Just More Time
Aku Raka Aditama seorang pria berusia 27 tahun telah menikahi Sesilia Prisilia berusia 26 tahun.
Ku pikir pernikahan itu enak, ada yang mengurus, ada yang menemani tidur, ada yang selalu setia bersama kita dalam suka dan duka. Tapi kenyataan yang ku dapat tidak seperti itu.
"Raka..." Suara sesil berteriak dari dapur
"Apa sih Sil pagi-pagi udah teriak-teriak, suamimu ini gak budek" aku yang saat itu baru sadar dari tidur.
"Kamu itu kebiasaan ya, bantuin aku coba kalo pagi gini. Aku nihh ribet mesti masak, nyiapin bekal kamu, bersih-bersih rumah. Aku juga kerja Raka, gak cuma kamu aja yang kerja"
"Iya.. iya.. ribet amat sih. Besok-besok aku sewa asisten rumah tangga aja."
"Memang gaji kamu cukup, buat bayar cicilan mobil aja pas-pasan. Udah deh kalo kita berbagi kerjaan ini nihh cepat selesainya" Sesil berkata sambil memasak di dapur.
"Iya, terus aku harus ngpain sekarang?"
"Tuh.. tuh.. kamu nyapu, terus ngpel"
Aku beranjak pergi mengambil sapu
"Yang bersih ya, jangan asal-asalan" tambah Sesil
Aku tak menjawab, hanya mengerjakannya sesuai perintah Sesil.
"Uda selesai" aku menghampiri Sesil saat telah selesai menyapu.
"Aduhhh.. selesai apanya, nyapu ya gak asal nyapu Raka, itu barang-barang yang berserakan juga di simpunin. Terus itu berkas-berkas kantor kamu berhamburan juga di rapiin. Masa gitu aja mesti di ajarin sih."
Huuuffftt aku menghela nafas, untung sekarang aku sedang malas berdebat pagi-pagi.
Wanita ini SESILIA istriku memang selalu mengomel di rumah, apa saja yang ku lakukan selalu salah, kami selalu bertengkar mengenai hal-hal kecil, belum lagi kebutuhan yang sangat banyak yang harus terpenuhi. Gaji ku pas-pasan, hanya cukup untuk mencicil mobil sederhana kami. Kami mencicil mobil biar enak kalau pulang kampung. Sedangkan gaji Sesil untuk kebutuhan hari-hari kami.
Kami menikah baru berjalan 2 tahun. Awal pernikahan memang sangat manis, semanis madu.
Tapi lama kelamaan makin banyak kebutuhan yang harus di penuhi. Itu sebabnya membuat Sesil harus ikut bekerja.
Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta, sedangkan Sesil bekerja di kantor Pemerintahan.
Kehidupan kami serba pas-pasan, kami merantau jauh dari orang tua.
"Aku berangkat duluan ya Raka, kamu jangan lama-lama nanti terlambat" ujar Sesil seraya pamit dan mencium tanganku.
"Eehhmm.. hati-hati, bentar lagi aku juga berangkat"
"Jangan lupa kunci pintu" tambah Sesil.
Sesil pun pergi, dengan menggunakan motor beat putihnya. Motor itu aku berikan kepadanya sebagai hadiah anniversary kami yang pertama.
Tak lama aku pun pergi ke kantor, membutuhkan waktu kira-kira 20 menit dari rumahku ini.
"Pagi Ka.. Pagi-pagi uda di tekuk aja itu muka" sapa Erik teman satu devisiku.
"Pagi Rik, biasalah pagi-pagi uda di omeli bini"
"Hahahaha, tenang broo.. kita senasib kok"
"Ogah deh senasib sama kamu Rik" jawabku asal. "Ech emang iya kamu juga sering di omelin bini?"
"Bukan sering lagi, hampir tiap hari. Belum lagi anak aku yang cerewet, bisa keluar tuhh tanduknya Miska. Kamu sih masih enak, belum ada tanggungan anak Ka. Coba ada pasti lebih pusing lagi"
"Iya juga sih, makanya aku sekarang ini gak mau punya anak dulu deh. Tunggu finansial membaik"
"Gak boleh gitu lho Ka, pamali tau nunda-nunda"
"Ya dari pada ntar punya anak, kasian anaknya kena marah mulu karena orang tuanya emosinya gak stabil"
"Bener juga sih, tapi tetap lho gak boleh nunda-nunda. Sedikasihnya aja"
"Iya-iya, lama lama bawelnya kaya biniku kamu Rik"
Hahahaha.. mereka tertawa bersama. Melanjutkan pekerjaan yang harus di selesaikan hari itu.
Istirahat makan siang tiba. Aku membuka bekal buatan Sesil. Nasi putih yang di berbentuk love ada ayam goreng, tempe bacem kesukaanku dan sayur asam.
Walau sederhana, masakan Sesil memang favoritku. Itu sebabnya aku selalu bekal, selain biar lebih hemat juga.
"Raka kamu di panggil Pak Jeff ke ruangannya habis makan siang" kata Reva asisten Pak Jeff.
"Baik Bu Reva, saya akan segera ke sana". Ada apa ya, tidak biasanya Pak Jeff memanggil kariawannya, perasaanku jadi tidak enak.
Selesai makan aku langsung ke ruangan Pak Jeff kepala devisi kami.
Tok tok tok
"Yaa masuk" terdengar suara berat Pak Jeff.
"Maaf pak, ada apa bapak memanggil saya" aku langsung to the poin.
" Pak Raka Aditama, akhir-akhir ini kinerja anda tidak optimal. Saya sudah perhatikan, dari beberapa dokumen dan file-file yang anda serahkan ke saya masih banyak terdapat kesalahan. Ini peringatan terakhir dari saya, saya harap anda memperbaiki kualitas kerja anda bila masih ingin berada di kantor ini"
"Baik pak, maafkan atas keteledoran saya"
"Saya kasih kesempatan anda kali ini, silahkan bawa dokumen-dokumen ini. laporkan hasilnya kepada saya besok pagi" Pak Jeff menyerahkan setumpuk dokumen-dokumen kepada ku. Alamat harus lembur sampai arut malam nihh.
"Ada apa bro, dipanggil bos?" tanya Erik
"Kerjaan ku gak ada yang beres katanya. Banyak terdapat kesalahan"
"Makanya bro kalau kerja fokus, masalah bini dirumah tinggalin aja, begitu kita sampai kantor yang ada di hadapan kita adalah masalah kerjaan. Kalau gak gitu memang bikin gak fokus".
"Iya, akunya aja baperan"
"Sabar, suami itu harus sabar menghadapi istri. Hakekatnya perempuan memang gitu Ka, tukang ngomel. kalau gak ngomel sehari aja gak tenang hidupnya"
Aku tertawa mendengar penuturan Erik. Sepertinya memang benar yang dikatakan Erik. Bagi wanita, tiada hari tanpa mengomel. Hahahaha..
Dengan terpaksa hari ini, aku harus berkuntat dengan dokumen-dokumen ini.
Waktu menunjukkan pukul 20.00, tapi kerjaanku belum juga selesai. Masih banyak sekali.
22.00 masih belum selesai.
23.00 akhirnya selesai juga segala tugas dan pekerjaan dari Pak Jeff, besok pagi aku tinggal menyerahkannya. Semoga tidak ada kesalahan lagi, karena sudah aku kerjakan dengan teliti.
Aku beranjak pulang dengan tubuh yang sudah sangat lelah. Sesampainya di rumah ternyata Sesil belum tidur.
"Raka kamu ini kemana aja sih? jam segini baru pulang"
"Aku banyak kerjaan Sesil, ini aja baru selesai"
"Bohong kamu ya, dari tadi aku whatsapp gak di baca, di telponin juga gak angkat"
"Hp ku silent Sil, biar fokus kerjanya"
"Alasan aja kamu kan, jangan bilang kamu pergi klabing sama teman-temen cewekmu ya?"
"Sil please !!! tuduhanmu itu gak beralasan. Kalau gak percaya tanya security kantor, atau kamu mau liat CCTV di ruanganku?"
"Seenggaknya kamu kabari aku Raka"
"Iya maaf, aku lelah Sil. Tolong jangan ajak aku berdebat"
Aku pergi meninggalkan Sesil, ganti baju, dan langsung pergi tidur. Sangat malas kalau harus berdebat lagi dengan dia. Sampai aku melewatkan makan malamku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Follow ig : tinatina3627
mampir kak
2022-03-06
0
auliasiamatir
betul tu, wanita itu dak kodrat nya cerewet.. jadi suami harus sabar yah...,
sana kayak wanita yang harus sabar jika mengahadapi suami yang mata keranjang..😀😀😀
2021-12-17
1
delissaa
baru mampir Thor bawa like dan fav semangat up
2021-11-16
2