2. Ratna dan Masa Depannya

Ratna sudah cukup lelah menghadapi tugas yang seabrek, OSCE di depan mata dan Vino si posesif. Setengah hatinya menyesal sebenarnya mengapa dia memilih untuk mengiyakan ajakan Vino untuk pacaran. Vino adalah seorang dari fakultas Ekonomi dan Bisnis, berbeda fakultas tapi bisa bertemu dengan Ratna karena keduanya mengikuti satu UKM yang sama. Keduanya berkenalan ketika menghadiri latihan perdana UKM tenis ketika maba dulu. Setelah menjalani PDKT sekitar 1 tahun mereka akhirnya pacaran.

Ratna sebenarnya bahagia, Vino ini baik, pengertian, dan selalu mendukung mimpinya sebagai seorang calon dokter. Bahkan ketika Ratna kena bully teman-temannya Vino selalu ada untuk menjadi tamengnya. Dia yang selalu berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya Ratna.

Sayangnya kisah cinta Ratna dan Vino tidak semanis madu, Vino lambat laun memperlihatkan wujud aslinya. Vino mulai menuntut, dia juga mulai melarang Ratna melakukan ini itu dengan alasan dia tidak ingin Ratna terluka padahal Ratna tidak suka di kekang. Dia benci disetir apalagi oleh orang yang menurut dia bukan siapa-siapa. Bahkan orang tuanya saja tidak pernah berusaha mengekang dirinya atau bahkan melarang ini itu, tapi Vino berani makanya Ratna mulai jengah juga.

Siang tadi Ratna dan Vino kembali bertengkar, dan Ratna yang sudah kelewat muak akhirnya memutuskan Vino begitu saja. Jelas Ratna marah, bukan hanya berusaha mengatur hidupnya Vino bahkan secara gamblang bermain dengan gadis lain di belakangnya. Ratna kira Vino sudah tidak memiliki apapun lagi untuk dijelaskan. Ratna sudah terlanjur kecewa dan memilih mengakhiri hubungan toxic itu. Ratna harus kembali pada jalan lurusnya, dia harus mengejar mimpinya apapun yang terjadi.

Sekuat apapun tekadnya, kenangan selama tahun-tahunnya dengan Vino tidak begitu saja hilang tersapu angin. Mau sekeras apapun Ratna menangis, dia malah semakin merasakan sakit hati. Bahkan di luar sana hujan seakan memberikan kesempatan untuknya menangisi semua masa lalunya yang bodoh.

Baru Ratna tenang, handphonenya berdering. Masuk satu pesan dari nomor yang terkesan asing. Dia membacanya, tapi dia tidak mengenali nomor siapa itu. Dia bahkan harus melihat profilnya dan mengingatnya dengan keras baru dia ingat jika orang yang mengajaknya pergi ini adalah pak Polisi yang pernah ditabraknya di stasiun semester lalu, yang kemudian bertemu lagi di konser kampus dan sempat hampir berdebat dengannya karena perkara antrean.

Ratna yang sedang merasa terpuruk langsung mengiyakan ajakannya. Bodo amat dia dianggap gadis murahan, dia benar-benar butuh healing dan tidak mungkin dia mengajak Dipta atau Theo karena mereka pasti sibuk dengan kekasih masing-masing jika weekend tiba.

Hari ini Tama benar-benar menjemputnya, laki-laki itu datang dengan CBR warna hitamnya mendekati Ratna yang menunggu di dekat Tugu Jogja. Ratna benci motor bentuk begini, tapi tidak enak juga kan kalau dia menolak kesannya seperti tidak sopan saja.

"Kenapa? Kalau dek Ratna tidak nyaman dengan motor saya kita pakai motor dek Ratna saja bagaimana?" tawar laki-laki itu membuat Ratna kaget apakah dia bisa membaca pikirannya atau bagaimana.

"Nggak kok, nggak papa," kata Ratna yang mulai memakai helmnya dan naik ke atas boncengan.

Ratna tahu motor CBR pasti berat dan tidak nyaman jika dipakai berjalan pelan begini, jadi Ratna memberanikan diri untuk bicara para Tama, "Kalau Pak Tama mau ngebut nggak papa kok," kata Ratna sedikit berteriak agar Tama bisa mendengar dari balik helm full face nya.

"Nggak mau, nanti dek Ratna makin ngerasa nggak nyaman. Lagian jangan panggil saja Pak, umur saja baru 24, katanya lagi."

Setelah percakapan ringan itu mereka kembali saling diam hingga sampai di tempat yang mereka tuju. Baru Ratna turun dari motor, belum sampai dia melihat bibir pantai tapi suasananya sudah seperti meminta dia untuk menangis. Tama dan Ratna pergi ke Pantai Ngrumput, tempat Ratna dan Vino biasanya menghabiskan waktu ketika weekend.

Tama belum banyak bertanya, dia hanya mengamati Ratna yang memilih diam berdiri di tepi pantai lalu tiba-tiba dia menarik sesuatu dari jari manisnya dan membuangnya begitu saja jauh ke tengah pantai.

"Eh... eh..., kok dibuang?" tanya Tama.

"Nggak papa, bukan barang berharga kok. Belinya cuma 20 ribuan di 0 km Malioboro," kata Ratna dengan cuek.

Ratna kemudian duduk agak menjauh dari bibir pantai berjejer dengan Tama yang sepertinya ikut tenggelam dalam diam. Ratna berusaha keras tidak menangis, dia hanya mampu meraung di dalam batinnya tanpa dia tahu jika sebenarnya Tama juga tengah merasakan hal yang tidak berbeda jauh darinya saat ini.

"Dek...," tanya Tama setelah lama saling diam.

"Iya?"

"Kok kamu mau saya aja pergi berdua gini, memangnya Dek Ratna nggak takut saya apa-apakan?" tanya Tama.

"Memangnya Bapak...," kata-kata Ratna terpotong begitu saja karena tatapan dingin Tama.

"Maksud saya Mas Tama. Memangnya Mas mau apakan saya sampai saya harus takut?"

"Kita belum saling kenal padahal."

"Sudah kok, kan kita sudah kenalan. Nyatanya bisa ngajak main berarti kita sudah saling kenal, kan? Saya ini bukan gadis yang kolot kok, santai saja. Asal tujuannya jelas saya sih ayo ayo saja. Tapi nanti sebelum sore kita sudah harus turun ya Pak, eh Mas," jawab Ratna membuat Tama sedikit lebih lega.

"Boleh saya tanya sesuatu?" tanya Tama lagi.

"Boleh," angguk Ratna.

"Dek Ratna apa sudah punya pacar?"

"Punya...," kata Ratna membuat Tama kembali diam.

"Kemarin sore saya punya, kalau sekarang sudah tidak," katanya lagi sukses mengembalikan senyuman Tama.

"Sama, saya juga nggak punya pacar," kata Tama yang sekarang sudah lebih berani.

"Bapak lagi deketin saya ya?"

"Kok bapak lagi sih?"

"Pertanyaan saya jawab dulu, Bapak lagi berusaha deketin saya atau bagaimana?" tanya Ratna tidak menggubris omongan Tama barusan.

"Iya, kalau dek Ratna mau. Kalau tidak ya tidak akan saya dekati," katanya.

"Tapi saya calon dokter lo Pak, saya punya mimpi yang jalannya masih panjang banget buat saya raih. Sedangkan Bapak polisi kan pasti sering pindah-pindah tugas. Andai memang benar saya dan bapak jadian apa iya bisa bertahan?"

"Belum tahu, saya kan baru mau PDKT. Tapi kalau dek Ratna sudah yakin ya saya insyaallah sanggup. Saya bukan tipikal laki-laki yang harus 24 jam per 7 hari ketemu pasangan terus menerus kok," kata Tama.

"Yasudah PDKT dulu saja ya, Pak, saya mau kok," kata Ratna.

"Hahaha..., tapi jangan panggil saya Pak dong, nggak enak banget saya berasa pedofil deketin anak SMA," kata Tama sambil tertawa.

"Tapi saya nyamannya manggil gitu, maaf Pak saya belum mau ubah panggilan. Takut jadi nggak sopan," kata Ratna diangguki Tama.

Hari itu mereka berdua puas berkeliling. Mendekati sore Ratna dan Tama memutuskan untuk pulang, tapi nyatanya mereka tidak langsung pulang. Tama malah mengajak Ratna ke Alkid dan makan malam bersama di sana baru dia antar gadis itu pulang.

Padahal baru kemarin Ratna menangis begitu keras karena putus dari Vino, tapi hari ini dia sudah sanggup tertawa begitu lebar karena kehadiran satu orang baru dalam hidupnya.  Namanya Pratama Aji Saputra, seorang anggota kepolisian. Bekerja di satuan Brimob DIY sebagai salah seorang danton.

Ratna tidak pernah tahu ke mana takdir akan menuntunnya, baru kemarin dia dipisahkan dengan seseorang, sekarang dengan caranya semesta mengantarnya untuk bertemu dengan sesosok laki-laki hebat seperti Pratama Aji. Dia tidak ingin berharap apapun, dari awal pekerjaan dan dunia keduanya sudah sangat bertolak belakang. Dia yang tengah mengejar impiannya dan Ratna yang mengejar cita-citanya.

Ratna menjanjikan pada laki-laki itu bahwa dia akan menjawab ketika hari di mana dia akan diwisuda. Sejak pertemuan keempat, Ratna dan Tama tidak pernah lagi putus hubungan. Entah Tama yang lebih dulu mengabarinya, atau Ratna yang lebih memilih untuk curhat dengan Tama dibandingkan dengan Dipta dan Theo.

Bayang-bayang Vino sebenarnya belum hilang. Laki-laki itu masih sering mendatanginya dan berusaha mendekatinya lagi. Tapi Ratna tidak mau, di dalam hatinya sudah tidak lagi ada Alvino Pamungkas. Sekarang yang hanya Pratama Aji Saputra.

Di hari Ratna menjanjikan jawaban pada Tama, laki-laki itu datang. Masih mengenakan seragam polisi lengkap karena setelah ini dia harus segera berangkat ke pos. Dia hanya mampir sebentar, menyapa kedua orang tua Ratna dan juga menemui Ratna untuk meminta jawaban.

"Pak, saya mau kasih jawaban boleh?" tanya Ratna.

"Sebelum kamu kasih jawaban saya mau perbarui dulu pertanyaan saya."

"Perbarui gimana?"

"Dek Ratna, mumpung ada orang tuamu nih. Saya mau tanya, dek Ratna mau nggak nikah sama saya?"

"Huh?!"

"Mas sik sik sik. Kok tiba-tiba ngajak nikah toh, kemarin janjinya mau ngajak pacaran dulu, piye sih Mas?" cerocos Ratna.

"Bentar dulu, maksud saya nggak yang kita nikah sekarang, kan kamu bilang kamu harus selesaikan koas dulu, internship dulu, katanya jalanmu masih panjang. Saya tuh cuma mau bilang kalau saya serius sama kamu dek, nggak mau main-main," kata Tama.

"Ya tapi ngomongnya nggak nyablak gitu toh Mas, bikin jantungan tau nggak."

"Kalo kamu nggak jantungan gimana kamu mau hidup, katanya dokter gitu aja nggak tahu," kata Tama berhadiah pukulan dari Ratna.

"Mbak, sini jelasin sama ibu. Kok ini tiba-tiba ada laki-laki deketin kamu pake seragam polisi gini ngajakin kamu nikah. Kok kamu nggak pernah cerita sama ibu kalo kamu punya pacar?" tanya Ibu Ratna yang syok juga karena kalimat Tama.

"Ini orang memang agak edan Bu, udah nggak usah diladenin," kata Ratna.

"Halah edan lah kamu juga tetep suka to nduk. Pacarmu toh? Keren gini kok, polisi juga. Bapak kasih restu."

"BAPAK?!"

Setelah kejadian mengejutkan itu, akhirnya Tama dan Ratna memutuskan untuk pacaran dulu sambil menunggu masa koas Ratna selesai. Ratna bersyukur bisa kenal dengan Tama. Selama mereka pacaran, tidak ada yang berubah dari Tama, justru laki-laki ini memperlihatkan sisi terbaiknya dari hari ke hari. Terkadang dia akan memberikan space untuk Ratna yang ingin sendiri, tapi kadang juga dia bisa memeluk Ratna begitu erat untuk memberinya semangat.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

MAKANYA BUKA MATA DONG RAT,DUNIA GAK SELEBAR DAUN KELOR,JADI JADI KODOK DI BAWAH TEMPURUNG,TAUNYA CUMAN VINO DOANG,SEDANGKAN VINO MALAH SELINGKUH DI BELAKANG KAMU..

2024-03-21

0

Sugianto

Sugianto

masih ikut nimbrung...

2021-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tama dan Masa lalunya
2 2. Ratna dan Masa Depannya
3 3. Calon Suami
4 4. Pernikahan
5 5. Rumah Baru
6 6. Tugas Pertama
7 7. Back to Work
8 8. Tempat Baru
9 9. Curhat
10 10. Kunjungan Bapak Ibu
11 11. Betah
12 12. Stres
13 13. Pertanyaan Mama
14 14. Satyalencana
15 15. Pamer
16 16. Melepaskan
17 17. Bencana
18 18. Berita Besar
19 19. BonBon
20 20. Berkah
21 21. Sandera
22 22. Kehilangan
23 23. Rapuh
24 24. Selingkuhan Tama
25 25. Teguran
26 26. Undangan
27 27. Keluarga Besar Ratna
28 28. Pantai
29 29. Tamu tak Diundang
30 30. Marah
31 31. Liburan ke Jakarta
32 32. Berlebihan
33 33. Keinginan
34 34. Mantan
35 35. Suami Hebat
36 36. LDR
37 37. Mereda
38 38. Teman lama
39 39. Hari pertama
40 40. Teman baru
41 41. Impas
42 42. Nama Itu
43 43. Kabar Dari Jauh
44 44. Melayat
45 45. Sakit
46 46. Perseteruan Semakin Panas
47 47. Masih marah
48 48. Pembalasan
49 49. Mempersiapkan Sesuatu
50 50. Kenyataannya
51 51. Emosi
52 52. Kehadiran Kembali
53 53. Kegagalan
54 54. Berontak
55 55. Menyerah
56 56. Persiapan Pindah
57 57. Proses Pindah
58 58. Berpamitan
59 59. Bersiap Untuk Pergi
60 60. Good Bye
61 61. Pengalaman Pertama
62 62. Mohon Izin
63 63. Kenangan Kencan Pertama
64 64. Main Ke Rumah Bapak
65 65. Suasana Baru
66 66. Bertemu Kembali Dengan Masa Lalu
67 67. Terjebak
68 68. Merawat Bapak
69 69. Tugas Istri Abdi Negara
70 70. Dituntut Pasien
71 71. Hasil Check Up
72 72. Hukuman
73 73. Morning Sickness
74 74. Dua Residen Baru
75 75. Cewek Gatel
76 76. Istri Yang Cemburu
77 77. Ikut Merasakan
78 78. Double Date Dadakan
79 79. Ketahuan
80 80. Ngidam
81 81. Nama Si Kecil
82 82. Lupa
83 83. Jago Tembak
84 84. Berat
85 85. Selamat Datang Aksara
86 86. Memohon Maaf
87 87. Hilang Raguku, Sayang
88 88. Nama Itu Disebut Lagi
89 89. Lubang di Hati
90 90. Kedatangan Sindy
91 91. Sadar Akan Kesalahan
92 92. Selapanan
93 93. Ngambek
94 94. Pengabdian Bhayangkariku
95 95. Keputusan Ratna
96 96. Bertengkar Lagi
97 97. Pengalaman Baru Tama
98 98. Hari Pertama Kerja
99 99. Piknik
100 100. Kembali Bertugas
101 101. Merindukanmu
102 102. Ucapan Terima Kasih
103 103. Ayah Pulang
104 104. Keseharian Ratna
105 105. Perubahan Istriku
106 106. Ke Rumah Nenek
107 107. Memberi Kesempatan
108 108. Mulai Berjalan
109 109. Kelelahan
110 110. Terjebak Masa Lalu
111 111. Kembali ke Gegana
112 112. Orang Aneh
113 113. Ulang Tahun Tama
114 114. Kekacauan
115 115. Tuduhan Tidak Benar
116 116. Abdi Negara Yang Setia
117 117. Maafkan Mama
118 118. Penculikan
119 119. Pergi Dengan Tenang
120 120. Kisah Tama dan Ratna
121 121. Ini Bukanlah Akhir
122 Epilog 1
123 Epilog 2
124 New Project
125 Short Story 1. Persiapan Puasa
126 Short Story 2. Ayah yang Sibuk
127 Short Story 3. Karena Tugas
128 Short Story 4. Rencana Mudik
129 Short Story 5. Malam Takbir
130 Short Story 6. Mudik
131 Short Story 7. Berkumpul
132 Sequel???
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Tama dan Masa lalunya
2
2. Ratna dan Masa Depannya
3
3. Calon Suami
4
4. Pernikahan
5
5. Rumah Baru
6
6. Tugas Pertama
7
7. Back to Work
8
8. Tempat Baru
9
9. Curhat
10
10. Kunjungan Bapak Ibu
11
11. Betah
12
12. Stres
13
13. Pertanyaan Mama
14
14. Satyalencana
15
15. Pamer
16
16. Melepaskan
17
17. Bencana
18
18. Berita Besar
19
19. BonBon
20
20. Berkah
21
21. Sandera
22
22. Kehilangan
23
23. Rapuh
24
24. Selingkuhan Tama
25
25. Teguran
26
26. Undangan
27
27. Keluarga Besar Ratna
28
28. Pantai
29
29. Tamu tak Diundang
30
30. Marah
31
31. Liburan ke Jakarta
32
32. Berlebihan
33
33. Keinginan
34
34. Mantan
35
35. Suami Hebat
36
36. LDR
37
37. Mereda
38
38. Teman lama
39
39. Hari pertama
40
40. Teman baru
41
41. Impas
42
42. Nama Itu
43
43. Kabar Dari Jauh
44
44. Melayat
45
45. Sakit
46
46. Perseteruan Semakin Panas
47
47. Masih marah
48
48. Pembalasan
49
49. Mempersiapkan Sesuatu
50
50. Kenyataannya
51
51. Emosi
52
52. Kehadiran Kembali
53
53. Kegagalan
54
54. Berontak
55
55. Menyerah
56
56. Persiapan Pindah
57
57. Proses Pindah
58
58. Berpamitan
59
59. Bersiap Untuk Pergi
60
60. Good Bye
61
61. Pengalaman Pertama
62
62. Mohon Izin
63
63. Kenangan Kencan Pertama
64
64. Main Ke Rumah Bapak
65
65. Suasana Baru
66
66. Bertemu Kembali Dengan Masa Lalu
67
67. Terjebak
68
68. Merawat Bapak
69
69. Tugas Istri Abdi Negara
70
70. Dituntut Pasien
71
71. Hasil Check Up
72
72. Hukuman
73
73. Morning Sickness
74
74. Dua Residen Baru
75
75. Cewek Gatel
76
76. Istri Yang Cemburu
77
77. Ikut Merasakan
78
78. Double Date Dadakan
79
79. Ketahuan
80
80. Ngidam
81
81. Nama Si Kecil
82
82. Lupa
83
83. Jago Tembak
84
84. Berat
85
85. Selamat Datang Aksara
86
86. Memohon Maaf
87
87. Hilang Raguku, Sayang
88
88. Nama Itu Disebut Lagi
89
89. Lubang di Hati
90
90. Kedatangan Sindy
91
91. Sadar Akan Kesalahan
92
92. Selapanan
93
93. Ngambek
94
94. Pengabdian Bhayangkariku
95
95. Keputusan Ratna
96
96. Bertengkar Lagi
97
97. Pengalaman Baru Tama
98
98. Hari Pertama Kerja
99
99. Piknik
100
100. Kembali Bertugas
101
101. Merindukanmu
102
102. Ucapan Terima Kasih
103
103. Ayah Pulang
104
104. Keseharian Ratna
105
105. Perubahan Istriku
106
106. Ke Rumah Nenek
107
107. Memberi Kesempatan
108
108. Mulai Berjalan
109
109. Kelelahan
110
110. Terjebak Masa Lalu
111
111. Kembali ke Gegana
112
112. Orang Aneh
113
113. Ulang Tahun Tama
114
114. Kekacauan
115
115. Tuduhan Tidak Benar
116
116. Abdi Negara Yang Setia
117
117. Maafkan Mama
118
118. Penculikan
119
119. Pergi Dengan Tenang
120
120. Kisah Tama dan Ratna
121
121. Ini Bukanlah Akhir
122
Epilog 1
123
Epilog 2
124
New Project
125
Short Story 1. Persiapan Puasa
126
Short Story 2. Ayah yang Sibuk
127
Short Story 3. Karena Tugas
128
Short Story 4. Rencana Mudik
129
Short Story 5. Malam Takbir
130
Short Story 6. Mudik
131
Short Story 7. Berkumpul
132
Sequel???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!