Geisya sekarang ada di kamar Gevano. Ia duduk di ranjang sambil memandang polos sang Kakak yang tengah uring-uringan di kamarnya. Gadis itu tidak tau penyebab sang kakak marah sampai seperti ini. Tapi yang pasti dia sedikit terhibur melihat Gevano uring-uringan, hehe.
"Sialan! Gadis itu emang bikin gua darah tinggi terus!" geram Gevano dengan tangan terkepal.
"Nyam... nyam... nyam..."
Gadis kecil itu sengaja mengunyah makanan dengan suara yang dibuat-buat. Tujuannya supaya ikut meramaikan kamar kakaknya. Jika kakaknya saja sejak tadi sibuk mengomel dan berisik sendiri. Mengapa ia tidak?
Gevano menatap gadis itu tajam. "Bisa diem nggak si lo?!" kesal pemuda itu.
Mata Geisya mengerjap, "Bang Vano ngomong sama Geisya?" tanyanya dengan tampang polos.
Gevano berdecak melihatnya, "emang siapa lagi kalau bukan lo! Dari tadi kan lo makan berisik!" ketus Gevano.
Kepala Geisya mengangguk-angguk. "Geisya kira Bang Vano ngomong sama diri sendiri. Soalnya dari tadi yang aku denger Abang paling berisik. Ngomel-ngomel sendiri kayak orang stres."
Geisya berucap dengan santainya. Bahkan dia sempat-sempatnya tersenyum lugu ke arah sang Kakak yang darahnya sudah mendidih seperti lava.
"Keluar lo!!" bentak Gevano menunjuk ke arah pintu.
"Jangan marah-marah terus, Bang. Entar cepet tua, terus nggak ada yang mau loh sama Bang Vano. Emang mau jadi perjaka tua?" tanya Geisya dengan tampang meledek.
"KELUAR!!"
"HUAAA MAMA!! PAPA!!! SETANNYA BANG VANO UDAH BALIK!! AYO KITA BAWA KE MEKKAH BIAR SETANNYA DIKURUNG!! SEKALIAN SAMA ORANGNYA!!!"
"GEISYAA!!"
"CANTIK JELITA KEMBARANNYA SELENA GEMES!!"
"GOMEZ! BUKAN GEMES!"
"BIAR BEDA DARI YANG LAEN!!"
Setelah berkata begitu Geisya keluar dari kamar Gevano dengan tawa menggelegar. Sedangkan Gevano sendiri mencoba menahan emosinya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan.
"Kenapa gua bisa punya adek otak miring kayak dia si!!"
...***...
Keesokan paginya Gevano turun dengan wajah datar. Aura dingin menguar di tubuhnya. Kiara dan Rey saling berpandangan. Ada apa dengan putra sulung mereka itu?
"Vano, kamu kenapa?" tanya sang Mama dengan lembut begitu Gevano duduk di samping Geisya berhadapan dengan Rey, ayahnya.
"Nggak papa, Ma," jawab Gevano singkat.
Tak ingin bertanya lebih lanjut, Kiara segera menghidangkan makanan untuk suami dan kedua anaknya.
Beberapa saat kemudian Gevano berdiri. "Vano berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Loh, Vano itu sarapan kamu belum habis, Nak!" teriak Kiara langsung bangkit begitu melihat Gevano melenggang pergi.
Dia berteriak tapi Gevano sudah berangkat dengan mobil sportnya. Rey pun menyuruh Kiara untuk duduk.
"Udah lah, biarin aja. Percuma kamu teriak, Gevan udah berangkat."
Kiara menoleh ke arah Rey dengan raut wajah cemas.
"Tapi Rey, Vano cuma makan sedikit."
"Nanti dia pasti makan di kantin, Sayang. Kamu jangan cemas," ucap Rey menenangkan.
"Gimana nggak cemas, Gevano pagi-pagi auranya udah suram aja. Sarapan juga nggak dihabisin. Ya aku sebagai ibunya nggak mungkin nggak cemas, Rey!"
"Iya aku ngerti. Mungkin suasana hatinya sedang buruk."
Kiara terdiam, lalu matanya menatap ke arah sang anak gadisnya. "Kamu semalem ribut sama Abang kamu kan?"
Geisya mendongak menatap sang Mama. Kemudian mengangguk. "Kamu tau kenapa Abang kamu marah? Nggak mungkin kan cuma gara-gara kalian debat?"
Otak Geisya mencoba mengingat sesuatu yang mungkin penyebab aura sang Kakak pagi ini buruk. Setelah mengingatnya kepalanya ia angguk-anggukan.
"Geisya inget, Ma."
"Apa?"
"Apanya yang apa?" tanya Geisya polos.
Rey mendengus. Anak gadisnya ini memang otaknya kadang lemot kadang pintar. Entah keturunan siapa. Padahal IQ-nya sangat lah tinggi. Dan itu diwariskan ke dalam otak Gevano. Tapi kenapa tidak menurun kepada anak gadisnya? Apa ini termasuk gen dari istrinya ya?
Hmm, bisa jadi sih. Soalnya Kiara dulu juga kadang-kadang lemot sewaktu berpacaran dengan dirinya. Ups. Jangan bilang-bilang Kiara ya? Nanti istrinya marah! Terus suruh dia tidur di luar kamar lagi.
"Kamu inget apa, Sayang?" tanya Kiara mencoba sabar.
"Oh itu! Semalem sebelum Geisya sama Bang Vano berantem. Abang marah-marah, Bun. Setau Geisya Bang Vano marah karena pacarnya nggak ngasih kabar ke dia," jelasnya.
Kiara sedang memproses perkataan Geisya. Setelahnya dia mendengus. Hanya karena itu Gevano marah hingga suasana hatinya memburuk?!
Ini mengingatkannya tentang kisahnya bersama Rey. Sifat Gevano sungguh persis seperti Rey! Saat dirinya tidak memberi kabar, Rey pasti marah. Lalu mendatangi rumahnya. Dan menanyakan alasan kenapa tidak menghubungi dirinya.
Hah, kasihan sekali gadis yang menjadi kekasih putranya itu. Pasti sangat tertekan sekarang. Kiara hanya berharap gadis itu kuat menghadapi sifat Gevano yang terlalu berlebihan dan posesif sama seperti ayahnya.
...***...
Gibran berjalan mendekati seorang gadis berambut sebahu yang sedang memandang ke arah danau. Dia duduk di samping gadis itu.
Gadis berambut sebahu itu menoleh lalu tersenyum manis. Gibran membalas senyum gadis itu. Dia merentangkan tangannya memberi kode untuk memeluknya yang disambut dengan senang hati oleh gadis itu.
"Gua kangen sama lo, Eldan!" pekik gadis itu yang tak lain adalah saudari kembar Gibran. Gisela Cindy Damareno.
"Gua juga kangen sama lo, Cindy," balas Gibran mengecup pucuk kepala kembarannya.
Mereka melepas pelukan itu.
"Gimana kabar lo?" tanya Gibran kepada kembarannya itu.
Gisela tersenyum manis. Senyum yang jarang ia tunjukan dihadapan orang asing dan lebih sering memasang wajah dingin nan acuh.
"Kabar gue baik. Kalau lo?"
"Ya seperti yang lo liat sekarang."
Gisela mengangguk paham. Tidak ada percakapan lagi diantara kedua saudara kembar itu. Sampai akhirnya Gibran kembali berucap.
"Kabar Mama gimana?"
"Mama baik."
"Lo nggak mau ketemu, Mama? Dia kangen sama lo, Eldan." Gisela menatap Gibran penuh harap. Dia berharap Gibran mau bertemu Ibu mereka. Karena Wanita itu begitu rindu pada Gibran.
Tapi pemuda itu sulit untuk ditemui. Ibu mereka jadi berpikir bahwa Gibran membencinya. Padahal tidak. Dia hanya sedang sibuk mengurus suatu masalah.
"Kapan-kapan aja."
"Gimana kalau sekarang aja?" tanya Gisela.
"Gua nggak bisa. Gua masih ada urusan. Maaf."
Gisela menghela nafas, dia mengangguk mencoba memahami saudara kembarnya. Dia tersenyum manis ke arah Gibran. "Nggak papa. Gua ngerti, Mama pasti ikut ngerti juga kok."
"Dan gua doain semoga urusan lo bisa cepet selesai! Gua tau kok gimana sibuknya seorang CEO Muda kayak lo," goda Gisela.
Oh, Gibran memang seorang CEO diusianya yang baru memasuki tujuh belas tahun. Dia mengembangkan perusahaan itu sendiri tanpa campur tangan orang lain, termasuk kedua orang tuanya.
Saat itu usianya masih berumur lima belas tahun. Dia sebenarnya tidak terlalu yakin bisa mengembangkan perusahaan itu sendirian. Tapi dengan dukungan dari Gisela. Gibran jadi semangat dan berhasil mengembangkan perusahaan itu di Italia. Perusahaan pertama yang ia bangun.
Gibran berdecak, dia paling tidak suka digoda seperti ini oleh orang lain. Apalagi oleh saudara kembarnya.
"Udah gua bilang, jangan panggil gua kayak gitu! Gua nggak suka, Cindy!"
Melihat raut kesal di wajah Gibran, Gisela malah terkekeh. "Ya udah gua minta maaf deh. Nggak akan gua ulangi lagi!"
Gibran membalas dengan deheman. "Jangan marah, Eldan... Entar gantengnya luntur loh..." rayu Gisela.
"Iya Cindy yang cantik... Eldan nggak marah kok," balas Gibran tersenyum.
Gisela tertawa kecil. Jika dihadapan orang lain maka mereka akan dipanggil Gibran dan Gisela. Jika sedang berdua mereka akan memanggil dengan nama tengah mereka. Karena tidak boleh ada yang memanggil nama itu selain mereka sendiri.
Kedua saudara itu menghabiskan waktu singkat mereka dengan banyak bercerita dan tertawa bersama. Jarang-jarang keduanya bisa tertawa di depan orang lain. Hanya dengan saudara kembarnya lah mereka bisa mengerti satu sama lain dan tertawa bahagia dengan lepas.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
Hmmm Thor kalo diulangi lagi kapan dong kisahnya Gibran sama Geisya dimulai, udah gk sabar nihhh baca kekonyolannya Geisya, kalo ada pembaca yg baru mending di suruh baca posesive boyfrend dulu biar ngerti alurnya
Ini saran dari aku aja sih Thor
2021-09-26
4
Eka Astuti
sering2 up dong kak, pgn tau ceritanya geisha dan gibran...🤩🤩🤩
2021-09-26
2