My Little Girl

My Little Girl

One

Gibran Eldan Damareno adalah Ketua geng motor dengan nama Dragster. Gibran memiliki sifat dingin dan cuek.

Ia mempunyai saudara kembar bernama Gisela Cindy Damareno. Adiknya itu tinggal bersama sang Mama dan Papa baru mereka.

Sementara Gibran sendiri, ia memilih tinggal sendiri. Tidak ikut Mama ataupun sang Papa. Orang tuanya memang sudah berpisah sejak ia berumur tiga belas tahun.

Kini kedua orang tuanya sudah mempunyai pasangan hidup masing-masing. Kedua keluarga barunya itu menyayangi ia dan Gisela seperti anak kandung mereka.

Maka dari itu ia bahagia ketika orang tuanya bahagia. Meskipun dengan jalan hidup masing-masing.

Usia Gibran masih 17 tahun, tapi ia sudah bisa memimpin perusahaannya sendiri. Ia menjadi CEO diusianya yang masih terlalu muda. Memimpin perusahaan sekaligus memimpin geng motor.

Sekarang ini Gibran sedang menanda tangani berkas-berkas yang ada di meja kantornya. Ini sudah jam makan siang, tapi Gibran masih sibuk dengan urusan pekerjaannya.

Sampai dering ponsel menghentikan kegiatannya. Ia menoleh ke arah ponselnya. Tertera nama Marcell di layar ponselnya.

Gibran meletakkan penanya, lalu mengambil ponsel tersebut.

"Halo," ucap Gibran yang pertama mengawali pembicaraan tersebut.

"Lo ada di mana?" tanya orang di seberang sana.

"Kantor," jawab Gibran singkat.

Ia memegang ponsel itu dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya kembali menanda tangani berkas itu sambil membacanya dengan teliti.

"Gue ada di Mansion lo sama Kenzo dan Zidan. Lo cepetan ke sini, ada yang mau gue omongin."

"Ngomong di telfon emangnya nggak bisa? Gue lagi sibuk." Ia berbicara tanpa menghentikan kegiatannya.

Terdengar suara decakan dari seberang sana. "Enggak. Ini penting banget, jadi gue minta lo ke sini sekarang juga!"

"Ck. Oke, gue ke sana sekarang."

Tanpa menunggu balasan dari si penelepon. Gibran langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia memasukkan ponselnya ke saku jasnya. Lalu mengambil kunci mobil dan keluar dari ruangannya.

Saat sampai di parkiran mobil, Gibran melepas jas mahalnya. Masuk ke dalam mobil mewah miliknya, meletakkan jas mahalnya di samping kursi pengemudi. Lalu mengambil jaket kulit di jok belakang dan memakainya.

Jaket kulit dengan lambang Naga yang merupakan jaket khusus milik Anggota Dragster.

Setelah siap, ia mulai menjalankan mobilnya meninggalkan gedung perusahaan besar miliknya.

...***...

Gibran berjalan angkuh menuju ke dalam Mansion megah miliknya.

Gibran duduk di single sofa. Di depannya sudah ada dua orang sebagai anggota inti Dragster, dan dua orang lagi adalah tamu.

"Apa rencana yang akan kita jalankan? Langsung serang Xevior di markasnya atau bagaimana?" tanya salah satu dari mereka. Zidan Verland Anzelo. Wakil ketua Dragster, sekaligus sahabat dekat Gibran.

Gibran tak langsung menjawab, matanya melirik ke sofa kanan di mana seorang pemuda tampan duduk menyesap nikotinnya. Dia adalah Ketua dari Geng Verlix. Marcell Darwino Affegan nama pemuda itu.

Marcell adalah saudara tiri dari Gibran. Dia adalah anak dari Ayah barunya yang menikah dengan mamanya.

"Kenapa lo nanya gua? Yang punya masalah kan dia," jawab Gibran dingin.

Gibran memang sudah tau tujuan ia disuruh ke sini adalah untuk mendiskusikan tentang penyerangan yang akan mereka lakukan. Sebelum ke sini, Zidan mengiriminya pesan bahwa Marcell ingin meminta bantuan untuk menyerang salah satu Geng motor.

"Jadi gimana?" Zidan beralih menatap Marcell.

Marcell mengedikan bahu acuh. "Gue terserah kalian aja. Intinya lo harus bisa hancurin Geng sampah itu!" ucap Marcell dengan penuh dendam.

"Kenapa nggak lo aja yang hancurin mereka? Lo kan punya pasukan," tanya Gibran heran.

"Ck, tetep aja gua butuh bantuan Geng lo, saudara-ku."

Gibran mendengus mendengar kata saudara-ku keluar dari bibir Marcell.

"Sebenarnya lo ada masalah apa si sama Geng Xevior? Setau gue mereka bukan Geng yang suka nyari masalah," sahut Kenzo Nauval Aldinata. Tangan kanan dan orang kepercayaan Gibran setelah Zidan.

"Ya sebenarnya bukan masalah besar si," ucap Marcell santai.

"Terus kenapa lo sampai dendam banget ke mereka?" tanya Zidan.

"Ketua mereka udah malu-maluin gua di depan umum. Gue nggak terima jadi gue pengen kalian hancurin Geng mereka!" Marcell berucap dengan tangan terkepal erat. Dia sangat dendam dengan Ketua Geng Xevior itu.

Mereka mengangguk-angguk paham. "Oke gue paham. Sekarang lo pergi dari sini, biar ini jadi urusan gue sama yang lain," usir Gibran tanpa basa basi.

Marcell berdehem, lalu bangkit diikuti oleh Dimas Risky Sanjaya. Wakil-nya.

"Ya udah gue serahin ini semua ke lo," ujar Marcell menepuk bahu Gibran. Lalu menoleh ke arah Dimas.

"Ayo kita pergi, Dimas."

Dimas mengangguk, lalu pergi mengikuti Marcell.

Beberapa langkah kemudian Marcell berhenti dan berbalik, "oh ya, Gisel pengen ketemu sama lo. Katanya dia kangen," ucap Marcell kepada Gibran.

"Bilang ke Gisel suruh temuin gue di tempat biasanya besok siang," balas Gibran tanpa menatap balik Marcell.

"Oke."

Marcell kembali melangkah pergi dengan Dimas.

"Jadi gimana, Gib?" tanya Kenzo.

"Panggil semua anggota Dragster, suruh kumpul di Markas utama nanti malam. Dan soal rencana biar itu jadi urusan gua," perintah Gibran menyenderkan tubuhnya.

Zidan dan Kenzo mengangguk paham.

...[][][]...

Seorang gadis cantik dengan wajah polos nan menggemaskan sedang menyeret koper besarnya. Di punggungnya ada sebuah tas kecil berwarna pink yang imut. Gadis kecil itu bernama Geisya Aurelia Zibrano. Gadis yang baru genap berumu 13 tahun itu tampaknya sedang mencari alamat.

Terlihat di tangannya ada kertas berisikan sebuah alamat Rumah seseorang.

"Tinggal lewat gang ini, terus sampai deh," gumam Geisya dengan girang.

Ia semakin mempercepat langkahnya. Sedikit kesusahan karena membawa banyak barang selain koper. Yaitu sebuah boneka dengan ukuran besar berbentuk love berwarna merah yang ada di antara apitan lengan kirinya.

Geisya menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di depan gerbang sebuah Mansion mewah yang ia cari sejak tadi.

"Akhirnya sampai juga!!" seru Geisya senang dan melepas pegangannya dari gagang koper.

Ia mengangkat boneka love itu. "Tasya, liat nih. Ini rumahnya Geisya loh. Bagus kan!!" pamernya pada boneka yang diberi nama Tasya tersebut.

Ia menggerakkan kepala Tasya seolah boneka itu membalas dengan anggukan kepala. Geisya terkikik sendiri akan tingkahnya.

Lalu ia kembali menyeret kopernya untuk masuk ke dalam sana. "Pak! Bukain gerbang istananya dong!! Princess udah sampai nih!!" teriak Geisya dari luar gerbang.

Pak satpam yang sedang tidur telonjak kaget mendengar teriakan seorang gadis dari luar gerbang. Ia keluar dari posnya lalu berlari menuju gerbang untuk membukakan gerbang tersebut.

"Loh, Neng Geisya kok bisa ada di sini?" tanya satpam itu terkejut.

Geisya menampilkan wajah polos. "Emangnya kenapa? Geisya dari lahir kan udah di sini, bukan di planet Mars," balasnya polos.

"Bukan gitu neng, maksud saya---"

"Geisya masuk dulu ya, Pak! Makasih udah bukain pintunya. Daaa..."

Geisya berlari masuk ke dalam sambil menyeret kopernya dengan susah payah. Ia sudah terlalu rindu kepada semuanya. Apalagi kakaknya.

Sedangkan satpam tadi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah nona mudanya yang masih sama.

"Nggak pernah berubah ternyata. Masih sama lucunya kayak dulu."

Satpam itu terkekeh kecil. Lalu menutup pintu gerbangnya lagi, tak lupa menguncinya juga. Kemudian ia kembali ke dalam posnya untuk melanjutkan acara tidur siangnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Leo Aren

Leo Aren

mampir dan langsung favorit Thor.

2021-09-22

0

Cia Ciee

Cia Ciee

next thor

2021-09-21

0

Dheva amelia Depa

Dheva amelia Depa

Aku mampir thor. Jangan lupa up nya yh thor semangat. Ceritanya bagus bnget

2021-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!