2. Aku tidak pantas.

" Ay, mau ke Mall kan? aku ikut ya? " Kata manusia bergigi kelinci yang duduk bersandar di punggungku saat aku tengah membaca buku di rerumputan.

Ku lirik dia sekilas dari ekor mataku terlihat dia mengatupkan kedua tangannya meski aku tak berbalik menghadapnya. " Ih, tidak ah. Ini acara perempuan. Dia pasti risih kalau kamu ikut." Dalihku yang sebenarnya malas mengajak si jahil ini.

" Oh, Ayolah..! " Rengeknya seperti anak TK yang meminta sesuatu. Harus ku akui dia memang memiliki baby face. Jika saja dia tidak jahil dan usil, sudah tentu aku mungkin akan khilaf dan menerimanya menjadi pacarku.

" Jack, Aku hanya di ajak. Jika kamu benar-benar mau ikut, tanyalah saja langsung padanya. " Tungkasku yang malas berdebat lagi.

Dia tersenyum girang lalu mulai menghubungi seorang wanita. Kutahu itu pasti Kak Lena. Aku menempelkan telingaku dekat pada telinganya dan mendengarkan percakapan mereka. Keyakinannya luntur saat penolakan itu terdengar tegas.

" Tidak boleh. " Katanya yang lesu dan lemas.

Asik... senangku dalam hati. " Kasihan... " Aku menggeleng dan mengusap dahinya seolah iba. Padahal aku sangat senang. Akhirnya ada satu hari dalam satu bulan ini aku tidak di tempeli olehnya.

" Jack! Ayo kita latihan semua sudah menunggumu." Seru seorang lelaki berkulit putih pucat menghampiri kami dari seberang lapangan basket yang menghampar.

Aku tersenyum lalu menatapnya, dia terlihat layu. " Pergilah, sana teman-temanmu sudah menunggumu. Kamu kan pemanin yang handal? Jack aku cuma menemani Kakak iparmu, bukan menemani Kakakmu." Cicitku pelan.

" Senang sekali kamu? Hhhh... " Dia mendesah sebelum berlanjut, "Ay rasanya aku sulit sekali jauh darimu. Lama aku jatuh cinta padamu tapi mengapa tidak pernah kamu terima? Apa ketampananku ini tidak mampu memikat hatimu? " Dia menarik kakiku dan kini kita saling berhadapan. Suasana berubah hening dan serius di selimuti hawa dingin.

" Bukan begitu Jack, kamu tau kan alasannya? Aku cukup tau diri. Aku tak pantas untuk kalian. Aku hanya anak tukang kebun."

" Kamu anak tukang kebun, tapi kan sebentar lagi kamu akan menjadi karyawan di perusahaan Ayah." Dia terus saja merayuku.

Aku memegang lututnya yang masih terlipat. Agaknya hal ini perlu di bahas lebih serius lagi. " Aku tau diri Jack, Oh ayolah carilah wanita lain.. Aku hanya anak tukang kebun. Ya, walaupun nantinya akan menjadi karyawan di sebuah perusahaan, tetap saja itu masih atas uluran tangan keluargamu Jack. Aku tak mau dibilang melunjak dan melebihi batas. "

Dia balas mengusap lembut dan menggenggam tanganku. Tentu hal seperti ini yang pertama kalinya. Walaupun dia mengakui ku sebagai pacarnya di kampus, tapi dia sangat menghormati ku dan menjaga batasan. Aku juga tidak tau apa tujuannya mengaku-ngaku sebagai pacarku. " Ay..., Kamu tau kan keluarga kami bukan keluarga yang seperti itu? Status bukanlah hal utama bagi kami. Kamu lihhat Kak Gino? Dia menikah dengan orang yang biasa saja kan? tanpa status, tanpa Drajat tanpa saham. " Ujarnya yang memang benar semua itu fakta.

Batu kerikil terlempar dan tepat mengenai kepalanya membuatnya meringis dan kemudian mengerang kesal otot-otot lehernya yang sudah siap untuk berteriak. Aku segera kembali mengusap lututnya. Aku tau dia mudah terprovokasi keadaan. " Jangan marah! " Desis ku lalu menenangkannya. Atensinya kembali padaku.

" Hey, ayo latihan!! " Seru beberapa teman-temannya yang sudah berjajar dan membawa bola basket. Ada sparing basket Kali ini, sebenarnya dia memintaku untuk menemaninya tapi kak Lena juga butuh teman.

Berat hati dia meninggalkanku setelah sebelumnya dia mengacak rambutku. Aku hanya bisa terdiam tak membalas selain tersenyum kepadanya. Jika tidak ada senyuman, maka dia akan murka.

...🌷🌷🌷...

Di sebuah Mall.

Aku masih saja setia mendorong kursi rodanya dan berputar-putar mengelilingi Mall ini. Kadang aku mengeluh dalam hati. Dia enak tinggal duduk dan aku mendorongnya kemanapun.

" Kalau kamu lelah, kita berhenti di resto itu ya. " Katanya yang seolah tau keresahanku.

"Ayo! " Sahutku tanpa basa basi. Aku lagi-lagi mendorongnya dengan beberapa kantong belanjaan yang menggantung di handel pendorong. Banyak sekali dia berbelanja, agaknya dia melampiaskan sesuatu.

Kami sampai dan duduk di sebuah meja yang terlihat di sudut resto. " Ini buatmu, ini buatku, ini... buatmu, ini buatku..." Katanya berulang ulang dan membuatku bingung.

" Tumben banyak belanja Kak? biasanya malas keluar?" Tanyaku yang sedang membasahi kerongkonganku dengan jus buah.

Dia tersenyum lalu menatapku teduh dan wajah ayunya mulai sedikit bergerak untuk menjawab. " Ini untukmu! " Tangannya mendorong beberapa kantong belanjaan.

Jujur aku merasa takjub juga kaget. " A... apa? " Aku tak percaya. " Buatku? semua ini? " Malu sangat malu setelah sebelumnya aku berpikiran yang tidak-tidak.

Aku tak enak hati lalu menolaknya perlahan dan menggesernya kembali lebih dekat dengannya duduk. " Aku tidak pantas untuk ini Kak. " Kataku dengan menunduk lesu.

" Apanya yang tidak pantas Ayana? Kamu itu sudah di anggap seperti anak juga di keluarga Bunda... " Tekannya dengan lembut.

" Pakailah ini untuk acara wisudamu nanti. " Ujarnya.

" Tapi ini berlebihan Kak. " Tolak ku halus. Jujur saja aku tak enak hati, percayalah.

Dia kembali tersenyum lalu melihatku dan meraih tanganku. " Jangan menolak atau mengembalikan ini. Atau aku akan marah." Ancamnya dengan wajah yang manis. Siapa yang takut kalau di ancam model begini?

" Ayana, " Panggilnya dan mengalihkan atensiku dari ponsel.

" Apa kak?"

" Kapan kamu memiliki rencana untuk menikah? "

Aku mengambil kembali jusku dan menyeruputnya " Belum ada rencana. Bagaimana nanti saja biarkan jodoh itu yang mengahmpiriku. " Jawabku yang tak mencurigai sesuatu.

Dia tiba-tiba menitikan air matanya. " Boleh aku mengajukan satu calon untukmu? "

Apa maksudnya??

Dia berbicara seperti itu tapi dengan air mata? Aku tidak mengerti pemikiran apa yang ada di kepalanya.

" Kak ada apa? " Aku ikut merasakan kegelisahannya. Terpancar jelas dari matanya ada kesedihan disana.

" Kamu tau aku cacat kan? Aku juga tidak bisa hamil, Aku ingin suamiku bahagia."

" Lalu apa hubungannya denganku kak? "

Dia mendekat dan memelukku hangat. " Bila selesai wisuda nanti, menikahlah dengan suamiku ya? " Ucapnya.

Sukses sudah dia membuat jantungku menggelinding entah kemana. Apa ini? istri melamarkan wanita lain untuk suaminya?? Mengapa ini seperti sinetron?

" Tidak! " Ku urai pelukan kami dengan kasar dan membuat dia sedikit bergeser dari tempatnya.

" Kalau Kakak ada masalah ceritalah padaku, walau aku belum berpengalaman, tapi semoga saja itu bisa membuatmu sedikit merasakan kelegaan. Jangan bicara hal yang tak masuk akal."

Dia menggeleng dan menahan air matanya dengan suara yang bergetar. " Aku tidak bisa memberikan dia keturunan, dia tidak mau menceraikan ku Na. Aku bingung, dia teramat baik padaku. Kadang aku merasa tak pantas bersanding dengan dia. Aku merasa tak sepantasnya kami bersama. Dia begitu tulus dengan cintanya. Tapi apa yang bisa ku berikan? Tidak ada Na, tidak ada!! " Tangisnya kembali pecah dan menggetarkan hatiku.

" Apalagi aku Kak? Sedari bayi merah, aku hidup atas kelapangan hati dan kebaikan mereka semuanya. Lantas apakah pantas aku berpikiran untuk mendapatkan salah satu anaknya? membayangkannya saja aku tak berani Kak. Jangan, tolong jangan aku yang kau seret dalam urusan rumah tanggamu. " Pintaku yang terdengar memelas.

Dia kembali tersenyum lalu mengusap air matanya dari pipinya yang merona " Tapi kamu calon terbaik dari semua wanita yang ku pikirkan. Tolonglah Na, setidaknya sebelum aku berpulang, aku telah memilihkan calon yang baik untuk suamiku. Untuk menjaganya nanti. "

" Apa maksudmu? " Aku melongo tak percaya. Dan dia kini bersimpuh di kakiku. Kami menjadi tontonan banyak orang.

" Dokter memnvonisku tak bisa hidup lebih lama Na. Lalu, apakah aku akan tetap menahannya untuk tetap merawat aku sampai akhir hayatku? Aku ingin melihat senyumnya Na. Selama bersamaku dua tahun ini, tak pernah kulihat senyumnya bersamaku. Hanya bersamamu saat kau kancingkan bajunya aku melihatnya tersenyum."

Apa jadi dia sering melihat canda tawa kami? " Kak Lena slaah paham. Kami tertawa bersama karena membicarakan Jackie, bukan karena kami ada sesuatu." Tepisku bercampur marah karena tuduhannya.

Kubantu dia berdiri dan kembali duduk di kursi rodanya. " Na, pikirkanlah. Ada atau tidak rasamu padanya aku tak apa. Aku bisa terima Na, asalkan wanita itu kamu. " Bergetar suaranya sat mengatakan itu dan membuat dadaku sesak tak karuan.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰

2023-03-05

0

susi 2020

susi 2020

😘😘😀🤩🥰

2023-03-05

0

Renny Mardha

Renny Mardha

baru nyimak thor .. kesan pertama sudah menggoda.. akhirnya kutuntaskan baca karyamu thor.. jempol 2 kuberikan untuk karya hebatmu... 😍😘

2022-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak tukang kebun
2 2. Aku tidak pantas.
3 3. Pernyataannya.
4 4. Sembunyi-sembunyi
5 5. Malam mingguan.
6 6. Tak semestinya.
7 7. kritis.
8 8. Topeng
9 9. Cerita yang sesungguhnya
10 10. Tak ada kabar
11 11. Hasutan.
12 12. 14 Minggu
13 13. Gagal menjagamu
14 14. Tak kuasa menahan.
15 15. Kepulangan Jackie.
16 16. Prahara.
17 17. Menjauh
18 18. Terpuruk
19 19. Bad boy.
20 20. Storage
21 21. Hero
22 22. Demam
23 23. Ketentuan.
24 24. Mantan suami baik hati.
25 25. Sebabnya
26 26. Makan malam.
27 27. Wasiat Almarhum Pras.
28 28. Pekat Malam
29 29. Kamar mandi.
30 30. Lebih indah bila semuanya berakhir.
31 31. Aku harap mereka percaya.
32 32. Perlahan.
33 33. Menyesal.
34 34. Seharusnya bahagia. ( Wedding day )
35 35. Dimana perasaanmu
36 36. Sekuntum rindu.
37 37. Ulang tahun ayah.
38 38. Bukan mauku.
39 39. Tak sengaja.
40 40. Seranjang.
41 41. Perih dimata
42 42. Taman Bougenville.
43 43. Telur dadar.
44 44. QT ( Quality Time)
45 45. Jodoh itu sulit di tebak.
46 46. Ini realita, bukan drama.
47 47. Bulan madu
48 48. Jangan begitu.
49 49. Teman lama ( Denise)
50 50. Demam.
51 51. Makan bersama.
52 52. Kunjungan ibu mertua.
53 53. Kebersamaan.
54 54. Kebersamaan 2.
55 55. Tak ku relakan.
56 56. Mengapa tak rela?
57 57. Panda istimewa.
58 58. soto buatan Bu Sri.
59 59. Suka bau keringatmu.
60 60. Nuansa floral.
61 61. Sebagai bekal?
62 62. Ada apa Dok?
63 63. Mirip djavu.
64 64. Berbagi.
65 65. Ketakutan.
66 66. Keterpaksaan.
67 67. Alex ( obat penawar )
68 68. Gino ( Hadiah kecil )
69 69.
70 70. Warm me up.
71 71. Sudah bulat.
72 72. Jangan menangis.
73 73. Upah
74 74. Alex ( jumlah kerugian)
75 75. Dasar cabul.
76 76. Mati lampu yang meresahkan.
77 77. Suapi.
78 78. Hangat.
79 79. Pertama kalinya. ( Gino).
80 80. Rujak bebek.
81 81. Tolong
82 82. Ego
83 83. body mist
84 84. Tidak kehilangan sendirian.
85 85. menggila ( Alex)
86 86. kotak
87 87. siapa dia?
88 88. buket
89 89. Bau Mas
90 90. sofa
91 100. aku butuh kejelasan.
92 91. Iya sudah, kita baikan.
93 92. Sama saja.
94 93. Serius?
95 94. Ketakutan yang menjalari
96 95. Membingungkan.
97 96. Mis A
98 97. Membayar semuanya
99 98. Hunian baru
100 99. Hanya kemungkinan besar (Alex)
101 100. Si rewel
102 101. Harus
103 102. Bagaimana jika,
104 103. Mau tambah?
105 104. Teristimewa.
106 105. kemana?
107 106. Buah simalakama
108 107. siapa?
109 108. Malaikat TAMPAN.
110 109. AIR MATA KEBAHAGIAAN.
111 110. untuk apa?
112 111. Lamat lamat
113 112. Banyak perdebatan.
114 113. Kesana?
115 114. Dia kuat
116 115. Sabun cuci piring.
117 116. Pernikahan Alex
118 117. Tersangka penusukan.
119 118. Balada jambu air.
120 119.
121 120.
122 121.
123 122.
124 123.
125 124.
126 125. Apa aku sedang berselingkuh?
127 126. hadiah
128 127. tak tahu siapa
129 130. End
130 Anaknya Ayana.
Episodes

Updated 130 Episodes

1
1. Anak tukang kebun
2
2. Aku tidak pantas.
3
3. Pernyataannya.
4
4. Sembunyi-sembunyi
5
5. Malam mingguan.
6
6. Tak semestinya.
7
7. kritis.
8
8. Topeng
9
9. Cerita yang sesungguhnya
10
10. Tak ada kabar
11
11. Hasutan.
12
12. 14 Minggu
13
13. Gagal menjagamu
14
14. Tak kuasa menahan.
15
15. Kepulangan Jackie.
16
16. Prahara.
17
17. Menjauh
18
18. Terpuruk
19
19. Bad boy.
20
20. Storage
21
21. Hero
22
22. Demam
23
23. Ketentuan.
24
24. Mantan suami baik hati.
25
25. Sebabnya
26
26. Makan malam.
27
27. Wasiat Almarhum Pras.
28
28. Pekat Malam
29
29. Kamar mandi.
30
30. Lebih indah bila semuanya berakhir.
31
31. Aku harap mereka percaya.
32
32. Perlahan.
33
33. Menyesal.
34
34. Seharusnya bahagia. ( Wedding day )
35
35. Dimana perasaanmu
36
36. Sekuntum rindu.
37
37. Ulang tahun ayah.
38
38. Bukan mauku.
39
39. Tak sengaja.
40
40. Seranjang.
41
41. Perih dimata
42
42. Taman Bougenville.
43
43. Telur dadar.
44
44. QT ( Quality Time)
45
45. Jodoh itu sulit di tebak.
46
46. Ini realita, bukan drama.
47
47. Bulan madu
48
48. Jangan begitu.
49
49. Teman lama ( Denise)
50
50. Demam.
51
51. Makan bersama.
52
52. Kunjungan ibu mertua.
53
53. Kebersamaan.
54
54. Kebersamaan 2.
55
55. Tak ku relakan.
56
56. Mengapa tak rela?
57
57. Panda istimewa.
58
58. soto buatan Bu Sri.
59
59. Suka bau keringatmu.
60
60. Nuansa floral.
61
61. Sebagai bekal?
62
62. Ada apa Dok?
63
63. Mirip djavu.
64
64. Berbagi.
65
65. Ketakutan.
66
66. Keterpaksaan.
67
67. Alex ( obat penawar )
68
68. Gino ( Hadiah kecil )
69
69.
70
70. Warm me up.
71
71. Sudah bulat.
72
72. Jangan menangis.
73
73. Upah
74
74. Alex ( jumlah kerugian)
75
75. Dasar cabul.
76
76. Mati lampu yang meresahkan.
77
77. Suapi.
78
78. Hangat.
79
79. Pertama kalinya. ( Gino).
80
80. Rujak bebek.
81
81. Tolong
82
82. Ego
83
83. body mist
84
84. Tidak kehilangan sendirian.
85
85. menggila ( Alex)
86
86. kotak
87
87. siapa dia?
88
88. buket
89
89. Bau Mas
90
90. sofa
91
100. aku butuh kejelasan.
92
91. Iya sudah, kita baikan.
93
92. Sama saja.
94
93. Serius?
95
94. Ketakutan yang menjalari
96
95. Membingungkan.
97
96. Mis A
98
97. Membayar semuanya
99
98. Hunian baru
100
99. Hanya kemungkinan besar (Alex)
101
100. Si rewel
102
101. Harus
103
102. Bagaimana jika,
104
103. Mau tambah?
105
104. Teristimewa.
106
105. kemana?
107
106. Buah simalakama
108
107. siapa?
109
108. Malaikat TAMPAN.
110
109. AIR MATA KEBAHAGIAAN.
111
110. untuk apa?
112
111. Lamat lamat
113
112. Banyak perdebatan.
114
113. Kesana?
115
114. Dia kuat
116
115. Sabun cuci piring.
117
116. Pernikahan Alex
118
117. Tersangka penusukan.
119
118. Balada jambu air.
120
119.
121
120.
122
121.
123
122.
124
123.
125
124.
126
125. Apa aku sedang berselingkuh?
127
126. hadiah
128
127. tak tahu siapa
129
130. End
130
Anaknya Ayana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!