My Chosen Man
...M.Y.C.H.O.S.E.N.M.A.N...
...Jika memang awal, bolehkan gue berharap happy ending...
...~Elena...
***
Elena Arabella, gadis bertubuh pendek dengan rambut sepinggang. Mata bulat ditumbuhi bulu mata yang lentik, pipinya gembul namun terlihat cocok diwajahnya. Otaknya pintar tapi sifatnya terlalu polos.
"Loh De, ngapain duduk disini. Kok ga masuk kelas sih?" tanya Elena dengan heran melihat sahabatnya yang sedang duduk di gazebo dekat taman.
"Gue lagi nungguin Arvel."
"Ngapain nunggu Arvel, bukannya kalian biasa berangkat bareng?" Elena langsung duduk disamping Dean yang semenjak tadi tak henti-hentinya memperhatikan siswa siswi yang berlaluan sambil berharap menemukan Arvel di sana.
"Gimana mau bareng Elena, dari malam tadi aja telepon gue ga diangkat."
Dean menghela napas menahan kesal sambil mengingat kejadian malam tadi, ketika ia menghubungi Arvel sampai berpuluh-puluh kali namun tidak ada jawaban sama sekali dari kekasihnya itu.
"Arvel!" Dean langsung berlari menghampiri Arvel dan meninggalkan Elena di gazebo.
Mata Elena melihat ke arah Dean berlari dan pandangannya tertuju pada seseorang yang hampir 3 tahun ini masih saja menjadi pemilik hatinya.
Erlangga bratadika merupakan teman dari Arvel pacar Dean.
Erlang dan teman-temannya berjalan ke arah Elena meninggalkan sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
“Pagi Neng Lele.” Sapa Eros yang berjalan didepan Erlang. Selalu saja, cowok itu memanggil Elena dengan sebutan lele. Emang Elena ikan.
Guntur menyikut lengan Erlang ”Awww sengat abang neng.”
“Abang rela kalau disengat Neng Lele”
“Sengat-sengat ashekhuyyy,” Eros dan Guntur terus mengoceh, sedang Erlang hanya acuh dan memakai jaket hitam dengan lambang burung Elang dibagian dada.
Dengan perasaan kesal, Elena hanya mampu menunduk ketika Erlang menatapnya sejenak lalu pergi ke kelasnya.
Elena memang menyukai Erlang, tapi ia sadar diri saat dulu usahanya untuk mendekati Erlang tak membuahkan hasil.
Lagipula di Sma, Erlang adalah cowok yang diidolakan gadis-gadis.
Berkelahi, bisa dipastikan saat melihat permukaan kulit laki-laki itu yang terlihat membiru diberbagai sisi.
Elena melangkahkan kaki menuju kelasnya. Tak selang berapa lama Dean datang dan duduk di kursi samping Elena sambil menghempaskan tas yang dibawanya.
"Kenapa De, ada masalah lagi, berantem lagi?" tanya Elena sambil memegang bahu sahabatnya itu.
"Gue kesel Len, Arvel berantem lagi !" Dean memijit pelipisnya.
"Kan biasanya Arvel, Erlang sama teman-temannya juga berantem De?"
Avaregal, adalah nama genk yang dikelola Erlangga bratadika sebagai ketuanya. Tinggi, putih, mata yang tajam serta hidung yang runcing.
Dan jangan lupakan tubuh yang besar, kuat serta lihai dalam olahraga basket menjadikannya sosok yang diidamkan oleh anak sma mawar merah.
Avaregal punya beberapa anggota inti yang pertama Arvel dhananjaya, kaki tangan dari Erlang. Mirip ke bule-bulean keturunan Indonesia Amerika.
Tubuhnya memang tak sebesar Erlang tapi kelihaiannya dalam main basket dapat Erlang andalkan.
Aries mahawira, bendahara di Avaregal. Ia merupakan yang paling kaya, bahkan melebihi Erlang. Diusianya yang muda ia sudah mengelola beberapa club besar dijakarta.
Ia juga sosok yang paling pintar bahkan sering menjadi lawan Elia saat ada uji tanding untuk membawa nama mawar merah ke olimpiade.
Eros naruna, sekretaris yang hobinya makan. Motto hidupnya adalah makanlah sebelum engkau tak bisa makan, meskipun begitu tubuhnya tak gemuk, katanya sih makanan yang ia makan dibagi dua sama cacing dalam perut. Heh, jijeyy.
Dan yang terakhir, sebenarnya bukan yang terakhir sih. Masih banyak lagi anggota avaregal, namun tak begitu hits.
Gunadhya Guntur, tak sesuai namanya Guntur adalah sosok yang humble katanya tapi playboy, cewenya dimana-mana. Suka ngeghosting kaya orang buang kentut. Suka ngelepas ga mau tanggung jawab.
Perlu digaris bawahi ya gaes. Avaregal adalah nama tim basket yang merangkap menjadi nama genk. Bukan nama buat anak bermotor kaya anak jalanan atau anak gelandangan. Eh!
Sudah cukup perkenalan sama genk Avaregal sekarang pulang, eh maksudnya balik ke…
"Masalahnya Elena, kalau sekali lagi Arvel dan teman segenknya itu terlibat perkrlahian, mereka akan dikeluarkan dari sekolah ini!" mata Dean terlihat berkaca-kaca. Dia menghadap ke atas agar butiran air matanya tak menetas.
"Erlang juga ?"
"Menurut lo?”
Selama jam pembelajaran berlangsung, Elena tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Pikirannya disibukkan dengan oleh Erlang. Sampai bel berbunyi menandakan waktu istirahat.
Elena, Dean dan satu lagi sahabat Elena yaitu Jihan. Jihan adalah salah satu korban ghosting kang petir.
Mereka berjalan kea rah kantin dan tak sengaja melihat seorang pria paruh baya beserta para ajudannya memasuki ruang konseling.
Pria paruh baya tersebut merupakan orang yang mensponsori sekolah yang sekarang ini di tempatinya. Orang tersebut tak lain yaitu Handoko Bratadika ayah dari Erlangga Bratadika.
"Apa mereka benar-benar akan dikeluarkan ya?"
"Untuk Erlang kurasa enggak Len tapi untuk Arvel..." Jihan mengantup mulutnya saat mendapat tatapan tajam dari Dean.
Elena mengatup mulutnya dan berhenti untuk bertanya. Mereka sampai dikantin, hanya Jihan yang makan dengan lahap sedangkan Elena dan Dean sibuk memikirkan urusan perhatian. Hey, bukan hanya hati yang perlu asupan.
"De, sudah jam pulang. Lo mau bareng gue atau pulang sama Arvel?"
"Gue sama Arvel aja ya Len" Elena pun mengiyakan permintaan Dean dan keluar kelas menuju parkiran sedangkan Jihan sudah pulang terlebih dahulu karena ijin mau pulang kampung.
Terkutuk kau para penebar paku dijalanan. Tidakkah kau merasa iba melihat seorang gadis harus mendorong motor sendirian.
Elena terus bergumam, Moru yang ia kendarai pagi tadi dan masih terlihat baik-baik saja saat ia tinggalkan diparkiran tiba-tiba saja kehabisan nyawa, eh ralat kehabisan angin. Moru, adalah sebutan untuk motor kesayangan Elena motor biru.
"Bocor?" tanya cowo yang berada dibelakang Elena. Elena pun berbalik karena mengenali suara tersebut.
Erlang sedang duduk disamping mobil merahnya. Dengan tangan yang menyisir rambut kebelakang dan satunya lagi ia simpan di dalam saku celana.
"Woy Bocil, loe kok bengong!"
"Eng-enggak tau, tiba-tiba bocor. Padahal pagi tadi baik-baik aja"
"Ikut gue aja naik mobil daripada loe harus dorong motor. Lagian jarak bengekel juga jauh. Kalau masalah motor loe nanti gue suruh orang buat bawa ke bengkel"
“Hah, Beneran?”
“Ga, bohong gue.”
“Terus tadi apa?”
“Loe tuh selama ini pura-pura pinter atau sengaja bodoh sih?”
“Hah,”
“Ga ada kata selain hah ya?”
Elena semakin gugup, jantungnya serasa meloncat. Oh tuhan tolong kondisikan jantung Elena atau sekalian bikin Elena pingsan aja biar bisa digendong sama calon suami.
“Cepet, mau ikut gue atau ngga?”
“MAU!” teriak Elena.
Elena kurang-kurangin. Malu sama rumput yang bergoyang sampai mau merobohkan Dei saja .
“Mau.” Ralat Elena dengan anggun sambil meyelipkan anak rambut ke telinga.
Elena pun mengiyakan perkataan Erlang.
Perasaan senang menyelimuti hati nya. Bagai bunga yang sedang bermekaran.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Hanya alunan musik dari radio mobil yang berbunyi.
Ku hamil duluan
Sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran tidurnya berduaan
Elena bergidik dan pura-pura menengok ke luar kaca mobil.
Hmmmm Erlang berdehem "Alamat loe di mana?"
"Di perumahan Anggek Blok E No II" ucap Elena sambil memegang tas sekolahnya.
"Oke." Erlang kembali melajukan mobilnya menuju alamat yang diberitahu Elena. Mobil Erlang pun sudah memasuki pekarangan rumah Elena.
"Terimakasih ya Lang buat tumpangannya"
"Terima kasih loe diterima asal lo penuhi syarat dari gue" Erlang tersenyum licik sambil mematikan mobilnya.
"Syarat ? Emang harus pakai syarat ya Lang ?"
"Ya haruslah."
"Emang syaratnya apa Lang?" tanya Elena yang penasaran.
"Loe kan tau nilai gue di sekolah anjlok. Loe mau ngga jadi guru les gue. Loe juga kan pinter, ngga ada salahnya dong."
“Aries juga pintar” sok jual mahal, aslinya mau. MAU BANGET mah Elena.
"Loe nolak gue?" Erlang menyerngitkan alisnya.
Tahan Elena, jual mahal sedikit lagi. Strategi lo hampir berhasil. Dulu waktu lo ngejar-ngejar Erlang justru membuat Erlang menjauh. Dean memang benar, harus jual mahal biar bikin cowok penasaran.
“Kenapa lo mau gue yang ngajarin lo?”
“Gue nolak buat jawab! Kalo lo ga mau its oke ."
“Eh...” kesempatan berlian Elena buat bisa dekat sama pangeran salju.
“Gue cabut!”
"IYA, GUE MAU" heh malu-maluin lagi.
"Oke, gue tunggu malam ini."
"Hah, malam ini? Apa enggak bisa besok siang?" ucap Elena yang terkejut akan pernyataan Erlang.
"Kalau bisa malam ini ngapain nunggu besok. Lebih cepat kan lebih baik." Erlang tersenyum tipis.
"Tapi gue ngga tau di mana alamat loe" ucap Elena dengan polosnya, bohong. Elena mah tau segalanya tentang Erlang. Sampai pakaian dalam pun kalau ditanya Elena punya jawabannya. Dasar bucin.
"Sini mana handphone loe"
"Buat apaan" Elena mengeluarkan handphone dari dalam tasnya. Dan langsung direnggut oleh Erlang. Erlang pun mengambil handphone dari sakunya dan mengetik sesuatu di sana.
"Nomor loe sudah gue simpan di handphone gue. Nanti gue kasih alamatnya. Gue tunggu ya bocil. Ingat malam ini." terdapat penekanan diantara kalimatnya.
Belum Elena mengiyakan Erlang sudah menghidupkan mobilnya dan mengharuskannya turun secepat mungkin. Elena turun dari mobil dan membiarkan mobil Erlang berlalu tanpa ada sepatah kata pun.
“Dean, strategi lo berhasil. Erlang suka sama gue!” teriak Elena saat masuk ke dalam rumah. Ia mencium handphone yang tadi dipegang Erlang. Wangi tangan Erlang, Elena terkikik hingga menabrak pintu kamar.
Jika memang awal, bolehkan gue berharap happy ending.
***
Malam pun tiba, kini Elena sudah siap ke rumah Erlang dengan memesan taxi karena sepeda motornya masih di bengkel. Dengan perasaan berbunga-bunga Elena menuju ke rumah Erlang.
Ting nong
Elena sampai di depan pintu rumah Erlang sambil memencet bel. Tak lama keluar sosok pria yang saat itu ingin ditemui Elena.
"Yuk masuk." Erlang mempersilahkan Elena untuk masuk. Elena pun duduk di sebuah sofa yang berada di ruang tamu tersebut.
"Tunggu di sini, gue mau kedapur dulu." belum Elena mengiyakan sosok Erlang sudah pergi menuju dapur. Ia mengamati punggung Erlang yang semakin menjauh.
"Apa dia orangnya?"
"Hmmmm."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Salken
mampir ya Thor
2023-08-27
0
Susilawati
mampir
2022-09-14
0
ayank Mew mewlions☀️🦁🐼
salfol gambarr novelnya adek gupi ya thorrrr.wahhh
2022-08-07
0