...M.Y.C.H.O.S.E.N.M.A.N....
...Pujilah diri sendiri sebelum memuji orang lain...
...~Elena...
***
"Tidak mas, ini sudah cukup."
Laki-laki itu pun mengangguk dan mereka berjalan menuju kasir untuk membayar minuman. Sesampai di parkiran Elena berterimakasih kepada laki-laki tersebut, belum sempat laki-laki itu menjawab Elena langsung lari menuju sepeda motornya karena 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.
Cantik! gumamnya seraya terus mengamati punggung Elena yang semakin menjauh
***
Semenjak kejadian malam itu Elena dan Erlang menjadi semakin dekat.
Tapi yang anehnya ketika disekolah Elang bersikap acuh seakan tidak mengenal Elena. Namun Elena tidak terlalu memikirkannya karena rasa senangnya lebih besar dari rasa penasarannya. Biarkan Elena bahagia gaes.
Saat ini Elena sedang di depan cermin rias. Karena sebentar lagi ia akan pergi ke bioskop bersama Erlang. Ini yang pertama kali bagi Elena jalan bersama seorang laki-laki. Karena dari dulu Elena tidak pernah membuka hati untuk laki-laki manapun.
Elena memoles make up tipis di wajahnya dan mengikat tinggi rambutnya yang panjang sehingga memperlihatkan lehernya yang putih dan jenjang.
Dengan memakai dress selutut berwarna dusty pink yang senada dengan warna ikat rambutnya. Dipadukan dengan tas dan flath shoes bewarna hitam. Elena duduk di kursi teras menunggu Erlang menjemputnya sambil beberapakali memuji Diri.
Aku cantik sekali, Elena terkikik sambil memelintir rambut dengan jarinya.
Pujilah diri sendiri sebelum memuji orang lain, motto Elena. Terserah Elena saja.
Tak lama terlihat mobil hitam milik Erlang masuk kepekarangan rumah Elena. Elena menghampiri mobil Erlang dengan sedikit berlari kecil sampai terkejut ketika melihat Erlang turun dari mobil dan menuju ke pintu penumpang.
"Silahkan masuk tuan putri" ucap Erlang tersenyum sambil membukakan pintu mobil.
Elena tertunduk malu dan masuk ke dalam mobil. Sejak kapan Elena jadi pemalu? Biasanyakan malu-maluin.
"Loe kenapa Lang liatin gue kaya gitu. Ada yang salah ya sama penampilan gue atau make up gue terlalu tebal atau baju gue jelek ya?" Elena yang sedari merasa tidak nyaman karena Erlang terus menatapnya.
"Loe terlihat beda saat pakai make up. Cantik, makin gemesin." Erlang mencubit pipi Elena
"Loe nyubit suka enggak nyadar ya. Kenceng banget, sakit tau." Elena mengusap pipi bekas cubitan Erlang.
Bukan sakit, tapi Elena modus. Pegang pipi bekas tangan Erlang, gue bingung gimana konsepnya woyy!
"Sorry, loe gemesin sih jadi tangan gue enggak tahan rasanya pengen nyubit." Erlang mengangkat tangannya dan jarinya membentuk V tanda meminta damai.
Erlang selalu bisa membuatnya merasa jungkir balik, rooling hingga kayang dalam bersamaan
Setelah sampai di mall mereka segera menuju bioskop. Membeli pop corn berukuran besar dan dua gelas minuman dingin.
Mereka berdebat kecil saat memilih genre film. Erlang lebih menyukai film horor sedangkan Elena memilih film komedi.
"Gue maunya film komedi Erlang. Gue enggak mau film horor nanti gue parnoan" ucap Elena yang kekeh dengan pendiriannya.
"Mending film horor lebih ada sensasinya daripada film komedi nanti loe sakit perut gara-gara kebanyakan ketawa."
"Gue enggak mau!" Elena melipatkan tangan di dada sambil mengerucutkan bibirnya.
Karena lelah berdebat akhirnya mereka memilih film romantis. Mereka duduk di kursi barisan nomor 2 bagian tengah. Keduanya seakan hanyut akan film tersebut. Sesekali Elena melihat Erlang yang sedang fokus menonton film.
Elena masih tak menyangka jika ia sedang duduk bersama Erlang sambil menonton film. Sikap Erlang pun berubah drastis semenjak kejadian Erlang dan genknya hendak dikeluarkan dari sekolah.
Elena berpikir mungkin Erlang mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi lewat dirinya. Karena semenjak bersamanya, Erlang tidak pernah terlibat perkelahian dan nilai Erlang di sekolah pun menjadi meningkat.
"Loe kenapa, enggak suka sama filmnya?" Erlang menoleh karena merasa Elena sedari tadi terus memandangnya.
"Su-suka, gue suka kok sama filmnya. Pemeran utamanya juga ganteng cocok sama perannya." Elena mengalihkan pandangannya ke layar besar bioskop sambil mengambil beberapa pop corn untuk dimakan.
Erlang terkekeh mendengar pernyataan Elena.
"Apa loe enggak nyimak filmnya? pemeran utamanya buruk rupa malah dibilang ganteng. Jelas-jelas dari judulnya sudah ketahuan Si buruk rupa dan Tuan putri berarti pemain utamanya buruk rupa." ucap Erlang sambil memegang perutnya menahan tawa karena takut mengganggu penonton lain.
Aduh Elena loe ngomong apasih, malu-maluin banget sumpah. Ahhh gue rasa pengen ngilang dari hadapan Erlang Batin Elena.
Tangannya tak henti-henti menepuk mulutnya sambil membuang muka dari Erlang. Dirinya terlalu malu melihat Erlang yang sedang menertawakannya.Tiba-tiba Erlang menarik tangan Elena dan membawa tubuh Elena ke dalam dekapannya.
"Gue tau kok, kalau liatin gue lebih asik dari nontonin film. Secara kan gue gantengnya pake banget. Jadi loe enggak usah malu." Erlang mengusap-usap puncuk kepala Elena.
Elena mendekatkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Erlang. Ia merasa nyaman di dalam dekapan Erlang.
Elena memejamkan matanya merasakan kehangatan di sana. Tangannya dengan refleks memeluk pinggang Erlang.
"Loe kok malah jadi nikmatin pelukan gue." ucap Erlang melepaskan dekapannya dan menjauhkan tubuh Elena.
"Loe ngeselin ya jadi orang." Elena kesal sambil memanyunkan bibirnya. Erlang sangat senang ketika melihat ekspresi Elena yang kesal.
Mereka melanjutkan film sampai habis. Saat film telah habis mereka pun keluar dari bioskop dan mampir disebuah restoran di dalam mall untuk mengisi perut.
"Lang, gue mau ke toilet dulu ya."
"Gue tunggu di parkiran, jangan lama-lama."
"Oke." Elena pun segera menuju toilet.
Selesai dari toilet dengan tergesa-gesa Elena lari menuju parkiran karena takut Erlang terlalu lama menunggunya.
Sesampai di depan pintu mobil Elena segera masuk karena pintu mobil tidak dikunci. Dilihatnya Erlang sedang memejamkan mata dengan tangan yang dijadikan bantal olehnya.
"Lang, loe tidur ya?" Elena menggoyang-goyangkan bahu Erlang.
"Apaan sih loe, gue ngga tidur cuma merem bentar doang." ucap Erlang sambil membenarkan posisinya lalu menghidupkan mesin mobil.
Tak terasa hari sudah malam. Elena memandang ke luar mobil melihat pasangan-pasangan remaja memadati jalanan.
Karena malam ini malam minggu banyak pasangan-pasangan remaja yang menghabiskan waktu bersama.
Setelah bosan Elena memutuskan untuk tidur. Karena semenjak di dalam mobil Erlang tak mengajaknya bicara, dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat itu.
Elena terbangun setelah tertidur beberapa saat. Ketika bangun Elena tak menemukan sosok Erlang disampingnya.
Elena melihat keluar jendela mobil. Sepi, banyak pohon-pohon disekelilingnya bagaikan sebuah hutan.
"Tempat apa ini? apa salah gue sampai Erlang ninggalin gue ditempat horror? Apa Erlang marah sama gue? gue takut..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Hadeh hhhh
dikerjain nih...?????
2023-08-27
0