur saja?"
Yein tampak melihat kearah ku, lalu beralih menatap piring.
"Diet," ucapku sambil cengengesan, dia hanya mangut- mangut.
Setelah selesai makan malam, aku hendak membereskan tempat ini.
"Eh Putri istirahat saja, biar saya yang beres kan ini semua."
Aku mengangguk, lalu berjalan menuju kamar. Melihat bulan yang bersinar terang di sana.
Lalu datanglah kedua hewan tadi, aku merasa terganggu dengan mereka.
Apakah kau tidak suka dengan kehadiran kami?
Aku menghembuskan nafas panjang, dan menatap kedua hewan itu bergantian.
"Aku lelah, bisakah kalian pergi dulu."
Aku mengusir mereka, maafkan aku teman.
Mereka tampak kesal dan berlalu pergi. Entah kemana yang penting aku bisa tenang.
"Putri, mengapa anda belum tidur? Ini sudah larut malam."
Yein memperingatkan ku, aku berjalan menuju kasur dan duduk di sana. Memandangi Yein yang selalu ada untukku.
"Yein, apakah kamu masih mempunyai uang?"
Aku bertanya kepada nya, kalau dia punya uang aku akan membeli bibit buah-buahan dan sayuran di pasar besok.
"Punya, Putri. Maaf, untuk apa putri menanyakan uang?"
Yein tampak hati-hati jika bertanya kepada ku.
"Besok kita akan membeli bibit buah-buahan dan sayuran."
Aku merebahkan diri di kasur, menatap ke atas.
"Baiklah Putri, kalau begitu selamat malam Putri."
Yein berlalu meninggalkan ku sembari menutup pintu.
Huh! Kalau aku hidup kembali dan menetapi tubuh yang berbeda, aku harus berubah! Agar aku tidak mudah dibodohi!
Oh iya, aku lupa mau menanyakan sesuatu padanya. Besok saja deh, mungkin Yein lelah sekarang.
Aku pun lelah karena seharian ini mencari tanaman herbal, hingga aku cepat tertidur.
***
Pagi hari ini aku sudah bangun, beranjak menuju ke kamar mandi dan segera mandi.
Memilih baju yang mana ya, disini bajunya sudah sobek semua. Terpaksa aku harus menyuruh Yein untuk ke pasar sendiri, kalau aku ikut bisa-bisa nanti malu sendiri.
Aku terpaksa memakai baju yang longgar, dan sudah kusam pula.
Aku menuju dapur, biasa nya Yein sedang masak di sana. Dan benar saja, Yein sedang memasak makanan untuk makan nanti.
"Yein," panggilku padanya, Yein menengok.
"Ada apa Putri?" tanyanya.
"Nanti kamu saja ya yang ke pasar, aku tidak ada baju. Semuanya sobek."
"Baiklah Putri, tidak apa-apa."
Yein tersenyum, aku membalas senyumnya. Lalu aku berjalan ke kebun kecil, menanam tanaman herbal yang aku cari kemarin.
next lagi nggak nih guys, koreksinya ya siapa tau ada yg salah:)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!