Suasana yang cukup gelap malam itu membuat Boy sedikit bernafas lega karena dapat membantunya dalam melakukan pergerakan dengan leluasa.
Saat ini Boy sudah berada di bawah jendela kamar Anggy yang terletak di lantai dua.
Boy teringat sewaktu dia berkunjung ke rumah Anggy hari itu,
Anggy mengatakan kepadanya
bahwa kebiasaannya tidak mengunci salah satu jendela di kamarnya agar memudahkan
keluar dari sana jika terjadi sesuatu.
Tanpa pikir panjang, Boy langsung memanjat ke atas jendela kamar yang tingginya kurang lebih sekitar tiga meter melalui pipa saluran air hujan dari atap yang tepat berada di samping jendela. kamar Anggi.
Ada empat buah jendela besar di kamar itu, dan setelah berada diatas Boy memeriksa satu demi satu jendela tersebut.
Apa yang di. katakan Anggy memang betul, Boy
menemukan jendela ketiga tidak terkunci dari dalam.
Boy segera membuka jendela dengan hati-hatii
dan Boy sedikit beruntung karena jendela tersebut tidak dilengkapi dengan terali pengaman yang biasanya dimiliki! oleh setiap jendela.
Akan tetapi pandangan Boy masih terhalang oleh tirai jendela yang tertutup. Tidak terdengar suara apapun dari dalam kamar.
Perlahan-lahan Boy membuka sedikit tirai tersebut untuk melihat situasi di dalam kamar.
Nampak seseorang sedang berbaring di atas
sebuah ranjang mewah yang sangat besar yang di terangi oleh cahaya lampu kamar temaram sehingga membuat keadaan terasa sangat romantis.
Setelah Boy mengamati setiap sudut ruangan
dan tidak menemukan orang lain, maka Boy sudah bisa memastikan bahwa orang yang sedang berbaring tersebut adalah si Anggy.
Tanpa menunggu komando, Boy langsung menyelinap masuk sambil menutup kembali jendela dan tirai yang tersingkap.
Mendengar suara dari arah jendela ,Anggy terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat ada seseorang yang masuk ke kamarnya secara diam-diam.
Dengan spontan Anggy ingin berteriak sekencang-kencangnya namun di saat yang bersamaan , Boy dengan kemampuannya yang luar biasa tiba-tiba sudah mendekap mulut Anggy dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang tangan kanan Anggy serta menindih tubuh Anggy agar tidak bisa berontak seraya berbisik di telinga Anggy
" Tenang...tenang...Anggy !!! saya Boy "
Mendengar orang tersebut mengaku sebagai Boy ,.Anggy yang tadinya terus berontak untuk
melepaskan diri langsung berdiam diri serta menatap tajam ke sosok pria kekar yang sedang mendekap serta menindih tubuhnya.
Boy yang merasa Anggy sudah menyadari keberadaannya segera melepas tangan serta tindihannya dari tubuh Anggi lalu berdiri di samping ranjang .
Anggy yang sedari tadi sudah terkejut, kini di buat lebih terkejut lagi akan kehadiran si Boy.
Seakan tidak percaya dan bagaikan berada di dalam mimpi, Anggy dengan mata terbelalak serta mulut menganga langsung menyingkirkan selimut yang sedari tadi menupi tubuhnya .
Tindakan Anggy kali ini justru membuat keadaan berbalik secara drastis , kini giliran Boy yang di buat terperangah dan cuma bisa terdiam sambil menelan ludahnya sendiri saat melihat secara langsung pemandangan yang menakjubkan untuk yang kedua kalinya namun dari wanita yang berbeda.
Tubuh Anggi yang langsing serta putih mulus
hanya terbalut oleh pakaian dalam berwarna merah menyala yang sangat sexy dan transparan. Sehingga Boy dapat melihat bagian dalamnya dengan jelas sekali.
Boy yang masih dalam keadaaan tertegun, kembali terkejut karena Anggi yang teramat gembira akan kehadirannya langsung menyerbu ke arahnya dan langsung menyumbat mulut Boy dengan mulutnya.
Mendapat serangan yang begitu tak terduga, Boy hanya bisa pasrah dan membiarkan Anggi
melepaskan semua emosi yang ada di pikirannya saat ini.
Dengan sangat lembut , Anggy terus mengulum
bibir bawah Boy dengan nafas tersengal-sengal di barengi dengan ***** yang kian memburu dan selanjutnya meraih kedua tangan boy lalu membantu meletakkannya ke kedua bukit kembar yang besar dan menantang.
Namun ketika ke dua tangan Boy merasakan
telah menyentuh sesuatu yang begitu kenyal,
Akhirnya Boy menghentikan semua pergerakan
Anggy dengan cara mendorong tubuh Anggi kebelakang sambil menguncang-guncang agar Anggy tersadar dan terlepas dari hawa nafsunya.
" Maaf.., tujuan saya kemari bukan untuk ini !!! tetapi untuk mengetahui apa yang terjadi padamu serta menyelamatkanmu bila berada dalam bahaya ".Bisik Boy di telinga Anggi .
Anggy yang terlihat agak kesal karena masih berusaha memendam keinginannya tidak tersalurkan sepenuhnya bertanya
" Boy , apakah benar kamu datang untukku ? "
" Untuk siapa lagi saya datang kalau bukan untukmu. " jawab Boy dengan tegas.
Sembari tersenyum genit
" Bawalah aku keluar dari sini sekarang " Ujar Anggy dengan manja sambil kembali menjatuhkan tubuhnya ke pelukan Boy.
" Baiklah kalau begitu, akan tetapi secepatnya kamu harus berpakaian dahulu sebelum saya membawamu keluar dari sini' Kata Boy.
Anggy yang seakan-akan baru menyadari keadaanya , tersipu malu kemudian berlari kesebuah lemari besar untuk mengambil beberapa pakaian.
Setelah Anggy telah berpakaian dan sudah siap dengan beberapa potong pakaian yang di taruh dalam sebuah tas ransel berwarna hitam. Boy menaruh tas ransel hitam di punggungnya kemudian menuntun Anggi turun ke bawah
lewat jendela dengan menggunakan kain spray
sebagai pengganti tali.
Dan ketika Anggi sudah berada dibawah, Boy langsung melompat dari jendela sambil beberapa kali memutar badannya di udara sebelum kakinya sampai ke tanah .
Anggy kembali takjub melihat aksi Boy kali ini,
dia sama sekali tidak menyangka bahwa Boy
mempu melakukan gerakan yang seperti itu.
Di saat Anggi masih diam tertegun, Boy menarik Anggi untuk segera bersembunyi dibalik tanaman- tanaman hias yang berjejer begitu indah di halaman rumahnya.
Di dalam persembunyiannya , Boy memperhatikan bahwa pintu pagar rumah kini sudah tertutup rapat. Dan sepertinya Tony dan Adi sudah tidak terlihat lagi.
Boy segera mengirimkan pesan kepada Dylan dan Dedy bahwa dirinya dan Anggy kini sudah bersiap untuk keluar dari pintu pagar.
Sementara Dylan dan Dedy yang sedari tadi menunggu dan di gigit nyamuk merasa agak cemas karena belum mendapatkan kabar dari Boy.
Namun sebelum mereka putus asa, tiba-tiba Dylan merasakan ponsel di sakunya bergetar yang menandakan bahwa ada sebuah pesan masuk.
Dylan dengan segera merogoh sakunya lalu membaca pesan dari Boy.
Setelah itu ,Dylan dan Dedy segera bergerak untuk menjalankan tugasnya.
Tak lama kemudian , terlihat Dylan dan Dedy telah tiba di depan pintu pagar rumah Anggi
dengan mengendarai sepeda motor.
Kedua petugas yang berada di dalam pos keamanan terlihat berjalan menghampiri pintu pagar yang masih tertutup.
Dengan nada keras , salah satu petugas bertanya
" Siapa kalian ? Ada keperluan apa kalian di sini ? " ujar sang petugas sambil memegangi
sebuah senjata di pinggangnya.
" Kami sedang mencari teman yang tadi berlari
di sekitar jalan ini " Jawab Dedy dengan wajah
cemas.
" Jadi orang yang di pukuli tadi adalah teman kalian ? " tanya petugas yang satunya lagi
" Iya pak " jawab Dylan
Terlihat ke dua petugas tersebut menjelaskan kronologi kejadian yang telah mereka tangani
sebelumnya dari dalam tanpa membuka pintu pagar.
Dylan dan Dedy terus berusaha mencari cara agar kedua petugas keamanan ini mau membuka pintu pagar dan keluar membantu mencari , tetap tidak berhasil.
Boy yang mengetahui bahwa Dylan dan Dedy gagal menjalankan misi, Membuat bertindak sendiri untuk mengatasi ke dua petugas tersebut.
Boy memberi isyarat kepada Anggi agar tetap
bersembunyi sebelum dia berhasil mengatasi ke dua petugas tersebut.
Sesosok bayangan tiba-tiba berkelebat dengan cepat di belakang kedua petugas tersebut kemudian menhilang tanpa bisa terlihat dengan mata telanjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
mothur
ok
2021-12-27
0
Oyiib Pw
zmngt 💪
2021-11-30
1
~RuMURU~
nuce
2021-11-14
1