Bismilah Jodoh
"Iss sumpah gue masih kesel sama entu dosen,!" ujar-nya Ajeng kesal sambil memasukan sesendok bakso aci.
"Hahaha, siapa suruh telat? jadi kena hukum kan," ucap Adeva tertawa puas.
"Lo mah, kan tadi gue udah bilang kalau gue kejebak macet!," ujar Ajeng membela diri.
"Jangan di ulangin lagi, kalau lo gk mau kena hukum tuh dosen," ucap Reina bijak.
"Ya tapi kan... iss lo mah bukan-nya dukung gue malah makin mojokin gue, " ucap Ajeng ternistakan.
"Nah bener tuh, gue setuju sama Reina, dari pada lo ngegerutu terus mending abisin tuh seblak bakso aci lo, sebelum dingin," ujar Adeva menengahi.
...Seblak Bakso Aci...
Reina hanya menganggukan kepala dan melanjutkan makan-nya, Ajeng menghela nafas kasar dan melanjutkan makan-nya
"Mana banyak banget lagi tugas tambahan-nya!," ujar Ajeng setelah memasukan sesendok bakso aci kedalam mulut-nya.
"Eh, pak Anggara udah punya calon belum sih?... tapi gk mungkin juga sih kalau dia jomblo, secarakan dia udah mapan terus tampan lagi mana bijak banget lagi entu dosen," ujar Adeva tidak memperdulikan ucapan Ajeng.
"Uhuk uhuk, tadi lo bilang apa? pak Gara tampan? mftttt hahaha njirr tampan dari mana njirr biasa aja juga," ujar Ajeng menjawab ucapan Adeva.
"Yeuh... mata lu butik kali ya? pak Anggara cakep-nya kg ketulungan gitu juga," ucap Adeva sambil mentoyor kepala Ajeng.
"Ho'oh, dia kan dosen idola masa iya lo bilang kg cakep, eh bentar-bentar tadi kan lo bilang pak Gara?" ujar Reina membenarkan ucapan Adeva dan bertanya kepada Ajeng.
"iya kenapa?" Ajeng balik bertanya.
"Ciee panggilan sepesial!! bilang aja lo demen ama dia, ya gk Re?," ujar Adeva yang sedari tadi hanya menyimak.
"Yoi, bener lama-lama jodoh aja mampus lo," ucap Reina yang semakin memojokan Ajeng.
"Apaan sih, g-gue manggil gitu karna biar lebih simpel aja, Anggara itu kepanjangan maka-nya gue manggil dia pak Gara!," ujar Ajeng menjelaskan.
"Ciee ciee hahaha, udah ah Re kasian gue ngeliat anak orang salting," ujar Adeva tertawa terbahak-bahak.
"BISMILAH JODOH," ucap mereka berdua kompak yang di akhiri dengan tawa jahat.
"Jangan berisik njirr, malu gue di liatin orang," ucap Ajeng mengalihkan pembicaraan.
"Haha, nanti kita bantuin deh nungas-nya, jangan ngambek lagi dong," ujar Reina membujuk Ajeng.
"Bener ya, awas lo berdua kalau bohong!!," ucap Ajeng mengancam sambil mengangkat garpu yang sedang ia pegang.
"Iya sayangku, turunin dong garpu-nya," ujar Adeva memutar bola mata-nya.
"Eh balik yuk, udah mau magrib nih," ujar Reina setelah melihat jam yang melingkar di tangan-nya
"Eh iya udah sore ternyata, ya udah balik yuk, habisin dulu seblak-nya baru pulang," ucap Adeva membalas Reina.
Ajeng menyelesaikan makan-nya duluan, ia membereskan barang barang-nya dan berpamitan kepada sahabat-nya untuk pulang duluan.
"Ya udah gue balik ya, Assalamualaikum," ujar Ajeng dan meninggalkan kedai seblak yang berada di pinggir jalan itu dan melajukan motor-nya menuju rumah-nya.
"Waalaikumsalam" ucap Adeva dan Reina bebarengan.
Adeva dan Reina menyelesaikan makan-nya dan membereskan barang mereka untuk menyusul Ajeng yang sudah keluar dari kedai seblak.
Reina hanya menganggukan kepala dan melanjutkan makan-nya, Ajeng menghela nafas kasar dan melanjutkan makan-nya
"Mana banyak banget lagi tugas tambahan-nya!," ujar Ajeng setelah memasukan sesendok bakso aci kedalam mulut-nya.
"Eh, pak Anggara udah punya calon belum sih?... tapi gk mungkin juga sih kalau dia jomblo, secarakan dia udah mapan terus tampan lagi mana bijak banget lagi entu dosen," ujar Adeva tidak memperdulikan ucapan Ajeng.
"Uhuk uhuk, tadi lo bilang apa? pak Gara tampan? mftttt hahaha njirr tampan dari mana njirr biasa aja juga," ujar Ajeng menjawab ucapan Adeva.
"Yeuh... mata lu butik kali ya? pak Anggara cakep-nya kg ketulungan gitu juga," ucap Adeva sambil mentoyor kepala Ajeng.
"Ho'oh, dia kan dosen idola masa iya lo bilang kg cakep, eh bentar-bentar tadi kan lo bilang pak Gara?" ujar Reina membenarkan ucapan Adeva dan bertanya kepada Ajeng.
"iya kenapa?" Ajeng balik bertanya.
"Ciee panggilan sepesial!! bilang aja lo demen ama dia, ya gk Re?," ujar Adeva yang sedari tadi hanya menyimak.
"Yoi, bener lama-lama jodoh aja mampus lo," ucap Reina yang semakin memojokan Ajeng.
"Apaan sih, g-gue manggil gitu karna biar lebih simpel aja, Anggara itu kepanjangan maka-nya gue manggil dia pak Gara!," ujar Ajeng menjelaskan.
"Ciee ciee hahaha, udah ah Re kasian gue ngeliat anak orang salting," ujar Adeva tertawa terbahak-bahak.
"BISMILAH JODOH," ucap mereka berdua kompak yang di akhiri dengan tawa jahat.
"Jangan berisik njirr, malu gue di liatin orang," ucap Ajeng mengalihkan pembicaraan.
"Haha, nanti kita bantuin deh nungas-nya, jangan ngambek lagi dong," ujar Reina membujuk Ajeng.
"Bener ya, awas lo berdua kalau bohong!!," ucap Ajeng mengancam sambil mengangkat garpu yang sedang ia pegang.
"Iya sayangku, turunin dong garpu-nya," ujar Adeva memutar bola mata-nya.
"Eh balik yuk, udah mau magrib nih," ujar Reina setelah melihat jam yang melingkar di tangan-nya
"Eh iya udah sore ternyata, ya udah balik yuk, habisin dulu seblak-nya baru pulang," ucap Adeva membalas Reina.
Ajeng menyelesaikan makan-nya duluan, ia membereskan barang barang-nya dan berpamitan kepada sahabat-nya untuk pulang duluan.
"Ya udah gue balik ya, Assalamualaikum," ujar Ajeng dan meninggalkan kedai seblak yang berada di pinggir jalan itu dan melajukan motor-nya menuju rumah-nya.
"Waalaikumsalam" ucap Adeva dan Reina bebarengan.
Adeva dan Reina menyelesaikan makan-nya dan membereskan barang mereka untuk menyusul Ajeng yang sudah keluar dari kedai seblak.
...****************...
"Huftt... baru 5 lembar lagi," ucap gadis itu.
"Apaan kata-nya tuh bocah dua bakalan bantuin, ternyata zonk di hubungin pada sok sibuk semua," dumel gadis itu melirik handphone-nya yang tidak ada notifikasi balasan dari kedua sahabat-nya.
sudah pukul 21.30 WIB Ajeng masih berkutat dengan leptop-nya, karena banyak-nya tugas tambahan yang di berikan dosen-nya alhasil ia harus begadang seperti ini.
Ajeng kembali fokus mengerjakan tugas-nya yang sesekali membuka buku besar dan tebal itu, ia menguap karena hari yang sudah larut juga membuat-nya mengantuk tetapi ia tetap memaksakan mengerjakan tugas-nya.
"Jam segini masih ada es doger gk ya?" ujar Ajeng bertanya pada diri-nya sendiri.
"Ah... mending liat di goofood deh, siapa tau masih ada," ucap-nya sambil meraih handphone-nya yang ia letakan tidak jauh dari leptop-nya.
"Tapi jam segini masih ada gk yah?" tanya-nya pada diri-nya sendiri, setelah melihat jam yang sudah menunjukan pukul 21.45 WIB.
tapi ia tetap menyalakan hanphone-nya dan menggambar pola yang ia kunci agar tidak ada yang sembarang membuka handphone-nya.
Ajeng membuka aplikasi berwarna hijau itu, dan mencari apa yang ia inginkan di kolom pencarian.
setelah ketemu apa yang ia cari ia langsung memesan-nya jarna sudah tidam sabar memakan es doger, untung saja masih ada walaupun itu ada di restoran yang cukup mahal tapi harga-nya masih pasaran.
"Eh, kayak-nya enak nih kalau minum es doger di dampingin sama seblak bakso aci," ujar-nya tersenyum puas, saat yang ia cari masih ada.
Setelah memesan makan Ajeng melanjutkan tugas-nya sambil menunggu makan-nya tiba. 15 menit kemudian.
Tok...Tok...Tok.
ada yang mengetuk pintu rumah-nya dan bergegas keluar kamar dan turun untuk mengambil pesanan-nya.
"Huaa... udah sepi banget," ujar-nya agak merinding saat sudah sampai di ruang tamu.
Ajeng membuka pintu depan dan terpampang lah tukang ojol yang mengantarkan makan pesanan-nya.
"Neng Ajeng?" tanya tukang ojol itu sambil melihat ke handphone-nya dan bergantian menatap Ajeng.
"Iya mas, jadi berapa ya mas?" ucap-nya dengan sangat sopan.
"Jadi 40 ribu neng," ujar abang ojol itu sambil memberikan plastik yang berisi makanan itu.
"Nih bang uang-nya," setelah memberikan uang Ajeng ingin kembali masuk tetapi di tahan sama mas ojol-nya.
"Eh... neng kembali-nya belum," ujar Mas ojol-nya.
"buat mas-nya aja kembali-nya," ujar Ajeng sembari tersenyum.
"Makasih ya neng,"
"iya sama sama mas," setelah mengucapkan itu, ajeng kembali masuk dan langsung menuju ke kamar-nya tidak lupa ia tadi mengunci pintu depan.
setelah sampai di kamar, Ajeng membuka kantung plastik dan mengeluarkan isi-nya, es doger dan seblak bakso aci yang masih panas dan dingin.
"Yuhu...Selamat makan," ucap ajeng setelah membaca doa makan.
dret...dret...dret
dering pertama dari ponsel-nya ia abaikan, karna ia sedang menikmati pedas-nya kuah seblak dan dingin-nya es doger.
dret...dret...dret
panggilan kedua pun masih ia abaikan fikr-nya sahabat-nya yang menelefon-nya malam-malam seperti ini, ia akan membalas dendam karena kata-nya mereka akan membantu mengerjakan tugas-nya nyata-nya mereka tidak membalas atau mengangkat telefon-nya.
saat setelah seblak bakso aci-nya sudah habis ponsel-nya kembali berdering, ia meminum es doger-nya dan mengambil Hanphone-nya yang berada di atas nakas.
"Uhuk...uhuk...uhuk," Ajeng tersedak dan mata-nya membola saat membaca nama penelefon yang sedari tadi menelefon-nya.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Kasrumi
baru baca langsung tak favorit ya Thor 💪💪
2022-10-11
1
Sweet Girl
baru mlipir tor....
2022-07-03
1
ennita
aku mampir kakak...yang tadi di FB...salam dari "Malaikat Kecilku"😊🙏
2022-02-17
1