BAB 5 ~ Mencari ~

Axel bertanya apakah Athena bersedia bersamanya selamanya, gadis itu menggelengkan kepala. Axel kecewa, untuk apa kembali ke rumah Athena jika suatu saat gadis itu akan kembali mengusirnya.

Axel sudah terlanjur menyukai kebersamaannya bersama Athena. Baginya memperhatikan tingkah laku gadis itu lebih menarik dibandingkan duduk dan sembunyi di rooftop. Sendiri, kesepian tanpa ada yang bisa diajak bicara.

Kadang Axel berkelana keluar bertemu dengan hantu-hantu yang lainnya, sama, mereka juga kesepian. Bersembunyi disiang hari, dari terangnya matahari bergerak mencari tempat saat pergantian waktu. Bersembunyi di rumah-rumah kosong tak berpenghuni.

Sejak dirinya bangun di rooftop, pertama kali menyadari kalau dirinya tak bisa dilihat. Saat beberapa orang anak nakal yang ingin merasakan nikmatnya menghembuskan asap rokok, mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Axel.

Mereka asyik berbincang mengabaikan ucapan dan pertanyaannya. Silih berganti, anak yang datang kesana silih berganti. Bahkan ada yang berpacaran disana, Axel hanya menelan ludah saat menatap seorang siswa laki-laki menciumi seorang siswi.

Axel mencoba mengganggu mereka tapi tak berhasil. Meski berdiri dihadapan mereka Axel tetap diabaikan. Hingga akhirnya suatu ketika Axel mendengar suara teriakan.. maaf maksudnya jeritan, gadis itu bilang itu namanya jeritan.

Axel langsung mencari arah suara. Ternyata seorang gadis yang telah pingsan. Tak ada seorangpun yang menyusulnya, tak ada seorangpun yang mencarinya.

Axel menatap gadis yang tak kunjung bangun itu hingga menjelang malam. Namun tak disangka gadis cantik itu justru menyapanya. Axel tersenyum, Axel tertawa, ini pertama kalinya dia tertawa sejak bangun dengan tubuh yang tidak nyata.

Gadis itu menangis saat menyadari tak bisa keluar dari tempat itu, dia ketakutan. Axel mencoba menenangkannya, tak perlu merasa takut karena dia akan terus menemaninya. Namun gadis itu tetap saja menangis hingga orang tuanya datang menjemputnya.

Axel ditinggal sendiri, gadis itu pergi. Axel kembali diam terpaku.

Kenapa tadi gadis itu bisa melihatku ? kenapa sekarang tidak ? batin hantu itu.

Menatap gadis itu yang melangkah pergi bersama orang tuanya. Axel berpikir bisakah bertemu dengan gadis itu lagi ? gadis yang bisa melihatnya, bisa bicara dengannya ?

Axel tak ingin kehilangan kesempatan itu dia ingin memiliki seorang teman yang bisa melihat dan bicara dengannya.

Akhirnya Axel memutuskan untuk mengikutinya, masuk kedalam mobil sambil terus memandangi gadis yang terus menangis namun tak mengeluarkan air mata. Axel tertawa, gadis itu sangat manja, setiap kali dinasehati dia akan menangis namun tetap tak ada air mata.

Saat gadis itu sendiri dikamar Axel mengikutinya kemanapun langkahnya. Gadis itu suka berpikir sendiri, Axel tersenyum melihat ekspresinya yang berganti-ganti, beraneka ragam, kadang sedih, kadang kesal, kadang marah, kadang-kadang sok berpikir.

Pokoknya Axel selalu mengikutinya, kemanapun, hingga saat gadis itu melepas pakaiannya. Axel kaget memalingkan wajahnya memutuskan untuk keluar dari kamar mandi itu. Sebenarnya bisa saja Axel bertahan disana tapi bagaimana pertanggung jawabannya kelak saat ditanya ?

Axel tak ingin gadis itu kesal karena telah mengintipnya. Namun saat ditanya isengnya muncul mengaku kalau dia ada dikamar mandi waktu itu

Trus kamu liat aku, tanya Athena waktu itu.

Laki-laki itu mengangguk, dalam hatinya menahan tawa melihat ekspresi gadis itu.

Kalau gitu, aku bener-bener rugi, kamu udah liat aku katanya.

Axel menawarkan diri untuk bisa melihatnya tanpa seragam biar impas, dalam hati laki-laki itu menyesal menawarkan itu. Bagaimana jika gadis itu benar-benar mau melihatnya, adegan vulgar bisa terjadi, tapi fiiuuh.. untung saja gadis itu menolak, kesucian tubuhnya masih terlindungi, gambling yang luar biasa. Mempertaruhkan kehormatan dan kesucian tubuhnya dari mata gadis itu.

Axel deg-degan saat berlagak melepas dasi baju seragamnya, deg-degan ? emang jantungnya masih aktif huu..

Untung saja gadis itu menghentikannya, benar-benar untung, Axel merasa gadis itu adalah gadis yang baik. Sedikit menyesal mengerjainya, hingga kini gadis itu mengira kalau Axel telah melihatnya di kamar mandi tapi tidak apa-apa ada untungnya juga. Sejak itu Athena berdo'a dulu sebelum melepas pakaiannya.

Bagus kan ? karena bagaimanapun juga bukan cuma Axel makhluk tak kasat mata di dunia ini. Jadi sekarang gadis itu sudah terlindungi. Axel tersenyum, meski terlihat tidak percaya namun gadis itu mau menjalankan nasehatnya. Membaca do'a kalau mau berbugil ria.. ha..ha..ha..

Setelah selesai mandi kembali Axel mengikutinya hingga keluar kamar sampai masuk lagi. Bahkan saat gadis itu tidur, Axel tidur disampingnya. Menjelang pagi Axel mencoba menyapa lagi, selalu menyapa hai, hai, hai tapi gadis itu masih belum menyadari keberadaannya hingga suatu ketika saat gadis itu terbangun.

Dan hai, gadis itu kaget hingga menepuk pipinya mengira dirinya sedang bermimpi. Gadis itu telah menyadari kehadirannya lagi dikamar itu. Namun karena sikap Axel yang keterlaluan membuat gadis itu kesal.

Gadis itu memutuskan untuk mengusirnya, meski sedih Axel pergi dari kehidupan Athena dan kembali ke rooftop. Sama-sama merindukan saat bersama. Athena ingin Axel kembali dalam kehidupannya. Namun saat ditanya bersediakah dia selalu bersamanya, Athena menggelengkan kepalanya. Axel kembali ke rooftop, dengan perasaan sedih dan hampa.

Sementara itu sorenya Athena sudah bersiap-siap menunggu Axel. Siang tadi telah bertemu dengannya dan memintanya untuk kembali ke kamarnya. Athena sangat bersemangat menunggu kemunculan laki-laki tampan itu eh.. hantu tampan itu.

Bahkan Athena mengira kalau saat ini Axel sudah berada dikamarnya. Namun belum bisa terlihat olehnya, gadis itu penasaran kenapa beberapa kali dia bisa melihat Axel disiang hari, Athena bersiap-siap dengan pertanyaan itu.

Tapi hingga malam Axel belum muncul juga, Athena kecewa, sangat kecewa, padahal dia sudah memintanya.

Tapi dia mengatakan sesuatu waktu itu, apa saat itu dia menolak ? oh .. kenapa aku tidak bisa mendengar suaranya, apa sound system nya rusak ? aah.. kayak robot aja bisa rusak, jerit hati Athena.

Kalau gitu besok aku akan ke rooftop bertanya padanya saat matahari akan tenggelam.

Berarti malam dong, sendirian lagi disana malam-malam hua...ha...ha..., aku kan trauma, kok malah kesitu lagi, jerit hati Athena season dua.

Besoknya Athena bertekad mencari Axel di rooftop. Saat istirahat gadis itu melangkah menaiki tangga hingga lantai atas gedung itu, memanggil nama Axel. Namun tak ada balasan, bayangannya pun tidak, bahkan bayangan tipis pun tak ada.

Athena merasa aneh saat pertama kali melihat Axel disiang hari. Tampilannya seperti hologram rusak, mungkin belum di setel, saat penampakan kedua barulah agak jelas namun belum ada suaranya huh.. tekhnologi hantu ternyata belum canggih.

Athena terus memanggil Axel hingga akhirnya bel berbunyi. Gadis itu menuruni tangga dengan lesu, perasaannya sedih mengira Axel tak bisa muncul dihadapannya atau memang Axel tak mau lagi bertemu dengannya.

"Sombong amat.. huh... jadi hantu aja sombong gimana kalau jadi manusia ?" teriak Athena sambil menatap ke lantai paling atas itu.

Saat bel pulang Athena merasa ragu, apakah akan menemui Axel lagi, menunggu nya hingga malam atau memutuskan pulang. Athena berjalan mengikuti langkah teman-temannya yang beranjak pulang, dalam hatinya sedang berperang tanding.

Tunggu aja... pulang aja... tunggu aja... pulang aja..

kalau nunggu mungkin bisa bertemu.

Bisa jadi dia emang nggak mau ketemu, udah pulang aja... udah tunggu aja.. tanya dulu yang jelas apa maunya, kalau malam sound system nya nggak rusak, ya udah tunggu aja... tapi kalau dia nggak mau diajak gimana ? berarti malam-malam pulang sendiri dong, batin Athena.

Sampai disitu gadis itu garuk-garuk kepala bingung setengah mati setengah hidup. Akhirnya Athena melangkahkan kakinya menaiki angkutan umum. Menghenyakkan pantatnya dikursi angkutan umum itu.

"Stop.... stop pak, maaf ada yang ketinggalan" teriakannya pada sopir angkot itu.

Athena pun turun dan langsung berlari kembali ke sekolah. Berlari kencang menaiki tangga gedung itu, lalu turun lagi.

"Gemboknya saya pinjam dulu ya pak ? yaaa.." ucap Athena meminta izin sekaligus menjawab sendiri.

Gadis itu tidak mau terkunci disana lagi.

Biar pak penjaga sekolah bingung gembok nya hilang ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. ( ketawa orang jahat )

Sampai diatas Athena berteriak.

"Axel jangan kemana-mana ya ? aku nungguin kamu muncul" teriaknya berulang kali sambil mengitari rooftop itu.

Athena menunggu hingga sore hari, kadang-kadang gadis itu semangat, kadang-kadang patah semangat. Namun gadis itu akhirnya tetap menunggu. Duduk memandang langit, gadis itu menitikkan air mata.

Bagaimana kalau dia tidak muncul, aku ketakutan lagi disini, batin Athena benar-benar menyesali tindakan nekatnya.

Kembali menatap langit yang mulai memudar cahayanya. Semakin memudar, semakin takut, air mata Athena semakin deras. Gadis itu menatap langit lalu memejamkan matanya yang lelah. Hingga akhirnya Athena merasakan sesuatu mengusap air matanya. Athena membuka mata, Axel tersenyum padanya.

Athena langsung memeluk laki-laki itu eh.. hantu itu.

"Makasih Axel, makasih sudah muncul" ucap Athena sambil memeluk erat Axel.

Axel membalas pelukan Athena, laki-laki itu eh... kebiasaan amat bilang laki-laki, ini cerita hantu, huh... lanjut lagi. Axel membalas pelukan Athena, hantu itu memeluknya erat. Axel sangat menyukai debaran jantung Athena, hembusan nafas gadis itu.

Sesuatu yang tak dimilikinya, merasakan hangatnya tubuh gadis itu. Merasakan lembut kulit tubuhnya, semuanya. Axel suka semuanya.

Meski hari mulai gelap, Athena sama sekali tidak takut, dia lupa rasa takutnya.

"Kita pulang yuk sebelum terlalu gelap" ucap Athena.

"Tapi saat itu kamu menolak untuk selalu bersamaku" ucap Axel.

"Kapan itu ? bukannya aku mengajakmu pulang ?" tanya Athena.

"Tapi aku tidak mau diusir lagi, jadi aku tanya padamu, apa kamu mau selamanya bersama ku, kamu malah menggelengkan kepala" ucap Axel, oh ya lupa ini posisi nya Axel masih peluk Athena.

Athena melepas pelukannya, wajahnya cemberut.

"Aku menggeleng bukannya menolak permintaanmu, aku bingung karena tidak bisa mendengar suaramu" ucap Athena lagi.

Axel tertawa, akhirnya semua jelas. Ternyata terjadi miskomunikasi bukan Miss universe.

Axel kembali menarik Athena dalam pelukannya, lalu berkata,

"Aku mau bersamamu, aku tidak peduli suatu saat kamu akan mengusirku, yang penting saat ini aku sangat ingin bersamamu" ucapnya sambil mengecup pipi Athena.

Gadis itu bersemu merah, lebih merah dari warna langit. Tersenyum pada Axel lalu segera mengajaknya berlari menuruni tangga, di lantai bawah Athena menyapa penjaga sekolah yang kebingungan mencari gembok teralis.

"Makasih ya pak" ucapnya sambil berlari menggandeng tangan Axel.

Pak penjaga sekolah heran melihat gadis yang berlari ceria tanpa takut hari mulai gelap itu dengan tangan yang membentang.

"Ya ampun ngapain si neng itu sampai menjelang malam begini, apa terkurung lagi ? enggak ah gemboknya aja hilang" ucap pak penjaga sekolah yang langsung heran saat mendapati gembok sudah kembali di tempatnya.

Athena mengajak naik angkutan umum, selagi masih ada namun akan meminta papanya menjemput jika angkutan umum sudah tidak lewat.

Axel mengangguk.

"Nanti jika aku tidak terlihat lagi jangan takut ya, aku tetap ada disisimu" ucap Axel sambil menangkup wajah Athena.

Gadis itu mengangguk, percaya sepenuhnya pada Axel. Dan benar seperti apa yang dikatakannya, saat menaiki angkutan umum tak berapa lama kemudian Axel menghilang. Tapi Athena yakin Axel telah menaiki angkutan umum yang sama dengannya.

Saat berjalan memasuki kompleks perumahan elit itu, seorang security mencegatnya mengira ada orang tak dikenal memasuki area perumahan itu.

"Loh kok non Athena pulangnya malam bener, biasanya sore udah pulang. Napa nggak minta dijemput pak Dany aja non" tanya pak security yang kenal akrab dengan keluarga itu.

"Nggak apa-apa pak cuma pulang kemalaman aja" jawab Athena.

"Perlu saya anter non ?" ucapnya sambil menunjuk motornya.

"Nggak usah pak, biasanya juga pulang sendiri" jawabnya lagi.

Namun tak berapa lama kemudian ponsel Athena bergetar, gadis itu menatap layar ponselnya. Tertera mama disitu, nggak mungkin disini kan..

"Halo ma" sapa Athena.

"Kamu dimana udah malam gini belum pulang" tanya mama Athena khawatir.

"Ya ini udah nyampe pos jaga ntar lagi nyampe" ucapnya sambil melambaikan tangan pada pak security.

"Hati-hati di jalan ya nak, kamu ini anak gadis loh, jangan bikin Mama khawatir" ucap mamanya lagi.

"Iya ma, kalau mama khawatir jangan matiin teleponnya ya he.. he.." ucap Athena.

"Orang khawatir malah cengengesan" ucap mama Athena.

Gadis itu kembali tertawa, sama sekali tak ada raut takut diwajahnya. Athena benar-benar yakin Axel ada disampingnya. Memasuki pagar rumah besar itu Athena sengaja melambatkan menutup pagarnya. Setelah yakin Axel masuk barulah Athena merapatkannya.

Axel tersenyum melihat tingkah gadis itu, untuk apa mempersilahkan dia masuk, kan dia bisa menembus dinding eh.. pagar.

Belum sempat Athena menekan bel, mama Athena sudah membukakan pintu.

"Ya ampun kamu ini, kalau mau telat pulang itu nelpon dulu nak" ucap mamanya.

"Maaf ma, nggak kepikiran" ucap Athena sambil tersenyum merayu agar mamanya tak lagi marah.

"Ya udah sana masuk, jangan langsung tidur, mandi makan dulu" teriak mamanya sambil memandang anaknya yang menaiki tangga.

"Ya maaaa" jawab Athena lalu membuka pintu kamarnya, sama seperti tadi Athena melambatkan menutup pintu.

Lalu melongok ke kanan dan ke kiri, memastikan tak ada yang melihat kalau dia memasukkan seorang laki-laki kedalam kamarnya. Axel tertawa melihat tingkah laku Athena, untung saja suara tawanya tak terdengar.

Mana mungkin ada yang mengetahui kalau Athena menyelundupkan seorang laki-laki, terlihat pun nggak.

"Kamu tunggu disini ya, aku mau mandi dulu, awas jangan ngintip kalau berani ngintip aku sewa dukun buat ngusir kamu" ucap Athena.

Axel tersenyum.

Untung sewa dukun, dari pada sewa pembunuh bayaran. Axel menunggu dikamar seperti yang diperintahkan Athena. Tak seperti biasanya kali ini gadis itu mandi lebih cepat, entah apa yang menyebabkannya begitu. Mungkin takut di intip atau ingin segera menuntaskan harinya.

Gadis itu segera turun untuk makan malam, mama Athena terlihat heran dengan semangat gadis itu menghabiskan makannya.

"Athena udah selesai pa, Athena udah selesai ma, Athena mau pamit keatas dulu ya" ucapnya sambil membungkuk lalu pergi naik kelantai dua masuk ke kamarnya.

Kedua orang tuanya bengong melihat sikap anak gadisnya yang aneh, papa dan mama Athena memandang ke piring mereka masing-masing, mereka bahkan belum menghabiskan setengahnya.

Athena langsung masuk ke kamar dan mengerjakan tugas sekolahnya lalu segera tidur. Gadis itu ingin bisa bangun sebelum fajar, sebelum langit menjadi terang. Agar bisa bertemu dengan Axel dengan waktu yang lebih lama.

"Selamat malam Axel" ucapnya memejamkan mata sambil tersenyum.

"Selamat malam Athena"

Athena langsung bangun terduduk, gadis itu mendengar suara Axel.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Bang Wind

Bang Wind

semangat kakak

2023-09-12

0

Mustika Aira

Mustika Aira

Athena Athena ,,, ,🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2022-04-10

1

Mustika Aira

Mustika Aira

ah author nya BenGek banget dah 🤣🤣🤣,,, bisa berkomedi juga ternyata ,, yg baca jdi kutan benGek juga 🤣🤣🤣,, seru",,

2022-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2 BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3 BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4 BAB 4 ~ Kembalilah ~
5 BAB 5 ~ Mencari ~
6 BAB 6 ~ D E A L ~
7 BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8 BAB 8 ~ Tantangan ~
9 BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10 BAB 10 ~ Membuktikan ~
11 BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12 BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13 BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14 BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15 BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16 BAB 16 ~ Pengumuman ~
17 BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18 BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19 BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20 BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21 BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22 BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23 BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24 BAB 24 ~ Pendekatan ~
25 BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26 BAB 26 ~ Farewell Party ~
27 BAB 27 ~ Di Pesta ~
28 BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29 BAB 29 ~ Ancaman ~
30 BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31 BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32 BAB 32 ~ Rahasia ~
33 BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34 BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35 BAB 35 ~ Bertemu ~
36 BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37 BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38 BAB 38 ~ Mimpi ~
39 BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40 BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41 BAB 41 ~ Memutuskan ~
42 BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43 BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44 BAB 44 ~ Triple S-B ~
45 BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46 BAB 46 ~ Ke Panti ~
47 BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48 BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49 BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50 BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51 BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52 BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53 BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54 BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55 BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56 BAB 56 ~ Kebenaran ~
57 BAB 57 ~ Terkuak ~
58 BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59 BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60 BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61 BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62 BAB 62 ~ Pelarian ~
63 BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64 BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65 BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66 BAB 66 ~ Back to School ~
67 BAB 67 ~ Demi Athena ~
68 BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69 BAB 69 ~ Pengumuman ~
70 BAB 70 ~ Berpisah ~
71 BAB 71 ~ Ospek ~
72 BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73 BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74 BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75 BAB 75 ~ Liburan ~
76 BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77 BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78 BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79 BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80 BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81 BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82 BAB 82 ~ Bersaing ~
83 BAB 83 ~ Cemburu ~
84 BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85 BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86 BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87 BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88 BAB 88 ~ Salah Paham ~
89 BAB 89 ~ Menerima ~
90 BAB 90 ~ Diterima ~
91 BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92 BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93 BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94 BAB 94 ~ Bertunangan ~
95 BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96 BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97 BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98 BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99 BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100 BAB 100 ~ Jawaban ~
101 BAB 101 ~ Direstui ~
102 BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103 BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104 BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105 BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106 BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107 BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108 BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109 BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110 BAB 110 ~ Kembali ~
111 BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112 BAB 112 ~ Berganti ~
113 BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114 BAB 114 ~ Aku Athena ~
115 BAB 115 ~ Tawaran ~
116 BAB 116 ~ Permintaan ~
117 BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118 BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119 BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120 BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121 BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122 BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123 BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124 BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125 BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126 BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127 BAB 127 ~ Berteman ~
128 BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129 BAB 129 ~ Putus Asa ~
130 BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131 BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132 BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133 BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134 BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135 BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136 BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB Sisi Lain Axella
142 Bab 142
143 BAB 143
144 bab 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149 BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150 BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151 BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152 BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153 BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154 BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155 BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156 BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157 BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158 BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159 BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160 BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161 BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162 BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163 BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164 BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165 BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166 BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167 BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168 BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169 BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170 BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171 BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
Episodes

Updated 177 Episodes

1
BAB 1 ~ Gara-Gara Kejedot
2
BAB 2 ~ Teman Imajiner ~
3
BAB 3 ~ Antara Gelap dan Terang ~
4
BAB 4 ~ Kembalilah ~
5
BAB 5 ~ Mencari ~
6
BAB 6 ~ D E A L ~
7
BAB 7 ~ Anugerah Yang Tak Diinginkan ~
8
BAB 8 ~ Tantangan ~
9
BAB 9 ~ Berbuat Baik ~
10
BAB 10 ~ Membuktikan ~
11
BAB 11 ~ Ingin Menjagamu ~
12
BAB 12 ~ Demi Cinta ~
13
BAB 13 ~ Jangan Pergi ~
14
BAB 14 ~ Kisah Romantis di Diary ~
15
BAB 15 ~ Pengumuman Farewell Party ~
16
BAB 16 ~ Pengumuman ~
17
BAB 17 ~ Pacarku Manusia ~
18
BAB 18 ~ Uji Cinta Sejati ~
19
BAB 19 ~ Athena Sayang ~
20
BAB 20 ~ Laki-laki Dalam Lukisan ~
21
BAB 21 ~ Aku Milikmu ~
22
BAB 22 ~ Jangan Sakit ~
23
BAB 23 ~ Pernyataan Cinta ~
24
BAB 24 ~ Pendekatan ~
25
BAB 25 ~ Anugrah Palsu ~
26
BAB 26 ~ Farewell Party ~
27
BAB 27 ~ Di Pesta ~
28
BAB 28 ~ Malam Perpisahan ~
29
BAB 29 ~ Ancaman ~
30
BAB 30 ~ Kembali Lagi ~
31
BAB 31 ~ Tetap Bersama ~
32
BAB 32 ~ Rahasia ~
33
BAB 33 ~ Rahasia Masa Lalu ~
34
BAB 34 ~ Kenapa Bertemu ? ~
35
BAB 35 ~ Bertemu ~
36
BAB 36 ~ Siapa Axel ? ~
37
BAB 37 ~ Axel in Real Life ~
38
BAB 38 ~ Mimpi ~
39
BAB 39 ~ Cinta 2 Axel ~
40
BAB 40 ~ Berkunjung Lagi ~
41
BAB 41 ~ Memutuskan ~
42
BAB 42 ~ Bukan Axel-ku ~
43
BAB 43 ~ Dia Bukan Dirimu ~
44
BAB 44 ~ Triple S-B ~
45
BAB 45 ~ Kembali Seperti Dulu ~
46
BAB 46 ~ Ke Panti ~
47
BAB 47 ~ Undangan Makan Malam ~
48
BAB 48 ~ Saat Makan Malam ~
49
BAB 49 ~ Undangan Balik ~
50
BAB 50 ~ Pesta Ultah ~
51
BAB 51 ~ Pesta Ultah Athena ~
52
BAB 52 ~ Teman Lama tapi Baru ~
53
BAB 53 ~ Cinta yang Masuk Akal ~
54
BAB 54 ~ Menginap di Rumah Axel ~
55
BAB 55 ~ Kunjungan Sendiri ~
56
BAB 56 ~ Kebenaran ~
57
BAB 57 ~ Terkuak ~
58
BAB 58 ~ Bertemu Axel ~
59
BAB 59 ~ Kesepakatan ~
60
BAB 60 ~ Kesepakatan Lanjutan ~
61
BAB 61 ~ Pertukaran Identitas ~
62
BAB 62 ~ Pelarian ~
63
BAB 63 ~ Manusia Kembali ~
64
BAB 64 ~ Identitas yang Sebenarnya ~
65
BAB 65 ~ Menemui Hani ~
66
BAB 66 ~ Back to School ~
67
BAB 67 ~ Demi Athena ~
68
BAB 68 ~ Kembali ke Posisi ~
69
BAB 69 ~ Pengumuman ~
70
BAB 70 ~ Berpisah ~
71
BAB 71 ~ Ospek ~
72
BAB 72 ~ Hari Pertama di Kampus ~
73
BAB 73 ~ Hari kedua OSPEK ~
74
BAB 74 ~ Berubah Sikap ~
75
BAB 75 ~ Liburan ~
76
BAB 76 ~ Masih Liburan ~
77
BAB 77 ~ Mengunjungi Raihan ~
78
BAB 78 ~ Sedih untuk Kalian ~
79
BAB 79 ~ Hadiah dari Raihan ~
80
BAB 80 ~ Lupakanlah ~
81
BAB 81 ~ Pesan Raihan ~
82
BAB 82 ~ Bersaing ~
83
BAB 83 ~ Cemburu ~
84
BAB 84 ~ (Tak) Ingin Berpisah ~
85
BAB 85 ~ Janji dan Permintaan ~
86
BAB 86 ~ Sidang Skripsi ~
87
BAB 87 ~ Memenuhi Janji ~
88
BAB 88 ~ Salah Paham ~
89
BAB 89 ~ Menerima ~
90
BAB 90 ~ Diterima ~
91
BAB 91 ~ Yang Menunggu dan Yang Memikirkan ~
92
BAB 92 ~ Harga Diri dan Kehormatan ~
93
BAB 93 ~ Pengumuman Pertunangan ~
94
BAB 94 ~ Bertunangan ~
95
BAB 95 ~ Yang Dipercaya ~
96
BAB 96 ~ Berubah Pikiran ~
97
BAB 97 ~ Salah Sangka ~
98
BAB 98 ~ Mohon Restu ~
99
BAB 99 ~ Jawabannya Adalah ~
100
BAB 100 ~ Jawaban ~
101
BAB 101 ~ Direstui ~
102
BAB 102 ~ Jangan Batal ~
103
BAB 103 ~ Menunggu di Kampus ~
104
BAB 104 ~ Mengabaikan ~
105
BAB 105 ~ Jangan Abaikan Lagi ~
106
BAB 106 ~ Rencana Pertunangan ~
107
BAB 107 ~ Kunjungan ke Rumah Axel ~
108
BAB 108 ~ Pesta Pertunangan ~
109
BAB 109 ~ Kecelakaan ~
110
BAB 110 ~ Kembali ~
111
BAB 111 ~ Ingin Hidup ~
112
BAB 112 ~ Berganti ~
113
BAB 113 ~ Nasehat Axella ~
114
BAB 114 ~ Aku Athena ~
115
BAB 115 ~ Tawaran ~
116
BAB 116 ~ Permintaan ~
117
BAB 117 ~ Kejadian yang Sama ~
118
BAB 118 ~ Ingin Kembali ~
119
BAB 119 ~ Ingin Bangun Lagi ~
120
BAB 120 ~ Di Pergantian Waktu ~
121
BAB 121 ~ Jangan Putus Asa ~
122
BAB 122 ~ Memilih Pergi ~
123
BAB 123 ~ Axella Pulang ~
124
BAB 124 ~ Bertemu Di Antara Gelap dan Terang ~
125
BAB 125 ~ Menjadi Axella ~
126
BAB 126 ~ Di Kelas Axella ~
127
BAB 127 ~ Berteman ~
128
BAB 128 ~ Berganti Peran ~
129
BAB 129 ~ Putus Asa ~
130
BAB 130 ~ Sisi Lain Axella ~
131
BAB 131 ~ Kunjungan Seorang Teman ~
132
BAB 132 ~ I Can Wait Forever ~
133
BAB 133 ~ Siapa Ningnong? ~
134
BAB 134 ~ Permintaan Athena ~
135
BAB 135 ~ Masih Menjadi Axella ~
136
BAB 136 ~ Jangan Usir Hantu ~
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB Sisi Lain Axella
142
Bab 142
143
BAB 143
144
bab 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148 ~ Tak Sadarkan Diri ~
149
BAB 149 ~ Mendekam dalam Tubuh Axella ~
150
BAB 150 ~ Sebagai Axella ~
151
BAB 151 ~ Ulang Tahun Ningnong ~
152
BAB 152 ~ Tetaplah Kuat Untukku ~
153
BAB 153 ~ Kemarahan Axella ~
154
BAB 154 ~ Kecurigaan Mommy Axella ~
155
BAB 155 ~ Menjadi Hantu di Kamar Sendiri ~
156
BAB 156 ~ Sidang Keluarga untuk Athena ~
157
BAB 157 ~ Rahasia Axella ~
158
BAB 158 ~ Tomboy Demi Ningnong ~
159
BAB 159 ~ Masa Lalu Dua Sahabat ~
160
BAB 160 ~ Kisah di SMP ~
161
BAB 161 ~ Nekat ke RS ~
162
BAB 162 ~ Berkumpul di RS ~
163
BAB 163 ~ Terlihat oleh Mia ~
164
BAB 164 ~ Hanya Mia yang Mengerti ~
165
BAB 165 ~ Surat Untuk Axel ~
166
BAB 166 ~ Rencana Mia ~
167
BAB 167 ~ Pengakuan Axel ~
168
BAB 168 ~ Bersama Menjaga Athena ~
169
BAB 169 ~ Kalimat Kunci Mia ~
170
BAB 170 ~ Axella Terjebak di RS ~
171
BAB 171 ~ Menjemput Axella ~
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!