"Berisik gak usah teriak-teriak"
Suara itu mengagetkanku. Aku mencari sumber suara itu, terlihat anak kecil sedang bersantai di padang rumput yang hijau, di depannya terdapat taman bunga yang sungguh indah. Anak perempuan itu berambut pendek sebahu memakai rok berwarna merah muda selutut.
"Adik kecil, apa kamu tau di mana ini?" tanyaku
"Ternyata ini biang keladinya, Kau yang menyebabkan dia mati?"
"Apa maksudmu adik kecil? aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan?"
"Semua ini salahmu, gara-gara kau bocah."
"Haiii, aku bertanya baik-baik adik kecil. Lagian siapa yang bocah? Gak liat bagaimana penampilanmu? dasar anak kecil ingusan" kesalku.
"Apa kau bilang? Jangan panggil aku anak kecil !!!"
"Lalu harus ku panggil apa?"
"Panggil aku Alice, dan lagi aku bukan anak kecil. Umurku jaaauuhhh lebih tua darimu berkali-kali lipat"
"Hahahahaha... anak kecil, ech maksudku Alice.. jangan bercanda. Dengan penampilanmu seperti anak 10 tahun siapa yang percaya ucapanmu. Hahahahaha.. " lagi-lagi aku tertawa, anak ini lucu sekali.
"Echhh bocah, umurku 1001 tahun. Kau hitung sendiri berapa kali lipat umurmu yang masih bau kencur itu" sarkasnya.
Aku pun tertawa "Tidak mungkin Alice, kamu ini kalo mau bohong jangan yang kelihatan banget gitu"
"Ya sudah kalau kau gak percaya, yang jelas ini semua gara-gara kau"
"Apa salahku Alice? kenapa kamu menyalahkanku?"
"Kau masih bertanya apa salahmu?"
"Aku sungguh tidak tau Alice, beri tahu aku biar aku tau"
"Pikir saja lah sendiri" alice mengatakannya dengan raut muka yang kesal.
"Ayolah Alice jangan main tebak-tebakan. Oh iya memang rumahmu di mana alice?"
Alice menunjuk ke angkasa "Di sana"
Lagi-lagi anak ini berbicara hal yang tidak masuk akal. Halunya kelewatan, atau mungkin dia lelah, pikirku
"Di mana orang tuamu Alice?"
"Aku tidak punya orang tua"
Aku jadi iba dan tidak tega. Bagaimana mungkin anak sekecil ini tidak mempunyai orang tua. Membayangkannya aku jadi ikut prihatin.
"Kasihan sekali, apa kamu tak punya keluarga?"
"Haaiiii Raka Aditama, kau petugas sensus penduduk? kenapa kepo sekali?"
"Tunggu.. tunggu.. dari mana kamu tau namaku?"
"Dari dulu, dari kau menikahi Sesil" jawab Alice
"Kamu juga tau istriku Sesil?"
"Ya, aku tau. Dia mati, dan itu semua gara-gara kau yang tidak becus jadi suaminya"
Kata-kata Alice langsung menusuk tepat di hatiku. Dia benar, semua salahku.
Andai saja aku tak marah-marah waktu itu dan membawa Sesil pulang semua mungkin tidak akan terjadi. Aku tertunduk tak mampu menjawabnya lagi.
"Eechh bocah, terserah kau mau percaya atau tidak. Kau kembali ke masa lalu itu semua karena kekuatanku, karena Sesil tidak boleh mati"
Aku mengangkat kepala "Apa??? Apa maksudmu Alice? aku tidak mengerti. Kenapa Sesil tak boleh mati? dan kenapa kamu terlihat begitu peduli dengan Sesil?Sebenarnya siapa kamu? apa hubunganmu dengan Sesil?"
"Banyak sekali pertanyaanmu anak muda? Sudah ku bilang kan, aku bukan penghuni bumi ini, rumah ku di sana" lagi-lagi alice menunjuk langit.
"Kamu dewa? malaikat? peri? atau apa?"
"Cek.. cek.. cek.. Semua tebakanmu tidak ada yang benar" Alice berkata sambil menggelengkan kepalanya.
"Lalu apa?" sungguh aku bingung
"Yang jelas aku bukan berasal dari bumi ini, tapi planet yang jauh di sana" ia menujuk lagi ke arah langit
"Alien??? serius kamu alien alice? Aku pikir alien itu cuma ada di film-film dan di novel"
Aku betul-betul bingung. Banyak sekali hal-hal yang tidak masuk akal sehatku
"Yaa, terserahlah kalian mahluk bumi menyebutnya apa. Sekarang hal terpenting adalah, kau harus bertanggung jawab atas kematian sesil"
"Apa hubunganmu dengan sesil?" Aku berpikir sejenak "Jangan bilang sesil juga bukan manusia???"
"Huuffhh... Kau yang selama ini hidup bersamanya. Seharusnya kau tau istrimu seperti apa"
"Serius??? sesil bukan manusia??" rasa mau copot jantungku mendengarnya. Tidak mungkin selama ini aku hidup dengan alien.
"Dia manusia raka, kau ini suami macam apa sih? tidak bisa mengenali istrimu sendiri"
Huufffhh.. lega rasa hatiku mendengarnya "Kali aja dia menyembunyikannya dariku selama ini" kataku.
"Kebanyakan nonton sinetron ikan terbang kau Raka"
"Kamu juga tau sinetron? disana juga ada televisi?"
"Raka stopp, Stoopp keingin tahuanmu itu. Banyak sekali pertanyaanmu, bikin kepala ku pusing. Aku di sini untuk menyelamatkan Sesil bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bodohmu itu"
"Jadi Alice apa hubunganmu dengan Sesil? bagaimana cara menyelamatkannya?"
"Dahulu jauh beribu-ribu tahun yang lalu, bangsa kami memiliki utang budi kepada kakek moyangnya sesil. Saat ada beberapa bangsa kami terdampar di bumi yang terasa asing ini, kakek moyang Sesil membantu kami, ia bernama Anthos. Menyelamatkan kami dari buruan para ilmuan pemburu alien. Selanjutnya bangsa kami berjanji akan menjaga keturunan Anthos , dan memberikan umur yang panjang bagi semua keturunan-keturunannya. Karena sekarang Sesil mati, jadi ini menjadi tanggung jawabku."
Aku mendengarkan alice bercerita, semua ceritanya menurutku tidak masuk akal. Tapi hal tidak masuk akal itu juga terjadi kepadaku, kembali ke masa lalu.
"Terserah kau mau percaya atau tidak ucapanku Raka, yang jelas tugasku adalah menjaga Sesil agar bisa berumur panjang"
"Kalau kamu adalah penjaga Sesil, saat kejadian kecelakaan itu kenapa tidak kamu selamatkan?"
"Waktu kejadian aku tidak berada di bumi, tiba-tiba pemimpin memanggilku. Kalau aku di bumi pasti Sesil tak akan mengalami kecelakaan yang sampai merengut nyawanya"
"Terus apa yang kamu perbuat kepadaku Alice? kenapa aku bisa kembali ke masa lalu?
"Aku menggunakan kekuatanku untuk mengembalikan semuanya ke masa dimana Sesil masih hidup, aku melakukan semua ini bukan untukmu"
"Lalu dimana ini?"
"Kau berada di dimensiku, tempat favoritku"
"Ohhh tidak Alice, otakku masih belum bisa mencernanya. Semua terlalu aneh buatku"
"Terserah kau mau percaya atau tidak, aku hanya mau menyampaikan ini. Dan satu lagi, jangan dekati Sesil"
Aku kaget dengan pernyataan Alice, aku suaminya. Bagaimana mungkin dia melarangku?
"Alice kamu tidak bisa melarangku, aku suaminya"
"Kau suaminya dulu, pada kehidupan sebelumnya. Sekarang kau bukan siapa-siapanya Sesil"
"Kamu tidak berhak melarangku Alice" kesalku.
"Kata siapa aku tidak berhak? aku penjaganya, kalau kau tetap mendekati Sesil. Semua akan terulang, dia akan mati"
"Alice.. semua itu tidak akan terjadi. Ada kamu yang akan mencegahnya"
"Kekuatanku terbatas, sekarang saja sudah habis karena ku pakai mengembalikan masa lalu"
"Tidak pasti kamu bohong Alice, ini cuma akal-akalan kamu aja supaya aku gak bisa dekat dengan Sesil"
"Terserahlah seperti apa anggapanmu Raka. Yang jelas aku sudah menceritakan semuanya padamu. Keputusan ada di tanganmu"
Aku berpikir, apa benar yang di katakan Alice? Tapi raut wajahnya tidak menunjukkan kebohongan. Rasanya aku tidak kuat kalau harus merelakan Sesil. Apa aku bisa? apa aku mampu melakukannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Follow ig : tinatina3627
kika berkenan ke kayaky jugabkak
2022-03-06
0
auliasiamatir
makin seru aja Thor...
2021-12-17
1
KINOSANN
nyimak dulu✌🏻
2021-10-31
1