NovelToon NovelToon

Let'S Solve This Family Mystery

Satu

Sedikit Basa-Basi dari Author~

Hai I'm Back dengan cerita penuh misteri dan jebakan? Idk, but semua bisa menghibur para Readers:)

Please keknya ini cerita ter-ter-ter gak jelass dari semua cerita lain") Aku pengen alurnya tuh tenanggg tapi entah kenapa nih Otak Kiri malah mempersulit cerita:v Jujur aja cerita ini sebenernya udah aku buat dari tahun 2020 cuman baru berani Publish sekarang, hehehe:)

Inti nya sih SEMOGA KALIAN SUKA DAN SELAMAT MEMBACA❤

Aku bakal sering liat Komentar-komentar kalian, semoga komentarnya pada POSITIF ya, terimakasih banyakkkk🙌🏻

----------Let's Solve This Family Mystery----------

 

Malam ini, Disebuah taman dalam perumahan Elit terdapat seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang sedang meringkuk menangis. Dia terus saja di hantui bayangan-bayangan dimana keluarga nya mengusir nya sendirian di tengah malam.

"ke...napa... kalian... tak memper.. cayai ku... hiks... hiks..."

"a... aku...ta.. kut disini... hiks..."

"Mami... hiks... Papi... hiks..."

Tangis nya tak pernah mengurang sedikit pun. Hingga sebuah lampu dari mobil yang sangat menyilaukan mata itu berhenti tepat di dekatnya meringkuk.

"astagfirullah... sayang kamu kenapa ada disini?" tanya seorang wanita yang baru saja keluar dari mobil itu.

"kemana orang tua mu sayang?" tanya wanita itu lagi.

"tan.. te... hiks... ak.. aku... diusir.. hiks dari rumah... hiks" lirihnya sangat pelan, untung saja taman ini begitu sepi sehingga wanita itu tetap bisa mendengarnya.

"yaallah... kamu kenapa bisa di usir sayang?" tanya wanita itu dengan tampang terkejut dan khawatir.

~FLASHBACK ON~

Di kediaman Sagia terdapat sepasang kembar perempuan berumur 5 tahun dan anak laki-laki yang berbeda 1 tahun dengan mereka.

"kak Ita anterin aku beli es krim yuk di depan" ajak Mel, adik sekaligus kembaran dari Ita.

"gakah, kamu minta temanin sama Abang aja sana" tolak Ita.

"ihhhaku mau nya sama kakak..." rengek kembarannya.

"ish...kamu ganggu aku main barbie aja... ya sudah ayo aku temenin" ketus Ita, Mel yang mendengarnya pun berteriak senang.

"asiiikkk... ayo kak"

"bang eza, aku sama Mel pergi beli es krim dulu ya" pamit Ita ke Abang mereka yang bernama Reza.

"mau di temanin gak?" tawar Reza.

"enggak! Mel mau nya sama kak Ita, jadi Abang jangan ikut" ucap Mel.

"ya sudah, hati-hati nyebrang nya, ya" pesan Reza, si kembar pun menganggukkan kepala mereka berbarengan membuat Reza gemas melihatnya.

~Di luar~

"eh kak... aku gak jadi beli es krim nya deh" ucap Mel, Ita yang mendengarnya pun heran.

"kok gak jadi dek?" tanya Ita.

"kak aku iri sama kakak" ucap Mel tiba-tiba, membuat Ita semakin heran.

"maksudnya?"

"KENAPA KAKAK SELALU DAPAT PERHATIAN SEMUA ORANG? AKU IRI SAMA KAKAK! KENAPA HARUS AKU YANG JADI ADIK, KENAPA GAK KAKAK AJA?! AKU BENCI SAMA KAKAK" teriak Mel mengeluarkan unek-uneknya.

"kamu kenapa sih Mel? Semua orang juga sayang sama kamu" ucap Ita.

Mel tak mendengarkan ucapan Ita, Ujung matanya tak sengaja melihat sebuah mobil dengan berkecapatan tinggi yang sedang mengarah ke arah mereka.

Mel pun dengan cepat berjalan ke tengah jalan, Ita yang melihat adik nya pergi ke tengah jalan baru saja ingin menghentikan. Namun naas, Mel sudah tertabrak duluan hingga dia terpental jauh.

"MEL!!!" teriak 3 orang dari belaAnsol Ita, mereka adalah orang tua dan Abang dari twins.

3 orang itu pun berlari menghampiri Mel yang sudah berlumuran darah tanpa menghiraukan Ita yang sedang mematung di tempatnya.

"Mel" lirihnya pelan.

"MEL..." jerit Ita seraya menghampiri mereka.

"KAMU!"

plak

"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN! KAMU MEMBUNUH ADIK KAMU SENDIRI!" teriak sang Mami, Ita mematung kembali di tempatnya dengan memegang pipi kanan nya yang memerah dan perih.

"gak mam.... itu kecelakaan, aku...." ucapan Ita terpotong oleh ucapan Papi yang sangat melukai hati Ita.

"jika terjadi apa-apa dengan Mel, aku tidak akan sudi mempunyai anak pembunuh sepertimu"

Tepat setelah Papi berbicara, mobil Ambulance pun datang.

"aku ingin ikut... biar kan aku ikut melihat Mel" isak Ita sambil meraih tangan sang Mami.

"jangan pernah sentuh saya! dan kamu! Jangan harap ikut bersama kami!" bentak Mami.

"Abang... Ita ingin melihat Mel... hati Ita sakit melihat Mel terluka" mohon Ita ke Reza yang dari tadi diam menangisi sang adik yang berlumuran darah.

"kamu pulang saja, kami akan pulang saat malam nanti, oke" ucap Reza dengan nada lembutnya.

"Abang... hiks..."

"REZA! CEPAT NAIK ATAU KAMU AKAN MAMI BENCI SEPERTI ANAK ITU" teriak Mami dari dalam Ambulance.

Reza dengan berat hati pun meninggalkan adik pertama nya, sebelum dia pergi Reza sempat mengelus dan mencium puncak kepala Ita dengan sayang.

"Abang... hiks... Mami.. Papi.. hiks... jangan tinggalin Ita" Dia mengejar mobil Ambulance itu hingga akhir nya dia jatuh ke aspal dengan menghilangnya mobil Ambulance dari penglihatannya.

20.47 WIB

Dari siang hingga malam, Ita tak pernah beranjak dari pojok ruangan kamarnya. Dia terus saja menangis memanggil nama kedua orang tua nya, Abang nya serta adik nya.

brak!

Pintu kamar nya di buka dengan sangat kencang, bahkan pintu nya ada retakan akibat tendangan dari pelaku.

"sini kamu!" marah Mami dengan menarik paksa Ita.

"Mami... hiks... sakit mi..." keluh Ita namun tak di hiraukan Mami.

Sampai lah mereka berdua di ruang santai, hanya ada sang Papi dengan wajah yang menahan amarah. Dan sebuah tamparan langsung mendarat dengan sangat kencang di pipi kanan Ita.

"kamu! Gara-gara kamu anak saya harus mengalami koma!" bentak Mami.

"hiks... sakit mi"

"saya menyesal punya anak seorang pembunuh seperti kamu! Jika waktu bisa di ulang, saya tidak akan sudi melahirkan anak pembunuh!" bentak Mami, membuat hati Ita semakin terluka.

Tak sampai situ, Ita kembali mendapatkan tamparan dari seseorang yang dia anggap sebagai hero nya dari kecil.

plak

"mulai sekarang kamu tidak di anggap di keluarga Sagia! Keluarga saya tidak akan sudi mempunyai seorang pembunuh di keluarga ini! Pergi kamu dari rumah saya, dan jangan pernah menginjakkan kembali di rumah saya! PERGI KAMU!" betak Papi, membuat hati Ita semakin terluka mungkin sudah sangat terluka sehingga sulit membuat nya melupakan ucapan dan kejadian ini.

"hiks... aku.. akan pergi dari sini! hiks... dan suatu saat nanti saya tidak akan sudi menerima kalian kembali jika semua kejadian yang sebenarnya sudah terbongkar!"

Setelah mengucapkan itu, Ita pun berlari keluar dari rumah megah keluarga Sagia. Hatinya hancur sangat hancur. Dia terus saja berlari ke sembarang arah, dan berakhirlah dia di Taman komplek perumahan elit itu.

~FLASHBACK OFF~

"yaampun sayang..." sedih wanita itu dengan menatap iba ke anak kecil yang berada di depannya, yang tak lain tak bukan adalah Ita.

"kamu mau ikut Tante gak? Tante akan merawat kamu dengan sepenuh hati Tante" ajak wanita itu dan tentu saja di sambut gembira dari Ita.

"Tante beneran? Makasih Tante, aku senang ketemu sama Tante yang mau merawat aku"

"kita lanjut ngobrol di mobil Tante yuk"

Mereka pun berjalan ke mobil sport warna merah, membuat Ita tercengang melihatnya.

"Tante..." panggil Ita.

"iya? kenapa sayang?" tanya wanita itu.

"ini beneran mobil Tante?" tanya Ita dengan wajah polosnya. Wanita itu yang mendengar pertanyaan Ita pun tertawa gemas.

"iya... kamu pengen lihat isinya?"

"mau Tante!" seru Ita dengan semangat.

"wow... mobilnya lebih keren dari punya Papi" puji Ita setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"oh iya, nama kamu siapa sayang?" tanya wanita itu sambil fokus mengendarai mobil nya.

"nama aku Carmelita Gania Sagia Tante, tapi sekarang nama Sagia gak ada lagi di nama aku" ucap Ita dengan nada lirihan di akhir kalimatnya.

"nama kamu sangat indah sayang... mulai sekarang nama kamu Carmailita Giana Libunaen. Kamu suka kan sayang?" tanya Wanita itu dengan lembut.

"suka Tante! Makasih ya Tante" ucap tulus Ita.

"sutt... jangan panggil Tante lagi, mulai sekarang panggil Mommy aja ya sayang" pinta Wanita itu.

********

Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻

Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍

Dua

"baik Mom, oh iya nama Mom siapa?" tanya Ita.

"nama Mom, Berliana Libunaen sayang"

Setelah itu mereka pun berbincang-bincang kecil, hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang rumah yang sangat besar bak istana.

Setelah itu mereka pun berbincang-bincang kecil, hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang rumah yang sangat besar bak istana.

"wow... ini rumah siapa Mom?" tanya Ita dengan wajah cengo nya.

"ini rumah suami Mom sayang, dan kamu juga akan tinggal di rumah ini mulai sekarang" jawab Berliana, Ita terus saja memuji ke megahan rumah keluarga Libunaen.

"ayuk masuk sayang" ajak Berliana.

Berliana pun membantu Ita membuka pintu mobil dari luar. Semua maid yang ada di sekitar langsung menyapa dan membungkuk hormat pada istri majikan mereka.

"apa suami dan anak-anakku ada di dalam?" tanya Berliana ke salah satu maid.

"ada nyonya, tuan dan aden sedang menonton tv di ruang santai" jawab maid itu dengan sopan.

"hai adik kecil, perkenalkan nama saya Sua, panggil saja Bibi Sua. kamu sangat menggemaskan" ucap Bibi Sua dengan lembut.

Ita yang masih canggung pun hanya bisa berdiri di belakang kaki Mom.

"tak apa sayang, dia anak dari mbok Asih, kepala maid di sini" ucap Berliana, dengan perlahan Ita pun keluar dari tempatnya.

"ha...hai Bibi Sua, nama aku Carmailita Giana Libunaen. Panggil Gia aja bi" ucap Gia dengan nada yang sudah mulai santai.

------ mulai sekarang author nulisnya Gia ya bukan Ita-----

"wah... nama kamu cantik sayang, sama seperti wajah kamu" puji Bibi Sua.

"terima kasih bi" balas Gia.

Tiba-tiba ada suara melengking dari 2 orang anak laki-laki, dan itu membuat Gia kembali bersembunyi namun sekarang dia bersembunyi di belaAnsol kaki Sua.

"Mom!!!"

"hai boy" sapa Berliana.

Berliana pun memeluk kedua anak kembar itu.

"sudah dong, Dad juga ingin memeluk Mommy kalian" rajuk seorang pria yang masih berwajah muda dan sangat tampan bak artis Korea.

"hai sayang" sapa Berliana dengan langsung memeluk pria tersebut.

"hai... kamu namanya siapa?" tanya salah satu anak kembar itu saat dirinya melihat Gia yang sedang bersembunyi.

"oh? itu anak siapa dear?" tanya pria itu.

"ah itu... Gia kesini sayang" panggil Berliana, Gia pun langsung berlari dan kembali bersembunyi di belakang kaki Berliana.

"ihh dia lucu... pipinya gemesin..." seru si kembar yang satunya.

"haha... nah kalian, kenalin ini namanya Carmailita Giana Libunaen, panggil aja Gia. Mulai sekarang, dia sudah masuk ke dalam keluarga kita" perkenal Berliana, kedua anak nya sangat senang karena mereka mendapat adik perempuan yang mereka impikan, sementara Song hanya menatap tanda tanya ke Berliana.

"nah Gia, kenalin ini suami Mom, namanya Song Yong Libunaen, panggil aja Dad. Nah ini anak pertama Mom, namanya Ansel Yong Libunaen, panggil dia bang Ansel. Dan anak kedua Mom, namanya Ansol Yong Libunaen, panggil dia bang Ansol" perkenal Berliana dengan menunjuk Dad, Ansel, dan Ansol.

"mereka mirip Mom?" tanya Gia dengan polos.

"iya sayang... sini peluk sama Dad" titah Dad, Gia pun menatap ke Mom dan di balas anggukan olehnya.

Dengan langkah pelan, Gia pun menghampiri Dad dan langsung di dekap sangat erat seolah mereka sudah berpisah selama bertahun-tahun.

"hiks..."

"loh kamu kenapa sayang?" tanya Song.

"a... aku kangen Papi... hiks" jawabnya.

"suttt.... sekarang Dad yang akan menggantikan Papi kamu. Kamu jangan pernah bersedih lagi, karena Dad akan sakit melihatnya, paham?" ujar Song, Gia pun mengangguk pelan dengan tangisan yang masih mengalir di pipinya.

"Gia jangan nangis lagi, kan sekarang ada bang Ansel dan Ansol" tenang Ansel dengan wajah polosnya.

"sudah-sudah, boys... Siapa yang mau tidur bersama Gia?" tanya Berliana dan tentu saja di jawab semangat mereka berdua.

"AKU MOM!"

"ihh Ansol aku duluan yang mau"

"enggak... aku duluan, kamu harus ngalah sama aku"

"gak. Gia akan tidur sama aku, karena aku yang paling tua"

"ihh kamu curang, seharusnya kamu tidur sendiri dan aku yang sama Gia"

Perdebatan si kembar mengundang gelak tawa dari kedua orang tua mereka, sementara Gia? dia merasakan pipinya memanas karena di perebutkan oleh 2 laki-laki yang baru saja berstatus sebagai Abang nya.

"sudah-sudah gini saja, selama kamar Gia belum selesai di renovasi, Gia akan tidur bersama kalian di kamar kalian secara bergantian" solusi Song. Si kembar pun akhirnya mengangguk setuju.

"ya sudah, ayo Gia kita ke kamar Ansel, besok baru kita ke kamar Ansol" ajak Ansol.

Mereka bertiga pun berjalan manaiki tangga menuju lantai 2 tempat dimana kamar mereka berada dengan posisi Gia yang berada di tengah kedua pangeran keluarga Libunaen. Dan itu semua pun tak lepas dari pandangan Mom and Dad mereka.

"jadi sayang, kamu hutang penjelasan sama aku" ucap tegas Song.

"jadi.........." mengalirlah cerita Berliana tanpa menambah atau mengurangi cerita yang dia dengar dari Gia.

"tunggu dulu, Sagia pemilik Sag' Company, perusahaan terbesar ke 3 kan?" tanya Song memastikan.

"yap, aku juga awalnya gak menyangka, tapi melihat wajah Gia yang memang begitu mirip dengan Tian membuat aku yakin kalau memang mereka" jawab Berliana dengan raut sedihnya.

"ya sudah, sekarang kita tidak akan membiarkan keluarga Sagia menemukan putri kecil kita. Biarkan saja mereka tahu sendiri nya dan merasakan penyesalan yang begitu besar" ucap Song dengan senyum smirk nya.

"baik sayang"

~Di kamar Ansel~

Kamar yang sangat membuat Gia terpesona karena atap nya yang di gambar awan, tempat tidur bentuk mobil, serta tempat main khusus di atas kasur nya.

"kamar bang El bagus banget" puji Gia.

"El? siapa itu? ini kan kamar Ansel?" tanya Ansol.

"ehh... emm. Gia manggil bang Ansel El boleh kan?" tanya Gia dengan hati-hati.

"boleh kok princess"

"huh... masa Ansel doang yang di kasih?" rajuk Ansol.

"emm... kalau bang Ansol, aku panggil bang Al aja. Mau kan?" tanya Gia setelah lamar berfikir.

"asikkk aku dapat panggilan sayang dari adik aku yang cantik ini" senang Ansol dengan melompat-lompat di kasur Ansel.

"ANSOL JANGAN BERANTAKIN KASUR AKU DONG" teriak marah Ansel, Ansol pun hanya menunjukkan cengirannya.

"hoam...." uap Gia.

"ayuk tidur, princess kita sudah ngantuk kayak nya Sol" ajak Ansel, dan mereka bertiga pun tidur di kasur Ansel dengan Ansol dan Ansel yang memeluk Gia di tengah mereka.

"selamat malam, princess" ucap double A dengan mengecup pipi Gia.

Mereka bertiga pun tidur dengan lelap.

Skip

Sudah 1 tahun Gia menjadi bagian keluarga Libunaen, dan selama itu pula keluarga Sagia tak pernah mencari tahu keberadaannya. Mereka seakan tidak merasa kehilangan seorang anak yang sudah mereka rawat sejak masih dalam kandungan.

Perubahan sifat Gia juga sangat turun drastis, dia akan tetap ceria dan manja jika bersama keluarga Libunaen tapi jika bersama orang lain dia akan menjadi manusia es dan cuek walaupun usia nya masih menginjak 6 tahun, bahkan dia sangat berfikir dewasa dari pada double A.

Bahkan tanpa sepengetahuan Abang twins nya, dia selalu di ajarkan bela diri oleh kedua orang tua nya, dan satu fakta yang sempat membuat Gia takut yaitu fakta bahwa orang tua angkatnya merupakan pemimpin sebuah gangster yang sangat di takut di seluruh dunia.

~FLASHBACK ON~

4 bulan yang lalu

Kini di mansion Libunaen hanya ada Gia dan Berliana. Mereka berdua sedang asik menonton film kesukaan Gia, yaitu doraemon.

"sayang... Mom ingin membicarakan sesuatu denganmu" ucap Berliana membuat Gia mengalihkan pandangannya dari tv ke Mommy nya.

"apa Mom?" tanya Gia.

"emm...kamu mau gak Mom ajarkan bela diri?" tanya Berliana.

"wahh boleh Mom" seru Gia semangat.

********

Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻

Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍

Tiga

"tapi bukan hanya itu saja, Mom akan mengajarkan mu cara menembak, bermain pedang, bahkan yang lainnya" ujar Mom, membuat nyali Gia menciut seketika.

"ma.. maksud Mom?" tanya Gia dengan nada takutnya.

"sayang... Mom dan Dad sebenarkan bukan orang biasa. Kami pemilik perusahaan yang berada di peringkat pertama dan juga kami pemimpin sebuah gangster yang sangat di takuti di seluruh dunia" jelas Mom, Gia pun melototkan matanya mendengar kata gangster.

"gang.. gangster ya.. ng.. suk.. suka membunuh o.. orang kan Mom?" tanya Gia dengan gugup dan takut.

"tidak sayang, gangster Mom Dad itu melindungi masyarakat, kami membantu para polisi, tentara, FBI, dan lainnya untuk menuntaskan kejahatan"

"tapikan tetap saja ada acara membunuhnya Mom"

"memang, tapi tidak semua penjahat kami bunuh, karena tugas kita hanya membantu pihak berwenang"

"jadi kamu mau Mom ajarin kamu tentang semua itu atau tidak?" tanya Berliana setelah lama keheningan melanda.

*"ahh... em... b-baik *akan aku coba Mom, tapi aku masih takut memegang benda yang dapat membunuh orang-orang" ucap Gia, Mom pun tersenyum lembut mendengarnya.

"tak apa sayang, Mom pun awalnya begitu. Dan hanya kamu saja yang tahu. Semua orang tidak tahu tentang rahasia ini termasuk para Abangmu" ucap Berliana membuat kening Gia berkerut.

"kok mereka gak tau Mom?" tanya Gia.

"karena jika mereka tau, maka nyawa mereka dalam bahaya" lirih Mom dengan sedih.

"baiklah Mom, aku akan merahasiakan ini semua dari mereka" ujar Gia, Mom pun memeluk Gia dengan sangat erat.Terima kasih tuhan karena mempertemukan ku dengan anak se kuat dia, batin Berliana.

~FLASHBACK OFF~

"aku rindu kalian" lirih Gia dengan memperlihatkan sebuah foto keluarga yang baru saja di unggah di akun media sosial berita indonesia.

Yang paling menyakitkan dalam berita tersebut ialah kata-kata yang di ketik dalam berita itu.

'hari ini keluarga Sagia untuk pertama kali nya membawa anak-anak mereka yang sangat cantik dan tampan di acara perusahaan Pratama. Mereka terlihat sangat bahaGia dengan kedua anak mereka yang sepasang itu'

"sakit rasa nya! Sakit saat kalian tidak mencariku selama 1 tahun ini! Sakit melihat kalian bahagia tanpa kehadiranku! Dan sakit saat kalian hanya memperkenalkan mereka berdua ke pada orang lain!" jerit Gia dengan kencang. Untung saja kamar nya kedap suara, jadi orang rumah tidak ada yang tahu gimana kondisinya sekarang ini.

"hiks... hiks... hiks..."

Begitulah keadaan kamar Gia yang tak pernah berubah. Sepanjang malam hanya terdengar suara isak tangis memilukan dari anak kecil yang sangat ceria dan manja kepada keluarganya. Dan itu semua hanya di ketahui dirinya seorang.

~Ke esokkan harinya~

"pagi Mom" sapa Gia ke Berliana yang sedang memasak di bantu oleh para maid.

"pagi sayang" balas Mom.

"Dad sama Abang twins kemana Mom?" tanya Gia.

"belum bangun, kamu bangunin gih. Takut kesiangan buat sarapannya" titah Mom, Gia pun langsung beranjak dari dapur menuju lantai 2

~Kamar Ansel~

"BANG EL!!! BANGUN SEKARANG ATAU GIA AKAN MARAH!" teriak Gia begitu menggelenggar.

Ansel yang mendengar teriakkan Gia pun lansung bangun dari tidur nya dengan wajah yang masih mengumpulkan nyawanya.

"pagi princess... hoammm" sapa Ansel.

"ish jorok, mandi sana. Abis itu sarapan di bawah jangan lama-lama oke, babay" setelah mengucapkan itu, Gia pun

pergi begitu saja dari kamar Ansel tanpa menunggu balasan Ansel.

Dia pun berjalan ke arah kanan tepat di sebelah kamar Ansel.

tok tok tok

cklek

"BANG AL!!! BANGUN SEK......" teriakan Gia terpotong oleh ucapan si pemilik kamar yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"masih pagi dek, jangan teriak-teriak" tegur Ansol.

"hehehe... yaudah Abang abis ini langsung turun ya, tungguin yang lain di meja makan, oke. babay"

Masih berlanjut, dan tinggal 1 orang lagi yang harus di bangunkan, yaitu sang Daddy.

tok tok tok

cklek

Masuk lah dia, dan terlihat sang Daddy yang masih di dalam selimut tak terganggu sama sekali dengan cahaya matahari yang begitu bersinar.

"Daddy... Dad bangun Dad sudah pagi" panggil Gia dengan mengguncang-guncangkan badan Song.

"iya princess Daddy bangun nih" gumam Song yang masih memejamkan matanya.

"ihh Daddy, ayo bangun... Gia udah laper nihh" ambek Gia, mendengar nada ngambek sang putri membuat Song bangun dari tidurnya.

cup

"uhh anak Daddy masih pagi udah ngambek aja, yasudah kamu turun duluan ya, Daddy mau mandi dulu" ucap Song, Gia pun mengangguk dengan wajah yang masih ngambek.

"jangan ngambek terus, nanti gak Daddy belikan es krim lagi loh" ancam Daddy.

"yahh jangan dong Dad, nih aku udah gak ngambek nih" ucap Gia dengan menunjukkan senyum pepsodentnya.

"iya iya Daddy percaya"

"ya sudah Dad, jangan lama ya. Awas aja kalau lama" ucap Gia, Gia pun pergi dari kamar orang tua nya.

15 menit kemudian semua pun sudah berkumpul di ruang makan. Mereka lantas memulai sarapan dengan tenang.

"oh iya, besok kita akan pindah ke Korea" ucap Song membuat ketiga anaknya kaget.

"yahh kenapa Dad?" tanya Ansol.

"Dad ada pekerjaan disana boy" jawab Berliana.

"oh oke Dad, tapi kan kita bertiga gak bisa bahasa korea Dad" ujar Ansel, kedua orang tuanya pun terkekeh.

"kalian tenang saja, Dad akan panggil turtor untuk kalian" ucap Song, ketiga anaknya pun mengangguk saja.

Sudah 11 tahun keluarga Libunaen tinggal di Korea, lebih tepatnya di Seoul, Negeri para Oppa tinggal. Ketiga anak mereka sudah lulus S1 di umur mereka yang masih tergolong muda. Bahkan Ansel sudah memegang perusahaan LBN Company, sementara Ansol dia sudah menjadi aktor serta bintang iklan terkenal dengan bayaran hingga miliyaran rupiah, dan yang terakhir Gia yang sudah berhasil menjadi model terkenal dengan bayaran yang hingga ratusan juta.

"Good Pagi epribadeh!!!" teriak seorang gadis berumur 16 tahun itu.

"ck. inggris inggris, indo indo, gimana sih lo dek" komen Abang pertama gadis itu.

"sirik ae lu bang El" sinis gadis itu.

"pagi sayang" balas Mom. Kemana Dad? Dad sedang pergi jepang.

"bang Al mana Mom?" tanya gadis itu ke Mommy nya.

"Abang kamu ke kantor, ada meeting penting katanya pagi ini" jawab sang Mom.

"CARMAILITA GIANA LIBUNAEN!!! BALIKIN CASE HAPE GUE!!!" gadis itu yang mendengar teriakan sang Abang kedua pun langsung mengumpet di bawah meja makan.

Yap, gadis itu adalah Gia, gadis cantik nan anggun yang mempunyai sifat dingin dan datar serta cuek jika di luar dan manja serta ceria jika di keluarganya.

"NANTI AKU BALIKIN OPPA" teriak Gia.

'beg, kan gue lagi ngumpet kenapa harus teriak'* batin Gia, tangannya pun tak berhenti memukul Bibirnya.

kretttt

"lagi ngapain?" tanya seseorang dari belakang Gia dengan nada pelannya.

"sutt... Gia lagi ngumpet, jangan berisik nanti ketahuan bang Al" lirih Gia dengan mata yang was was.

"oh..."

"eh... suara nya kayak gua kenal?" gumam Gia dengan sangat pelan.

"AAAA......" jerit Gia membuat spara penghuni Mansion terkejut mendengarnya.

"ada apa, nona?" tanya salah satu maid.

"tidak ada apa-apa, maaf sudah membuat kalian terkejut" ucap Gia dengan membungkuk sedikit.

"tidak masalah, nona"

Semua maid pun bubar melakukan aktifitas mereka yang sempat tertunda.

********

Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻

Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!