"Gue ketemu lo Mau minta maaf," ujar Kevin kepada Ajeng yang tengah memanglingkan wajah-nya.
terlihat sangat jelas raut menyesal dari wajah Kevin, namun Ajeng tetap bersikukuh untuk tidak berbicara kepada laki-laki itu.
saat ajeng berjalan menuju tempat parkiran di sana, Kevin mantan pacar Ajeng menghampiri-nya.
"Din, gue nyesel udah milih dia dari pada lo," ujar kevin dengan suara lesu dan membuang muka ke arah kanan.
"Mungkin ini karma buat gue, karna udah ngehianatin lo," lanjut-nya.
"Maybe," ujar Ajeng acuh.
"Huftt, gue udah minta maaf, jadi sekarang lo balikan sama gue," ujar Kevin percaya diri.
"Lo bilang apa? gue jadi cewe lo lagi? heh, gk sudi!" ujar Ajeng memutar bola mata-nya jengah.
"Gue gk perduli, gue mau kita kaya dulu lagi dan sekarang lo jadi pacar gue," ujar-nya tidak memperdulikan delikan dari Ajeng.
"Lo kenapa sih? sakit ha? kalau sakit kerumah sakit gih, jangan ke sini" ucap-nya.
keadaan semakin panas karena Ajeng yang selalu menolak Kevin dan Kevin yang keras kepala itu terus memaksa Ajeng untuk menjadi pacar-nya lagi.
"UDAH GUE BILANG KAN, KALAU GUE GK NERIMA PENOLAKAN!" bentak-nya kepada Ajeng.
Ajeng tertawa sumbang, ia sangat tidak percaya bahwa orang yang berada di hadapan-nya membentak-nya dan apa tadi dia bilang? dia tidak menerima penolakan? cuih ia sudah tidak sudi bersama-nya, penghianat akan tetap penghianat pikir Ajeng.
tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan pertengkaran mereka, kampus memang sudah sepi karna mahasiswa dan mahasiswi-nya sudah pada pulang hanya yang kuliah sore saja yang masih ada, mereka pula berada dalam kelas.
"Gue bilang enggak ya enggak, gue gk mau masuk ke lubang yang sama," ucap Ajeng menjeda ucapan-nya.
"PENGHIANAT akan tetap PENGHIANAT" ucap Ajeng tepat di wajah Kevin sambil menatap manik hitam itu. Ajeng mundur dua langkah agar tidak terlalu dekat dengan laki-laki itu.
"Lo itu Brengsek dan akan tetap Brengsek, orang kaya lo itu gk pantes di maafin," ujar Ajeng sambil menunjuk wajah Kevin.
Kevin menggeram marah, ia tidak terima jika diri-nya di katai brengsek, ia mengepalkan tangan dengan kuat sampai kuku-kuku jari-nya memutih, rahang-nya mulai mengeras ia sangat emosi.
"Gue sayang sama lo dan gue gk mau kehilangan lo," ujar Kevin menahan emosi.
"Kalau lo emang sayang sama gue, lo gk mungkin selingkuh dari gue," ujar Ajeng yang di akhiri tawa sumbang.
Kevin sudah kepalang emosi, ia melayangkan tangan-nya, Ajeng yang tau ia hanya menutup mata dan menerima apa yang akan terjadi.
"Ya allah... tolong hamba, jauhkan hambar dari mara bahaya" doa Ajeng dalam hati.
*1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik*
Ajeng tidak merasakan apapun, ia menarik nafas sedalam dalam-nya dan membuka mata-nya perlahan. tangan kevin melayang di udara, yang di cengkram kuat oleh orang itu.
terlihat kilat amarah dari orang itu. Kevin yang tangan-nya di cengkram kuat menggeram marah, ia mengepalkan tangan-nya dan menghempaskan tangan yang memegang tangan-nya.
"Anda laki-laki atau bukan? berani-nya kok sama perempuan," ucap orang tersebut santai tapi menusuk.
"Ini bukan urusan anda, jadi jangan ikut campur!" setelah mengatakan itu Kevin kembali menatap Ajeng yang sudah mulai ketakutan.
Kevin ingin meraih lengan Ajeng namun tidak berhasil karna sudah di dorong mundur oleh orang itu.
"Sudah saya bilang bukan, anda tidak usah ikut campur sama urusan saya, anda hanya dosen di sini," ujar Kevin berusaha menahan emosi-nya agar tidak menonjok wajah sang dosen.
"Saya memang dosen, tapi apakah perilaku anda mencerminkan sopan santun? tidak bukan, bahkan anda hampir melukai perempuan," ujar-nya dingin.
Ajeng yang sedari tadi diam, ia mengumpulkan keberanian dan mencoba melerai mereka berdua, agar tidak terjadi baku hantam apa lagi di sini masih wilayah kampus.
"Pak udah, gk usah di ladenin," ucap Ajeng berani bersuara dan memegang lengan sang dosen.
"Dengar Ajeng, laki-laki kurang ajar seperti dia, haru di beri pelajaran," ucap Anggara dingin.
"Iya saya tau pak tapi... mending kita pergi dari pada nanti bertambah masalah," ujar Ajeng sambil menarik Anggara menjauh dari kevin.
Kevin yang melihat ke akraban mereka berdua tidak terima, ia meneriaki Ajeng, namun tidak di gubris oleh-nya Ajeng tetap berjalan meninggalkan-nya dengan sang dosen.
"Awas lo Anggara, gue bakal bales lo," gumam Kevin dengan penuh amarah.
...****************...
Anggara sedang berjalan menuju parkiran, ia sudah selesai mengajar dan tidak ada kerjaan lagi. ia melewati parkiran mahasiswa dan mahasiwi di kampus ini.
saat sedang sudah sampai parkiran anak kampus ia mendengar keributan, ia mencari sumber suara itu suara perempuan-nya tidak asing. Setelah mencari sumber suara itu dati mana ternyata dari parkiran paling pojok bagian motor.
ia memperhatikan saja, laki-laki yang sedang bertengkar bersama mahasiswi-nya. seperti-nya ia mengenal laki-laki itu, setelah memperhatikan dengan jelas saat laki-laki itu melihat ke arah kana di mana letak-nya berada.
"Kevin?" gumam-nya sambil terus memperhatikan pertengkaran itu.
ia melihat Kevin hendak menampar Ajeng, ia berjalan dengan cepat dan menahan lengan laki-laki itu. Kevin sedikit terkejut namun ia berusaha tidak menampakan pada wajah-nya.
Anggara menatap lawan-nya dengan tatapan dingin dan tajam, tetapi yang di tatap membalas tatapan-nya dengan tajam juga, tidak yang bersuara di antara mereka berdua sampai Kevin menepis tangan-nya yang sedang memegang pergelangan tangan dia.
"Anda laki-laki atau bukan? berani-nya kok sama perempuan," ucap Anggara dingin menusuk.
"Ini bukan urusan anda, jadi jangan ikut campur!" setelah mengatakan itu Kevin kembali menatap Ajeng yang sudah mulai ketakutan, Anggara tersenyum miring dan mendorong bahu Kevin.
"Sudah saya bilang bukan, anda tidak usah ikut campur sama urusan saya, anda hanya dosen di sini," ujar Kevin kepada Anggara, sedangkan Anggara hanya diam menatap laki-laki itu dingin.
Anggara baru saja akan mengeluarkan kata-kata-nya namun tersela oleh Ajeng yang memegang lengan-nya dan berucap.
"Pak udah, gk usah di ladenin," ucap Ajeng berani bersuara dan memegang lengan sang dosen.
"Dengar Ajeng, laki-laki kurang ajar seperti dia, haru di beri pelajaran," ucap Anggara dingin.
"Iya saya tau pak tapi... mending kita pergi dari pada nanti bertambah masalah," ujar Ajeng sambil menarik Anggara menjauh dari kevin.
Anggara dan Ajeng menjauhi Kevin, Ajeng menarik lengan Anggara agar menuju ke parkiran para dosen. ia sampai di depan mobil Anggara ia agak gugup, Anggara yang melihat itu menjadi gemas tapi ia tetap mempertahankan wajah dingin-nya.
"Pak saya...
💕💕💕💕💕💕💕
Aciee di gantungg sampe sini dulu ya, insya allah secepat-nya bakal update lagi, makasih yang sudah mau mampir kecerita ku ini hehe, maaf kalau masih banyak salah-nya maklum pemula hehe. yang mau liat visualnya yok di bawah.
...ANGGARA PRIA PAMBUDI...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Muryati Yati
lenyapkan mantan cari yg lebih baik dari mantan apalagi cakep wiw
2022-02-10
1
Syabil_aw
Sabar Jeng, jangan buang-buang tenaga buat mantan tak jelas seperti dia
2022-02-08
1
Ufuk Timur
hallo kak, ,aku baru nyicil baca 3 eps ya🤗🤗 semoga hubungan Ajeng dan Anggara sampai SAH 🤭🤭 aku udah pencet favorit, ,kalau berkenan mampir di novelku ya😊😊judul= Aili Tan, ,mari saling mendukung 🥰🥰🥰
2022-01-22
2