...🌹🌹🌹...
Malam sudah larut, tetapi kedua insan yang sedang kasmaran ini masih saja berbincang melalui sambungan telepon.
' *Ay, pokoknya besok jangan mau kalau di suruh memakaikan dasi atau menyetrika baju kak Alex ataupun kak Gino.'
^^^' Kenapa memangnya? '^^^
' Ish, Kau ini tidak peka. Jelas saja aku tak suka. Kamu tau kata cemburu? '
^^^^^^' Cemburu? jangan bilang kau cemburu kepada kedua kakakmu sendiri.' ^^^^^^
' Jelas aku cemburu Ay, awas saja kalau sampai kamu.... Hallo Ay? Ay...? Ayana Jasmine*!' Seru Jackie memanggil tapi tak ada jawaban.
Jelas saja, Ayana sudah terlelap tak kuasa menahan rasa kantuknya.
' Hemh, baiklah. Tidurlah Ay... Ayangku...! Selamat tidur.' Jackie menutup panggilannya dan kemudian memejamkan matanya untuk mengarungi mimpi.
Pagi menjelang dari pukul 4 pagi Ayana sudah terbangun. Tapi sedikit berbeda pagi ini. Ayahnya terbatuk batuk dan mengeluh sakit kepala.
" Nana, bisa tolong kerokan Bapak dulu Nak. Kepala bapak pusing, mungkin masuk angin."
Ayana yang sedang mencuci piring langsung menghentikan pekerjaannya dan mengerik sang Bapak. " Bapak sakit? Nana buatkan wedang jahe ya nanti biar hangat. "
" Nanti kamu terlambat." Bapak Ayana menolaknya takut jika nanti putrinya akan terlambat menjalankan tugasnya untuk mengurus baju-baju para majikannya yang akan pergi bekerja.
" Tidak pak, Masih ada waktu." Ayana lebih mengkhawatirkan keadaan Ayahnya daripada pekerjaannya yang masih bisa di tunda.
Ayana khawatir dan memiringkan kepalanya mengamati wajah sang Bapak yang terlihat lelah. " Pak, atau tidak. Nana minta ijin saja ya. Badan bapak terasa hangat." Ucapnya setelah menyentuh kulit punggung sang Ayah yang terasa lebih hangat dari suhu normal.
" Jangan, Sudah buatkan wedang jahe saja lalu segera kamu berangkat kesana. Tidak enak bapak sudah terlalu banyak berhutang kepada keluarga Armanto. Deri mulai dulu sewaktu Bapak sakit, sampai saat ibumu hamil, persaliananmu, sekolahmu, dan sampai ibumu meninggal semua menggunakan uang hasil hutang dari keluarga Armanto. "
" Bapak Malu Na, Apakah nanti sampai bapak menutup mata, hutang bapak kepada keluarga mereka tidak akan selesai juga? " Pak Pras merasa tak enak hati. Terselip rasa malu yang amat sangat. Namun mau bagaimana lagi, keadaan yang membuatnya menjadi seperti itu.
Ayana hanya bisa merasakan apa yang Bapaknya rasakan dengan menahan kesedihan dari air mukanya. " Bapak tenang saja. Nanti kalau Nana sudah bekerja, Nana akan membayar semua hutang-hutang keluarga kita kepada keluarga Armanto."
" Kamu, pintar sekali menghibur orang tua. " Pak Pras terkekeh dan mengusap kepala putrinya.
...🌹🌹🌹...
...POV Jackie....
Pagi ini aku bangun lebih awal. Aku bangun dari jam 5 pagi tadi. Tapi, kemana dia kemana belum datang? ponselnya juga tidak aktif apa terjadi sesuatu?
Baru saja aku menjadi pacarnya dua hari ini, tapi sudah di ghosting.
Terlihat dari jauh samar-samar lampu sepedanya. Akus ungguh senang dan tak pernah sesenang ini. Mungkin saat ini di matanya aku seperti anak TK yang kegirangan ketika akan dibagi jajanan.
Dia berhenti ketika melihatku menghadangnya di tengah jalan dengan tangan yang sengaja kurentangkan lebar-lebar.
" Cepat Jackie, aku sudah terlambat! jangan ada drama diantara kita." Ketusnya yang membuatku kecewa tapi juga gemas.
Harapanku sih, dia akan berlari dan tertawa girang lalu hinggap dan memelukku erat. Tapi dia? dia terlihat sedih. Ada apa?
Aku duduk di boncengan sepedanya lalu berpegangan pada pinggangnya. Kali ini dia tidak menolak dan terus saja mengayuh dan berhenti saat aku memintanya.
" Stop! " Seruku dengan kakiku yang sudah menjuntai bersentuhan dengan rerumputan.
" Ada apa lagi Jack?"
" Kau aneh hari ini Ay, ada apa? Apa aku berbuat salah? atau kau menyesal telah menerima perasaanku kemarin?"
" Jackie my bunny, sudahlah ini bukan waktu yang tepat. Nanti akan kuceritakan ketika kita sampai di kampus. oke? "
Senang hatiku, mendengar dia memanggilku dengan sebutan bunny. Oh, manisnya. Jujur aku tertawa senang dalam hati.
Seperti biasa, dia mengurusi pakaian kami. Sedari tadi hatiku was-was tak suka saja jika kak Alex atau kak Gino akan mendekatinya. Dia kan pacarku sekarang..
Oh, senangnya hatiku sudah tak jomblo lagi.
" Kenapa kau senyum-senyum menjijikkan seperti itu? " Tegur kak Alex yang melihatku tersenyum sendiri saat berdiri di ambang pintu ruang makan yang bersebelahan dengan ruang setrika.
Aku pura-pura membaca pesan di ponselku. " Kenapa? biasa saja. Aku hanya sedang membaca pesan teman-temanku. Apa itu salah? "
Dia terkekeh " Santai saja Mas Jack, tidak usah nyolot. " Dia berlalu dan... " Atau jangan-jangan pesan dari pacar? kamu sudah pacaran?" Dia tertawa meledekku.
" Bun! si bontot sudah mulai pacaran...! " Teriaknya sengaja membuat keributan.
Benar saja Bunda langsung menghampiriku dan menjujung sebelah telingaku. Malu aku sungguh malu kejadian itu juga disaksikan oleh pacarku sendiri. Oh, batu bertuah telanlah aku..!
Peraturan di keluarga ini. Jika belum mapan atau berpenghasilan dilarang pacar pacaran. Dan aku melanggarnya, sekarang tau kan apa alasanku sampai di kampus pun aku mengajak Ayana untuk berpura-pura menjadi pacarku? Ya ini, aku malu selalu di olok-olok teman-temanku. Semoga saja Ayana tak ikut mengolokku nanti.
Benar ini sudah lazim bagi sebagian orang untuk menjalin hubungan sebagai kekasih. Tapi, tidak dengan kedua orang tuaku. Jika benar-benar niat, langsung saja tunangan dan menikah apa itu penjajakan dan pendekatan? mereka tak kenal.
Dari mimik mukanya aku tau dia terkejut juga iba melihatku. melihat sebelah kupingku terangkat dan hampir memanjang seperti cakwe.
" Mana uang? " Bunda menengadahkan tangannya setelah menjewerku.
Aku mengernyitkan dahi " U... uang? Uang apa Bun?"
" Ya uang. Kamu tau kan peraturan ayah dan Bunda? tak boleh pacaran sebelum bisa mencukupi segala kebutuhan diri sendiri. Sekarang mana uangnya Bunda mau lihat. "
Aku melirik tajam Kak Alex, benar saja wajahnya minta di tonjok. " Uang apa sih Bun? bunda tuh di tipu sama Kak Alex, lihat nih ponsel adek mana ada pacar-pacaran?" ku sodorkan ponselku.
" Alex....! " Serunya setelah melihat ponselku beserta semua pesan dan catatan panggilan.
Huft aman aku kali ini seperti sedang selingkuh saja. Ternyata begini rasanya mempunyai jalinan hubungan yang sembunyi-sembunyi? setiap detik selalu mempunyai ritme jantung yang tak menentu.
" Apa Bunda? " Sahutnya santai sambil melirikku.
Apa itu?
Pacarku sedang memakaikan dasi kepada lelaki penyamun yang menyebalkan itu?
Mwo...?
Ah~~~ Nampaknya aku harus memberikan hukuman kepada pacarku yang pembangkang itu. Dan, apa dia Alex? kau manja sekali...!
Segeralah pergi Alex, mataku panas melihat kalian berdua. Oh iya mana Kak Gino? setidaknya bila kak Gino akan lebih bersikap dingin dan tau diri tidak seperti Abangku yang genit satu itu Alex si penyamun.
" Lain kali awas saja kamu kalau mengadu yang tidak-tidak. " Bunda berlalu pergi setelah memperingatinya.
" Tukang ngadu..!" Ketusku yang kemudian duduk dan terus memperhatikan gerak gerik mereka.
Pacarku sih datar-datar saja sikapnya. Tetapi Kak Alex, mengapa aku melihat sesuatu yang lain?
Tatapan mata itu?
Apa dia....?
" Awas minggir! " Celetuknya lalu menggeser tubuh kak Alex. " Mana kemejaku Na? yang biru telur asin." Ujarnya dengan mata yang terus mencari- di sekitar Ayana.
" Sudah ada di lemari pakaianmu Kak. " Ayana menjawab dengan ramahnya.
" Oh..." Sahutnya lalu pergi.
Cepatlah selesai drama per pakaian ini. Alex, segeralah kau pergi.
" Ayana, kamu berbeda hari ini. Kamu terlihat lembut dan cantik. Cocok dengan bajumu. aku suka..." Ucapnya santai dan kemudian pergi setelah sebelumnya mengacak pucuk kepala pacarku.
Hatiku terbakar dan mungkin sekarang sudah gosong tak tertolong. Oh ayolah lelaki mana yang mau berbagi pacar? Gila saja.
" Makasih Kak. " Jawabnya dengan lirih dan menunduk.
Kini tiba giliran ku untuk mencari bajuku.
" Ay, Mana kemeja hitamku yang kotak-kotak? " Teriakku di ambang pintu kamarku. Sengaja memanga gar dia masuk ke perangkapku.
...🌹🌹🌹...
...Author POV....
" Makasih~~. " Ucap Jackie menirukan Ayana tadi saat menjawab pujian Alex dengan nada yang menye-menye dan tentu saja itu membuat Ayana kesal. Pasalnya hal itu sudah berulang kali Jackie lontarkan.
^^^" Apaan sih?"^^^
" Senangnya dalam hati kalau banyak yang godain~~~" Jack menirukan sebuah lagu.
^^^" Udah deh, jangan buat masalah pagi-pagi. Kamu kan tau gimana kebiasaan semua kakakmu? Dari kalian bertiga yang waras cuman kak Gino tau?"^^^
" Oh, jadi sekarang kamu sukanya sama Kak Gino? Sadar Ay, Kak Gino sudah beristri. "
^^^" Ih, siapa juga yang suka. Jackie my bunny dengar ya. Kita baru jadian kemarin. Dan sekarang kamu membuat keributan. Mau kita bubaran hari ini? "^^^
" Loh, kok bicara seperti itu? Ay...!" Jackie menyentak memanggil Ayana.
Ayana yang malas ribut pagi hari memilih segera mengatakan baju Jackie.
" Sudah ini. Aku keluar ya." Ucapnya.
" Eh, enak saja kau. Setelah membakar perasaanku sekarang mau keluar begitu saja." Jackie mendumel tak karuan dengan raut wajah yang tertekuk lesu.
" Diam ya, sekarang pakai kemejaku ya tampan. Uluh-uluh tampannya. Pacar siapa ini...?" Ayana sengaja berbicara dengan nada imut untuk meluluhkan hati Jackie yang cemburu.
Hapal dan tau karakter Jackie yang pantang menyerah membuat Ayana lebih memilih untuk mengalah. Mendengar pujian dan suara imut Kekasihnya membuat Jackie seketika mengulum senyumnya dan memeluk Ayana.
" Jangan seperti itu lagi Ay. Sungguh aku cemburu." Jujur Jackie dari dalam hatinya.
" Nana...!" Suara pintu terbuka beriringan dengan suara sang ratu di rumah itu membuat Jackie dengan spontan mendorong Ayana hingga terantuk lemari baju pada bagian pinggangnya.
Keduanya terkejut namun hanya Ayana yang meringis kesakitan. Jackie lupa jika ototnya yang kuat akan menghasilkan daya dorong yang kuat pula pada tubuh mungil Ayana.
" Iya Nyonya " Sahut Ayana sambil meringis kesakitan.
" Kamu kenapa? " Bunda Winda membantunya berdiri sedangkan Jackie berlagak ketus padahal yang sesungguhnya dia sangat cemas.
" Anak nakal! kamu apakan Ayana? " Bunda Winda memarahi Jackie mengira jika semua adalah ulah Jackie.
" Saya yang salah nyonya karena tidak hati-hati. Maafkan saya Nyonya. Tadi saya terjatuh saat akan meraih kotak yang di atas lemari itu." Kilah Ayana berbohong.
Keduanya saling melempar pandangan penuh arti dan maksud padahal saat ini bunda Winda tengah menceramahi anak bungsunya. Begitulah resiko dari sebuah hubungan yang terjalin secara sembunyi-sembunyi, harus banyak pula kepura-puraan yang di bangun bak menara di atasnya. Semakin megah, semakin tinggi dan semakin ringkih untuk terjatuh dan musnah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
🤣🤣🤣🤣🤣
inikah namanya cinta oh namanya cinta..
prov reader nyengnyong juga aaaah 😁😁😁😁
2022-04-06
0
Echa Wati
gak nyaman tau yg umpet umpetan,hati gak tenang. 🤭😅😅😅
2022-02-28
0
Cha_lamoh
umpet umpetan ....hihihi
2022-02-04
0