"dih... kamu aja masih di kasih Daddy uang jajan nya, ya masih banyakan Abanglah" ucap Ansol masih dengan nada sombongnya.
'ck. andai lo tau gue punya perusahaan, pasti lo bakal kicep bang' gerutu Gia dalam hati.
"iyain aja deh ya"
Mereka pun akhirnya sampai di ruang makan dengan sedikit perdebatan yang tak jelas.
"night all" sapa mereka berdua.
"night too"
"kamu mau makan apa Gia?" tanya Berliana.
"Gia pengen pakai rendang aja Mom" ucap Gia, Mom pun dengan cekatan menyiapkan makanan untuk Gia.
"habis makan kumpul di ruang keluarga ya" titah Daddy, semua nya pun mengiyakan nya.
Mereka pun mulai makan dengan keadaan hening dan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang menghantam piring.
15 menit kemudian
"alhamdulillah" gumam Gia setelah merasa perutnya kenyang.
"aku mau izin ke atas dulu ya, mau ngambil Handphone dulu"izin Gia, Daddy pun mengangguk.
10 menit kemudian.
Ruang keluarga pun kini sudah terisi 5 orang dimana 2 orang tua dan 3 anak mereka.
"jadi ada apa Dad?" tanya Gia to the point.
"baiklah, kita akan kembali ke Indonesia besok pukul 10" putus Daddy membuat yang lain kaget, namun tidak dengan Gia.
"apa kamu yakin Dad?" tanya Berliana.
"iya, kita tidak bisa terus terusan bersembunyi dari mereka. Ini lah saat nya Gia muncul di depan publik. Selama ini publik hanya tahu nama Gia tapi tidak dengan wajah Gia" jelas Dad.
"oke Gia setuju, kalau tidak ada lagi aku izin ke kamar duluan. Selamat malam semuanya" pamit Gia dengan wajah datarnya.
"apa tidak ada cara lain selain kembali ke tempat itu Dad?" tanya Ansel saat dia melihat perubahan yang Gia tunjukkan pertama kali nya di dalam keluarga.
"sorry boy... mereka tetap keluarga kandung Gia. Walaupun mereka membenci Gia, tapi itu tak dapat mengubah ikatan kandung dalam keluarga." jelas Dad.
"huft,,, baiklah Dad, aku dan Ansol akan mengikuti keputusan Dad. Tapi jika mereka melukai princess aku, aku akan bawa Gia pergi jauh dengan atau tanpa izin kalian" ucap Ansel dengan nada tegasnya.
Ke esokkan hari nya
06.00
"morning" sapa Gia dengan wajah datarnya.
"morning dear, princess" balas semua nya.
"aku mau pergi dulu, kalian sarapan aja duluan. Ada yang harus aku urus, assalamualaikum" Gia pun pergi dari ruang makan tanpa menunggu balasan semua nya.
"apa urusannya hingga dia berangkat pagi ini?" tanya Ansol.
"dia sedang mengurus kepindahannya" ucap Song, semuanya pun menatap Daddy tanda tanya.
"sudah ayo makan, kalian juga harus mengabari kantor kalian tentang kepindahan ini" ucap Song, mereka pun menuruti ucapan Daddy.
Kini mobil Gia sudah sampai di kantor nya. Seperti biasa pula, Ran sudah menunggu dirinya di samping pintu masuk. Memang tadi malam sebelum Gia tidur, dirinya menghubungi Ran untuk mengurus kepindahan tugas nya.
"selamat pagi, Miss" sapa Ran, Gia pun hanya mengangguk saja.
"apa sudah kau urus Ran?" tanya Gia.
"sudah Miss. Anda hanya tinggal mengumumkan ke para pegawai serta ini berkas yang harus anda tanda tangani. Dan sesuai yang anda minta, saya hanya membuat hingga 2 tahun saja" jelas Ran, Gia pun mengangguk puas.
"terima kasih" ucap Gia tulus.
"sudah tugas saya, miss"
"baiklah, kamu jangan lupa bereskan barang mu juga, untuk pengganti tugasmu akan ada Hyunsik-ssi. Dia sudah ku hubungi sebelum kesini" ucap Gia, Ran pun membungkukkan badannya.
"i'm comeback, nantikan kehancuran kalian" gumam Gia dengan senyum smirk nya.
09.30
Gia sudah tiba di mansion keluarga Libunaen. Kini semua tugas nya sudah selesai di kantor, dan sekarang tugas baru nya adalah menghancurkan keluarga yang pernah membuangnya.
'jiwa psyco gue kumat hanya karena mengingat mantan keluarga, hehe' batin Gia.
"kamu sudah siap dear?" tanya Song ke Gia yang sedang milaht-lihat barangnya takut ada yang tertinggal.
"sudah Dad" jawab Gia.
"boys kalian sudah siap belum?" tanya Song beralih ke si kembar.
"sudah Dad, barang-barang kami sudah ada di mobil" jawab Ansel dan di anggukin Ansol dari sebelah Ansel.
"yasudah mari kita berangkat ke Bandara sekarang" ajak Song, mereka pun pergi menuju bandara milik keluarga Libunaen yang berada tak jauh dari mansion milik Libunaen.
Setelah menempuh waktu 30 menit, mereka pun akhirnya sampai di bandara pribadi milik keluarga Libunaen.
"Berapa lama kita berada di pesawat bang?" tanya Gia ke Ansel yang berada di sebelahnya.
"sekitar 6 jam, sayang... kita akan sampai tepat pukul 4 sore" bukan, bukan Ansel yang menjawab, melainkan sang kembaran Ansel.
"ayo kita berangkat sekarang, kalian kalau lelah tidur di kasur aja ya" ucap Song sambil menggiring yang lain menuju pesawat pribadi miliknya.
Pintu pesawat pun terbuka, sudah ada beberapa pramugari khusus yang sudah berada di dalam pesawat.
"selamat datang Sir, Mrs, Miss and Mr" sapa para pramugari.
"thank you"
"welcome onboard Flight 1 with service from Seoul to Indonesia. are expected to be in the air in approximately ten minutes time. We ask you to please fasten your seatbelts at this time, and secure all baggage underneath your seat or in the overhead compartments. We also ask that your seats and folding trays are in the upright position for take-off. Please turn off all electronic devices you bring, including mobile phones and laptops. Smoking is prohibited for the duration of the flight on the entire aircraft, including the lavatories. Thank you. Enjoy your flight."
Suara sang Pramugari begitu terdengar dari speaker. Keluarga Libunae lantas langsung memasang sabuk pengaman mereka serta mengalihkan handphone menjadi mode pesawat.
"apa kamu yakin dek untuk kembali ke sana?" tanya Ansol untuk ke sekian kalinya.
"ck. Abang sudah menanyakan itu puluhan kali" kesal Gia.
"kan Abang khawatir, princess" cemberut Ansol.
"iya makasih Abanggkuuuh"
"Gia, Ansol sudah diam, pesawat akan take off" kata Daddy, yang di sebut pun menuruti perkataan Daddy.
Sudah 5 jam mereka berada di pesawat, dan Gia sama sekali tidak bisa tidur. Sementara yang lain sudah pada tidur sejak 2 jam lalu.
'apa mereka akan mengenaliku?'
'bagaimana reaksi mereka saat melihatku kembali?'
'apa mereka masih membenciku?'
'bang eza apa kabar? Ita rindu'
'Mel pasti sangat bahaGia sekarang'
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bersangkar di otaknya.
45 menit kemudian
"bang... Mom... Dad...." panggil Gia.
"bangun.... pesawat akan landing nih" ucap Gia. Tak sampai situ,dia bahkan mengoyang-goyangkan badan mereka dengan sangat brutal.
"iya sayang iya... bangun nih" ucap Berliana.
"Abang!!!!" teriak Gia tepat di telinga Abangnya yang kebetulan pada tidur bersebelahan.
"Astagfirullah... sakit telinga Abang dek" kaget Ansel.
"Apaan sih!" bentak Ansol.
Gia yang mendengar bentakan pun Ansol langsung diam dan menunduk. Sekejam-kejamnya dia, dia tetap tidak bisa mendengar nada marah atau bentakan dari para Abang dan orang tuanya. Dan terbukti setetes air mata Gia turun begitu saja dari ekor mata nya.
"ehh Gia... maaf sayang, Abang gak sengaja sumpah" sesal Ansol, Ansol pun langsung membawa Gia dalam pelukannya.
"'lo sih... udah tau dia gak bisa di bentak malah ngebentak" omel Ansel yang membuat hati Ansol semakin bersalah.
"kan gue gak sengaja, udah deh lo bantuin gue nenangin Gia" kata Ansol.
"dihh ngapain gua bantuin lo? Lo yang buat dia nangis ya lo yang nenangin dia lah" tolak Ansel dengan nada sinisnya.
"Gia sayang.... maafin bang Al ya, Abang gak sengaja bentakin kamu" ucap Ansol tepat di telinga Gia dengan pelan.
********
Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻
Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments