BAB 4 ~ Kembalilah ~

Jangan marah lagi ya, jangan sedih lagi. Aku merasa tidak tenang setelah berkata seperti itu padamu. Aku akan terima hukuman darimu, apapun yang kamu inginkan akan aku lakukan. Itulah yang diucapkan Axel saat terakhir menemui Athena.

Namun Athena justru menginginkan Axel pergi dari hidupnya, dan tidak ingin Axel muncul lagi. Stress setiap kali melihat Axel tiba-tiba muncul dihadapannya.

Sudah dua hari Axel tidak muncul dihadapannya, entah memang sudah pergi atau hanya bersembunyi. Ketidak munculan Axel kadang membuat Athena merasa sepi. Setelah sekian hari menempel padanya sekarang tiba-tiba menghilang.

Mungkin sudah kembali ke rooftop, batin Athena sambil menatap rooftop sekolah itu.

Rasanya ingin melihat kesana tapi akhirnya Athena batalkan untuk bisa melihat Axel hanya bisa dilakukan diantara dua waktu, menjelang malam atau menjelang pagi. Mencarinya kesana sekarang sama sekali tidak ada artinya.

Setelah sampai dirumah gadis itu seakan-akan menanti kemunculan Axel. Namun tidak terjadi, Axel benar-benar memegang kata-katanya, apa yang Athena inginkan akan dilakukannya. Athena seperti termakan ucapannya sendiri.

Hari ini adalah hari ketiga, pergantian malam menjelang pagi ini juga tidak memunculkan Axel. Ada rasa menyesal dihati gadis itu, harusnya dia bersabar, harusnya tidak mengungkapkan kata-kata itu. Dan sekarang Axel benar-benar tidak muncul lagi di hadapannya.

Athena seperti seorang yang kehilangan gairah hidup. Hingga membuat mamanya melakukan sidang darurat untuk membahas perubahan yang terjadi pada Athena.

"Athena, mama serius, kamu harus jujur, apa terjadi sesuatu padamu ? tanya mama Athena.

Papa Athena langsung menatap serius pada anaknya itu. Athena cuma menggeleng.

"Nggak apa-apa nak, katakan saja terus terang. Jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, kamu harus beritahu mama atau papa agar kita dapat mencari jalan keluarnya. Kami akan selalu mendukungmu" ucap mamanya serius.

"Nggak terjadi apa-apa ma, sungguh. Mungkin karena kehilangan seorang teman, itu saja" jawab Athena.

"Oh apa kamu lagi musuhan sama Kimmy ?" tanya mamanya lagi.

"Nggak, bukan Kimmy ma tapi yang lain" ucap Athena.

"Oh ada yang lain, mama pikir temanmu cuma kimmy" ucap mama Athena.

Athena menggeleng.

"Kalau gitu tinggal minta maaf aja nak, nanti pasti baikan lagi" ucap mamanya lega.

"Nggak bisa ma, susah nyarinya nggak bakalan ketemu" jawab Athena.

"Kamu nggak tau dimana rumahnya ? nanti papa antar" tanya papa Athena.

Athena cuma menggeleng kedua orang tuanya langsung termenung. Tidak tau lagi bagaimana caranya mengembalikan keceriaan putrinya.

"Kita beli ponsel baru sekarang yuk" bujuk mama Athena

Athena kembali menggeleng, kalau sekali lagi menggeleng, Athena resmi jadi anak dugem..

Hari ini adalah hari ketiga meski rasanya masih hampa perasaan Athena sudah mulai terbiasa. Melangkah sendiri ke sekolah, tentu saja setelah diturunkan papanya diujung jalan besar.

Kembali Athena berjalan sendiri, namun tiba-tiba Athena melirik ke arah parit yang kotor yang hampir kering, disana gadis itu melihat seekor anak kucing yang terjebak tak bisa naik lagi.

Athena meletakkan tasnya dan langsung turun ke parit itu, mengambil anak kucing yang hanya bisa mengeong itu. Tentu saja hanya bisa mengeong, namanya juga anak kucing kalau bisa berkotek bisa-bisa disembelih orang dibikin ayam geprek.

Gadis itu meletakkannya dipinggir jalan lalu mengambil botol minumnya membasahi sapu tangannya dan memandikan anak kucing itu. Sekarang anak kucing itu telah bersih, ternyata warnanya putih. Athena merasa sayang untuk membuangnya, diam-diam membawanya ke sekolah.

Athena mampir di kantin lalu membeli makanan untuk si anak kucing. Memberinya makan lalu menitipkannya disitu. Athena kembali melanjutkan aktivitas sekolahnya.

Hari ini ada pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan atau disingkat dengan PJOK. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran favorit nya, bukan karena dia seorang atlit atau pintar dalam salah satu cabang olah raga.

Tapi saat mata pelajaran inilah dia bisa bersantai, memandangi teman-teman sekelasnya yang berpanas-panasan dilapangan. Atau duduk manis di tribun jika sedang olah raga indoor.

Jangan ditanya padanya apa itu dribble, passing atau block shot. Yang dia tau, main bola basket, bola harus masuk ke keranjang yang menempel ditiang bukan ke keranjang ibu-ibu yang mau ke pasar.

Jangan ditanya juga berapa ukuran-ukuran setiap lapangan paling dia jawab belum sempat diukur. Kalau pas pelajaran renang gadis itu juga tak pernah ikutan dia akan memberikan alasan kalau baju renang tidak sesuai dengan adab ketimuran, terlalu seksi dan mengumbar aurat.

Akhirnya meskipun mata pelajaran satu ini adalah pelajaran favoritnya tetap saja nilai raport nya bikin geleng-geleng kepala orang tuanya, lama-lama orang tuanya bisa jadi anak dugem juga geleng-geleng.. geleng-geleng.. geleng-geleng..

Tapi kali ini dia agak antusias memperhatikan orang-orang bermain basket bukan karena apa-apa, itu karena dia melihat Evan yang sedang memberi arahan pada teman-teman sekelasnya yang sedang bermain basket.

Evan menyontohkan beberapa gerakan, Athena memperhatikan dengan semangat tak peduli kakinya pegal karena berdiri. Athena akan ikut bertepuk tangan kalau dilihat ada orang bertepuk tangan tak peduli yang dapat poin lawan atau kawan.

Ada yang bertepuk tangan dia akan ikut, kadang orang yang berdiri disebelahnya akan heran, ini anak jagoin tim mana ya ? tapi Athena tak peduli dengan pikiran orang itu, kenal juga enggak ngapain dipikirin.

Athena sedang asyik memperhatikan Evan saat tiba-tiba dia melihat bayangan yang mirip dengan Axel. Laki-laki itu berdiri di seberang lapangan. Athena tercenung, apa mungkin dia salah lihat, atau cuma halusinasinya saja. Lalu dia bergeser ke samping lapangan berharap kalau bayangan itu kembali terlihat atau semakin terlihat jelas tapi dia tak melihatnya.

Axel kembali jadi hantu gentayangan disini, disekolah ini karena tidak tinggal bersamaku lagi, batin Athena.

Meski tak begitu jelas namun gadis itu berpikir kalau Axel sekarang telah kembali ke sekolah ini lagi. Gadis itu tertunduk mendadak murung, lalu duduk di tribun, aksi Evan tak lagi menarik baginya.

Beberapa hari ini Athena sudah mulai melupakan Axel, namun sekarang bayangan laki-laki itu tiba-tiba muncul membuat gadis itu kembali teringat pada hantu ganteng itu.

Sesampai di rumah gadis itu kembali menatap buku Axel yang masih tertinggal di kamarnya. Axel tidak membawa pergi tas berisi buku-bukunya itu mungkin Axel berpikir tak ada gunanya membawa tas itu, masuk kelas aja enggak.

Athena menghela nafas berat tidur telentang memandang langit-langit kamarnya.

Kenapa bisa terlihat ya ? aku yakin kalau itu dia, tubuh nya tinggi atletis, sangat jarang pelajar-pelajar setinggi dia, wajahnya putih, rambutnya keren, belum ada aku liat orang yang mirip dengannya, berati itu memang dia, tapi bayangannya tidak begitu jelas sangat tipis, batin Athena.

Hari menjelang senja gadis itu telah bersiap-siap duduk diranjangnya. Menunggu mana tau Axel datang ke kamarnya. Namun hingga malam datang Axel tetap tidak datang membuat gadis itu kembali frustrasi.

Keesokan harinya Athena kembali ke sekolah, tak lupa dia mampir menemui kucing kecil yang ditemukannya. Ibu kantin bersedia menampungnya, makanan sisa anak-anak yang tak menghabiskan makanannya bisa diberikannya pada si anak kucing.

"Snowy... Snowy... Snowy.. ayo sini" ucapnya sambil memberikan makanan yang baru dibelinya dikantin sekolah.

Setelah puas bermain dengan Snowy gadis itu melangkah gontai ke kelasnya.

"Kenapa Snowy nggak dibawa pulang aja ?" tanya Kimmy.

"Mamaku alergi kucing" jawab Athena.

Kimme mengangguk-angguk.

"Coba kalau alergi duit ya ? begitu dikasi papamu langsung dikasiin ke kamu" ucap Kimmy.

Athena tertawa terpaksa, gadis ini benar-benar nggak mood. Ingin cerita sama Kimmy takut nggak percaya, nggak cerita rasanya tersiksa. Gadis itu kembali menjalani hari-harinya yang suram.

Saat makan malam Athena tidak mendapati apapun dimeja makan, Athena menatap heran pada mamanya.

Ada apa lagi ini, apa lagi marahan, mama nggak masak,

aku kan laper, batin Athena.

Athena terkulai dimeja makan.

"Laper ya ? ntar lagi ya, mama pesan pizza kesukaanmu" ucap mama Athena.

Hari ini mama Athena sengaja tidak masak untuk makan malam. Saat melihat napsu makan anaknya berkurang mama Athena pasti akan memesan makanan.

Kali ini pizza, makanan asal Italia itu selalu jadi favorit Athena, gadis itu bisa menghabiskan berloyang-loyang. Nggak sekaligus tentunya namun selama tiga hari berturut-turut cuma makan itu dia bisa bertahan tak bosan-bosan.

Pizza ukuran besar itu bisa dihabiskannya sendiri, step by step. Tahap awal langsung habis tiga potong, sejam kemudian satu potong, jam berikutnya dua potong, jam sepuluh habis.

Tinggal kotak kosong yang menjadi kemasan makanan negara asal MAFIA itu. Kenapa MAFIA ditulis besar karena MAFIA adalah singkatan dari Morte Alla Francia Italia Anela yang artinya Kematian Bagi Perancis adalah Italia.

Athena akan melempar novel yang berjudul mafia ini, mafia itu, mafia, mafia, mafia, tapi nggak ada sedikit pun unsur Italia.

Semua yang berhubungan dengan Italia dia suka, makanan seperti lasagna, carbonara, risotto. Untuk makanan penutup Athena memilih tiramisu atau gelato, untuk pembalap favoritnya mamang Valentino, untuk bintang filmnya Al Pacino untuk minuman kesukaannya Cappuccino, pokoknya semua dengan huruf O.

Tapi aneh giliran mobil mewah kebanyakan huruf i seperti Ferrari, Lamborghini, Pagani, coba pake huruf O juga jadi Ferraro, Lamborghino, Pagano, kereeeen.. batin Athena.

Setelah itu dia tertawa sendiri.

Ntar punya anak kasi nama akhiran O juga, Suryadi jadi Suryado, Purwadi jadi Purwado, Slamet jadi Slametto, hi..hi.., batin Athena tertawa sendiri.

Hari ini Athena kembali ke sekolah dengan perasaan sepi, sambil berjalan gadis itu menendang kerikil yang kebetulan ada di jalan, kebetulan ada, nggak sengaja ditarok buat ditendang biar jalannya keliatan keren gitu.

Tiba-tiba gadis itu menatap seorang anak kecil, anak itu memandang pada penjual bakpao, di wajahnya terlihat keinginan yang sangat dalam pada makanan empuk berwarna putih itu.

Berkali-kali anak itu menelan ludahnya, Athena bergerak mendekatinya, tentu saja bergerak, kalau diam saja ya nggak nyampe-nyampe.

Athena menyapa anak itu, lalu meminta tolong padanya untuk membelikan bakpao. Athena meminta anak itu membeli sepuluh buah bakpao. Anak itupun setuju Athena memberikan uang lima puluhan ribuan lalu anak itupun membelikan bakpao untuk Athena.

Athena menolak uang kembalian dan memberikannya pada anak itu, lalu mengambil sebuah bakpao lalu sisanya diberikan pada anak itu. Anak itu terlihat bahagia meski awalnya tidak yakin, namun akhirnya bersedia menerima.

Athena kembali melanjutkan perjalanan ke sekolah. Perjalanan ? kayak jauh aja, cuma jarak seratus meter aja dibilang perjalanan, kepleset aja bisa langsung nyampe hi..hi..hi...

Hari ini mata pelajaran matematika, untuk mata pelajaran satu ini, Athena suka tapi juga tidak suka, bingung kan ? Athena suka menambah dan mengali tapi benci mengurang dan membagi. Saat gurunya bertanya kenapa soal-soal yang berunsur bagi membagi tidak dikerjakan.

Gadis itu menjawab dia tidak suka mengurangi karena jadinya makin sedikit, apalagi membagi-bagi nanti bisa habis. Pak gurunya menepuk jidat.

"Tapi ini pelajaran matematika, harus bisa semua menambah, mengurang, mengali dan membagi" ucap pak guru matematika.

"Tapi saya nggak suka kurang-kurang pak saya juga nggak suka bagi-bagi" ucap Athena.

"Kamu mesti bisa, karena itu bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari" ucap pak guru matematika.

'Bapak bohong, waktu itu aja saya liat bapak beli makanan, bapak makan sendiri nggak bapak bagi-bagi trus buat apa bapak pintar bagi-bagi.

Pak, ilmu itu dimanfaatkan, bukan sekedar dipelajari.

Mulai sekarang manfaatkan ilmu bagi-bagi bapak, ya" ucap Athena.

Pak guru matematika bengong, Athena kembali duduk di kursinya. Kimmy cekikikan mendengar debat guru dan Athena.

"Kamu bego dalam pelajaran tapi jago dalam cari alasan" bisik Kimmy.

Athena tersenyum penuh kemenangan, yah.. kemenangan apa ? paling dapat nilai pas-pasan, nggak kurang nggak lebih, pas, pas KKM.

"Kamu tau nggak, untuk mendapat nilai pas seperti ini sangat sulit, pintar sedikit nilainya diatas KKM, bego sedikit dibawah KKM, dapetin nilai pas ini yang paling sulit" ucapnya pada Kimmy.

Ucapan yang membuat Kimmy cuma cekikikan, tak mau berdebat dengan Athena.

Hari itu di sekolah ada gladi resik marching band, pelajar-pelajar sekolah lainnya diperbolehkan pulang atau menonton.

Athena dan Kimmy memilih untuk menonton sebentar abis itu menonton lagi, maksudnya abis itu pulang. Saat asyik menonton tiba-tiba Athena kembali melihat Axel, kali ini lebih jelas. Athena terpaku.

Luar biasa siang-siang begini bisa melihat Axel, batin Athena.

Gadis itu langsung berlari mengejar, namun saat berada disana gadis itu kehilangan Axel.

"Axel... kalau kamu bisa denger aku, tolong kembalikanlah, aku tunggu dirumah ya" jerit Athena.

"Rumah kamu dimana ?" tanya seorang siswa sambil cengengesan.

"Hah.. " Athena kaget, langsung pirman, melipir aman.

Gadis itu tidak putus asa masih mencari-cari, hingga akhirnya melihat bayangan laki-laki bertubuh tinggi itu sedang berjalan menuju gedung tertinggi disekolah.

Athena langsung mencegat, mencoba meraih tangan laki-laki itu. Namun gadis itu tidak bisa memegang apapun, hampa, laki-laki itu pun tidak merasakannya.

Athena berjalan kedepannya, berhenti lalu melebarkan tangannya untuk menghadang. Berhasil, bayangan laki-laki itu berhenti tepat dihadapannya.

Athena memandang wajah laki-laki itu, begitu juga dengan Axel, memandang wajah Athena.

"Maafin aku ya, aku cabut lagi ucapanku. Aku ingin kamu muncul dirumah ku eh.. dikamar ku, bicara padaku, marah padaku, memelukku apa aja, tapi kamu muncullah di antara gelap dan terang, aku ingin kamu muncul dihadapanku" ucap Athena.

Axel tercenung mendengar ucapan gadis itu. Pandangan matanya mengisyaratkan kerinduan. Diam sesaat seakan-akan bingung menentukan pilihan. Akhirnya Axel bicara, mengatakan sesuatu yang panjang dan lama.

Namun gadis itu tidak mendengar apapun, jelas-jelas Axel mengatakan sesuatu namun dia tidak bisa mendengarnya, wajah Athena terlihat bingung.

Jelas-jelas melihat Axel, jelas-jelas laki-laki itu ada di hadapannya namun dia tak mendengar ucapannya. Gadis itu tidak bisa menerima kenyataan hingga menggelengkan kepalanya.

Sayang sekali Athena tidak mendengar apa yang diucapkan Axel. Jika dia memiliki ilmu komunikasi hantu gadis itu akan tau apa yang diucapkan laki-laki itu.

"Jika aku kembali, aku takut, aku tidak bisa lagi hidup tanpamu, selamanya ingin bersamamu.

Apa kamu bersedia selamanya bersamaku ? " ucap Axel yang tak sadar jika Athena tak bisa mendengarnya.

Axel bertanya dan Athena hanya menggelengkan kepala.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Bang Wind

Bang Wind

semangat thor 👍

2023-09-12

0

Sulestari Tari

Sulestari Tari

bhagia&sedih di bab 4

2022-07-15

1

pensi

pensi

sudah like dan favoritkan 🌹✨

2022-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2 BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3 BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4 BAB 4 ~ Kembalilah ~
5 BAB 5 ~ Mencari ~
6 BAB 6 ~ D E A L ~
7 BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8 BAB 8 ~ Tantangan ~
9 BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10 BAB 10 ~ Membuktikan ~
11 BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12 BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13 BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14 BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15 BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16 BAB 16 ~ Pengumuman ~
17 BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18 BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19 BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20 BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21 BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22 BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23 BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24 BAB 24 ~ Pendekatan ~
25 BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26 BAB 26 ~ Farewell Party ~
27 BAB 27 ~ Di Pesta ~
28 BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29 BAB 29 ~ Ancaman ~
30 BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31 BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32 BAB 32 ~ Rahasia ~
33 BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34 BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35 BAB 35 ~ Bertemu ~
36 BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37 BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38 BAB 38 ~ Mimpi ~
39 BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40 BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41 BAB 41 ~ Memutuskan ~
42 BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43 BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44 BAB 44 ~ Triple S-B ~
45 BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46 BAB 46 ~ Ke Panti ~
47 BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48 BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49 BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50 BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51 BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52 BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53 BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54 BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55 BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56 BAB 56 ~ Kebenaran ~
57 BAB 57 ~ Terkuak ~
58 BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59 BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60 BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61 BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62 BAB 62 ~ Pelarian ~
63 BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64 BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65 BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66 BAB 66 ~ Back to School ~
67 BAB 67 ~ Demi Athena ~
68 BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69 BAB 69 ~ Pengumuman ~
70 BAB 70 ~ Berpisah ~
71 BAB 71 ~ Ospek ~
72 BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73 BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74 BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75 BAB 75 ~ Liburan ~
76 BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77 BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78 BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79 BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80 BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81 BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82 BAB 82 ~ Bersaing ~
83 BAB 83 ~ Cemburu ~
84 BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85 BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86 BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87 BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88 BAB 88 ~ Salah Paham ~
89 BAB 89 ~ Menerima ~
90 BAB 90 ~ Diterima ~
91 BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92 BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93 BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94 BAB 94 ~ Bertunangan ~
95 BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96 BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97 BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98 BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99 BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100 BAB 100 ~ Jawaban ~
101 BAB 101 ~ Direstui ~
102 BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103 BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104 BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105 BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106 BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107 BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108 BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109 BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110 BAB 110 ~ Kembali ~
111 BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112 BAB 112 ~ Berganti ~
113 BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114 BAB 114 ~ Aku Athena ~
115 BAB 115 ~ Tawaran ~
116 BAB 116 ~ Permintaan ~
117 BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118 BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119 BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120 BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121 BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122 BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123 BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124 BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125 BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126 BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127 BAB 127 ~ Berteman ~
128 BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129 BAB 129 ~ Putus Asa ~
130 BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131 BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132 BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133 BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134 BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135 BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136 BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB Sisi Lain Axella
142 Bab 142
143 BAB 143
144 bab 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149 BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150 BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151 BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152 BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153 BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154 BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155 BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156 BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157 BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158 BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159 BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160 BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161 BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162 BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163 BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164 BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165 BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166 BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167 BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168 BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169 BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170 BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171 BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2
BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3
BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4
BAB 4 ~ Kembalilah ~
5
BAB 5 ~ Mencari ~
6
BAB 6 ~ D E A L ~
7
BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8
BAB 8 ~ Tantangan ~
9
BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10
BAB 10 ~ Membuktikan ~
11
BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12
BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13
BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14
BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15
BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16
BAB 16 ~ Pengumuman ~
17
BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18
BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19
BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20
BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21
BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22
BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23
BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24
BAB 24 ~ Pendekatan ~
25
BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26
BAB 26 ~ Farewell Party ~
27
BAB 27 ~ Di Pesta ~
28
BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29
BAB 29 ~ Ancaman ~
30
BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31
BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32
BAB 32 ~ Rahasia ~
33
BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34
BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35
BAB 35 ~ Bertemu ~
36
BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37
BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38
BAB 38 ~ Mimpi ~
39
BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40
BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41
BAB 41 ~ Memutuskan ~
42
BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43
BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44
BAB 44 ~ Triple S-B ~
45
BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46
BAB 46 ~ Ke Panti ~
47
BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48
BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49
BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50
BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51
BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52
BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53
BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54
BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55
BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56
BAB 56 ~ Kebenaran ~
57
BAB 57 ~ Terkuak ~
58
BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59
BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60
BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61
BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62
BAB 62 ~ Pelarian ~
63
BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64
BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65
BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66
BAB 66 ~ Back to School ~
67
BAB 67 ~ Demi Athena ~
68
BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69
BAB 69 ~ Pengumuman ~
70
BAB 70 ~ Berpisah ~
71
BAB 71 ~ Ospek ~
72
BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73
BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74
BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75
BAB 75 ~ Liburan ~
76
BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77
BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78
BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79
BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80
BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81
BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82
BAB 82 ~ Bersaing ~
83
BAB 83 ~ Cemburu ~
84
BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85
BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86
BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87
BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88
BAB 88 ~ Salah Paham ~
89
BAB 89 ~ Menerima ~
90
BAB 90 ~ Diterima ~
91
BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92
BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93
BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94
BAB 94 ~ Bertunangan ~
95
BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96
BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97
BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98
BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99
BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100
BAB 100 ~ Jawaban ~
101
BAB 101 ~ Direstui ~
102
BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103
BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104
BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105
BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106
BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107
BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108
BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109
BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110
BAB 110 ~ Kembali ~
111
BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112
BAB 112 ~ Berganti ~
113
BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114
BAB 114 ~ Aku Athena ~
115
BAB 115 ~ Tawaran ~
116
BAB 116 ~ Permintaan ~
117
BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118
BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119
BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120
BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121
BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122
BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123
BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124
BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125
BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126
BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127
BAB 127 ~ Berteman ~
128
BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129
BAB 129 ~ Putus Asa ~
130
BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131
BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132
BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133
BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134
BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135
BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136
BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB Sisi Lain Axella
142
Bab 142
143
BAB 143
144
bab 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149
BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150
BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151
BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152
BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153
BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154
BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155
BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156
BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157
BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158
BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159
BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160
BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161
BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162
BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163
BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164
BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165
BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166
BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167
BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168
BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169
BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170
BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171
BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!