Deg
"What apa apan ini, kenapa ni orang nelfon gue mulu sih," ujar-nya sangat kesal.
Ajeng mematikan telefon dan mematikan daya handphone-nya agar orang itu tidak menelefon-nya lagi
"Mending tidur aja deh, udah malem juga," ucap-nya sambil membereskan meja belajar-nya.
ia beranjak dari tempat duduk-nya ke kasur springbad-nya dan merebahkan tubuh-nya di sana, sebelum menutup mata Ajeng membaca doa tidur terlebih dahulu.
tidak lama terdengar dengkuran halus dan tarikan nafas yang teratur dari gadis yang sedang tertidur itu menandakan ia sudah memasuki alam bawah sadar-nya.
cklek
ada seorang wanita paru baya yang membuka kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas itu.
"Udah tidur ternyata," ucap mama Lucy.
Lucy menghampiri ranjang putri bungsu-nya dan duduk di pingir ranjang, tangan putih-nya bergerak untuk mengelus pucuk kepala sang putri dengan kasih sayang.
Lucy bangkit dan keluar dari kamar Ajeng tidak lupa menutup pintu kamar Ajeng lagi, Lucy turun ke lantai satu dan menuju pintu luar yang sudah di tunggu seseorang.
"Nak, Ajeng-nya sudah tidur... sebaik-nya kamu ke sini besok siang aja ya," ujar Lucy lembut kepada pemuda itu.
"Oh iya tante gk papa, kalau begitu saya pulang ya tante," ucap pemuda itu sambil tersenyum hangat kepada Lucy.
Lucy membalas senyum hangat pemuda itu yang sudah mulai menjauh dari hadapan-nya menuju mobil-nya yang terparkir di depan gerbang kediaman Wijaya.
Lucy mengegelng-geleng melihat pemuda itu dan masuk kedalam tidak lupa mengunci pintu takut-takut ada maling yang masuk karna ia lupa mengunci pintu.
"Besok siang gue ke sini lagi, semoga lo udah maafin gue Ajeng," ucap pemuda itu dan meninggalkan pekarangan rumah Wijaya.
"What apa apan ini, kenapa ni orang nelfon gue mulu sih," ujar-nya sangat kesal.
Ajeng mematikan telefon dan mematikan daya handphone-nya agar orang itu tidak menelefon-nya lagi
"Mending tidur aja deh, udah malem juga," ucap-nya sambil membereskan meja belajar-nya.
ia beranjak dari tempat duduk-nya ke kasur springbad-nya dan merebahkan tubuh-nya di sana, sebelum menutup mata Ajeng membaca doa tidur terlebih dahulu.
tidak lama terdengar dengkuran halus dan tarikan nafas yang teratur dari gadis yang sedang tertidur itu menandakan ia sudah memasuki alam bawah sadar-nya.
cklek
ada seorang wanita paru baya yang membuka kamar seorang gadis yang tengah tertidur pulas itu.
"Udah tidur ternyata," ucap mama Lucy.
Lucy menghampiri ranjang putri bungsu-nya dan duduk di pingir ranjang, tangan putih-nya bergerak untuk mengelus pucuk kepala sang putri dengan kasih sayang.
Lucy bangkit dan keluar dari kamar Ajeng tidak lupa menutup pintu kamar Ajeng lagi, Lucy turun ke lantai satu dan menuju pintu luar yang sudah di tunggu seseorang.
"Nak, Ajeng-nya sudah tidur... sebaik-nya kamu ke sini besok siang aja ya," ujar Lucy lembut kepada pemuda itu.
"Oh iya tante gk papa, kalau begitu saya pulang ya tante," ucap pemuda itu sambil tersenyum hangat kepada Lucy.
Lucy membalas senyum hangat pemuda itu yang sudah mulai menjauh dari hadapan-nya menuju mobil-nya yang terparkir di depan gerbang kediaman Wijaya.
Lucy mengegelng-geleng melihat pemuda itu dan masuk kedalam tidak lupa mengunci pintu takut-takut ada maling yang masuk karna ia lupa mengunci pintu.
"Besok siang gue ke sini lagi, semoga lo udah maafin gue Ajeng," ucap pemuda itu dan meninggalkan pekarangan rumah Wijaya.
...****************...
Bulan sudah mulai menghilang dan matahari sudah mulai menampakan diri-nya. di dalam satu kamar ada seorang gadis tengah bersiap-siap untuk ke kampus-nya.
Gadis itu sedang mempersiapkan peralatan kuliah-nya, jangan sampai ada yang tertinggal kalau itu terjadi ia bisa terkena hukum lagi pikir gadis itu.
Ajeng gadis itu bernama Ajeng, setelah selesai mempersiapkan barang-barang-nya Ajeng keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju ruang makan yang letak-nya berada di lantai satu dekat dapur.
Ajeng bukanlah orang miskin tapi bukan juga orang kaya lebih tepat-nya memang Ajeng tidak ingin di sebut orang kaya, bisa di bilang ia orang yang berkecukupan.
"Morning all," teriak-nya menyapa seluruh anggota keluarga-nya yang berada di meja makan.
"Morning juga sayang," ucap Lucy dan Adrian bersamaan.
"Tumben bangun-nya gk telat," cibir Naya kaka pertama Ajeng.
"Yeuh lo mah ka, bukan-nya seneng adik-nya bangun gk telat," ujar Ajeng kepada kaka-nya
"Udah-udah jangan pada berantem, mending sekarang kita sarapan oke," ujar Adrian menengahi.
mereka mulai memakan sarapan mereka masing-masing, meja makan menjadi hening hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang berbenturan.
"Ajeng udah selesai, Ajeng berangkat ya, Assalamualaikum," ujar Ajeng setelah menyelesaikan sarapan-nya.
"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.
Ajeng bangkit dari tempat duduk-nya ia menyalimi kedua orang tua-nya tidak lupa mencium pipi kedua orang tua-nya, tidak lupa salim kepada sang kaka.
ketika Ajeng membuka pintu depan, terpanpang seorang laki-laki yang hendak mengetuk pintu utama. Ajeng tidak menyukai laki-laki itu, bukti-nya ia langsung pergi dari hadapan laki-laki itu.
Saat Ajeng sudah akan menyalakan motor-nya laki-laki itu berujar.
"Gue mau bicara sama lo," ujar Laki-laki itu.
"Gue gk ada waktu!," ucap Ajeng pedas.
"Please sebentar aja Dinda," ujar laki-laki itu memohon.
Ajeng tidak mengubris ucapan laki-laki itu, ia menyalakan motor-nya dan mulai meninggalkan halaman rumah-nya, laki-laki itu menghela nafas kasar ia mengacak rambut hitam legam-nya frustasi.
Naya yang melihat interaksi kedua-nya dari jauh, hanya bisa berdoa agar sang adik bisa move on dari sang mantan. Laki-laki yang sangat di hindari Ajeng dan sudah setahun pula ia tidak menampakan diri-nya.
setelah bersama selingkuhan-nya dan sekarang ia muncul kembali di saat Ajeng sudah mulai melupakan-nya. Naya berjalan ke arah Laki-laki itu dan menepuk pundak-nya.
"Jangan temuin dia lagi Kev, jangan buat dia mengingat apa yang udah lo lakuin sama dia," ujar Naya bijak dan berjalan meninggalkan pemuda itu karna sang ke kasih sudah menjemput-nya.
Kevin hanya diam tak mebalas apapun, ia berlari menuju mobil yang ia parkirkan agak sedikit jauh dari rumah Ajeng, ia akan kembali ia akan mecoba bertemu dengan Ajeng dan berbicara kepada-nya.
...****************...
5 menit yang lalu, Ajeng sampai di kampus Tunas Bangsa sekarang ia sedang berada di kantin kampus, masih ada 15 menit lagi untuk menungu bel masuk.
Ajeng duduk seorang diri sahabat-nya berada di kelas, Ajeng belum sempat ke kelas karna, setelah ia sampai kampus ia lngsung menuju ke kantin.
Ajeng masih memikirkan tentang tadi saat di rumah. Kenapa? kenapa orang itu datang lagi? orang yang paling ia hindari, orang yang membuat-nya trauma akan percintaan-nya. Kenapa dia harus menemui-nya? dan kenapa ia harus memohon seperti itu? pikir Ajeng.
Ajeng sudah mulai melupakan laki-laki itu, Kevin Atmajaya mantan kekasih-nya yang berselingkuh dengan teman masa kecil-nya, tapi kenapa dia kembali? Ajeng sudah melupakan-nya hanya saja belum benar-benar 100°/• ia melupakan laki-laki itu.
banyak kenangan indah saat mereka masih bersama, sesak sekali ketika mengingat kenangan pahit itu, batin Ajeng.
tak sadar air mata mulai mengalir dari mata canti itu, ia mengingat kembali masa lalu-nya, Ajeng menegakan tubuh-nya dan menghapus air mata-nya ia berjanji akan benar benar melupakan laki-laki berengsek itu yakin-nya.
karna terlarut dengan jesedihan mengingat mas ex, ia sampai tidak sadar jika sudaha da yang duduk di sebelah-nya, memperhatikan gadis cantik itu menangis dalam lamunan-nya.
orang itu mengelap air mata Ajeng menggunakan sapu tangan-nya, Ajeng terkejut karna ada yang mengelap air mata-nya, ia lebih terkejut lagi mengetahui siapa yang mengelap air mata-nya.
"Astagfirullah pak kedeketan," ucap Ajeng agak mendorang sedikit laki-laki itu.
"M-Maaf, kenapa kamu malah menangis disini, bukan-nya masuk kelas," ujar dosen itu gugup.
"Emang udah bel pak?" tanya Ajeng kepada-nya.
"Udah dari sekitar 5 menit lalu," ujar dosen itu santai.
"What? kenapa bapak gk bilang sam saya sih pak," ujar Ajeng mulai panik dan membereskan barang-nya.
"Kamu sedang nangis jadi saya gk enak buat ngasih tau," ujar dosen itu.
"Au ah bapak mah, udah saya kekelas dulu, assalamualaikum," ujar Ajeng dan langsung lari meninggalkan dosen itu.
"Waalaikumsalam," ucap Dosen melihat kepergian Ajeng, ia menggelengkan kepala melihat tingkah mahasiswi-nya itu. ia tersenyum tipis sangat tipis bahkan tidak terlihat jika ia sedang tersenyum ia bangkit dan meningalkan kantin menuju ruangan-nya berada
...ADINDA AJENG KUSUMANINGRUM...
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Maaf kemarin lupa kasih visual Ajeng hehe itu ya visual-nya, makasih ya sudah mampir di cerita ku love you yang baca♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erna M Jen
cantik juga ya..
2024-10-19
0
Muryati Yati
cantik banget
2022-02-10
1
Syabil_aw
cantik
2022-02-08
1