"ihhh bang Al apaan sih ngagetin aku aja" gerutu Gia.
"hehe... siapa suruh ngumpet, wlee"
"nyebelin" ambek Gia.
Gia pun pergi meninggalkan Ansol menuju kamarnya.
“lahh? Aturannya kan gua yang marahin dia, kok malah gua yang kena sih?” cengo Ansol.
"hai... kalian apa kabar?" gumam Gia saat melihat foto mantan keluarganya, namun tidak ada raut sedih di wajahnya, melainkan wajah dingin dan senyum smirk nya.
drt... drt...
Hei-Ran
calling
"yeobosseo" sapa si penelpon.
"hmm?" dehem Gia.
"Miss... bisakah anda ke kantor sekarang? ada beberapa berkas yang harus anda periksa, Miss" tanya si penelpon yang tak lain adalah sekretaris Gia di perusahaan miliknya.
"Baiklah, saya akan bersiap dulu" Gia pun langsung mematikan telepon itu dan dia langsung pergi mandi untuk bersiap.
Tak ada yang tau dirinya memiliki perusahaan yang dia bangun dari nol, kecuali sang Daddy. Gia bahkan memalsukan identitas nya saat di kantor. Ah, dirinya tak menyangka perusahaan nya sudah memasuki peringkat ke 1 di dunia padahal perusahaannya baru dia bangun 3 tahun yang lalu.
Gna'Company, perusahaan yang bergerak di bidang tambang, berlian, hotel, cafe, mall, sekolah, rumah sakit, alat elektronika. Semua kualitas produk perusahaan nya sangat termasuk golongan berkualitas.
Tak hanya itu, duta iklannya bahkan sudah sampai artis yang berkualitas dan bayarannya sudah ada yang miliyaran.
back to story
Setelah 30 menit bersiap, kini dia pun sudah siap mengenakan pakaiannya.
"Mom Gia pergi dulu ya, ada urusan mendadak" pamit Gia.
"iya sayang hati-hati ya" pesan Berliana.
Gia pun mengecup pipi Berliana.
"assalamualaikum, Mom"
"waalaikumsalam"
Gia pun pergi menuju Kantor nya menggunakan mobil Porsche Cayman putih nya.
Setelah menempuh waktu 30 menit, dia pun sampai di depan perusahaan utama Gna'Company yang sudah di bangun selama 3 tahun itu.
Di samping pintu masuk sudah terlihat Ran, sekretarisnya, menunggu kehadirannya. Turun lah dia dari mobil dengan wajah datar dan dingin khas nya yang mampu membuat seluruh pegawai tunduk hormat dan tidak berani berbuat aneh-aneh padanya.
"selamat datang, Miss" hormat Ran dengan membungkukkan badannya.
"hmm" dehem Gia.
Selama perjalanan banyak yang menyapa dirinya namun hanya di balas lirikan dan deheman saja.
"mana?" pinta Gia setibanya di ruangan.
"ini Miss... ini ada berkas data anggaran NA Internasional High School yang kemarin belum sempat anda periksa, yaitu di Indonesia, Jepang, Inggris. Yang ini berkas perkembangan pembangunan Mall di Turki. Lalu ini berkas surat persetujuan kerjasama dari perusahaan G**ci di Afrika. Dan yang terakhir data anggaran perusahaan di Eropa, Amerika dan Asia" jelas Ran dengan teliti.
"oke" kata Gia singkat dengan pandangan yang sudah focus ke salah satu berkas.
"baik miss, kalau begitu saya pamit undur diri, permisi" pamit Ran, Setelah mendapat jawaban dari Gia, Ran pun pergi kembali ke tempat kerja nya.
09.00 --------- 16.30
Sudah berjam-jam Gia berkutat dengan angka-angka serta hitung-hitungan dan kini semua nya pun selesai dia kerjakan. Tak membuang waktu lagi karena badannya sudah pengen istirahat dia pun memanggil Ran melaluI telepon ruangannya.
tuts...
"anda memanggil saya miss?" tanya Ran dengan sopan.
"hmm..."
"ini surat kerjasama dengan pihak G**ci, tolong kamu pelajari lebih lanjut. Data perkembangan cabang Eropa di bagian Rusia dan Swiss perbaiki jangan sampai ada yang salah sedikit pun. Data anggaran NIHS cabang Asia di bagian Indonesia kamu cari tahu semua bukti dana yang di mintai Kepala Sekolah itu. Perkembangan mall Turki segera di percepat dan pastikan bangunan itu kokoh serta sesuai dengan arsitektur yang sudah saya rancang" jelas Gia dengan nada datar nya namun sangat tegas jika di dengar. Ran yang mendengar semua ucapan Gia pun dengan senantiasa mencatat nya di buku kecil miliknya.
"baik Miss, akan saya laksanakan semuanya" ucap Ran saat dirinya sudah selesai mencatat.
"ada lagi?" tanya Gia.
"tidak ada Miss... untuk berkas yang membutuhkan persetujuan anda akan saya kirim melalu email anda" jawab Ran.
Gia pun bangkit dari kursinya dan dia memakai kembali jaz yang sudah dia lepas dari pagi. Tanpa basa basi lagi Gia pergi keluar dari ruangannya untuk pulang, Ran yang sudah bisa menebak pun langsung mengikuti Gia dari belakang.
Selama di perjalanan menuju ke bawah tak banyak yang menyapa Gia. Dan beberapa meja pegawai pun sudah ada yang kosong dan rapi menandakan mereka sudah pulang kerja. Memang perusahaan Gia tidak akan membuat para pegawainya pulang malam. Jam pulang kerja min jam 16.20 dan max jam 19.30, terkecuali untuk yang lembur.
"hati-hati di jalan Miss" pesan Ran dan dia pun membungkukkan badannya sampai mobil Gia menghilang dari pandangannya.
Kini Gia sudah sampai di Mansion milik keluarga Libunaen. Di depan garasi ada mobil BMW I8 hitam yang tentu saja milik Ansel, mobil Lamborghini Vaneno hitam milik Ansol dan mobil Maybach Exelero hitam putih milik Song.
'asikkk udah pada pulang' batin Gia senang.
"HALLO EPRIBADEH!!!! PRINCESS GIA PULANG DENGAN SELAMAT TANPA ADA LECET SEDIKIT PUN" teriak Gia saat dirinya baru saja memasuki mansion.
Para maid yang mendengar teriakan Gia hanya biasa saja karena anak majikannya itu memang sudah biasa seperti itu. Beda dengan para Abangnya yang malah menatap sengit ke Gia.
"apa?" tanya Gia polos.
"gak usah teriak, ini bukan hutan" omel Ansol.
"pengang kuping gue gara-gara lo dek" omel Ansel.
Gia yang kena omel pun hanya bisa nyengir tanpa dosa.
"AAAA... Gia kangen sama kalian!!!!" pekik Gia, dia pun langsung jatuh dalam pelukkan kedua Abang nya itu.
"Abang juga kangen kamu dek" balas keduanya.
"pelukan kok gak ajak-ajak sih?" oh oh oh... ada yang cemburu nih, hehe...
"DADDY!!!" pekik Gia senang.
"uhhh kangen sama princess nya Daddy yang udah Daddy tinggal selama 3 hari" ucap Song dengan mengecup puncak kepala Gia beberapa kali.
"sudah-sudah... Kangen-kangenannya di tunda dulu, kalian belum ada istirahat kan? Jadi mending sekarang istirahat dulu" titah Mom.
"siap ibu negara" jawab mereka berempat dengan kompak.
Malam hari nya
tok tok tok
Pintu kamar Gia pun di ketuk dari luar, membuat sang empu yang sedang tidur menjadi terusik.
cklek
"princess bangun yuk" suruh bang Al yang ternyata pelaku dari suara ketukan pintu tadi.
"eugh... iya bang ini aku bangun" gumam Gia.
"hahaha... muka kamu lucu deh, pengen Abang acak-acak jadinya" tawa Ansol.
Ya bagaimana tidak? Rambut ngembang, nyawa masih setengah, muka kusut. Rasa nya ingin Ansol buang ke lautan sana, ehhh...
"ihh Abang mah" kesal Gia.
"iya iya maaf, yasudah kamu sekarang cuci muka gih, yang lain sudah menunggumu di ruang makan" ucap Ansol, Gia pun pergi ke kamar mandi yang berada di kamarnya.
5 menit kemudian
"yuk bang" ajak Gia dengan wajah yang sudah segar.
"yuk"
Mereka pun berjalan ke jalan 1 lebih tepatnya menuju ruang makan. Ansol sedari tadi tak pernah melepas genggaman tangannya pada Gia, begitu pun sebaliknya.
"ada jadwal shooting lagi gak bang?" tanya Gia di sela jalan mereka.
"enggak, Abang mau ambil cuti dulu ya paling sebentar 1 tahun lah" ucap Ansol, Gia pun langsung menatap tanda tanya ke Ansol.
"wae?" tanya Gia.
"ATM Abang penuh, jadi harus di habiskan dulu" sombong Ansol.
"idih.. masih banyakkan juga Gia" dumel Gia.
********
Kalau ada kesalahan Nama,, Mohon di maafkan karena sempat diubah dari Nama awal🙏🏻
Jangan lupa LIKE dan Komen😉🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments