BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~

Malam itu Axel kembali muncul dihadapan Athena, gadis itu tentu saja kaget setengah mati. Axel tidak mengingat apapun tentang dirinya, membuat Athena bingung. Axel yang baru tau ada seorang gadis yang bisa melihatnya merasa sangat senang dan selalu mengikuti gadis itu kemanapun dia pergi.

Athena, gadis cantik yang sederhana namun sedikit ceroboh itu telah menarik hati Axel. Terbukti saat ini Axel mencoba mendekatinya. Memandang bibir gadis itu, mendekat, semakin mendekat, hendak mendaratkan bibirnya mengecup bibir Athena. Athena terpaku, gadis yang terobsesi ingin mencoba seperti apa rasanya berciuman dengan seorang cowok, apalagi seganteng Axel membuat gadis itu diam terpaku.

Namun tiba-tiba..

"Apa-apaan sih ini deket-deket" ucap Athena seketika.

"Dasar hantu cabul... cabul... cabul..." teriaknya sambil mendorong dada Axel dengan menggunakan jari telunjuknya.

Axel tertawa. Athena berkacak pinggang sambil mengoceh,

"Maaf ya, aku tidak akan terpancing, rugi.. ciuman pertamaku melayang begitu saja sama hantu kesasar kayak kamu" lanjut Athena.

Axel meringis, pesonanya tak berhasil menaklukkan Athena.

"Udah segede ini belum pernah ciuman ?" tanya Axel.

"Emang kamu udah ? hey remember yeah... jangan sombong, kamu itu cuma anak kelas X, junior gua yang paling keciiiiil... kecil... kecil..." ucap Athena meremehkan Axel.

Axel langsung menggenggam kedua bahu Athena, matanya menatap tajam dan berwarna merah. Athena langsung memejamkan mata ketakutan, buru-buru menutup mulutnya agar tidak menjerit. Axel sepertinya benar-benar marah diremehkan seperti itu.

Lama Axel mencengkeram bahu Athena, gadis itu merasakan hawa panas disekitar tubuh Axel. Perlahan Athena menurunkan tangan dari mulutnya.

"Maaf.. " ucap Athena pelan, masih memejamkan mata, belum siap menatap mata Axel yang menyeramkan.

Gadis itu gemetar ketakutan, baru kali ini melihat mata yang memerah dalam sekejap, jika dia tidak buru-buru menutup mulutnya mungkin akan menjerit sekuat tenaga.

Perlahan membuka matanya, melihat mata Axel telah berubah seperti semula. Axel melepaskan genggaman tangannya di bahu Athena.

Laki-laki itu mundur berdiri menjauh, memandang lekat wajah Athena. Gadis itu masih gemetar membalas tatapan Axel.

Gawat, kalau dia marah serem banget, aku harus hati-hati, nggak boleh ngomong sembarangan lagi, batin Athena.

Kalau aku baca do'a bisa ngilang nggak ya ? tapi kalau makin marah gimana ? ih.. takut, mama tolong Athena, jerit hati Athena sambil melihat kearah pintu.

Axel masih menatapnya diam.

"Kamu tidak terdaftar di kelas X itu, tidak ada yang bernama Axel Cullen disana" ucap Athena pelan berusaha untuk berdamai.

"Aku tau, aku mengikutimu ke sekolah" ucap Axel.

"Kamu ikut ? tapi kenapa aku tidak melihatmu ? " tanya Athena semangat namun saat ingat kemarahan Axel tadi, gadis itu kembali surut, merasa takut.

"Aku rasa aku tau sebabnya, ini ada hubungannya dengan pergantian waktu" ucap Axel masih terlihat serius.

"Apa maksudnya itu ?" tanya Athena ragu, namun penasaran ingin mengetahui maksud ucapan Axel.

"Ketika waktu peralihan dari sore menuju malam, terjadi perubahan spectrum warna alam yang memiliki kesamaan frekuensi dengan jin dan iblis, spectrum itu berwarna merah. Pada saat itu, jin dan iblis memiliki tenaga yang kuat karena memiliki resonansi yang sama dengan alam" jelas Axel.

Athena terperangah mendengar penjelasan Axel.

"Karena itulah kamu bisa melihat dan menyentuhku, karena saat itu aku memiliki kekuatan untuk muncul di hadapanmu" ucap Axel masih terlihat kaku.

"Di waktu lainnya, aku tidak bisa terlihat olehmu, karena itu aku tidak terlihat saat mengikutimu ke sekolah" lanjut Axel.

Athena mengangguk-angguk mengerti.

"Saat ini kamu hanya bisa muncul dihadapanku atau semua orang ?" tanya Athena.

"Hanya didepanmu" jawab Axe.

Athena tertegun.

Kenapa cuma aku yang ketiban sial bisa melihatmu ? katanya kuat saat menjelang malam, sana pamer kekuatanmu pada orang lain, beraninya cuma sama aku ? batin Athena.

"Apa ?" tanya Axel.

"Apa ?" tanya Athena lagi, perasaan dia tidak mengatakan apapun.

"Apa yang kamu ucapkan dalam hatimu ?" tanya Axel.

Hah.. apa dia juga bisa mendengar isi hatiku ? gawat, batin Athena.

"Aku mendengar sayup-sayup isi hatimu" ucap Axel lagi.

"Hah... serius ? kalau gitu, dimana privasiku ? kamu bisa melihatku seenak hatimu sekarang bisa mendengar isi hatiku, aku seperti di telanjangi luar dalam" jerit Athena protes, lupa dengan rasa takutnya.

Axel tersenyum.

"Aku bercanda" ucap Axel santai.

"Hua.. ha.. ha.. " tangis Athena jatuh ngedeprok di lantai, stress dikerjai oleh Axel.

"Kenapa kamu suka mengerjaiku ?" tanya Athena.

"Asyik aja" jawab Axel seenaknya.

"Semua ucapanmu tadi becanda ?" tanya Athena.

"Hanya mendengar suara hatimu, yang lain itu benar" jawab Axel sudah tidak kaku lagi.

"Tapi kamu bilang cuma saat sore menjelang malam, kenapa tadi pagi kamu nongol ?" tanya Athena penasaran lagi.

"Sama saja, intinya dua waktu menjelang pergantian suasana hari, dari gelap ke terang atau dari terang ke gelap. Aku bisa terlihat dan disentuh olehmu dalam situasi itu, antara gelap dan terang" jelas Axel.

Athena akhirnya kembali mengangguk mengerti. Athena ingin bertanya kenapa hanya bisa dilihat dan disentuh oleh dirinya saja.

Apa dia akan marah jika aku bertanya itu ? jika dia bisa terlihat oleh orang lain ? kalau jangan temui aku lagi, dia marah nggak ya ? batin Athena.

Coba tanya aja ah, asalkan tidak meremehkannya, aku rasa dia tidak akan marah, batin Athena lagi.

"Kenapa cuma aku yang bisa melihatmu ?" tanya Athena lagi.

"Karena kamu lugu dan tidak rumit. Sama seperti anak-anak atau bayi, karena itu mereka harus dilindungi saat masa peralihan karena bisa jadi mereka bisa melihat golongan kami " jawab Axel.

Kalau gitu enak yang tidak lugu dong, nggak digangguin kamu, batin Athena sambil mendelik.

"Kamu menyesal bisa melihatku ?" tanya Axel.

"Ah.. nggak.. nggak" ucap Athena berbohong.

Dimana letak lugunya coba... tukang bohong gitu.

"Tas itu, mungkin bukan milikmu" ucap Athena.

"Tapi namanya sama dengan nama di name tag ku" ucap Axel.

"Mana tau itu baju pinjaman ?" ucap Athena.

"Ada siswa disana yang body nya proporsional seperti aku ? " tanya Axel sambil membentangkan tangannya.

Ya ampun PD banget ini orang eh.. ini hantu, batin Athena.

"Tapi tidak terdaftar, itu gimana ceritanya ? Jangan-jangan kamu siswa sekolah lain ?

Tapi seragamnya emang seragam sekolah sini, tapi tidak terdaftar ?" ucap Athena sibuk memikirkan sendiri.

"Ah pusing..." jerit gadis itu sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Kapan dia menghilangnya ya ? rasanya gerah pengen mandi, batin Athena tentunya, nggak mungkin batin si Axel.

Athena menunggu saat-saat Axel menghilang karena dia ingin melepas baju seragamnya dan mandi.

Bodoh, bukankah saat terlihat begini justru lebih baik, dia bisa terlihat, kalau ngintip dia bisa ketahuan, kalau lagi menghilang aku nggak tau dia ada dimana, bisik hati Athena sambil mengangguk-angguk.

"Aku mandi dulu, udah hampir malam, kamu tunggu disini aja yah" ucap Athena.

Axel mengangguk, Athena segera mengambil pakaian ganti dan membawanya ke kamar mandi. Axel tinggal sendiri didalam kamar, laki-laki itu meraih buku atas nama dirinya, lalu membalik halaman demi halaman. Tiba-tiba Axel tersenyum, menatap kearah kamar mandi.

Saat Athena selesai mandi, gadis itu melongokkan kepalanya mencari Axel, berharap laki-laki alam gaib itu sudah menghilang bukan... sudah pergi, kemana gitu, shopping, traveling atau camping agak lama sekitar lima puluh tahunan biar Athena bisa bernafas lega bebas dari penguntit itu.

"Gimana kamu bisa memecahkan misteri kalau petunjuk ini bisa kelewat begitu saja" ucap Axel sambil memegang buku itu.

Athena kaget, harapannya kalau Axel sudah tersesat di benua Antartika sudah lenyap, hilang tertiup angin.

Athena langsung menghadap kearah laki-laki itu dengan wajah yang malas-malasan.

"Liat tanggal dibuku ini, ini empat tahun yang lalu, itu aja bisa nggak tau, dasar gadis bodoh... bodoh.. bodoh... " ucap Axel meniru perlakuan Athena tadi, mendorong dengan telunjuknya, tentu saja di keningnya, nggak mungkin di dadanya bisa bahaya.

Diperlakukan seperti itu Athena terdiam, laki-laki itu mengatakan dia gadis yang bodoh. Athena merasa terhina, mata gadis itu langsung berkaca-kaca, Axel kaget, tak lama kemudian air mata Athena mengalir.

Masih menatap Axel dengan air mata yang mengalir. Athena merasa sakit hati dengan perlakuan itu, orang tuanya saja tak pernah menghinanya seperti itu.

"Aku memang bodoh, aku memang bego, kalau gitu jangan temui orang bodoh sepertiku lagi, cari saja orang lain yang lebih pintar dariku" ucap gadis itu sambil berbalik hendak keluar dari kamarnya.

Axel meraih tangan Athena, langsung menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya, mendekapnya. Athena ingin melepaskan diri tapi Axel semakin memperketat pelukannya.

"Maafkan aku... tolong maafkan aku, aku memang keterlaluan. Tolong jangan.mengusirku, aku suka disini bersamamu" ucap Axel, sambil membelai rambut gadis itu.

Athena menangis tersedu-sedu dalam pelukan laki-laki itu.

"Maafkan aku, lakukan apapun untuk membalas sakit hatimu" ucap Axel lagi sambil terus memeluk gadis itu.

Athena diam mematung dalam pelukan laki-laki itu, kehangatan tubuh laki-laki itu menjalar ke seluruh tubuhnya, Athena merasakan kenyamanan.

"Aku benci padamu" ucap Athena.

"Tidak apa-apa membenciku asal jangan mengusirku" ucap laki-laki itu lagi.

Axel ingin terus memeluk gadis itu namun tiba-tiba tubuhnya menghilang. Athena merasa hampa, melihat kesana kemari mencari. Baru kali ini dia melihat secara langsung bagaimana Axel menghilang. Entah kenapa gadis itu jadi merasa kehilangan.

Athena turun ke lantai bawah, makan malam bersama kedua orang tuanya. Athena terlihat lebih diam membuat mamanya merasa ada yang aneh dengan anaknya.

"Pa, liat Athena kok jadi diam gitu ya pa ?" tanya mama Athena pada suaminya, merasa khawatir terhadap kesehatan tubuh dan mental anaknya.

Athena cuek dibicarakan begitu oleh kedua orang tuanya. Matanya menatap lurus ke layar LED dihadapannya.

"Lagi jatuh cinta kali" ucap papa Athena asal-asalan namun justru menarik perhatian gadis itu, Athena menoleh menatap papanya.

Tuduhan yang keterlaluan, tidak berperikemanusiaan. Karena saat ini dia tidak berhadapan dengan manusia, masa dituduh jatuh cinta sama hantu.

Athena beranjak dari ruang tengah, lagaknya yang seperti nonton televisi sebenarnya cuma mengalihkan pikirannya yang melayang oleh kejadian tadi. Pelukan Axel terasa begitu nyaman baginya. Membuat gadis itu merasa hampa saat tiba-tiba laki-laki itu menghilang.

Kembali ke kamarnya, entah mengapa gadis itu berharap Axel tidak hanya muncul di dua waktu itu saja. Antara sore menjelang malam atau antara malam menjelang pagi. Antara gelap dan terang.

Athena menatap buku itu lagi, menatap tulisan dibuku itu, saking rapinya, setiap memulai pelajaran laki-laki itu tak lupa menulis tanggal catatan itu ditulis.

Empat tahun yang lalu, ternyata laki-laki itu dikelas X saat empat tahun yang lalu, bukan saat ini, kamu benar, aku memang bodoh, batin Athena.

Udah gitu dibilang bodoh nggak terima lagi ? bisik hati Athena.

Gadis itu menelungkupkan wajahnya dimeja belajar. Axel hanya bisa menatap gadis itu, tidak bisa melakukan apapun. Saat ini dia sama sekali tidak bisa menunjukkan keberadaannya apalagi menghibur gadis itu.

Axel merasa bersalah atas ucapannya, jika bisa ditarik kembali ucapan itu, dia akan memilih untuk diam saja.

Axel ingin membelai rambut gadis itu namun meski sekuat tenaga mengeluarkan kekuatannya, tetap saja Axel tidak bisa muncul.

Baru kali ini Axel menyesal tidak bisa muncul di setiap waktu dihadapan gadis itu. Athena tertidur di meja belajar. Papa Athena terpaksa menggendong gadis itu pindah ke ranjang.

"Athena kenapa ya pa, mama benar-benar khawatir loh, sejak terkurung di rooftop itu Athena jadi berubah, jangan-jangan terjadi sesuatu padanya di rooftop itu pa" ucap mama Athena.

"Kita tanyakan besok, papa juga khawatir setelah mama bilang begitu" sahut papa Athena.

Athena membuka matanya, melirik ke jam dinding, gadis itu memutuskan untuk kembali tidur. Namun matanya tak mau lagi terpejam, gadis itu memutuskan untuk bangun. Hari masih terlalu pagi bahkan langit terlihat masih sangat gelap. Athena turun kebawah, meminum air putih hingga dua gelas, tenggorokannya terasa kering.

Setelah itu kembali ke kamar, dikamar Athena tidak tau apa yang harus dilakukannya. Gadis itu memutuskan menyiapkan buku-buku pelajarannya hari ini. Melirik buku milik Axel.

Kalau kelas X empat tahun lalu berarti sekarang umurnya kira-kira... , Athena menghitung dengan jarinya.

Sembilan belas tahun, huh.. ternyata lebih tua dariku , pantesan marah dibilang masih kecil.

Jangan-jangan dia tidak lupa ingatan, buktinya dia tau kalau umurnya lebih tua dariku, awas kalau ketahuan bohong huh.., batin Athena sambil mengepalkan tinju.

Ngapain lagi sekarang, buku udah, seragam udah, mandi ajalah biar nanti berangkat sekolah lebih cepat jadi bisa nyantai jalannya, batin Athena.

Gadis itu akhirnya memutuskan mandi lebih cepat, dan memang sudah kebiasaannya jika berendam air hangat gadis itu jadi lupa ingatan eh.. lupa waktu, hingga mamanya mengetuk pintu kamar untuk membangunkan putrinya, barulah Athena sadar kalau memang sudah waktunya bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Gadis itu segera menuntaskan acara mandinya, segera keluar dari kamar mandi.

"AAAaaaaaaa"

"Ssstt... " Axel menyilangkan jari telunjuknya dibibir.

"ADA APA ATHENA ?" teriak mama Athena dari lantai bawah.

"NGGAK APA-APA MAAA.. CUMA KECOAAA" jerit Athena.

"Kecoa mesum" ucapnya sambil menutup dadanya yang hanya mengenakan handuk mandi itu.

Axel tersenyum, lalu mendekati Athena, gadis itu membelalakkan matanya. Melihat laki-laki itu mendekat, gadis itu bingung, mau diam saja malu, mau berteriak takut heboh.

Athena pasrah, laki-laki itu memeluk Athena. Lalu berkata,

"Jangan marah lagi ya, jangan sedih lagi. Aku merasa tidak tenang setelah berkata seperti itu padamu. Aku akan terima hukuman darimu, apapun yang kamu inginkan akan aku lakukan" ucap Axel.

"Pergilah dari hidupku, jangan pernah muncul lagi" ucap Athena.

Axel melepaskan pelukannya, memandang gadis itu dengan pandangan murung.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Bang Wind

Bang Wind

semangat thor 😍

2023-09-12

0

Neno

Neno

yakin nyuruh Axel pergi,ntar nangis

2022-07-12

2

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

hadir uni memberikan semangat

2022-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2 BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3 BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4 BAB 4 ~ Kembalilah ~
5 BAB 5 ~ Mencari ~
6 BAB 6 ~ D E A L ~
7 BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8 BAB 8 ~ Tantangan ~
9 BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10 BAB 10 ~ Membuktikan ~
11 BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12 BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13 BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14 BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15 BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16 BAB 16 ~ Pengumuman ~
17 BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18 BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19 BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20 BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21 BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22 BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23 BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24 BAB 24 ~ Pendekatan ~
25 BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26 BAB 26 ~ Farewell Party ~
27 BAB 27 ~ Di Pesta ~
28 BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29 BAB 29 ~ Ancaman ~
30 BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31 BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32 BAB 32 ~ Rahasia ~
33 BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34 BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35 BAB 35 ~ Bertemu ~
36 BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37 BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38 BAB 38 ~ Mimpi ~
39 BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40 BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41 BAB 41 ~ Memutuskan ~
42 BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43 BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44 BAB 44 ~ Triple S-B ~
45 BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46 BAB 46 ~ Ke Panti ~
47 BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48 BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49 BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50 BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51 BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52 BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53 BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54 BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55 BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56 BAB 56 ~ Kebenaran ~
57 BAB 57 ~ Terkuak ~
58 BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59 BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60 BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61 BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62 BAB 62 ~ Pelarian ~
63 BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64 BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65 BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66 BAB 66 ~ Back to School ~
67 BAB 67 ~ Demi Athena ~
68 BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69 BAB 69 ~ Pengumuman ~
70 BAB 70 ~ Berpisah ~
71 BAB 71 ~ Ospek ~
72 BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73 BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74 BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75 BAB 75 ~ Liburan ~
76 BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77 BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78 BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79 BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80 BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81 BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82 BAB 82 ~ Bersaing ~
83 BAB 83 ~ Cemburu ~
84 BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85 BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86 BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87 BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88 BAB 88 ~ Salah Paham ~
89 BAB 89 ~ Menerima ~
90 BAB 90 ~ Diterima ~
91 BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92 BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93 BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94 BAB 94 ~ Bertunangan ~
95 BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96 BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97 BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98 BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99 BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100 BAB 100 ~ Jawaban ~
101 BAB 101 ~ Direstui ~
102 BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103 BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104 BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105 BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106 BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107 BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108 BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109 BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110 BAB 110 ~ Kembali ~
111 BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112 BAB 112 ~ Berganti ~
113 BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114 BAB 114 ~ Aku Athena ~
115 BAB 115 ~ Tawaran ~
116 BAB 116 ~ Permintaan ~
117 BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118 BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119 BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120 BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121 BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122 BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123 BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124 BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125 BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126 BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127 BAB 127 ~ Berteman ~
128 BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129 BAB 129 ~ Putus Asa ~
130 BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131 BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132 BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133 BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134 BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135 BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136 BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB Sisi Lain Axella
142 Bab 142
143 BAB 143
144 bab 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149 BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150 BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151 BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152 BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153 BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154 BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155 BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156 BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157 BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158 BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159 BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160 BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161 BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162 BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163 BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164 BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165 BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166 BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167 BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168 BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169 BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170 BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171 BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2
BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3
BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4
BAB 4 ~ Kembalilah ~
5
BAB 5 ~ Mencari ~
6
BAB 6 ~ D E A L ~
7
BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8
BAB 8 ~ Tantangan ~
9
BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10
BAB 10 ~ Membuktikan ~
11
BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12
BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13
BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14
BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15
BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16
BAB 16 ~ Pengumuman ~
17
BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18
BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19
BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20
BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21
BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22
BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23
BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24
BAB 24 ~ Pendekatan ~
25
BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26
BAB 26 ~ Farewell Party ~
27
BAB 27 ~ Di Pesta ~
28
BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29
BAB 29 ~ Ancaman ~
30
BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31
BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32
BAB 32 ~ Rahasia ~
33
BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34
BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35
BAB 35 ~ Bertemu ~
36
BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37
BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38
BAB 38 ~ Mimpi ~
39
BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40
BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41
BAB 41 ~ Memutuskan ~
42
BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43
BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44
BAB 44 ~ Triple S-B ~
45
BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46
BAB 46 ~ Ke Panti ~
47
BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48
BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49
BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50
BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51
BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52
BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53
BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54
BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55
BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56
BAB 56 ~ Kebenaran ~
57
BAB 57 ~ Terkuak ~
58
BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59
BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60
BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61
BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62
BAB 62 ~ Pelarian ~
63
BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64
BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65
BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66
BAB 66 ~ Back to School ~
67
BAB 67 ~ Demi Athena ~
68
BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69
BAB 69 ~ Pengumuman ~
70
BAB 70 ~ Berpisah ~
71
BAB 71 ~ Ospek ~
72
BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73
BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74
BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75
BAB 75 ~ Liburan ~
76
BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77
BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78
BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79
BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80
BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81
BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82
BAB 82 ~ Bersaing ~
83
BAB 83 ~ Cemburu ~
84
BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85
BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86
BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87
BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88
BAB 88 ~ Salah Paham ~
89
BAB 89 ~ Menerima ~
90
BAB 90 ~ Diterima ~
91
BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92
BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93
BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94
BAB 94 ~ Bertunangan ~
95
BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96
BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97
BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98
BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99
BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100
BAB 100 ~ Jawaban ~
101
BAB 101 ~ Direstui ~
102
BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103
BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104
BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105
BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106
BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107
BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108
BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109
BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110
BAB 110 ~ Kembali ~
111
BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112
BAB 112 ~ Berganti ~
113
BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114
BAB 114 ~ Aku Athena ~
115
BAB 115 ~ Tawaran ~
116
BAB 116 ~ Permintaan ~
117
BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118
BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119
BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120
BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121
BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122
BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123
BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124
BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125
BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126
BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127
BAB 127 ~ Berteman ~
128
BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129
BAB 129 ~ Putus Asa ~
130
BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131
BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132
BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133
BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134
BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135
BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136
BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB Sisi Lain Axella
142
Bab 142
143
BAB 143
144
bab 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149
BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150
BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151
BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152
BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153
BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154
BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155
BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156
BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157
BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158
BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159
BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160
BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161
BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162
BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163
BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164
BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165
BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166
BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167
BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168
BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169
BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170
BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171
BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!