Let'S Solve This Family Mystery
Sedikit Basa-Basi dari Author~
Hai I'm Back dengan cerita penuh misteri dan jebakan? Idk, but semua bisa menghibur para Readers:)
Please keknya ini cerita ter-ter-ter gak jelass dari semua cerita lain") Aku pengen alurnya tuh tenanggg tapi entah kenapa nih Otak Kiri malah mempersulit cerita:v Jujur aja cerita ini sebenernya udah aku buat dari tahun 2020 cuman baru berani Publish sekarang, hehehe:)
Inti nya sih SEMOGA KALIAN SUKA DAN SELAMAT MEMBACA❤
Aku bakal sering liat Komentar-komentar kalian, semoga komentarnya pada POSITIF ya, terimakasih banyakkkk🙌🏻
----------Let's Solve This Family Mystery----------
Malam ini, Disebuah taman dalam perumahan Elit terdapat seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang sedang meringkuk menangis. Dia terus saja di hantui bayangan-bayangan dimana keluarga nya mengusir nya sendirian di tengah malam.
"ke...napa... kalian... tak memper.. cayai ku... hiks... hiks..."
"a... aku...ta.. kut disini... hiks..."
"Mami... hiks... Papi... hiks..."
Tangis nya tak pernah mengurang sedikit pun. Hingga sebuah lampu dari mobil yang sangat menyilaukan mata itu berhenti tepat di dekatnya meringkuk.
"astagfirullah... sayang kamu kenapa ada disini?" tanya seorang wanita yang baru saja keluar dari mobil itu.
"kemana orang tua mu sayang?" tanya wanita itu lagi.
"tan.. te... hiks... ak.. aku... diusir.. hiks dari rumah... hiks" lirihnya sangat pelan, untung saja taman ini begitu sepi sehingga wanita itu tetap bisa mendengarnya.
"yaallah... kamu kenapa bisa di usir sayang?" tanya wanita itu dengan tampang terkejut dan khawatir.
~FLASHBACK ON~
Di kediaman Sagia terdapat sepasang kembar perempuan berumur 5 tahun dan anak laki-laki yang berbeda 1 tahun dengan mereka.
"kak Ita anterin aku beli es krim yuk di depan" ajak Mel, adik sekaligus kembaran dari Ita.
"gakah, kamu minta temanin sama Abang aja sana" tolak Ita.
"ihhhaku mau nya sama kakak..." rengek kembarannya.
"ish...kamu ganggu aku main barbie aja... ya sudah ayo aku temenin" ketus Ita, Mel yang mendengarnya pun berteriak senang.
"asiiikkk... ayo kak"
"bang eza, aku sama Mel pergi beli es krim dulu ya" pamit Ita ke Abang mereka yang bernama Reza.
"mau di temanin gak?" tawar Reza.
"enggak! Mel mau nya sama kak Ita, jadi Abang jangan ikut" ucap Mel.
"ya sudah, hati-hati nyebrang nya, ya" pesan Reza, si kembar pun menganggukkan kepala mereka berbarengan membuat Reza gemas melihatnya.
~Di luar~
"eh kak... aku gak jadi beli es krim nya deh" ucap Mel, Ita yang mendengarnya pun heran.
"kok gak jadi dek?" tanya Ita.
"kak aku iri sama kakak" ucap Mel tiba-tiba, membuat Ita semakin heran.
"maksudnya?"
"KENAPA KAKAK SELALU DAPAT PERHATIAN SEMUA ORANG? AKU IRI SAMA KAKAK! KENAPA HARUS AKU YANG JADI ADIK, KENAPA GAK KAKAK AJA?! AKU BENCI SAMA KAKAK" teriak Mel mengeluarkan unek-uneknya.
"kamu kenapa sih Mel? Semua orang juga sayang sama kamu" ucap Ita.
Mel tak mendengarkan ucapan Ita, Ujung matanya tak sengaja melihat sebuah mobil dengan berkecapatan tinggi yang sedang mengarah ke arah mereka.
Mel pun dengan cepat berjalan ke tengah jalan, Ita yang melihat adik nya pergi ke tengah jalan baru saja ingin menghentikan. Namun naas, Mel sudah tertabrak duluan hingga dia terpental jauh.
"MEL!!!" teriak 3 orang dari belaAnsol Ita, mereka adalah orang tua dan Abang dari twins.
3 orang itu pun berlari menghampiri Mel yang sudah berlumuran darah tanpa menghiraukan Ita yang sedang mematung di tempatnya.
"Mel" lirihnya pelan.
"MEL..." jerit Ita seraya menghampiri mereka.
"KAMU!"
plak
"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN! KAMU MEMBUNUH ADIK KAMU SENDIRI!" teriak sang Mami, Ita mematung kembali di tempatnya dengan memegang pipi kanan nya yang memerah dan perih.
"gak mam.... itu kecelakaan, aku...." ucapan Ita terpotong oleh ucapan Papi yang sangat melukai hati Ita.
"jika terjadi apa-apa dengan Mel, aku tidak akan sudi mempunyai anak pembunuh sepertimu"
Tepat setelah Papi berbicara, mobil Ambulance pun datang.
"aku ingin ikut... biar kan aku ikut melihat Mel" isak Ita sambil meraih tangan sang Mami.
"jangan pernah sentuh saya! dan kamu! Jangan harap ikut bersama kami!" bentak Mami.
"Abang... Ita ingin melihat Mel... hati Ita sakit melihat Mel terluka" mohon Ita ke Reza yang dari tadi diam menangisi sang adik yang berlumuran darah.
"kamu pulang saja, kami akan pulang saat malam nanti, oke" ucap Reza dengan nada lembutnya.
"Abang... hiks..."
"REZA! CEPAT NAIK ATAU KAMU AKAN MAMI BENCI SEPERTI ANAK ITU" teriak Mami dari dalam Ambulance.
Reza dengan berat hati pun meninggalkan adik pertama nya, sebelum dia pergi Reza sempat mengelus dan mencium puncak kepala Ita dengan sayang.
"Abang... hiks... Mami.. Papi.. hiks... jangan tinggalin Ita" Dia mengejar mobil Ambulance itu hingga akhir nya dia jatuh ke aspal dengan menghilangnya mobil Ambulance dari penglihatannya.
20.47 WIB
Dari siang hingga malam, Ita tak pernah beranjak dari pojok ruangan kamarnya. Dia terus saja menangis memanggil nama kedua orang tua nya, Abang nya serta adik nya.
brak!
Pintu kamar nya di buka dengan sangat kencang, bahkan pintu nya ada retakan akibat tendangan dari pelaku.
"sini kamu!" marah Mami dengan menarik paksa Ita.
"Mami... hiks... sakit mi..." keluh Ita namun tak di hiraukan Mami.
Sampai lah mereka berdua di ruang santai, hanya ada sang Papi dengan wajah yang menahan amarah. Dan sebuah tamparan langsung mendarat dengan sangat kencang di pipi kanan Ita.
"kamu! Gara-gara kamu anak saya harus mengalami koma!" bentak Mami.
"hiks... sakit mi"
"saya menyesal punya anak seorang pembunuh seperti kamu! Jika waktu bisa di ulang, saya tidak akan sudi melahirkan anak pembunuh!" bentak Mami, membuat hati Ita semakin terluka.
Tak sampai situ, Ita kembali mendapatkan tamparan dari seseorang yang dia anggap sebagai hero nya dari kecil.
plak
"mulai sekarang kamu tidak di anggap di keluarga Sagia! Keluarga saya tidak akan sudi mempunyai seorang pembunuh di keluarga ini! Pergi kamu dari rumah saya, dan jangan pernah menginjakkan kembali di rumah saya! PERGI KAMU!" betak Papi, membuat hati Ita semakin terluka mungkin sudah sangat terluka sehingga sulit membuat nya melupakan ucapan dan kejadian ini.
"hiks... aku.. akan pergi dari sini! hiks... dan suatu saat nanti saya tidak akan sudi menerima kalian kembali jika semua kejadian yang sebenarnya sudah terbongkar!"
Setelah mengucapkan itu, Ita pun berlari keluar dari rumah megah keluarga Sagia. Hatinya hancur sangat hancur. Dia terus saja berlari ke sembarang arah, dan berakhirlah dia di Taman komplek perumahan elit itu.
~FLASHBACK OFF~
"yaampun sayang..." sedih wanita itu dengan menatap iba ke anak kecil yang berada di depannya, yang tak lain tak bukan adalah Ita.
"kamu mau ikut Tante gak? Tante akan merawat kamu dengan sepenuh hati Tante" ajak wanita itu dan tentu saja di sambut gembira dari Ita.
"Tante beneran? Makasih Tante, aku senang ketemu sama Tante yang mau merawat aku"
"kita lanjut ngobrol di mobil Tante yuk"
Mereka pun berjalan ke mobil sport warna merah, membuat Ita tercengang melihatnya.
"Tante..." panggil Ita.
"iya? kenapa sayang?" tanya wanita itu.
"ini beneran mobil Tante?" tanya Ita dengan wajah polosnya. Wanita itu yang mendengar pertanyaan Ita pun tertawa gemas.
"iya... kamu pengen lihat isinya?"
"mau Tante!" seru Ita dengan semangat.
"wow... mobilnya lebih keren dari punya Papi" puji Ita setelah mereka masuk ke dalam mobil.
"oh iya, nama kamu siapa sayang?" tanya wanita itu sambil fokus mengendarai mobil nya.
"nama aku Carmelita Gania Sagia Tante, tapi sekarang nama Sagia gak ada lagi di nama aku" ucap Ita dengan nada lirihan di akhir kalimatnya.
"nama kamu sangat indah sayang... mulai sekarang nama kamu Carmailita Giana Libunaen. Kamu suka kan sayang?" tanya Wanita itu dengan lembut.
"suka Tante! Makasih ya Tante" ucap tulus Ita.
"sutt... jangan panggil Tante lagi, mulai sekarang panggil Mommy aja ya sayang" pinta Wanita itu.
********
Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻
Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
inkchiiika
Bagus ceritanya. Saran dikit ya, kata orang kalo nulis dialog tag tu gak perlu pake huruf besar semua. Oke, semangat!
2023-02-20
1