Tama Dan Ratna

Tama Dan Ratna

1. Tama dan Masa lalunya

Pratama Aji Saputra adalah anak tunggal dari pasangan Suseno Prabowo dan istrinya Diana Larasati. Sejak kecil dia sudah menjadi kebanggaan untuk kedua orang tuanya. Prestasinya sejak sekolah sangat banyak. Mulai dari akademik hingga non akademik. Dulu Tama bercita-cita untuk menjadi seorang dokter seperti Papa, tapi setelah satu peristiwa kelam dalam hidupnya dia berubah total. Dari si ceria, penuh tawa, dan mudah bergaul menjadi Tama yang dingin, cuek, dan bodo amat.

Begitu lulus dari SMA, dia memutuskan untuk masuk ke angkatan. Dia ingin menjadi anggota kepolisian dan tekadnya sudah bulat. Beruntung Sindy kekasihnya mendukung Tama untuk maju dan memberanikan diri mengatakan keinginannya pada Mama Dia, ibunya.

Tanpa diduga, Tama berhasil mendapatkan restu dengan mudah. Dia berangkat untuk menjalani pendidikannya sebagai seorang taruna dengan mengantongi restu Bunda dan dukungan dari Sindy. Buat Tama memiliki gadis sebaik dan sesabar Sindy adalah sebuah anugerah. Ketika dia mulai berubah hampir semua teman-temannya meninggalkan dirinya, sedangkan Sindy alih-alih pergi menjauh gadis itu justru merangkulnya erat dan tidak membiarkan Tama terjun lebih dalam lagi.

4 tahun pendidikan ditempuhnya dengan lancar tanpa kendala. Hari ini Tama dan ratusan temannya yang lain akan diwisuda. Tama sempat ditempatkan di Magelang selama tahun-tahun awalnya kemudian baru dia bisa pindah ke Jogja. Kota kelahiran Papa, kota kecil yang begitu istimewa. Tempat di mana Tama menghabiskan masa kecilnya dulu.

Minggu ini Tama akhirnya mendapatkan cuti. Dia tidak menyia-nyiakan waktu, dia langsung memesan tiket untuk pulang ke Jakarta dan dan berniat menemui Sindy kekasihnya. Dia bertemu dengan Sindy di tempat biasa mereka menghabiskan waktu dulu, namun entah bagaimana gadis itu menolak uluran tangan Tama. Padahal Tama berencana untuk melamarnya hari itu. Sesayang itu Tama pada sosok Sindyana teman sekelasnya ini, namun ternyata Sindy datang tidak dengan perasaan yang sama seperti 7 tahun lalu ketika keduanya berjanji di bawah pohon trembesi yang menjadi ikon sekolah mereka.

"Maaf Tam, aku nggak bisa," katanya begitu saja.

"Kenapa?"

"Nggak bisa ya nggak bisa, kamu ngerti nggak sih?"

"Karena apa? Karena aku akan jauh dari kamu? Selama ini 7 tahun kita jauh juga bisa berjalan kok, aku janji aku akan setia sama kamu," kata Tama.

"Maaf, kita udah cukup sampai di sini."

Sindy pergi. Ketika Tama mengira hidupnya sudah mulai baik-baik saja, kekasih hatinya pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Dengan perasaan yang masih campur aduk tidak karuan, Tama memutuskan untuk langsung kembali ke Jogja. Tama memesan kereta malam itu juga padahal dia baru sampai pagi tadi. Dia berusaha menahan tangisannya, namun gagal juga pada akhirnya. Hingga dia sadar ketika keretanya sudah sempurna berhenti di peron stasiun Tugu. Tama berjalan gontai keluar dari kereta.

Baru dia melangkahkan kaki keluar dari kereta, seorang gadis menabrak tubuhnya begitu keras. Tama berani bertaruh pasti kepala gadis itu sakit ketika terantuk bahunya. Buktinya Tama melihat sekelebat memar kecil di dahi gadis ini.

"Eh maaf Mbak maaf, Mbak nggak papa?" tanya Tama sambil membantunya berdiri.

"Iya Mas nggak papa, maaf saya buru-buru. Permisi."

Gadis itu langsung bangkit berdiri tanpa menerima uluran tangan Tama. Begitu sempurna berdiri, gadis itu langsung berlari menuju pintu keluar. Netra Tama masih terpaku memandangi punggung sempitnya yang mulai menjauh. Dari sekian banyak orang gadis ini cukup mentereng karena memakai pakaian dengan warna cerah juga tas besar berwarna mint. Lebih dari itu, dia menemukan gantungan berbentuk Hamtaro di tasnya. Sejak pertemuan tidak terduga dengan gadis Hamtaro itu, Tama tidak lagi memikirkan Sindy. Malah malam harinya dia memimpikan gadis Hamtaro yang dahinya dia buat memar pagi tadi.

Beberapa bulan kemudian, ketika dia membantu penjagaan di konser sebuah universitas dia kembali bertemu dengan gadis Hamtaro itu. Masih dengan pakaian yang warna warni dan tas mint dengan gantungan Hamtaro itu. Dalam hati Tama berteriak senang. Sejak pertemuannya dengan gadis itu di stasiun Tama sering berandai-andai apakah dia akan dipertemukan kembali atau tidak dan ternyata Tuhan menjawabnya.

Tama mendapatkan kesempatan mendekatinya, dia melihat gadis itu kesulitan mengeluarkan motornya dari tempat parkir jadi Tama berinisiatif mendekatinya dan membantunya.

"Oh?"

"Mbak masih ingat sama saya?" tanya Tama.

"I... iya... kalau tidak salah Bapak yang saya tabrak waktu itu ya, maaf ya Pak, waktu itu saya tidak sengaja, maaf banget saya juga nggak minta maaf dengan baik waktu itu soalnya saya beneran keburu-buru," katanya.

"Tunggu-tunggu, dek jangan panggil Pak dong. Saya belum tua-tua amat. Mungkin hanya selisih beberapa tahun sama kamu kok," kata Tama.

"Eh iya Pak, eh... anu... Mas," kata gadis itu lagi.

Manis, senyumnya manis. Tapi Tama tidak bisa menahannya di sana lebih lama lagi. Dia akhirnya melepaskan gadis itu agar dia bisa pulang. Lagi pula hari memang sudah cukup malam. Konsernya sebentar lagi juga akan bubar.

Tama sudah tidak meminta banyak hal lagi, dia sudah cukup bersyukur bisa kembali bertemu dengan gadis manis itu. Lagi pula dia kan masih dalam kondisi patah hati jadi tidak mungkin juga dia akan mendekati gadis itu.

...***...

Hari itu Tama tidak mengira jika Sindy akan datang menemuinya. Gadis itu meminta maaf pada Tama karena sudah membuatnya marah ketika itu, namun Tama sudah tidak ingin memberikan kesempatan kedua. Rasanya terlalu besar kesalahan gadis itu padanya. Bagi Tama mengambil keputusan untuk melamar Sindy adalah suatu hal yang besar, namun Sindy menanggapinya dengan tidak serius.

"Kamu bilang kita sudah cukup, kan. Yasudah. Tidak ada lagi kesempatan kedua Sin, aku serius ketika itu dan responmu malah begitu, sekarang aku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi sama kamu. Aku yakin kamu kenal aku dengan baik, jadi kamu pasti tahu kalau aku tidak akan memberikan kesempatan kedua pada sebuah kesalahan besar. Lagi pula kita sudah tidak satu visi misi, kita nggak bisa memaksakan hubungan ini tetap berlanjut."

Tama sudah selesai. Dia sudah cukup yakin jika Sindy bukanlah yang terbaik untuknya. Tama akhirnya memilih pergi. Sebelum dia pulang Tama lebih dulu membeli makan. Berhubung dia sedang stres, sepertinya nasi langgi dekat kontrakan dia akan menjadi makan malam yang sempurna. Dia ke sana dengan berjalan kaki, dan sesampainya di sana dia langsung mengantre tanpa pikir panjang.

Ayolah, kenapa ketika Tama sedang emosi ada saja yang membuatnya semakin emosi. Dia melihat seorang gadis berhoodie putih menyerobot antrean entah karena tidak melihatnya atau karena sengaja menyerobot.

"Mbak, antre dong."

Gadis di depannya itu langsung membalik badan dan berniat menyemprot Tama dengan segala sumpah serapah namun gagal dilakukan. Tama kembali bertemu dengan gadis itu untuk ketiga kalinya tanpa kesengajaan. Malam itu dia beranikan diri bertanya siapa namanya dan pada akhirnya dia mendapatkan nama. Adiratna Widiyatna. Mahasiswa kedokteran semester 6 yang sedang menyiapkan diri untuk tugas akhirnya. Tama juga memberanikan diri meminta nomornya malam itu.

Dalam hati Tama sebenarnya tidak mengharapkan banyak hal. Apalagi setelah dia tahu jika Ratna adalah seorang calon dokter. Jika dengan Sindy yang pekerjaannya fleksibel saja dia tidak bisa, lalu bagaimana dia akan berakhir jika dengan Ratna yang sama-sama terikat. Lagi pula Tama tidak tahu apakah gadis itu sudah memilih tambatan hati atau belum. Mereka hanya tidak sengaja bertemu selama beberapa kali.

Setelah pertemuannya yang ketiga, Tama mendapatkan apa yang dia inginkan. Nomor telepon Ratna, dia bahkan sudah saling mengikuti akun sosial media masing-masing namun Tama tidak memiliki keberanian untuk menghubungi gadis itu lebih dulu. Dia hanya mampu membuka akun twitter Ratna dan melihat-lihat tweetnya yang terkadang berisi fotonya dengan sahabat, atau kata-kata bijak yang dia kutip dari buku-buku yang dibacanya.

"Ahh..., gadis ini menyukai novel," batin Tama ketika sedang asyik menyelami akun media sosial Ratna.

Berhari-hari dia hanya mampu memandangi akun Ratna, juga kontak line-nya tanpa mampu mengajaknya mengobrol hingga sore itu selepas shift Tama yang baru selesai mandi meraih handphonenya dan tanpa sadar langsung mengirim pesan singkat pada Ratna. Demi apa Tama bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa semudah itu mengajak Ratna pergi ke Gunung Kidul berdua.

"Gila Tama gila, anak gadis orang Tam, lo juga belum kenal lama udah lo aja pergi berdua aja. Otak lo kemana Tama," kata Tama bermonolog.

Ketika Tama sedang mengutuk kenekatan dirinya, gadis itu membalas pesannya dan mengiyakan. Bahkan Ratna langsung menyebut dia ingin ke mana. Asli Tama tidak pernah mengira jika gadis ini akan se-open ini dengannya yang belum dia kenal. Apakah dia gadis yang tidak baik atau hanya karena tidak enak menolak ajakan dia sendiri tidak paham, tapi ya sudahlah mumpung sudah terlanjur gas saja.

Noted:

Hii pembaca sekalian, kembali lagi denganku disini...

ini karya keduaku guys, mohon bantuannya untuk like ya, drop komen juga dong soalnya aku suka diajak ngobrol sama pembacaku 🙏

Sementara aku upload 1 minggu sekali ya, nanti kalau rame baru deh uploadnya bisa 3 hari sekali atau bahkan setiap hari...

makanya jangan lupa like dan vote-nya ya ❤️🤗

hope you like it guys 😍😍😍

...*Ji*...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bagus Tama,Kamu harus Tegas mgadepin cewek kek Cindy,Vewek kek gini biasanya nekat dan gak bakalan putus asa,

2024-03-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh cepat banget move on nya..👏👏👍👍👍

2024-03-21

0

Ratna Sukmadewi

Ratna Sukmadewi

nama nya kenapa sama sih 😁😅

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tama dan Masa lalunya
2 2. Ratna dan Masa Depannya
3 3. Calon Suami
4 4. Pernikahan
5 5. Rumah Baru
6 6. Tugas Pertama
7 7. Back to Work
8 8. Tempat Baru
9 9. Curhat
10 10. Kunjungan Bapak Ibu
11 11. Betah
12 12. Stres
13 13. Pertanyaan Mama
14 14. Satyalencana
15 15. Pamer
16 16. Melepaskan
17 17. Bencana
18 18. Berita Besar
19 19. BonBon
20 20. Berkah
21 21. Sandera
22 22. Kehilangan
23 23. Rapuh
24 24. Selingkuhan Tama
25 25. Teguran
26 26. Undangan
27 27. Keluarga Besar Ratna
28 28. Pantai
29 29. Tamu tak Diundang
30 30. Marah
31 31. Liburan ke Jakarta
32 32. Berlebihan
33 33. Keinginan
34 34. Mantan
35 35. Suami Hebat
36 36. LDR
37 37. Mereda
38 38. Teman lama
39 39. Hari pertama
40 40. Teman baru
41 41. Impas
42 42. Nama Itu
43 43. Kabar Dari Jauh
44 44. Melayat
45 45. Sakit
46 46. Perseteruan Semakin Panas
47 47. Masih marah
48 48. Pembalasan
49 49. Mempersiapkan Sesuatu
50 50. Kenyataannya
51 51. Emosi
52 52. Kehadiran Kembali
53 53. Kegagalan
54 54. Berontak
55 55. Menyerah
56 56. Persiapan Pindah
57 57. Proses Pindah
58 58. Berpamitan
59 59. Bersiap Untuk Pergi
60 60. Good Bye
61 61. Pengalaman Pertama
62 62. Mohon Izin
63 63. Kenangan Kencan Pertama
64 64. Main Ke Rumah Bapak
65 65. Suasana Baru
66 66. Bertemu Kembali Dengan Masa Lalu
67 67. Terjebak
68 68. Merawat Bapak
69 69. Tugas Istri Abdi Negara
70 70. Dituntut Pasien
71 71. Hasil Check Up
72 72. Hukuman
73 73. Morning Sickness
74 74. Dua Residen Baru
75 75. Cewek Gatel
76 76. Istri Yang Cemburu
77 77. Ikut Merasakan
78 78. Double Date Dadakan
79 79. Ketahuan
80 80. Ngidam
81 81. Nama Si Kecil
82 82. Lupa
83 83. Jago Tembak
84 84. Berat
85 85. Selamat Datang Aksara
86 86. Memohon Maaf
87 87. Hilang Raguku, Sayang
88 88. Nama Itu Disebut Lagi
89 89. Lubang di Hati
90 90. Kedatangan Sindy
91 91. Sadar Akan Kesalahan
92 92. Selapanan
93 93. Ngambek
94 94. Pengabdian Bhayangkariku
95 95. Keputusan Ratna
96 96. Bertengkar Lagi
97 97. Pengalaman Baru Tama
98 98. Hari Pertama Kerja
99 99. Piknik
100 100. Kembali Bertugas
101 101. Merindukanmu
102 102. Ucapan Terima Kasih
103 103. Ayah Pulang
104 104. Keseharian Ratna
105 105. Perubahan Istriku
106 106. Ke Rumah Nenek
107 107. Memberi Kesempatan
108 108. Mulai Berjalan
109 109. Kelelahan
110 110. Terjebak Masa Lalu
111 111. Kembali ke Gegana
112 112. Orang Aneh
113 113. Ulang Tahun Tama
114 114. Kekacauan
115 115. Tuduhan Tidak Benar
116 116. Abdi Negara Yang Setia
117 117. Maafkan Mama
118 118. Penculikan
119 119. Pergi Dengan Tenang
120 120. Kisah Tama dan Ratna
121 121. Ini Bukanlah Akhir
122 Epilog 1
123 Epilog 2
124 New Project
125 Short Story 1. Persiapan Puasa
126 Short Story 2. Ayah yang Sibuk
127 Short Story 3. Karena Tugas
128 Short Story 4. Rencana Mudik
129 Short Story 5. Malam Takbir
130 Short Story 6. Mudik
131 Short Story 7. Berkumpul
132 Sequel???
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Tama dan Masa lalunya
2
2. Ratna dan Masa Depannya
3
3. Calon Suami
4
4. Pernikahan
5
5. Rumah Baru
6
6. Tugas Pertama
7
7. Back to Work
8
8. Tempat Baru
9
9. Curhat
10
10. Kunjungan Bapak Ibu
11
11. Betah
12
12. Stres
13
13. Pertanyaan Mama
14
14. Satyalencana
15
15. Pamer
16
16. Melepaskan
17
17. Bencana
18
18. Berita Besar
19
19. BonBon
20
20. Berkah
21
21. Sandera
22
22. Kehilangan
23
23. Rapuh
24
24. Selingkuhan Tama
25
25. Teguran
26
26. Undangan
27
27. Keluarga Besar Ratna
28
28. Pantai
29
29. Tamu tak Diundang
30
30. Marah
31
31. Liburan ke Jakarta
32
32. Berlebihan
33
33. Keinginan
34
34. Mantan
35
35. Suami Hebat
36
36. LDR
37
37. Mereda
38
38. Teman lama
39
39. Hari pertama
40
40. Teman baru
41
41. Impas
42
42. Nama Itu
43
43. Kabar Dari Jauh
44
44. Melayat
45
45. Sakit
46
46. Perseteruan Semakin Panas
47
47. Masih marah
48
48. Pembalasan
49
49. Mempersiapkan Sesuatu
50
50. Kenyataannya
51
51. Emosi
52
52. Kehadiran Kembali
53
53. Kegagalan
54
54. Berontak
55
55. Menyerah
56
56. Persiapan Pindah
57
57. Proses Pindah
58
58. Berpamitan
59
59. Bersiap Untuk Pergi
60
60. Good Bye
61
61. Pengalaman Pertama
62
62. Mohon Izin
63
63. Kenangan Kencan Pertama
64
64. Main Ke Rumah Bapak
65
65. Suasana Baru
66
66. Bertemu Kembali Dengan Masa Lalu
67
67. Terjebak
68
68. Merawat Bapak
69
69. Tugas Istri Abdi Negara
70
70. Dituntut Pasien
71
71. Hasil Check Up
72
72. Hukuman
73
73. Morning Sickness
74
74. Dua Residen Baru
75
75. Cewek Gatel
76
76. Istri Yang Cemburu
77
77. Ikut Merasakan
78
78. Double Date Dadakan
79
79. Ketahuan
80
80. Ngidam
81
81. Nama Si Kecil
82
82. Lupa
83
83. Jago Tembak
84
84. Berat
85
85. Selamat Datang Aksara
86
86. Memohon Maaf
87
87. Hilang Raguku, Sayang
88
88. Nama Itu Disebut Lagi
89
89. Lubang di Hati
90
90. Kedatangan Sindy
91
91. Sadar Akan Kesalahan
92
92. Selapanan
93
93. Ngambek
94
94. Pengabdian Bhayangkariku
95
95. Keputusan Ratna
96
96. Bertengkar Lagi
97
97. Pengalaman Baru Tama
98
98. Hari Pertama Kerja
99
99. Piknik
100
100. Kembali Bertugas
101
101. Merindukanmu
102
102. Ucapan Terima Kasih
103
103. Ayah Pulang
104
104. Keseharian Ratna
105
105. Perubahan Istriku
106
106. Ke Rumah Nenek
107
107. Memberi Kesempatan
108
108. Mulai Berjalan
109
109. Kelelahan
110
110. Terjebak Masa Lalu
111
111. Kembali ke Gegana
112
112. Orang Aneh
113
113. Ulang Tahun Tama
114
114. Kekacauan
115
115. Tuduhan Tidak Benar
116
116. Abdi Negara Yang Setia
117
117. Maafkan Mama
118
118. Penculikan
119
119. Pergi Dengan Tenang
120
120. Kisah Tama dan Ratna
121
121. Ini Bukanlah Akhir
122
Epilog 1
123
Epilog 2
124
New Project
125
Short Story 1. Persiapan Puasa
126
Short Story 2. Ayah yang Sibuk
127
Short Story 3. Karena Tugas
128
Short Story 4. Rencana Mudik
129
Short Story 5. Malam Takbir
130
Short Story 6. Mudik
131
Short Story 7. Berkumpul
132
Sequel???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!