Keteguhan Hati Istri

Keteguhan Hati Istri

KHI 01

"Mas, tadi mas sudah izin kan, kalau besok tidak bekerja? Soalnya aku sudah daftar ke dokter kandungan, katanya besok kita di suruh datang ke sana." jelas Rena pada suami.

"Sudah, begitu kamu kirim pesan aku minta izin. Kamu besok tidak bekerja?"

"Aku sudah minta izin sama Dona jika besok aku tidak masuk kerja."

Keesokan hari.

Pagi telah tiba. Sekarang Rena dan suaminya sedang menikmati sarapan mereka di meja makan.

Hari ini mereka akan pergi ke dokter kandungan sesuai yang sudah di jadwalkan. Rena sudah izin pada temannya jika hari ini dia tidak masuk kerja. Begitupun dengan Bagas, suami Rena. Dia juga sudah izin hari ini untuk tidak bekerja.

Setelah tiba di tempat dokter kandungan, mereka berdua di tes secara keseluruhan yang berkaitan dengan kesuburan masing-masing.

Dan hasilnya begitu mengejutkan.

' BAGUS' itulah kata dokter kandungan yang menangani mereka.

Dokter mengatakan mereka subur dan sehat.

Tapi pertanyaannya adalah, mengapa sampai sekarang mereka belum memiliki keturunan.

( hanya author yang tahu... 😊)

Selesai pemeriksaan, mereka tidak langsung pulang ke rumah. Mereka pergi ke rumah orang tua Bagas.

*****

Sampai di rumah orang tua Bagas.

"Assalamu'alaikum.... " ucap Rena dan Bagas bersamaan.

"Wa'alaikum salam... " sahut pak Ramli, ayah Bagas dari dalam.

Merekapun masuk dan berbincang di ruang tamu. Hingga datanglah Bu Anis, ibunya Bagas membawa minuman dan camilan.

"Ini,, di minum dulu" kata Bu Anis.

"Iya Bu,, makasih" jawab Rena.

Merekapun menceritakan hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit.

"Lalu apa yang akan kalian lakukan...?" tanya pak Ramli.

"Kami akan terus berusaha pak,, Rena akan kembali periksa pada dokter." jawab Rena.

"Ya sudah, yang terpenting kalian sudah berusaha. Sabar saja dan percaya pada Alloh."sahut Bu Anis.

"Iya Bu..." jawab Rena dan Bagas bersamaan.

Malam ini mereka memutuskan menginap di rumah orang tua Bagas. Awalnya mereka ingin pulang ke rumah. Tetapi atas desakan ibunya Bagas akhirnya mereka menginap.

Mereka tidur di kamar Lina, adik Bagas satu-satunya. Karena kamar Bagas sedang dalam perbaikan.

Sedangkan Lina, ia tidak tidur di rumah. Dia bekerja sebagai penjaga toko dan tidur di tempat yang telah di sediakan pemilik toko.

*****

"Pak, bu kami pamit dulu. Nanti takut kesiangan."

"Iya, kalian hati-hati ya."

Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya Bagas dan Rena pulang ke rumah.

Di rumah sudah ada mak Irah yang sedang membersihkan rumah. Sebelum pulang, Rena sudah memberi tahu mak Irah, mereka sudah sarapan. Jadi Mak Irah tidak perlu menyiapkan sarapan untuk mereka. Mak Irah bekerja di rumah Bagas mulai pukul 05.30 sampai sore. Rumah mak Irah dekat dengan rumah mereka. Jadi Bagas mengizinkannya pulang setelah semua pekerjaan selesai. Biasanya mak Irah akan pulang setelah selesai memasak untuk makan malam. Mak Irah di beri satu kunci rumah. Dia tidak perlu menunggu Bagas dan Rena pulang.

"Mak sudah datang." Rena melihat mak Irah sedang menyiram bunga di depan rumah.

"Iya mbak Rena." Mak Irah menjawab dengan sopan.

"Saya ke dalam dulu ya Mak."

"Iya mbak, silahkan."

*****

Di dalam kamar Rena membantu Bagas memakai dasi. Setelah semua selesai Rena mengantar Bagas sampai teras rumah.

"Hati-hati mas, nggak usah ngebut." Rena bersalaman dengan Bagas dan mencium punggung telapak tangan

suaminya.

"Nggak janji, soalnya waktunya mepet." Bagas mengeluarkan motor dari bagasi dan segera memakai helm.

Tiba-tiba Bagas turun lagi dari motornya dan menghampiri Rena.

Cup..

Di ciumnya kening istrinya. Setelah itu dia langsung membalikkan badan ke arah motornya.

Rena hanya bisa melongo melihat tingkah suaminya.

Sebelum menjalankan motornya Bagas menoleh pada Rena dan mengedipkan mata genitnya. Kemudian melaju mengendarai motornya menuju kantor.

"Astaga,, ada-ada saja." Rena tertawa pelan.

*****

"Mak, Rena pamit ya. Mau berangkat kerja."

"Iya mbak."

Di depan sudah ada tukang ojek langganan Rena.

Sesampai di butik Rena masuk dari pintu belakang seperti biasa. Di dalam sudah ada Intan, Wati, dan Sari.

"Kalian sudah datang, rajin sekali." Rena berjalan menuju loker menaruh tasnya.

"Mbak, lihat jam dong." Rena hanya cengengesan.

"Dona sudah datang."

"Ya elah mbak, butik sudah mau buka berarti sudah datang lah. Kalau belum datang gimana kita bisa masuk." ucap Santi

"Iya ya." Rena hanya nyengir sambil mengangguk.

Mereka sudah bersiap membuka butik. Rena di tempatkan di kasir oleh Dona, pemilik butik. Rena dan Dona berteman sudah lama.

Saat sedang merapikan uang di laci ada ibu-ibu mendekat ke kasir.

"Kamu istrinya Bagas kan? Mantunya bu Anis." tanya salah satu dari ibu-ibu tersebut.

"Iya bu." jawab Rena sopan dengan senyum di bibir.

"Kamu kok kenal jeng?"

"Itu lo, mantunya pak Ramli."

"Ooo."

"Tapi kasihan, belum punya anak. Padahal sudah menikah lama." mereka berjalan meninggalkan kasir sambil mengobrol.

"Kok bisa?"

"Nggak tahu lah. KB mungkin."

"Nggak takut apa nggak bisa punya anak. Di tinggalin suami baru tau rasa."

"Lihat saja badannya kayak gitu. Takut paling kalau hamil. Bisa rusak itu badan."

Rena merasakan sesak di dada mendengar perkataan ibu-ibu tadi. Diambilnya sebotol minuman yang dia letakkan di laci bawah. Di minumnya beberapa teguk air untuk mengurangi hawa panas yang menyebar di tubuhnya karena perkataan ibu-ibu tadi.

Waktu istirahat di butik di lakukan secara bergantian. Saat ini Rena tengah berada di belakang untuk makan siang. Makanan di sediakan oleh Dona.

Saat Rena makan Dona datang menghampirinya.

"Sudah selesai Ren." Dona duduk di kursi depan Rena.

Rena hanya menggangguk.

"Kamu nggak apa-apakan?" Rena memandang Dona.

"Aku tadi sempat denger omongan ibu-ibu rempong tadi."

"Nggak apa-apa. Lagian kan sudah biasa seperti itu."

Dona memegang tangan Rena.

"Sudah ya, aku mau ke kamar mandi. Mau wudhu dulu."

Rena meninggalkan Dona. Sementara Dona hanya bisa memandang dari belakang.

"Jika saja kamu mau berbagi, aku akan selalu siap." gumam Dona sambil bangkit dari duduknya.

*****

Di kamar mandi Rena menyalakan kran air. Di biarkan airnya terus mengalir. Dia menghadap tembok dengan air mata menetes di pipi.

"Mengapa mereka tega berkata seperti itu. Mereka pikir aku perempuan seperti apa. Sesama perempuan mengapa mereka tidak mengerti perasaanku."

Perasaan itu terus berkecamuk di pikiran Rena.

Rena terlihat begitu kuat jika dari luar. Tetapi jika sedang sendiri ia akan menjadi sangat rapuh. Bahkan orang terdekatnya pun tidak ada yang tahu betapa rapuh dan menderitanya dia. Karena Rena hanya akan diam dan menangis dalam diamnya.

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

pagar makan tanaman kyknya ini 😁

2021-12-23

0

Emma The@

Emma The@

Bau-bau pelakor nihhh

2021-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 KHI 01
2 KHI 02
3 KHI 03
4 KHI 04
5 KHI 05
6 KHI 06
7 KHI 07
8 KHI 08
9 KHI 09
10 KHI 10
11 KHI 11
12 KHI 12
13 KHI 13
14 KHI 14
15 KHI 15
16 KHI 16
17 KHI 17
18 KHI 18
19 KHI 19
20 KHI 20
21 KHI 21
22 KHI 22
23 KHI 23
24 KHI 24
25 KHI 25
26 KHI 26
27 KHI 27
28 KHI 28
29 KHI 29
30 KHI 30
31 KHI 31
32 KHI 32
33 KHI 33
34 KHI 34
35 KHI 35
36 KHI 36
37 KHI 37
38 KHI 38
39 KHI 39
40 KHI 40
41 KHI 41
42 KHI 42
43 KHI 43
44 KHI 44
45 KHI 45
46 KHI 46
47 KHI 47
48 KHI 48
49 KHI 49
50 KHI 50
51 KHI 51
52 KHI 52
53 KHI 53
54 KHI 54
55 KHI 55
56 KHI 56
57 KHI 57
58 KHI 58
59 KHI 59
60 KHI 60
61 KHI 61
62 KHI 62
63 KHI 63
64 KHI 64
65 KHI 65
66 KHI 66
67 KHI 67
68 KHI 68
69 KHI 69
70 KHI 70
71 KHI 71
72 KHI 72
73 KHI 73
74 KHI 74
75 KHI 75
76 KHI 76
77 KHI 77
78 KHI 78
79 KHI 79
80 KHI 80
81 KHI 81
82 KHI 82
83 KHI 83
84 KHI 84
85 KHI 85
86 KHI 86
87 KHI 87
88 KHI 88
89 KHI 89
90 KHI 90
91 KHI 91
92 KHI 92
93 KHI 93
94 KHI 94
95 KHI 95
96 KHI 96
97 KHI 97
98 KHI 98
99 KHI 99
100 KHI 100
101 KHI 101
102 KHI 102
103 KHI 103
104 KHI 104
105 KHI 105
106 KHI 106
107 KHI 107
108 KHI 108
109 KHI 109
110 KHI 110
111 KHI 111
112 KHI 112
113 KHI 113
114 KHI 114
115 KHI 115
116 KHI 116
117 KHI 117
118 KHI 118
119 KHI 119
120 KHI 120
121 KHI 121
122 KHI 122
123 KHI 123
124 KHI 124
125 KHI 125
Episodes

Updated 125 Episodes

1
KHI 01
2
KHI 02
3
KHI 03
4
KHI 04
5
KHI 05
6
KHI 06
7
KHI 07
8
KHI 08
9
KHI 09
10
KHI 10
11
KHI 11
12
KHI 12
13
KHI 13
14
KHI 14
15
KHI 15
16
KHI 16
17
KHI 17
18
KHI 18
19
KHI 19
20
KHI 20
21
KHI 21
22
KHI 22
23
KHI 23
24
KHI 24
25
KHI 25
26
KHI 26
27
KHI 27
28
KHI 28
29
KHI 29
30
KHI 30
31
KHI 31
32
KHI 32
33
KHI 33
34
KHI 34
35
KHI 35
36
KHI 36
37
KHI 37
38
KHI 38
39
KHI 39
40
KHI 40
41
KHI 41
42
KHI 42
43
KHI 43
44
KHI 44
45
KHI 45
46
KHI 46
47
KHI 47
48
KHI 48
49
KHI 49
50
KHI 50
51
KHI 51
52
KHI 52
53
KHI 53
54
KHI 54
55
KHI 55
56
KHI 56
57
KHI 57
58
KHI 58
59
KHI 59
60
KHI 60
61
KHI 61
62
KHI 62
63
KHI 63
64
KHI 64
65
KHI 65
66
KHI 66
67
KHI 67
68
KHI 68
69
KHI 69
70
KHI 70
71
KHI 71
72
KHI 72
73
KHI 73
74
KHI 74
75
KHI 75
76
KHI 76
77
KHI 77
78
KHI 78
79
KHI 79
80
KHI 80
81
KHI 81
82
KHI 82
83
KHI 83
84
KHI 84
85
KHI 85
86
KHI 86
87
KHI 87
88
KHI 88
89
KHI 89
90
KHI 90
91
KHI 91
92
KHI 92
93
KHI 93
94
KHI 94
95
KHI 95
96
KHI 96
97
KHI 97
98
KHI 98
99
KHI 99
100
KHI 100
101
KHI 101
102
KHI 102
103
KHI 103
104
KHI 104
105
KHI 105
106
KHI 106
107
KHI 107
108
KHI 108
109
KHI 109
110
KHI 110
111
KHI 111
112
KHI 112
113
KHI 113
114
KHI 114
115
KHI 115
116
KHI 116
117
KHI 117
118
KHI 118
119
KHI 119
120
KHI 120
121
KHI 121
122
KHI 122
123
KHI 123
124
KHI 124
125
KHI 125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!