Ghost Love Story
Athena membanting pintu sekretariat OSIS sekuat tenaga, gadis itu sangat jengkel setelah mengetahui namanya dicoret dari daftar pengurus OSIS yang baru.
Huuh..., nggak bisa hadir saat pemilihan, jadi nggak ke pilih deh, padahal gua yang harusnya jadi ketua,
Oh.. ya ampun, ya ampun.. dasar licik.. licik..licik, batin Athena.
Athena tereliminasi dari posisinya sebagai wakil ketua OSIS. Padahal gadis itu berharap naik jabatan menjadi ketua OSIS pada pemilihan pengurus OSIS tahun ini. Namun karena sakit, gadis itu tidak hadir pada saat pemilihan. Membuat dia tersingkir, jangankan menjadi ketua, gadis itu bahkan tak mendapat posisi apapun saat ini.
"Iiih.. sebel, sebel, sebel, Aaaaaaaaaaaaa!" jerit Athena sambil mengepal tangannya.
"Hey!"
Tuk
"Aduh," jerit Athena memegang kepalanya.
Mistar kayu mampir dikepalanya, gadis itu menoleh mencari asal usul benda lancang itu.
"Hah," Athena terperangah.
Dibelakangnya pak Ibnu melotot sambil menepuk-nepuk mistar kayu ke telapak tangannya.
"Ngapain kamu jerit-jerit di sini, berisik tahu," ucap pak Ibnu.
"Hu uh, bapak ini, saya ini lagi stress pak. Orang lagi stress itu harus dibantu menghilangkan bebannya," jawab Athena.
"Trus apa hubungan stress sama pekik setanmu itu," tanya pak Ibnu.
"Itu jeritan pak bukan pekik, jeritan itu untuk meluapkan kekesalan, saya harus meluapkan kekesalan saya dengan menjerit," ucap Athena lagi.
"Kalau gitu sana lakukan di tempat sepi, di gunung atau di kuburan sana, biar nggak ada orang," jawab pak Ibnu lagi.
"Ih.., pak Ibnu ini, orang stressnya sekarang masa mesti naik gunung dulu, apalagi ke kuburan nggak mau ah serem," protes Athena.
"Ya terserah kamu yang penting jangan di sini, berisik," ucap pak Ibnu lagi.
"Trus di mana dong?" tanya Athena.
Pak Ibnu mikir.
"Tuh rooftop, jerit sana sampai puas," ucap pak Ibnu asal tunjuk.
Athena langsung melangkah dengan kesal ke arah gedung sekolah yang paling tinggi itu. Melangkah sambil mengoceh-ngoceh nggak jelas.
"Cerewet amat sih pak Ibnu itu, padahal cuma mau jerit sebentar doang nggak boleh. Huuu.., malah pergi jauh-jauh ke sini, ntar gua mintain ongkos juga nih," oceh Athena.
Berjalan tergesa-gesa menaiki tangga, sesampainya di atas gadis itu masih mengomel-ngomel, melangkah tidak hati-hati dan sembarangan hingga...,
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!" jerit Athena.
Kakinya tersangkut tali, gadis itu terjatuh, kepalanya membentur dinding, Athena pingsan.
"Wah jeritannya emang kuat, bisa kedengaran sampai ke sini," ucap pak Ibnu sambil menggelengkan kepala.
Athena pingsan di rooftop sekolah, namun tak ada seorang pun yang tau, hingga senja menjelang malam gadis itu baru terbangun. Athena membuka matanya.
"Hai," sapa Athena pada cowok yang sedang memandangnya.
Cowok itu celingak-celinguk, melihat ke kanan dan ke kiri. Athena heran dengan tingkah cowok itu.
"Disapa malah celingak-celinguk, ganteng-ganteng konslet," ucap Athena sambil berusaha untuk duduk.
"Kamu bicara sama saya?" ucap cowok itu.
"Ya iyalah, siapa lagi," ucap Athena agak kesal.
"Kamu bisa liat saya?" tanya cowok itu lagi.
"Mata gua belum buta," ucap gadis itu kesal.
"Kamu beneran bisa liat saya?" tanya cowok itu lagi.
"Ya ampun, iyaaaaa," jerit Athena beneran kesal.
Cowok itu justru tertawa. Athena heran, lalu melihat kakinya, penasaran mencari penyebab dia tersandung.
"Tas siapa ini? narok sembarangan, saya jadi jatuhkan, aduuuh, sakiiiit," ucap Athena sambil memegang jidatnya.
"Ini tas kamu kan? tanggung jawab, kamu udah bikin saya cedera," ucap Athena.
Cowok itu masih tertawa.
"ih.., gua yang kejedot dia yang geger otak," ucap Athena lagi.
Cowok itu makin tertawa.
Ganteng juga, perasaan, gue nggak pernah liat nih cowok, batin Athena.
"Axel Cullen," ucap Athena membaca name tag cowok ganteng itu.
"Adeknya Edward Cullen?" tanya Athena menyebut nama tokoh film Twilight Saga.
"Kamu vampire juga?" tanya Athena lagi.
"Ghost," jawabnya.
Athena hanya memonyongkan mulutnya mendengar ucapan laki-laki itu.
Nggak keren banget, yang keren jaman sekarang ini cowok vampire, batin Athena.
"Nih tas kamu, lain kali jangan tarok sembarangan lagi ya, membahayakan nyawa orang lain tahu," ucap Athena mengambil tas itu untuk diserahkan pada Axel.
Tapi di saat Athena ingin menyerahkan tas itu, Axel justru tidak terlihat. Gantian Athena yang celingak-celinguk, Axel sudah tidak ada lagi didepannya.
"Kemana dia, cepet banget ngilangnya?" tanya Athena heran.
Athena berdiri sambil menenteng tas laki-laki itu.
"Axel, Axeeeel, hallow.., Axel, Axel, Axel. Kok nggak ada sih, ih mana gelap lagi, gimana nih manusia apa jin sih, main ngilang gitu aja," ucap Athena.
Athena ingin segera pergi dari tempat itu, lalu memandang tas yang dipegangnya, menaruhnya di pinggir, lalu berpikir mengambilnya lagi, menaruh lagi, mengambil lagi, menaruh lagi, mengambil lagi, berulang kali seperti gerakan senam.
Akhirnya gadis itu memutuskan membawa tas laki-laki itu pulang daripada tiba-tiba dia jadi pesenam.
Athena menuruni tangga, di ujung tangga terlihat pintu teralis. Athena mendorong pintu teralis itu, tapi tidak bergerak sedikitpun, lalu memperhatikan gembok yang tergantung di sana.
"Dikunciiii..., haaa, kok dikunci sih, saya kan belum keluar, Hua..ha..ha.., pak.., tolong buka gemboknya, pak..., pak," teriak Athena berulang kali, ketakutan beneran.
Cukup lama gadis itu menangis, barulah teringat olehnya untuk menelpon mamanya, menceritakan situasinya.
"Ma, jangan matiin hp-nya ya, Athena takut," ucap gadis itu memohon.
Terdengar suara mama Athena mengiyakan. Orang tua Athena segera datang ke sekolah menjemput anak gadis satu-satunya itu. Setelah meminta tolong pada penjaga sekolah barulah Athena bisa keluar. Gadis itu langsung memeluk mamanya.
"Kok bisa terkurung di situ sih, ngapain kamu di situ?" tanya mamanya.
"Mama pikir kamu ke rumah Kimmy, kamu kan suka gitu, main pergi-pergi aja nggak bilang-bilang," ucap mamanya menyalahkan Athena.
"Maaf ya buk, tadi saya dengar teriakannya, tapi saya cuekin aja, saya pikir hantu," ucap penjaga sekolah.
"Ih bapak ini nyantai amat ngomong gitu, serem pak, mana sekolahnya udah kosong lagi," ucap Athena.
Pak penjaga sekolah mengangguk.
"Tapi memang bener kok neng di sini ada hantu," ucap pak penjaga.
"Ih udah sih pak, orang lagi ketakutan malah cerita serem," lanjut Athena.
Setelah berterima kasih pada penjaga sekolah akhirnya mereka pulang. Sesampainya di rumah, Athena diceramahi papanya, bagaimanapun juga mereka tentu mengkhawatirkan anak mereka... nggak mungkin mengkhawatirkan anak orang lain.
"Kamu itu anak gadis, jangan sembarangan pergi kemana-mana, tuh buktinya sekarang jadi terkurung, kan?" ucap papa Athena.
Gadis itu menangis tersedu-sedu, udah takut terkurung sendirian, dimarahin lagi. Athena masih merasakan trauma di sekolah sendirian hingga malam. Mama Athena menghibur anak gadisnya, berjanji akan membelikan hadiah untuknya.
Tangisnya langsung berhenti, Athena minta dibelikan ponsel keluaran terbaru. Orang tuanya langsung geleng-geleng kepala.
"Kamu ini trauma, apa mau nipu, masa trauma langsung hilang kalau dibelikan ponsel baru," ucap mama Athena tak mau dikadali anaknya.
"Trauma beneran ma, Athena nggak bakalan berani lagi ke sana," jawab Athena.
"Ya, emang kamu nggak ada urusan ke sana," jawab mama Athena.
Gadis itu langsung memonyongkan mulutnya, melihat tingkah gadis itu, mama Athena langsung meremas mulut anaknya.
"Tolong KDRT, KDRT!!" sambil memegang tangan mamanya sementara papanya cuma tertawa lalu berlalu dari kamar anaknya.
"Sudah, kamu mandi dulu sana abis itu makan malam," ucap mama Athena.
Gadis itu mengangguk, tersenyum lalu melambaikan tangan seolah-olah mengusir mamanya keluar kamar. Mama Athena keluar sambil tersenyum menggelengkan kepala.
Athena segera ke kamar mandi, menyalakan shower dan kran sekaligus, mengisi bathtub nya agar bisa segera merasakan kenyamanan berendam dengan air hangat.
"Siapa ya Axel itu? Anak kelas berapa ya? Kenapa dia ada di situ? Apa mau menjerit juga?" Athena tertawa sendiri membayangkan laki-laki tampan itu.
"Axel atau Evan ya, Axel ganteng tapi agak konslet, Evan ganteng dan jago basket, hm..., hm.., Evan aja ah lebih komplit," pikir gadis itu sambil tertawa sendiri.
Setelah puas berendam akhirnya Athena berhasil keluar dari kamar, mamanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Mama dan papa udah makan duluan, nungguin kamu kami bisa kena gizi buruk," ucap mamanya kemudian berlalu menuju ruang tengah menonton televisi bersama suaminya.
Athena cuma tersenyum lalu memandang menu makan malam hari ini. Sederetan makanan kesukaannya terhidang di sana, orang tua Athena memang memanjakan putri mereka satu per satu, eh.., satu-satunya.
Cuma sayang belum ada cowok yang mau memanjakan Athena. Hingga kelas XII ini, belum ada yang apel kerumahnya, jangankan apel jeruk pun tak ada.
Papanya selalu meledek.
"Mama kamu itu cantik dan kamu itu lebih cantik tapi kenapa sampai sekarang masih belum laku," ucap papanya mengejek sekaligus membanggakan putrinya, hasil perpaduan kedua orang tuanya menghasilkan produk yang lebih baik.
"Pa, di mana-mana mobil mahal, lakunya emang lama, cuma satu-satu, stock-nya juga dikit, kalau berminat harus pesan dulu," balas Athena sambil menyantap makanannya.
Mereka tertawa, kalau sudah main balas-balasan bisa sampai begadang, besok nya pada minta kerokan. Mama Athena yang direpotkan.
Karena itu Athena segera disuruh tidur, setelah melalui hari yang menegangkan mama Athena ingin anaknya segera beristirahat.
Athena memejamkan matanya tapi tetap tak bisa tidur, membayangkan kejadian tadi.
"Hiiii..., sendirian di situ, gua kok berani ya malam-malam di situ. Apa karena tadi ada Axel di situ? huu.., anak itu keterlaluan pergi nggak bilang-bilang," ucap Athena bicara sendiri.
"Tapi..., dia pergi lewat mana ya? Kan teralisnya di gembok, trus lewat mana perginya? Haaa.., berarti masih di situ ngumpet di sisi lain gedung itu," ucap Athena sambil mondar-mandir.
"Jadi parasite, makan tidur di rooftop itu, awas kalau ketemu, bisa abis lu sama gua, gua emmut dikit-dikit," ucap Athena lalu tersenyum sendiri.
Athena kembali mencoba untuk tidur, cuma sebentar terpejam lalu matanya melek lagi. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk duduk. Menatap tas laki-laki itu di atas meja belajar. Athena memutuskan untuk duduk di meja belajar.
Membuka tas laki-laki misterius itu, memeriksa apa yang ada didalamnya. Athena melihat beberapa buku catatan lalu mengambilnya satu kemudian membuka halaman demi halaman buku itu.
"Wah tulisannya keren, catatannya rapi. Nilai latihannya seratus semua. Waah.., hebat, pintar berarti," ucap Athena mengagumi catatan yang dilihatnya.
"Kelas X IPA 1, Oow, masih kelas X, anak kecil rupanya," pikir Athena lagi.
Besok aku cari ke kelasnya aja buat balikin tas ini, batin Athena akhirnya selesai memeriksa isi tas laki-laki itu.
Athena akhirnya bisa tertidur.
"Hai," ucap Axel.
Saat Athena baru saja membuka matanya, gadis itu langsung kaget saat mendapati Axel sedang menatapnya, deket lagi hanya satu jengkal. Gadis itu langsung menepuk kedua pipinya meyakinkan kalau sekarang tidak bermimpi.
Axel mundur lalu bersandar di pintu, menatapnya sambil tersenyum.
Athena langsung duduk di ranjang
"Kamu kok bisa ada di sini," tanya gadis itu setelah yakin tidak bermimpi dan yakin kalau sekarang masih berada di dalam kamarnya.
"Ikut kamu," ucap Axel santai.
"Ikut? Kapan ikutnya? Perasaan kemarin nggak ada siapa-siapa? Kamu masuk ke bagasi mobil ya?" tebak Athena.
Axel menggeleng.
"Trus kapan kamu masuk kesini?" tanya Athena langsung memeriksa jendela kamarnya.
Terkunci? batin Athena.
"Sejak semalam," jawab Axel.
"No way, nggak mungkin? Masa nggak keliatan? Kamu nyumput di mana?" tanya Athena lagi.
"Nggak nyumput, kamu aja yang nggak liat," ucap Axel.
"Kok bisa? Kamu bohong ah," ucap Athena tak percaya.
"Aku juga heran, dari semalam aku di sini, kenapa baru sekarang kamu bisa liat?" ucap Axel.
"Kamu ini siapa sebenarnya?" tanya Athena mulai merasa aneh.
"Ghost," jawab Axel.
"Nggak mungkin, kalau hantu-hantu ganteng kayak kamu, genre horor nggak ada, yang ada jadi romantis semua," ucap Athena.
Axel tertawa.
"Sekarang silahkan keluar saya mau mandi," ucap Athena.
"Kenapa harus keluar, semalam kamu mandi saya nggak di suruh keluar," ucap Axel.
"A.., apa? Kamu beneran ada di sini?" tanya Athena.
Axel mengangguk.
"Trus kamu liat aku?" tanya Athena lagi, kali ini berharap Axel menggeleng.
Tapi tidak, laki-laki itu masih mengangguk.
"Serius?"
Mengangguk lagi.
"Haaa.. kenapa ngangguk lagi, kamu ini punya ilmu menghilang ya?" tanya Athena.
"Itu bukan ilmu, emang kodrat nya hantu nggak bisa dilihat, makanya saya heran kenapa kamu bisa lihat saya?" tanya Axel.
Athena bengong tak bisa menjawab juga.
"Cuma kamu, manusia yang bisa lihat saya, biasanya saya yang lihat manusia," lanjut Axel.
"Kamu suka ngintip manusia ya?" tanya Athena pelan.
"Bukan ngintip, tapi lihat," ucap Axel memperbaiki.
"Kamu suka lihat orang mandi?" tanya Athena lagi berharap mendapat jawaban yang menyenangkan hati.
"Nggak suka, cuma kadang lihat dan itu adalah hal yang biasa bagi hantu, lagian salah mereka sendiri buka baju nggak baca do'a dulu," jelas Axel.
"Ada do'anya?" tanya Athena semangat, ada harapan untuk lolos dari penglihatan Axel.
Axel mengangguk lalu menjawab basmalah.
"Jika diucapkan, manusia seperti tertutup tabir, tahu apa itu tabir? Tirai, dinding penutup. Kalau nggak percaya coba aja," ucap Axel.
"Benar? Nggak bohong? Saya coba nih?" ucap Athena sambil mengucap basmalah.
"Axel, kamu masih bisa liat saya?" tanya Athena sambil tersenyum mendekatkan wajahnya pada Axel.
"Emangnya kamu lagi buka baju?" tanya Axel.
"Jadi ngetesnya harus buka baju juga?" tanya Athena yang dibalas anggukan oleh Axel.
"NGGAK MAU !!! kali aja modus, gimana aku tau kalau kamu nggak bisa liat? Bisa-bisa kamu bohong pura-pura nggak liat padahal menikmati," ujar Athena.
"Kenapa sih kamu selalu bilang aku bohong? Aku bukan pembohong," ucap Axel.
"Kalau gitu, aku bener-bener rugi, kamu udah lihat aku," teriak Athena.
"Kamu juga mau lihat aku?" ucap Axel sambil melepas dasi baju seragamnya.
"STOP !!! nggak, nggak mau, sekarang kamu keluar aja, aku nggak mau lihat kamu lagi," ucap Athena frustrasi.
Athena membuka pintu kamarnya, artinya gadis itu ingin mengusir Axel. Tapi saat berbalik Athena tak melihat Axel lagi. Athena heran mencari kesana kemari, di balik tirai atau di samping lemari. Namun Axel tak terlihat sama sekali.
Athena menepuk pipinya berkali-kali.
"Aku udah gila, gara-gara kejedot," ucap Athena sambil menangis.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
HENI Ariyanti
kocak si
2023-03-24
0
Sulestari Tari
mampir ngintip ah...
karna lucu😍slm kenal thor
2022-07-15
1
Neno
mau juga kejedot klo yg d lihat good looking 🤭🤭🤭
2022-07-12
1