BAB 2 ~ Teman Imajiner ~

Athena meyakinkan dirinya kalau apa yang dilihatnya cuma khayalan saja. Karena kejadian traumatis yang dialaminya. Terkurung sendirian disekolah hingga menjelang malam, akhirnya membuat imajinasinya menciptakan seorang teman khayalan.

Enak banget, punya teman imajiner seorang cowok ganteng, batin Athena senyum-senyum sendiri.

Mungkin karena ketakutan sendiri membuat gadis itu menciptakan teman khayalan untuk menemani, memilih nama Axel karena melihat nama di buku itu, berwajah ganteng tubuh atletis memang khayalan semua gadis remaja.

Hmmm... normal dan masuk akal, batin Athena.

Tapi bukannya ketemu Axel dulu, baru baca nama di buku?

Kenapa bisa kebalik?

Hmm... mungkin tadinya sudah sempat sadar, melihat buku itu lalu pingsan lagi...hmm.. mungkin saja..

Tapi apa iya udah setua ini masih bisa muncul teman imajiner? bukan nya itu cuma bisa terjadi di masa anak-anak? batin Athena lagi.

Gadis itu ingin membuka laptop ingin mencari tau artikel tentang teman imajiner, tapi teringat kalau sekarang waktunya mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Gadis itu berjalan ke kamar mandi dengan mengendap-endap seolah-olah takut ketahuan Axel.

Seperti seorang agen rahasia yang masuk ke sarang musuh berjalan pelan, menempel di dinding melihat ke kanan dan ke kiri, mengendap-endap, mengendus-endus, ups.. emangnya doggy.

Setelah yakin tidak melihat Axel, gadis itu segera masuk ke kamar mandi. Segera ingin melepas pakaiannya.

Tunggu dulu, katanya biar nggak bisa liat, aku harus baca do'a dulu, batin Athena.

Gadis itu membaca di dalam hatinya, meski masih bingung dan tidak begitu percaya dengan ucapannya tapi Athena memilih untuk mempercayai ucapan laki-laki itu, karena emang nggak ada pilihan lain.

Berarti gua emang percaya kalau Axel itu beneran ada? batin Athena.

"Huaa.. ha..ha.. binguuung sebenarnya beneran ada apa nggak sih? apa gua bener-bener gila?" jerit Athena di kamar mandi.

Gadis itu menepuk-nepuk pipinya berulang kali.

"Sadar..., sadar..., sadar..., masih muda udah gila..., hua..., ha.., nggak mau gila" ucap Athena sambil terus menangis.

Terdengar gedoran pintu kamar Athena, gadis itu langsung melongok dari kamar mandi. Kembali terdengar suara mamanya memanggil nama gadis itu.

"Kamu kenapa sih? kok jerit-jerit gitu?" ucap mama Athena.

"Nggak ma.., Athena lagi nyanyi di kamar mandi" jerit Athena.

"Nyanyi apa? nyanyi kok kayak gitu, cepatlah mandinya nanti kamu keburu telat" ujar mama Athena.

"YA Maaa.., " jerit Athena.

Segera Athena mempercepat ritual mandinya, gara-gara memikirkan Axel gadis itu jadi terburu-buru mandi tanpa menikmatinya sama sekali.

Saat duduk di meja makan, tangan mama Athena langsung menempel di jidat Athena. Diam sesaat lalu melepaskannya kembali, Athena pasrah saja.

"Kamu nggak sakit kan? mama takut kamu kesurupan hantu sekolah itu?" tanya mama Athena.

"Haaa..., mama jangan gitu sih, Athena jadi takut" ucap Athena dengan ekspresi yang super takut, wajahnya jadi aneh, lebih jelek dari hantu.

Kalau hantu liat pasti langsung mendaftar jadi Miss perhantuan karena merasa lebih cantik. Papa Athena langsung tertawa melihat anaknya yang benar-benar mempercayai ucapan mama Athena.

"Takut apa? kalau kamu mewek gitu, wajahmu lebih jelek dari pada hantu, hantu aja takut liat kamu" ucap mamanya lagi.

Papa Athena tertawa lagi. Athena makin jadi tangisnya.

"Udah-udah jangan nangis lagi, nanti wajahmu jelek permanen, nggak bisa balik lagi" lanjut papa Athena.

"Kok papa malah nambahin siiiih" jerit Athena.

Dasar ortu nggak pengertian, orang lagi takut beneran malah diketawain, jerit batin Athena.

Setelah acara sarapan selesai Athena buru-buru ke kamarnya mengambil tas yang berisi buku-buku Axel. Athena bertekad ingin mengembalikan tas itu. Athena ingin mencari orang yang bernama Axel Cullen di kelas X IPA 1 itu, mengembalikan tas nya lalu melupakannya. Kecuali kalau orangnya bener-bener ganteng.

Athena mencium pipi papanya saat mau turun dari mobil, papa Athena tersenyum sambil mengucek rambut anak gadisnya.

"Nanti pulang mau papa jemput atau nggak?" tanya papa Athena.

Athena menggelengkan kepalanya, papa Athena langsung pamit berangkat ke kantornya.

Gadis itu berjalan menelusuri jalan menuju sekolahnya. Athena memang sengaja tidak turun di depan gerbang sekolah. Gadis itu tidak terbiasa memamerkan kekayaan orang tuanya. Diantar dengan mobil berharga milyaran itu mungkin akan membuat cowok-cowok ngiler mendekatinya.

Athena tidak mau orang berteman dengannya karena harta, hidupnya sama sekali tidak berorientasi pada harta. Harta cuma penunjang, bukan untuk mendongkrak status.

Papa Athena juga seperti itu, meski menjadi CEO diperusahaannya hingga kini tak ingin menggunakan sopir. Papa Athena merasa lebih leluasa kemana-mana sendiri, kalau pake sopir berarti harus menggaji, hi..hi..hi.. pelit banget.

Nggak lah keluarga itu memang keluarga yang kaya namun sederhana. Mama Athena lebih parah lagi, menggunakan angkutan umum, berbelanja di pasar tradisional. Kalau sudah menawar, alotnya minta ampun. Athena suka dibikin pusing atau lebih tepatnya malu dengan tingkah mamanya.

Tapi nggak juga, semua pedagang sayur langganan mama Athena sudah paham dengan sifat nyonya kaya itu. Saat Athena bertanya kenapa begitu gencar menawar jawabnya..,

"Kepuasan batin"

Athena menepuk jidat, gimana enggak, untuk menurunkan harga seribu perak aja, mama Athena bertahan sampai kaki Athena pegel, hingga menemukan kesepakatan harga, kadang gadis itu jongkok dulu, baca koran dulu, ngebakso dulu, bahkan tidur dulu.

Udah gitu.. kalau udah berhasil anaknya langsung ditinggal, hi..hi..hi...

"Pelit, dasar mama ini pelit. Udah nyari yang diskonan obralan lagi" jerit Athena.

Mama Athena hanya tertawa mendengar protes anaknya. Pelit? seperti sudah ditulis di atas, para pedagang sudah paham dengan sifat nyonya kaya itu, meski alot dalam menawar tapi mereka tidak mencap nyonya itu sebagai seseorang yang pelit. Setelah berhasil menurunkan harga seribu, wanita kaya itu justru tidak menerima kembalian.

"Kalau gitu nggak usah ditawar" jerit Athena frustrasi.

Mama Athena tertawa.

Kembali ke laptop, bukan.. kembali ke Athena, hari ini gadis itu berniat mengembalikan tas ransel milik anak kelas X IPA 1 itu. Athena mengira-ngira seperti apa orangnya, kalau dilihat dari tulisannya yang keren dan rapi, kayaknya seperti seorang kutu buku.

Athena langsung membayangkan tampilan kutu buku, kaca mata itu pasti, celana cingkrang, rambut klimis model jadul.

"Bodo amatlah, yang penting tas ini harus gua balikin, gara-gara tas ini gua berhalusinasi ketemu cowok ganteng huh.. sebel" ucap Athena bicara sendiri.

Setelah menemukan kelas yang dicari Athena justru makin sebel.

"Nggak ada kaaaak, di sini nggak ada murid yang namanya Axel coolant" ucap junior cewek itu.

"CULLEN !!! coolant... coolant emang merk minuman" sahut Athena.

"Ya gitu lah... nggak ada yang namanya itu, yakin seribu persen" ucap junior itu.

Athena termangu jelas-jelas di buku itu tertulis

Nama : Axel Cullen

kelas : X IPA 1

Gadis-gadis junior berebut ingin membuktikan, mereka terkagum-kagum melihat tulisan yang rapi dan keren itu.

"Mungkin sekolahnya bukan di sini kali kak" ucap salah seorang adik kelas itu.

"Iya kali ya.. boleh pinjem catatannya nggak kak ?" tanya gadis itu cengengesan.

Athena langsung meraih buku itu dan pergi.

"Huu.. PELIT" teriak anak-anak junior itu.

"BIARIN !!!" teriak Athena membalas.

Baru kali ini dia bangga di bilang pelit, Athena baru bisa merasakan sensasinya dipanggil pelit. Pantesan mamanya bertahan dengan gelar kehormatannya itu.

Athena berjalan pelan kembali ke kelasnya, sambil berpikir kemungkinan yang diucapkan anak-anak tadi. Kalau pemilik buku bukan berasal dari sekolah ini.

Tapi kenapa bisa ada di rooftop? batin Athena.

Duk !!..

Seorang cowok menyenggol bahu Athena, membuat buku-buku yang masih dipegangnya jatuh berhamburan. Yang menyenggol cuma cengengesan sambil terus berlari. Athena jongkok memunguti buku-buku milik Axel. Seseorang membantunya memunguti, lalu menyerahkannya pada Athena.

Evan? jerit hati Athena.

Gadis itu terdiam mematung, baru kali ini menatap wajah ganteng laki-laki itu dari dekat. Matanya, hidungnya, bibirnya.

"Maafin temen saya ya?" ucap laki-laki itu.

Athena cuma bengong, tak membalas ucapan kapten tim basket sekolah itu. Evan kembali tersenyum menyaksikan ekspresi Athena. Hal seperti itu sudah biasa dihadapinya, cewek-cewek akan langsung termangu saat memandang senyum manisnya.

Akhirnya Evan memutuskan untuk melanjutkan kegiatannya, meninggalkan Athena yang masih kehilangan ruh nya, kabur meninggalkan tubuh gadis yang sekarang terlihat seperti idiot itu.

Setelah laki-laki itu tak terlihat lagi barulah Athena tersadar. Langsung memukulkan buku itu ke keningnya.

Bodoh.. bodoh.. bodoh.. kenapa nggak membalas ucapannya? kenapa diam saja? bukannya kamu ingin lebih akrab dengannya? katakan sesuatu bodoh... bilang terima kasih.. gitu?

selamat pagi..

hai.. ,

kenalkan..,

kamu baik sekali..

Aku cinta padamu... aaahh..

Athena masih akan terus memukulkan buku itu ke keningnya, jika dia tidak mendengar suara tawa dari gadis-gadis junior kelas X IPA 1 itu.

Gadis itu melangkah dengan tergesa-gesa, mukanya merah menahan malu. Sesampai dikelasnya gadis itu menarik dan menghembuskan nafas berkali-kali, seperti sedang melakukan teknik pernafasan yoga. Namun, perasaan gadis itu masih belum tenang juga.

Gadis itu akhirnya kesal lalu menghentikan yoga-nya, percuma, perasaan nya masih kesal bercampur malu, mau melakukan yoga, yogi, yono, tetap saja tak bisa menghilangkan frustrasinya.

"Napa sih loe? kusut amat" sapa Kimmy.

Athena langsung melempar tas ransel Axel ke lantai lalu duduk di kursi sekolahnya, menelungkupkan wajahnya di meja.

"Tas siapa ini?" lanjut Kimmy tak peduli Athena yang terlihat frustrasi.

"Kim..., kalau aku masuk rumah sakit jiwa kamu temenin aku ya" ucap Athena mewek.

"Ogah" ucap Kimmy kontan.

"Huaa.. ha.. maksud gua bukan nemenin tapi lu tetep jadi temen gue yaaa?" pinta Athena.

"Napa si loe?" ulang Kimmy bertanya.

"Kalo gue gila, lu usaha obatin gue yaaa.., jangan dibiarin gila" lanjut Athena dengan ekspresi menyedihkan.

Kimmy ketawa cekikikan mendengar wasiat Athena. Sahabatnya itu memang manja, mungkin karena anak satu-satunya. Kalau ada masalah gadis itu akan langsung merengek aneh-aneh.

Pernah minta ditemani berenang di kolam anak-anak, nonton film yang nggak laku, beliin kembang tujuh rupa, makanan Itali tujuh rasa, nah.. kalau yang terakhir Kimmy setuju dan semangat memenuhi keinginan Athena.

Tapi kali ini lebih aneh lagi minta diobati kalau dia gila.

"Itu sih bukan tugas gua, konsul sama dokter syaraf sana" ucap Kimmy mengelak.

Athena kembali menelungkupkan wajahnya.

"Kejam.., teman satu-satunya, jelek, nggak berguna lagi" ucap Athena masih telungkup di meja.

Kimmy langsung mencekik tengkuk gadis itu, becanda maksudnya bukan beneran.. bisa ganti genre kalau beneran he...he..he..

"Aduh..., aduh.., berhenti..., dasar psikopat" teriak Athena.

Kimmy menjulurkan lidahnya.

Bel berbunyi, pelajar-pelajar mulai masuk ke kelas. Athena menjalani kegiatan belajar mengajarnya dengan pikiran yang melayang-layang. Banyak alasan yang menyebabkan gadis itu menolak konsentrasi pada pelajaran pagi ini. Axel yang ganteng, Evan yang tampan dan pelajaran yang membosankan.

Pelajaran Sejarah membuat gadis itu lebih memilih tidur daripada menghabiskan energinya bertahan membuka mata. Itu adalah pekerjaan sia-sia katanya. Hasilnya, saat pembagian raport nilai sejarah gadis itu membuat kedua orang tuanya menggelengkan kepala, gadis itu hanya menjawab..

"Masa lalu, biarlah berlalu" ucapnya sambil berlalu meninggalkan masa lalu.

Kedua orang tuanya menghembuskan nafas panjang.

"Pelajaran sejarah di bilang masa lalu, tapi benar juga sih mana ada sejarah itu masa depan" ucap mama Athena sendirian.

Athena melangkahkan kaki meninggalkan gerbang sekolah, gadis itu pulang menggunakan angkutan umum. Sambil melangkah pikirannya melayang, hm.. pikirannya melayang melulu... jangan-jangan emang nggak punya pikiran, tapi ngakunya melayang.

Nggak lah, kali ini emang pikirannya melayang. Too much happened.. hari-hari yang biasanya flat, sekarang tiba-tiba bergelombang membuat gadis itu merasa belum siap menghadapi kenyataan yang begitu pahit ini.. hu..hu..hu..

Sekarang, dia terpaksa menenteng dua tas. Satu, tasnya sendiri yang ketinggalan tadi malam. Dua, tas Axel yang ketinggalan entah sejak kapan.

Kayak orang gila, bawa tas sampai dua-dua?

kenapa sekarang pikirkan gua nyerempet-nyerempet ke gila melulu ya?

Abisnya nggak masuk akal sih ? bisa ketemu cowok itu, di rooftop sekali, dikamar sekali, satu nya pas malam, satunya pas pagi.

Athena berpikir serius, seriuus banget kayak lagi mikirin negara.

Kalau emang teman imajiner, berarti bisa muncul kapan gua mau dong?

Tapi kok Axel datang tidak diundang pulang tidak diantar?

Hiiii... beneran kayak hantu, tapi bisa apa dia? punya kekuatan apa dia?

Paling bisanya ngintip orang doang, huh.., rugi.., rugi.., rugi.., gua harus minta ganti rugi..,

Tapi tadi pagi dia mau lepasin baju.., biar impas katanya hii..., tetap aja gua yang rugi, rugi dua kali..

Sore menjelang senja Athena sampai dengan selamat di ranjang empuknya. Tanpa melepas seragamnya lebih dulu gadis itu langsung membuka tas ransel laki-laki itu. Duduk di ranjang sambil mengamati catatan demi catatan, tulisan demi tulisan, berharap bisa menemukan sesuatu.

Alamat sekolahnya atau apa saja yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan pemilik buku itu. Athena memperhatikan dengan teliti.

"Hai"

" Aaaaapppfff" Athena menjerit namun dengan cepat Axel membekap mulut Athena.

Laki-laki tampan itu menyilangkan jari telunjuknya di bibir sambil mengangguk. Athena akhirnya ikut mengangguk setuju kalau dia tidak akan menjerit lagi.

Axel melepaskan bekapannya, sambil duduk di hadapan Athena, begitu dekat cuma sejengkal. Axel tersenyum, Athena terpaku memandang senyum manis itu.

"Kamu suka terpaku memandang cowok ganteng yah" tanya Axel kepedean.

Athena menggelengkan kepala, buru-buru menyadarkan dirinya.

"Ngapain kamu duduk di sini, sana berdiri" teriak Athena saat menyadari laki-laki itu duduk di ranjang bersamanya.

"Berdiri sambil duduk boleh nggak?" tanya Axel.

"Haaaa.. " gadis itu frustrasi, teman imajinernya benar-benar menguji kesabaran.

Gadis itu melempar bantal, laki-laki itu patuh langsung berdiri tapi tetap di atas ranjang..hi..hi..hi..

"Huaa.., ha..,ha..," gadis itu menangis, Axel turun dari ranjang.

"Kenapa muncul sekarang?" tanya Athena.

"Kamu kangen sama aku ya? aku selalu didekatmu kok dari semalam hingga sekarang" ucap Axel sambil bersandar di meja belajar.

"Haaa.." ucap gadis itu heran lagi.

"Haaa.., haaa.., nggak ada kata-kata lain?" tanya Axel.

"Sebenarnya kamu siapa?" tanya Athena.

Axel menarik name tag.

"Bukan itu, siapa kamu? anak siapa? sekolah di mana? ngapain nongol di sini? jawab itu dulu" jerit Athena.

"Nggak tau, aku nggak ingat apa-apa, nongol di sini karena ikut kamu, kan cuma kamu yang bisa liat aku" jawab Axel.

Athena mengernyitkan keningnya, menggigit bibirnya. Axel memandang bibir itu, mendekat, semakin dekat, hendak mendaratkan bibirnya mengecup bibir Athena. Sejenak gadis itu diam terpaku.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Neno

Neno

lebih jelek dari hantu😂😂😂
gimana donk

2022-07-12

1

pensi

pensi

haha .. ditambah lagi sama papahnya 🤣

2022-02-27

0

pensi

pensi

mamahnya ya ampun😑

2022-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2 BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3 BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4 BAB 4 ~ Kembalilah ~
5 BAB 5 ~ Mencari ~
6 BAB 6 ~ D E A L ~
7 BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8 BAB 8 ~ Tantangan ~
9 BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10 BAB 10 ~ Membuktikan ~
11 BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12 BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13 BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14 BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15 BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16 BAB 16 ~ Pengumuman ~
17 BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18 BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19 BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20 BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21 BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22 BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23 BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24 BAB 24 ~ Pendekatan ~
25 BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26 BAB 26 ~ Farewell Party ~
27 BAB 27 ~ Di Pesta ~
28 BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29 BAB 29 ~ Ancaman ~
30 BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31 BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32 BAB 32 ~ Rahasia ~
33 BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34 BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35 BAB 35 ~ Bertemu ~
36 BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37 BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38 BAB 38 ~ Mimpi ~
39 BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40 BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41 BAB 41 ~ Memutuskan ~
42 BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43 BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44 BAB 44 ~ Triple S-B ~
45 BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46 BAB 46 ~ Ke Panti ~
47 BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48 BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49 BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50 BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51 BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52 BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53 BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54 BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55 BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56 BAB 56 ~ Kebenaran ~
57 BAB 57 ~ Terkuak ~
58 BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59 BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60 BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61 BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62 BAB 62 ~ Pelarian ~
63 BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64 BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65 BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66 BAB 66 ~ Back to School ~
67 BAB 67 ~ Demi Athena ~
68 BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69 BAB 69 ~ Pengumuman ~
70 BAB 70 ~ Berpisah ~
71 BAB 71 ~ Ospek ~
72 BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73 BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74 BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75 BAB 75 ~ Liburan ~
76 BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77 BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78 BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79 BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80 BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81 BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82 BAB 82 ~ Bersaing ~
83 BAB 83 ~ Cemburu ~
84 BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85 BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86 BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87 BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88 BAB 88 ~ Salah Paham ~
89 BAB 89 ~ Menerima ~
90 BAB 90 ~ Diterima ~
91 BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92 BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93 BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94 BAB 94 ~ Bertunangan ~
95 BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96 BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97 BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98 BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99 BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100 BAB 100 ~ Jawaban ~
101 BAB 101 ~ Direstui ~
102 BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103 BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104 BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105 BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106 BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107 BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108 BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109 BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110 BAB 110 ~ Kembali ~
111 BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112 BAB 112 ~ Berganti ~
113 BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114 BAB 114 ~ Aku Athena ~
115 BAB 115 ~ Tawaran ~
116 BAB 116 ~ Permintaan ~
117 BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118 BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119 BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120 BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121 BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122 BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123 BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124 BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125 BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126 BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127 BAB 127 ~ Berteman ~
128 BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129 BAB 129 ~ Putus Asa ~
130 BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131 BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132 BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133 BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134 BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135 BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136 BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB Sisi Lain Axella
142 Bab 142
143 BAB 143
144 bab 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149 BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150 BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151 BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152 BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153 BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154 BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155 BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156 BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157 BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158 BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159 BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160 BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161 BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162 BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163 BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164 BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165 BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166 BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167 BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168 BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169 BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170 BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171 BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2
BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3
BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4
BAB 4 ~ Kembalilah ~
5
BAB 5 ~ Mencari ~
6
BAB 6 ~ D E A L ~
7
BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8
BAB 8 ~ Tantangan ~
9
BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10
BAB 10 ~ Membuktikan ~
11
BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12
BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13
BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14
BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15
BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16
BAB 16 ~ Pengumuman ~
17
BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18
BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19
BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20
BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21
BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22
BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23
BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24
BAB 24 ~ Pendekatan ~
25
BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26
BAB 26 ~ Farewell Party ~
27
BAB 27 ~ Di Pesta ~
28
BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29
BAB 29 ~ Ancaman ~
30
BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31
BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32
BAB 32 ~ Rahasia ~
33
BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34
BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35
BAB 35 ~ Bertemu ~
36
BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37
BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38
BAB 38 ~ Mimpi ~
39
BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40
BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41
BAB 41 ~ Memutuskan ~
42
BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43
BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44
BAB 44 ~ Triple S-B ~
45
BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46
BAB 46 ~ Ke Panti ~
47
BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48
BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49
BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50
BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51
BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52
BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53
BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54
BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55
BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56
BAB 56 ~ Kebenaran ~
57
BAB 57 ~ Terkuak ~
58
BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59
BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60
BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61
BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62
BAB 62 ~ Pelarian ~
63
BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64
BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65
BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66
BAB 66 ~ Back to School ~
67
BAB 67 ~ Demi Athena ~
68
BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69
BAB 69 ~ Pengumuman ~
70
BAB 70 ~ Berpisah ~
71
BAB 71 ~ Ospek ~
72
BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73
BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74
BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75
BAB 75 ~ Liburan ~
76
BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77
BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78
BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79
BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80
BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81
BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82
BAB 82 ~ Bersaing ~
83
BAB 83 ~ Cemburu ~
84
BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85
BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86
BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87
BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88
BAB 88 ~ Salah Paham ~
89
BAB 89 ~ Menerima ~
90
BAB 90 ~ Diterima ~
91
BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92
BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93
BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94
BAB 94 ~ Bertunangan ~
95
BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96
BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97
BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98
BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99
BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100
BAB 100 ~ Jawaban ~
101
BAB 101 ~ Direstui ~
102
BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103
BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104
BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105
BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106
BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107
BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108
BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109
BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110
BAB 110 ~ Kembali ~
111
BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112
BAB 112 ~ Berganti ~
113
BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114
BAB 114 ~ Aku Athena ~
115
BAB 115 ~ Tawaran ~
116
BAB 116 ~ Permintaan ~
117
BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118
BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119
BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120
BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121
BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122
BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123
BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124
BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125
BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126
BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127
BAB 127 ~ Berteman ~
128
BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129
BAB 129 ~ Putus Asa ~
130
BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131
BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132
BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133
BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134
BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135
BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136
BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB Sisi Lain Axella
142
Bab 142
143
BAB 143
144
bab 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149
BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150
BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151
BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152
BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153
BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154
BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155
BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156
BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157
BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158
BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159
BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160
BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161
BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162
BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163
BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164
BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165
BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166
BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167
BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168
BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169
BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170
BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171
BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!