"Pak saya... berterima kasih banget, kalau gk ada bapak saya gk tau harus gimana," ujar Ajeng gugup sambil menunduk.
Anggara yang melihat itu tersenyum, tangan-nya memegang dagu gadis itu dan mengangkat-nya agar mendongak menatap wajah-nya.
"Itu tidak gratis Ajeng," ujar dosen itu sambil tersenyum.
Ajeng yang baru pertama kali melihat senyuman-nya sedikit terpesona melihat ketampanan sang dosen, sampai-sampai ia tidak berkedip sama sekali.
"Ternyata bener ya... kata anak-anak Pak Gara tampan, apa lagi kalau di lihat dari jarak dekat seperti ini... astagfirullah sadar Jeng tampan dari mana sih," ucap Ajeng membatin.
ia menggelengkan kepala-nya menyadarkan diri dari pikiran-pikiran aneh itu.
"Pak turunin dulu tangan-nya saya takut ada yang lihat, oke gini aja, bapak mau apa saya turutin," ujar Ajeng sambil menatap Anggara.
Anggara menurunkan tangan-nya yang berada di dagu gadis-nya, gadis-nya? maksud-nya mahasiswi-nya. Anggar menatap Ajeng dengan intens sampai membuat yang di tatap salah tingkah dan membuang muka ke samping.
"Makan siang bareng saya," ujar Anggara kembali dingin seperti awal.
"O-oke pak, makan siang aja kan?" tanya Ajeng memastikan.
"Iya," singkat, padat dan jelas.
"Pake mobil saya, kamu masuk," lanjut-nya sebelum masuk ke mobil.
"Eh pak saya bawa mot-"
"Saya tidak menerima penolakan," ucap-nya dingin memotong ucapan Ajeng dan masuk kedalam mobil.
"Nyesel gue muji dia tampan, Pak Gara ya tetep Pak Gara , dosen ngeselin," dumel Ajeng sambil berjalan menuju pintu mobil.
Ajeng membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang yang ada di belakang kursi pengemudi.
"Siapa yang nyuruh kamu duduk dibelakang? pindah kedepan saya bukan supir kamu," ujar Anggara.
"Tapi pak en-"
"Pindah!" jelas dan padat.
"iss, bapak nyebelin banget sih, iya-iya saya pindah," ujar ajeng kesal kepada sang dosen.
Ajeng berjalan keluar dari mobil dan menuju pintu di samping kemudi membuka-nya dan mendudukan bokong-nya di sana, sambil memasang muka masam, Anggara yang melihat itu tersenyum tipis sangat-sangat tipis. setelah perdebatan kecil itu Anggara melajukan mobil-nya meninggalkan pekarangan kampus.
...****************...
Disinilah sekarang mereka berada, di cafe dekat pinggir jalan namun sejuk karena tema cafe ini yang sangat unik, hijau dan banyak tanaman juga yang terpajang di beberapa tempat.
Ajeng memperhatikan sekita ia sangat kagum dengan interior dari cafe ini, sudah nyaman sejuk pula, tanpa ia sadari Anggara yang berada di depan-nya memperhatikan wajah cantik-nya. ia mengulas senyum tipis dan melanjutkan bermain handphone-nya.
"Mba, mas mau pesan apa?" ujar seorang pelayan yang menghampiri mereka berdua dengan sopan.
"Saya coffe sama cake coklat," ujar anggara sambil melihat-lihat daftar menu.
"Saya Ice read velfeat sama cake read velfeat-nya ya " ucap Ajeng kemudian.
pelayan itu mencatat kedua pesana itu dan berujar untuk menunggu sebentar.
"Dia siapa mu?" tanya Anggara setelah lama terdiam.
Ajeng yang merasa di tanya mengkerutkan kening-nya tanda ia tidak mengerti apa yang di maksud dosen-nya itu.
"Yang mana pak?" tanya-nya bingung.
Anggara memutar bola mata-nya malas, ternyata mahasiswi-nya ini lemot juga dalam menanggapi ucapan orang pikir-nya.
"Laki-laki tadi... siapa kamu?" tanya-nya sekali lagi sambil menatap mata Ajeng.
Ajeng yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah, ia memanglingkan wajah-nya ke arah luar jendela melihat jalanan yang pada di penuhi kendaraan yang berlalu lalang.
Ajeng menghembuskan nafas kasar, sebelum melihat kembali ke arah depan di mana tempat dosen-nya berada. Saat akan membuka mulut ada seorang pelanyan yang menghampiri mereka sambil membawa pesanan mereka tadi.
Ajeng menerima cake dan ice-nya tidak lupa berterima kasih, sedangkan dosen-nya masih terus menatap-nya dan membuat-nya semakin salah tingkah.
setelah pelayan itu pergi Ajeng meminum ice-nya dan menarik nafas setelah itu ia akan memberi tahu siapa laki-laki tadi yang bertengkar dengan-nya.
"Dia... mantan kekasih saya pak," ujar Ajeng sedikit gugup karena diperhatikan sang dosen sejak tadi.
"Kevin...mantan kamu? setau saya dia cuma punya mantan satu si Amel," ujar Anggara kepada Ajeng.
"Uhuk...uhuk kok bapak tau sama Amel?" Ajeng tersedak minuman-nya dan berucap.
"Karna dia selalu membawa-nya ketika sedang kumpul bersama teman-teman saya," ujar Anggara kelewat santai.
"Bapak temenan sama kevin?" tanya Ajeng masih penasaran.
Anggara mengangguk dan meminum coffe-nya dan lanjut memakan cake coklat-nya, Ajeng yang melihat anggukan dari dosen-nya hanya menganga tak percaya mantan-nya berteman dengan dosen-nya? OMG sungguh tidak bisa di percaya pikir-nya.
"Jadi kamu benar-benar mantan kekasih-nya?"tanya Anggara lagi.
"Berasa di introgasi gue," gumam Ajeng namun masih bisa di dengar oleh Anggara.
"Saya masih bisa dengar," ujar-nya menjadi dingin.
"Hehe... iya pak, saya Mantan-nya dan Amel itu selingkuhan-nya, Amel dan saya dulu berteman dekat bahkan dia teman masa kecil saya tapi siapa sangka ternyata dia malah menusuk daya dari belakang," ujar Ajeng sedikit curhat dan cemberut di akhir-nya karna harus mengingat kenangan pahit itu.
Anggara yang mendengarkan tidak habis pikir dengan sahabat-nya itu, bisa-bisa-nya ia berselingkuh dengan wanita yang bahkan tidak lebih cantik dari Ajeng.
"Saya gk nyangka sahabat saya bisa seperti itu, sebaik-nya kamu cepat-cepat move on dari-nya itu akan lebih baik," ujar Anggara panjang lebar di akhiri senyum tulus-nya.
Ajeng sempat terpaku sebentar melihat senyuman dosen-nya yang menambah ketampanan-nya, Ajeng mengerjapkan mata-nya dan menghilangkan pikiran aneh itu.
"Gimana mau move on, sedangkan di saat saya sudah hampir melupakan-nya dia datang lagi, jadi buat saya kangen sama kenangan-nya," ujar Ajeng lesu sambil memakan cake-nya.
Anggara menggelangkan kepala melihat tingkah mahasiswi-nya ketika sedang galau, ia semakin gemas kapada-nya apa lagi saat ia memakan cake-nya pipi-nya yang chaby bergoyang saat sedang mengunyah makanan.
"Ya jangan di inget lagi, udah sekarang gk usah galau habisin makanan kamu abis itu kita pulang," ujar Anggara lembut.
"Eh iya pak, motor saya gimana?" tanya Ajeng ketika mengingat jika ia meninggalkan motor-nya di kampus karna dosen-nya lah yang meminta-nya untuk naik mobil bersama-nya.
"Biarkan saja, nanti biar saya suruh orang saya untuk mengantar-nya," ujar-nya sambil menghabiskan coffe-nya.
"Tapi..., "
"Saya tidak menerima penolakan," ujar Anggara dan bangkit berdiri.
"Kamu tunggu sini, saya mau bayar dulu," lanjut-nya lagi.
Ajeng menghela nafas panjang dan mengangguk, ia membereskan barang-nya dan menghabiskan ice dan cake-nya yang masih ada.
...****************...
"Eh itu kaya kenal gue?" ujar gadis itu menatap dua orang yang berlainan jenis itu.
"Ha, siapa? ucap teman satu-nya lagi sambil melihat ke arah yang di tunjuk teman-nya.
"Itu bukan-nya..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Muryati Yati
siapa ya
2022-02-10
1
Syabil_aw
Wihh bagus nih, kalau Ajeng sama Anggara bersatu. Buat manas-manasi Kelvin
2022-02-08
1
Duwi Hariani
hayo siapa tuh
2021-12-29
0