Ada Apa Dengan Nur

Suamiku Pria Tajir #18

Oleh Sept

Rate 18+

Nur meletakan gelas itu dengan perasaan canggung, ingin sekali ia memuntahkan apa yang terlanjur masuk dalam perutnya. Ia kira itu minuman kesehatan, kok malah ramuan biar cepat hamil. Makin gelisahlah hati gadis tersebut.

"Ya sudah, Mama ke luar dulu. Kalian lanjutkan saja." Mama melempar senyum pada kedua orang di depannya. Sebuah senyum penuh arti, yang membuat Arya semakin tak enak hati pada Nur.

"Lanjutkan apanya?" gumam Arya menatap punggung sang mama yang lambat laun hilang di balik pintu.

Klek

Terdengar suara mama menutup pintunya kembali dari luar. Saat hanya ada mereka berdua, Nur mulai siap siaga. Ia masih trauma dengan suaminya itu. Wajah gadis itu mulai menegang.

"Apa kamu merasa tidak nyaman saat satu kamar denganku, Nur?" tanya Arya yang menyadari perubahan mimik dan ekspresi pada wajah Nur Azizah.

Nur tak menjawab, gadis muda itu masih menunduk. Menyembunyikan wajahnya dari pandangan Arya.

"Ya sudah, kita pergi dari sini besok. Bersabarlah barang semalam saja, aku tidak enak pada orang tuaku," tutur Arya kemudian.

Nur langsung mengangkat wajah, syukulah Arya mengerti. Sebab, ia merasa tidak nyaman harus satu kamar dengan Arya. Tapi, ini kan di rumah mertuanya. Mana mungkin ia meminta Arya tidur di luar? Jalan satu-satunya adalah mereka ke luar dari rumah itu secepatnya, agar Nur tidak merasa tertekan.

Selanjutnya, setelah menjanjikan Nur pulang besok. Arya lantas menemui mamanya. Ia mencari alasan yang pas agar mamanya tak curiga.

"Astaga, apa Mama menganggu?" tanya mama kemudian. Ia belum bisa menerima, bila Nur dan Arya hanya semalam saja di rumah mereka.

"Bukan seperti itu, Ma. Banyak yang perlu kami urus. Dan Nur juga harus mulai mempersiapkan segala keperluan untuk masuk universitas."

"Hem ... tapi jangan ditunda ya ... yang itu. Kuliah boleh, tapi kalau hamil ... kuliahnya tunda," ucap mama.

Arya menelan ludah, lagi-lagi sang mama membahas anak. Mana bisa ia membuat Nur hamil, ia bahkan hanya sekali saja melakukan itu. Tidak mau mendebat orang tuanya, Arya hanya mengangguk dengan setengah hati.

Arya sudah jenuh, masih lajang, ditanya kapan nikah. Sudah menikah, ditanya kapan punya anak. Nanti, ia sangat yakin, kalau sudah punya anak, kapan nambah. Sebuah pertanyaan klise. Tapi, kadang membuat resah.

***

Malam hari, mereka semua baru saja selesai makan malam bersama dengan akrab dan hangat. Karena sudah malam, Nur pamit ke dalam kamar untuk istirahat. Sedangkan Arya, ia menonton TV di ruang tamu sendirian sampai jam satu malam.

Ketika sedang menatap kosong pada layar besar di depannya. Tiba-tiba datang papa menyapa Arya.

"Belum tidur?" tanya tuan Brotoseno, ia menatap curiga. Kebetulan tuan Brotoseno mau memeriksa, kok sepertinya ada yang menyalakan TV. Tidak tahunya, Arya yang sedang bergadang.

Pengantin baru memang suka bergadang, tapi harusnya di dalam kamar. Bukan bergadang sendirian seperti Arya, tuan Brotoseno pun langsung duduk di sebelah putranya.

"Apa ada masalah?" tanya sang papa. Pria yang tak lagi muda itu merasa curiga.

Buru-buru Arya pura-pura menguap. Setelah itu pamit pada papanya.

"Cuma gak bisa tidur, Nur sudah tidur duluan. Ya udah Pa. Arya masuk dulu."

"Kalau tidur, bangunin aja ... nggak apa-apa."

Arya berhenti melangkah sejenak, bibirnya tersenyum getir.

Klek

Hati-hati sekali Arya membuka pintu kamarnya, takut nanti membangunkan Nur. Setelah melihat sang istri sudah tertidur lelap, Arya kemudian menuju sofa. Ya, malam ini Arya akan tidur di sofa. Gara-gara kejadian semalam, ia sampai tak enak seharian ini pada Nur.

Arya juga menahan kesal pada Rama, bisa-bisanya pria itu melakukan hal menjijikkan seperti itu pada dirinya. Mengingat hal itu, Arya langsung mengusap wajah dengan kasar. Kemudian memilih memejamkan mata. Berharap bisa segera cepat tidur.

Tidak pernah tidur di sofa, Arya membolak-balik tubuhnya. Pria itu tidak bisa tidur. Akhirnya, Arya pun bangkit dan memilih duduk di balkon sambil menyesap rokok.

Wush ...

Suara angin yang menerpa korden dan masuk ke dalam kamar berkali-kali, membuat Nur mengerjap. Telinganya menangkap suara angin yang kecil itu. Nur lantas membuka mata, dilihatnya jendela kamar yang terbuka. Dengan sikap waspada, Nur turun dari ranjang. Ia mau memeriksa. Apa itu Arya? Akhir-akhir ini hati Nur selalu was-was.

"Belum tidur? Anginnya sangat kencang, nanti masuk angin," ucap Nur sembari memeluk tubuhnya sendiri. Angin malam dan hawa dingin di malam itu membuat ia merasa kedinginan.

"Tidak menggantuk, masuklah ke dalam lagi. Di sini sangat dingin."

Arya tetap fokus menatap ke langit gelap, sambil menikmati sensasi tembakau kualitas super. Hanya itu yang selama ini setia menemani Arya. Sedangkan sang istri, Nur pun memilih masuk lagi ke dalam, membiarkan Arya tengelam dalam kepulan asap yang ia ciptakan.

***

Pagi hari.

Di ruang tamu kediaman keluarga Brotoseno. Mama terlihat berat melepas kepergian Arya dan Nur.

"Sering-sering nginep sini, ya."

Mama terus saja memegangi tangan Nur, seolah tak rela mereka cuma menginap sebentar.

"Iya, Ma," jawab Arya sembari menarik koper.

"Ya sudah, hati-hati kalian berdua."

Nur dan Arya pun berpamitan, setelah itu mereka masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil, sambil mengemudi Arya mengajak bicara pada Nur yang duduk di sampingnya.

"Kita balik ke apartemen dulu, tidak apa-apa kan? Aku harus mencari rumah dulu. Dan itu butuh waktu." Arya kira tidak masalah untuk beberapa hari tinggal di apartemen. Toh, tetangga mereka sudah dimasukkan ke tahanan, pikir Arya.

"Terserah Mas Arya," jawab Nur tidak bersemangat. Mau di mana pun, sama saja. Setelah kejadian kemarin malam, ia merasa di manapun itu, tidak ada tempat yang aman.

"Kamu masih marah, Nur?"

Pria itu menyadari sikap dingin Nur yang belum mencair. Sedangkan Nur, ia sedang tidak ingin berbicara dengan suaminya, Nur memilih menatap jendela mobil. Melihat jalanan dengan tatapan kosong. Arya benar, ia sangat marah dengan pria itu. Malam yang kelam, masih meninggalkan rasa sakit di hatinya. Arya pria yang tidak bisa dipercaya. Arya sudah merusak kepercayaan gadis tersebut dengan menodainya.

***

Apartment

Nur nampak ragu ketika akan masuk, ia melirik sekilas pintu tetangga apartemen di sana.

"Dia sudah ditahan, penyidik kemarin menelpon untuk mengabari perkembangan kasus penyerangan waktu itu."

Seakan tahu, bila Nur merasa takut. Arya langsung mengatakan bahwa Leon sudah diamankan oleh pihak berwajib.

Sekarang, apa Nur sudah merasa aman, setelah Leon tertangkap? Tidak. Nur malah mencemaskan Arya. Pria itu jauh lebih berbahaya.

"Ayo masuk!" seru Arya yang melihat Nur tertegun di ambang pintu.

Setelah memastikan Nur masuk, barulah Arya melangkah menuju kamarnya sendiri. Semalam tidur sebentar, membuat pria itu merasa kantuk yang berat. Beberapa saat kemudian, Arya sudah tertidur pulas. Suara dengkuran halusnya terdengar berirama, pintu kamarnya pun dibiarkan terbuka begitu saja.

Sore hari, Nur sedang memasak di dapur. Perutnya terasa lapar. Dari pagi sampai sore, suaminya masih betah tak keluar kamar. Nur sempat mengintip lewat cela, dilihatnya Arya masih terlelap.

Selesai memasak, ia menata di meja makan. Meski marah pada Arya, ia tetap memasak untuk pria tersebut. Nur hanya menumpang, sudah diberikan tempat tinggal dan makan, ia bersyukur. Meski, satu sisi ia sangat kecewa. Karena kejadian malam itu. Tidak mau larut dalam kesedihan, dan hidup harus terus berjalan. Nur pun memutuskan melupakan kejadian tersebut.

Kini ia mencoba bersikap biasa, bersikap seperti sebelumnya. Anggap saja ia sebagai asisten di rumah itu. Menyiapkan semua keperluan Arya. Kecuali melayani di atas ranjang, itu sangat Nur tolak. Karena pernikahan mereka hanya sebuah perjanjian.

***

Malam hari, Nur merasa aneh. Sudah jam 8 malam, tapi tidak ada tanda-tanda Arya bangun. Khawatir tapi takut, Nur pun akhirnya memberanikan diri memeriksa kondisi Arya. Dengan langkah ragu-ragu, ia berjalan masuk kamar suaminya itu.

"Mas ... Mas Arya."

Arya masih saja tak bangun.

"Mas ...!"

Nur menaikan nada suaranya agar Arya mendengar dan bangun. Tapi percuma, pria itu seperti patung, diam tak bergerak. Curiga, Nur lantas semakin mendekat. Dengan takut-takut, Nur mengulurkan tangan. Mencoba menyentuh dahi Arya.

"Nggak demam kok," batin Nur.

Merasa sentuhan lembut di kulitnya, Arya sontak membuka mata. Ia terkejut saat melihat Nur. Sama kagetnya, Nur pun spontan mundur.

"Nur pikir Mas Arya sakit," Nur mencoba menjelaskan mengapa ia di kamar itu.

"Ah ... tidak, aku hanya kurang tidur."

Arya lantas meraih gelas di atas nakas, namun ternyata isinya kosong. Melihat itu, Nur pun meraih gelas tersebut.

"Biar Nur ambilkan," tawar Nur sembari meraih gelas yang sama. Tanpa sengaja jari-jari mereka malah bersentuhan. Membuat suasana canggung langsung memenuhi ruangan.

***

Aroma segar nan wangi, membuat Nur menoleh. Arya sedang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu terlihat tampan, apalagi habis mandi. Memanjakan mata, tapi tidak bagi Nur. Setiap menatap Arya, ia hanya merasakan rasa trauma tersendiri.

"Boleh Aku makan?"

Nur mengangguk, kemudian mengambilkan piring. Hanya satu piring.

"Kamu tidak makan?"

Nur menggeleng.

"Oh ..." Arya terlihat bingung mau ngomong apa.

Setelah Nur menyiapkan makan malam untuk Arya, ia kemudian memilih pergi dan melangkah masuk ke kamarnya.

Sementara Arya, ia diam saja. Tidak mencegah gadis itu. Arya tahu, Nur sepertinya menjaga jarak dengannya. Begitulah kehidupan pernikahan mereka, meskipun pasangan suami istri, ada jarak transparan yang terbentang antara keduanya.

***

Satu bulan kemudian.

Mereka masih tinggal di apartemen, rumah yang dibeli Arya beberapa hari lalu masih dalam tahap renovasi. Mungkin bulan depan baru bisa ditempati.

Pagi ini, keduanya nampak sibuk. Arya sedang bersiap-siap ke kantor. Sedangkan Nur, gadis yang tidak gadis lagi itu, menatap pantulan dirinya di depan cermin. Nur sudah cantik, pakaian yang ia kenakan juga membuatnya semakin menarik. Siapa lagi yang membelikan? Tentu saja Arya.

Setelah menghela napas panjang, Nur meraih tas di atas meja dan juga buku besar yang cukup tebal. Ya, hari ini Nur masuk kuliah di hati pertama. Karena Arya memaksa, akhirnya ia setuju untuk melanjutkan pendidikan. Apalagi, Nur memang ingin belajar dan belajar.

"Nur ... sudah siap?" teriak Arya yang sudah berdiri di depan kamarnya.

Klek

Nur keluar dari kamar, wajahnya terlihat cerah. Sepertinya, waktu bisa membuatnya lupa akan kejadian yang menyeramkan itu. Terlihat dari sikapnya pada Arya, meski tidak sedingin sebelumnya, setidaknya ia mau menatap wajah Arya ketika diajak bicara.

"Nanti pulangnya jangan naik bis, naik taksi ya," seru Arya sambil memberikan beberapa lembar uang warna merah.

"Yang kemarin masih ada, Mas," tolak Nur.

"Nggak apa, simpan aja ... buat jajan."

***

Mobil memasuki area kampus, banyak mahasiswa yang lalu lalang masuk ke dalam gerbang.

"Masuklah!" titah Arya saat mereka sudah berhenti tepat di depan kampus.

Nur pun mengangguk pelan, kemudian turun dari mobil. Setelah melihat Nur masuk ke dalam, barulah Arya menyalakan mesin mobil. Pria itu meninggalkan kampus dengan perasaan lega.

Di dalam kampus, Nur bertemu dengan suasana baru. Beberapa anak baru juga menyapannya dengan hangat. Ketika diajak teman barunya ke kantin untuk nongkrong sambil menunggu kelas, tiba-tiba Nur merasakan tak nyaman pada perutnya.

Kamar kecil.

"Kamu kenapa, Nur?"

Tok tok tok

Teman baru Nur merasa khawatir, mendengar gadis tersebut muntah-muntah cukup lama.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

karmila

karmila

hamidun s nur nih

2024-01-02

0

Tri Sulistyowati

Tri Sulistyowati

hamil

2023-06-30

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NUR PASTI OTW HAMIL NIH

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 PINGSAN
3 Tawaran Pekerjaan
4 Koki Dadakan
5 Penyerangan
6 Serangan Kedua
7 Jiwa Yang Terkoyak
8 Rumah Sultan
9 Pria Dari Masa Lalu
10 Tawaran Pernikahan
11 BERTEMU CAMER
12 Pengantin Baru
13 Peredam Nyeri
14 TERROR
15 Malam Pemaksaan
16 Ternoda Di Tangan Suami
17 Janji Seorang Pria
18 Ada Apa Dengan Nur
19 Mulai Gelisah
20 Test Pack
21 POSITIVE
22 Jealously
23 Don't Trust Me
24 Uji Coba
25 Degup Jantung Tak Biasa
26 Memalukan
27 Dia Tetaplah Seorang Pria
28 Malu-Malu Meong
29 Tidak Pernah Cukup
30 Serangan Dari Segala Penjuru
31 Aku Normal
32 Biarkan Bukti Yang Berbicara
33 I Believe
34 Buaya Dikadalin
35 Hilang
36 Pria Possessive
37 Pelangi Setelah Badai
38 Lebih Baik Berpisah
39 Salah Paham
40 MENDAMBA
41 BANGKIT
42 America
43 Masa Lalu
44 Pengumuman
45 Welcome Back
46 Zat Terlarang
47 Visual SPT
48 REHAB
49 MATI
50 Asal Muasa
51 Jangan Di Sini
52 Go Home
53 Enemy
54 Beautiful Trap
55 Stalker
56 Temptation
57 Tak Ada Kayu Rotan Pun Jadi
58 Menyerah
59 Jangan Mati
60 Berdiri Tanpa Obat
61 Benih Siapa
62 DILEMA
63 Keputusan Rama
64 Mr Killer
65 Tetap Diam
66 Jealously
67 Benci Tapi Rindu
68 ANAKMU
69 PERHITUNGAN
70 Aku Mau Kamu
71 Menikah Denganku
72 My Possessive Man
73 Berdebar
74 Get Married
75 Sengatan Listrik
76 Ada Apa
77 Pria Misterius
78 Bed Rest
79 Penasaran
80 Wanita Pilihan CEO 2 (Promo Novel Baru)
81 Memancing Huru-Hara
82 Suami Psikopat
83 Tragedy Berdarah
84 Tersentuh
85 Menepis EGO
86 Lembaran Baru
87 Bermain Solo
88 Happy Ending
89 Terciduk
90 Dia Juga Putramu
91 Perang Darah
92 Memaafkan
93 Soulmates
94 Dipaksa Menikah
95 Menikah Lalu Berpisah
96 Suami Istri Rasa Orang Asing
97 Dinner
98 Manusia Jahat
99 Menusuk Dari Belakang
100 Bertemu Lagi
101 Gagal Paham
102 BUMIL
103 TERGODA
104 WAR
105 Trouble Maker
106 HUKUMAN
107 Mencair
108 Negative Thinking
109 Keputusan Arya
110 SAH
111 SEKAMAR
112 Janji Perpisahan
113 Membuka Hati
114 Trouble is a Friend
115 Villa
116 Diambil Paksa
117 Menuju Inti
118 MODUS
119 Salah Sangka
120 SUAMIKU BISA JADI APASAJA
121 Kejar Target
122 Melayang Tanpa Sayap
123 MANJUR
124 Nasib Kevin
125 MANTAN
126 Rasa Yang Tertinggal
127 Keep Silent
128 Gombal
129 Balada Terpaksa
130 Percaya Padaku
131 TAMAT
132 Novel Baru "Wanita Pilihan CEO 2"
133 Bonus Chapter
134 Promosi Novel Baru "Kanina Yang Ternoda"
135 "Suami Satu Malam" Promo Novel Baru
136 Novel Baru
137 Dipaksa Menikah
138 the Lost Mafia Boy
139 Bagi-bagi THR
140 Prince of Wolf
141 dokter Asha and KOMPOL Bimasena
142 Crazy Rich
143 KEKASIH BAYARAN
144 The Devil Husband (Novel Baru)
145 Novel Baru "My Hot Uncle"
146 Novel Baru Pacarku Buaya
147 Novel Baru
148 Novel Baru Rekomendasi
149 Baru cerita romantis
150 Cerita Baru Dan Seru
151 Novel komedi romantis
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
PINGSAN
3
Tawaran Pekerjaan
4
Koki Dadakan
5
Penyerangan
6
Serangan Kedua
7
Jiwa Yang Terkoyak
8
Rumah Sultan
9
Pria Dari Masa Lalu
10
Tawaran Pernikahan
11
BERTEMU CAMER
12
Pengantin Baru
13
Peredam Nyeri
14
TERROR
15
Malam Pemaksaan
16
Ternoda Di Tangan Suami
17
Janji Seorang Pria
18
Ada Apa Dengan Nur
19
Mulai Gelisah
20
Test Pack
21
POSITIVE
22
Jealously
23
Don't Trust Me
24
Uji Coba
25
Degup Jantung Tak Biasa
26
Memalukan
27
Dia Tetaplah Seorang Pria
28
Malu-Malu Meong
29
Tidak Pernah Cukup
30
Serangan Dari Segala Penjuru
31
Aku Normal
32
Biarkan Bukti Yang Berbicara
33
I Believe
34
Buaya Dikadalin
35
Hilang
36
Pria Possessive
37
Pelangi Setelah Badai
38
Lebih Baik Berpisah
39
Salah Paham
40
MENDAMBA
41
BANGKIT
42
America
43
Masa Lalu
44
Pengumuman
45
Welcome Back
46
Zat Terlarang
47
Visual SPT
48
REHAB
49
MATI
50
Asal Muasa
51
Jangan Di Sini
52
Go Home
53
Enemy
54
Beautiful Trap
55
Stalker
56
Temptation
57
Tak Ada Kayu Rotan Pun Jadi
58
Menyerah
59
Jangan Mati
60
Berdiri Tanpa Obat
61
Benih Siapa
62
DILEMA
63
Keputusan Rama
64
Mr Killer
65
Tetap Diam
66
Jealously
67
Benci Tapi Rindu
68
ANAKMU
69
PERHITUNGAN
70
Aku Mau Kamu
71
Menikah Denganku
72
My Possessive Man
73
Berdebar
74
Get Married
75
Sengatan Listrik
76
Ada Apa
77
Pria Misterius
78
Bed Rest
79
Penasaran
80
Wanita Pilihan CEO 2 (Promo Novel Baru)
81
Memancing Huru-Hara
82
Suami Psikopat
83
Tragedy Berdarah
84
Tersentuh
85
Menepis EGO
86
Lembaran Baru
87
Bermain Solo
88
Happy Ending
89
Terciduk
90
Dia Juga Putramu
91
Perang Darah
92
Memaafkan
93
Soulmates
94
Dipaksa Menikah
95
Menikah Lalu Berpisah
96
Suami Istri Rasa Orang Asing
97
Dinner
98
Manusia Jahat
99
Menusuk Dari Belakang
100
Bertemu Lagi
101
Gagal Paham
102
BUMIL
103
TERGODA
104
WAR
105
Trouble Maker
106
HUKUMAN
107
Mencair
108
Negative Thinking
109
Keputusan Arya
110
SAH
111
SEKAMAR
112
Janji Perpisahan
113
Membuka Hati
114
Trouble is a Friend
115
Villa
116
Diambil Paksa
117
Menuju Inti
118
MODUS
119
Salah Sangka
120
SUAMIKU BISA JADI APASAJA
121
Kejar Target
122
Melayang Tanpa Sayap
123
MANJUR
124
Nasib Kevin
125
MANTAN
126
Rasa Yang Tertinggal
127
Keep Silent
128
Gombal
129
Balada Terpaksa
130
Percaya Padaku
131
TAMAT
132
Novel Baru "Wanita Pilihan CEO 2"
133
Bonus Chapter
134
Promosi Novel Baru "Kanina Yang Ternoda"
135
"Suami Satu Malam" Promo Novel Baru
136
Novel Baru
137
Dipaksa Menikah
138
the Lost Mafia Boy
139
Bagi-bagi THR
140
Prince of Wolf
141
dokter Asha and KOMPOL Bimasena
142
Crazy Rich
143
KEKASIH BAYARAN
144
The Devil Husband (Novel Baru)
145
Novel Baru "My Hot Uncle"
146
Novel Baru Pacarku Buaya
147
Novel Baru
148
Novel Baru Rekomendasi
149
Baru cerita romantis
150
Cerita Baru Dan Seru
151
Novel komedi romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!